Disusun Oleh :
Nama : Sumiyati
Sarafudin
NIP :
198611142010012005
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Puji syukur kehadirat Allah karena dengan izin dan karunia serta segala
anugerah-Nya, makalah dengan topik “Keselamatan dan Kesehatan Kerja Di
Laboratorium” dapat selesai tepat pada waktunya.
Tak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini baik dengan materi maupun non
materi. Kami sangat mengharapkan saran, ulasan, dan kritik yang membangun
dari semua pihak agar pembuatan dan penyusunan makalah berikutnya bisa lebih
baik. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk semua pihak pada umumnya
dan kami pada khususnya.
Wassalam
Peyusun
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar……………………………………………………………. i
Daftar Isi………………………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN …………………………………...................... 1
1.1. Latar Belakang …………………………………………………. 1
1.2 Rumusan Masalah ….……………………………………………… 2
1.3 Tujuan ..………………......................................................................... 3
BAB II KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI
LABORATORIUM…………………………………………….. 4
2.1 Identifikasi Masalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Laboratorium……………………………………………………….. 4
2.2 Penyebab Kecelakaan Kerja……………………………………… 4
2.3 Penyebab Akibat Kerja dan Penyakit Akibat Hubungan Kerja di
Laboratorium…………………………………………………….… 6
2.4 Pengendalian Penyakit Akibat Kerja Dan Kecelakaan Melalui
Penerapan Kesehatan Dan Keselamatan Kerja……………………. 10
2.5 Pakaian Laboratorium……………………………………………… 11
2.6 Pembuangan Limbah………………………………………………. 12
2.7 Penanggulangan Keadaan Darurat………………………………… 12
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 17
BAB I
PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang
I.3 Tujuan
a. Tujuan Umum
Untuk mengetahui keselamatan dan kesehatan kerja di laboratorium
b. Tujuan Khusus
a. Untuk mengidentifikasi masalah keselamatan dan kesehatan kerja
b. Untuk mengetahui penyebab kecelakaan kerja
c. Untuk mengetahui penyebab akibat kerja dan penyakit akibat
hubungan kerja di laboratorium
d. Untuk mengetahui pengendalian penyakit akibat kerja dan
kecelakaan melalui penerapan kesehatan dan keselamatan kerja
e. Untuk mengetahui cara berpakaian di laboratorium
f. Untuk mengetahui pembuangan limbah
g. Untuk mengetahui penanggulangaan keadaan darurat
BAB II
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI LABORATORIUM
Pencegahan :
Gunakan alat suntik sekali pakai
Jangan tutup kembali atau menyentuh jarum suntik yang telah
dipakai tapi langsung dibuang ke tempat yang telah disediakan
(sebaiknya gunakan destruction clip).
Bekerja di bawah pencahayaan yang cukup
2) Faktor Kimia
Petugas di laboratorium kesehatan yang sering kali kontak dengan bahan
kimia dan obat-obatan seperti antibiotika, demikian pula dengan solvent
yang banyak digunakan dalam komponen antiseptik, desinfektan dikenal
sebagai zat yang paling karsinogen. Semua bahan cepat atau lambat ini
dapat memberi dampak negative terhadap kesehatan mereka. Gangguan
kesehatan yang paling sering adalah dermatosis kontak akibat kerja yang
pada umumnya disebabkan oleh iritasi (amoniak, dioksan) dan hanya
sedikit saja oleh karena alergi (keton). Bahan toksik ( trichloroethane,
tetrachloromethane) jika tertelan, terhirup atau terserap melalui kulit
dapat menyebabkan penyakit akut atau kronik, bahkan kematian. Bahan
korosif (asam dan basa) akan mengakibatkan kerusakan jaringan yang
irreversible pada daerah yang terpapar.
Pencegahan :
a) ”Material safety data sheet” (MSDS) dari seluruh bahan kimia yang
ada untuk diketahui oleh seluruh petugas laboratorium.
b) Menggunakan karet isap (rubber bulb) atau alat vakum untuk
mencegah tertelannyabahan kimia dan terhirupnya aerosol.
c) Menggunakan alat pelindung diri (pelindung mata, sarung tangan,
celemek, jas laboratorium) dengan benar.
d) Hindari penggunaan lensa kontak, karena dapat melekat antara mata
dan lensa.
e) Menggunakan alat pelindung pernafasan dengan benar.
3) Faktor Ergonomi
Ergonomi sebagai ilmu, teknologi dan seni berupaya menyerasikan alat,
cara, proses dan lingkungan kerja terhadap kemampuan, kebolehan dan
batasan manusia untuk terwujudnya kondisi dan lingkungan kerja yang
sehat, aman, nyaman dan tercapai efisiensi yang setinggi-tingginya.
Pendekatan ergonomi bersifat konseptual dan kuratif, secara popular
kedua pendekatan tersebut dikenal sebagai To fit the Job to the Man and
to fit the Man to the Job Sebagian besar pekerja di perkantoran atau
Pelayanan Kesehatan pemerintah, bekerja dalam posisi yang kurang
ergonomis, misalnya tenaga operator peralatan, hal ini disebabkan
peralatan yang digunakan pada umumnya barang impor yang disainnya
tidak sesuai dengan ukuran pekerja Indonesia. Posisi kerja yang salah dan
dipaksakan dapat menyebabkan mudah lelah sehingga kerja menjadi
kurang efisien dan dalam jangka panjang dapat menyebakan gangguan
fisik dan psikologis (stress) dengan keluhan yang paling sering adalah
nyeri pinggang kerja (low back pain)
4) Faktor Fisik
Faktor fisik di laboratorium kesehatan yang dapat menimbulkan masalah
kesehatan kerja meliputi:
a) Kebisingan, getaran akibat mesin dapat menyebabkan stress dan
ketulian
b) Pencahayaan yang kurang di ruang kamar pemeriksaan, laboratorium,
ruang perawatan dan kantor administrasi dapat menyebabkan
gangguan penglihatan dan kecelakaan kerja.
c) Suhu dan kelembaban yang tinggi di tempat kerja
d) Terimbas kecelakaan/kebakaran akibat lingkungan sekitar.
e) Terkena radiasi
Khusus untuk radiasi, dengan berkembangnya teknologi pemeriksaan,
penggunaannya meningkat sangat tajam dan jika tidak dikontrol dapat
membahayakan petugas yang menangani.
Pencegahan :
Pengendalian cahaya di ruang laboratorium.
Pengaturan ventilasi dan penyediaan air minum yang cukup memadai.
Menurunkan getaran dengan bantalan anti vibrasi
Pengaturan jadwal kerja yang sesuai.
Pelindung mata untuk sinar laser
Filter untuk mikroskop
5) Faktor Psikososial
Beberapa contoh faktor psikososial di laboratorium kesehatan yang dapat
menyebabkan stress:
a) Pelayanan kesehatan sering kali bersifat emergency dan menyangkut
hidup mati seseorang. Untuk itu pekerja di laboratorium kesehatan di
tuntut untuk memberikan pelayanan yang tepat dan cepat disertai
dengan kewibawaan dan keramahan-tamahan
b) Pekerjaan pada unit-unit tertentu yang sangat monoton.
c) Hubungan kerja yang kurang serasi antara pimpinan dan bawahan
atau sesama teman kerja.
d) Beban mental karena menjadi panutan bagi mitra kerja di sector
formal ataupun informal.
Limbah bahan kimia secara umum meracuni lingkungan, oleh karena itu
perlu penanganan khusus :
1. Limbah bahan kimia tidak boleh dibuang langsung ke lingkungan .
2. Buang pada tempat yang disediakan
3. Limbah organik dibuang pada tempat terpisah agar bisa didaur ulang.
4. Limbah padat (kertas saring, korek api, endapan) dibuang ditempat
khusus.
5. Limbah yang tidak berbahaya (Misal : detergen) boleh langsung
dibuang
6. pengenceran air yang cukup banyak.
7. Buang segera limbah bahan kimia setelah pengamatan selesai.
8. Limbah cair yang tidak larut dlm air dan beracun dikumpulkan pada
botol dan diberi label yg jelas.
3. Simbol Bahaya
Di lingkungan lab terdapat benda benda yang berbahaya berikut ini
ada beberapa simbul bahaya yang harus dikenali :
Gambar diatas adalah simbol-simbol yang umumnya ada di laboratorium.
Simbol ini harus diperhatikan dan dipahami supaya Anda mengetahui
bahaya yang ada pada suatu benda atau zat kimia. Berikut adalah
penjelasan simbol-simbol tersebut.
1. Animal hazard adalah bahaya yang berasal dari hewan. Mungkin saja
hewan itu beracun karena telah disuntik bermacam-macam zat hasil
eksperimen atau dapat menggigit dan mencakar Anda.
2. Sharp instrument hazard adalah bahaya yang berasal dari benda-
benda yang tajam. Benda itu jika tidak digunakan dengan benar maka
dapat melukai Anda.
3. Heat hazard adalah bahaya yang berasal dari benda yang panas.
Tangan Anda akan kepanasan jika menyentuh benda tersebut dalam
keadaan aktif atau menyala.
4. Glassware hazard adalah bahaya yang berasal dari benda yang
mudah pecah. BIasanya berupa gelas kimia.
5. Chemical hazard adalah bahaya yang berasal dari bahan kimia. Bisa
saja bahan kimia itu dapat membuat kulit kita gatal dan iritasi.
6. Electrical hazard adalah bahaya yang berasal dari benda-benda yang
mengeluarkan listrik. Hati-hati dalam menggunakannya supaya tidak
tersengat listrik.
7. Eye & face hazard adalah bahaya yang berasal dari benda-benda
yang dapat membuat iritasi pada mata dan wajah. Gunakan masker
atau pelindung wajah sebelum menggunakan bahan tersebut.
8. Fire hazard adalah bahaya yang berasal dari benda yang mudah
terbakar. Contohnya adalah kerosin (minyak tanah) dan spiritus.
9. Biohazard adalah bahaya yang berasal dari bahan biologis. Bahan
tersebut bisa dapat menyebabkan penyakit mematikan seperti AIDS.
Contohnya adalah tempat pembuangan jarum suntik.
10. Laser radiation hazard adalah bahaya yang berasal dari sinar laser.
11. Radioactive hazard adalah bahaya yang berasal dari benda
radioaktif. Benda ini dapat mengeluarkan radiasi dan jika terpapar
3.2 SARAN
Keterlibatan dan komitmen yang tinggi dari pihak manajemen atau
pengelola laboratorium kesehatan mempunyai peran sentral dalam
pelaksanaan program ini. Demikian pula dengan pihak petugas kesehatan
dan non kesehatan yang menjadi sasaran program K3 ini harus
berpartisipasi secara aktif, bukan hanya sebagai obyek tetapi juga berperan
sebagai subyek dari upaya mulia ini. Melalui kegiatan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja , diharapkan petugas kesehatan dan non kesehatan
yang bekerja di laboratorium kesehatan dapat bekerja dengan lebih
produktif, sehingga tugas sebagai pelayan kesehatan kepada masyarakat
dapat ditingkatkan mutunya
Daftar Pustaka
Bahan Ajar Pelatihan Manajemen Laboratorium, Deroktoral Jendral
Pendidikan Tinggi, Proyek Peningkayan Manajemen Pendidikan tinggi, 2002
http://bahankuliahkesehatan.blogspot.co.id/2011/02/promosi-k3-
laboratorium.html#
http://analismuslim.blogspot.co.id/2011/11/kecelakaan-kerja.html
keselamatan-kerja-di-laboratorium.pdf
file:///D:/video%20K3%20lab/7%20Prosedur%20Keselamatan%20Kerja
%20di%20Laboratorium%20_%20Hedi%20Sasrawan.htm