Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI


LABORATORIUM

Disusun Oleh :
Nama : Sumiyati
Sarafudin
NIP :

198611142010012005

UPT PUSKESMAS SOASIO


DINAS KESEHATAN KOTA TIDORE KEPULAUAN
TAHUN 2022

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.
Puji syukur kehadirat Allah karena dengan izin dan karunia serta segala
anugerah-Nya, makalah dengan topik “Keselamatan dan Kesehatan Kerja Di
Laboratorium” dapat selesai tepat pada waktunya.
Tak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini baik dengan materi maupun non
materi. Kami sangat mengharapkan saran, ulasan, dan kritik yang membangun
dari semua pihak agar pembuatan dan penyusunan makalah berikutnya bisa lebih
baik. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk semua pihak pada umumnya
dan kami pada khususnya.

Wassalam

Peyusun

DAFTAR ISI

Halaman
Kata Pengantar……………………………………………………………. i
Daftar Isi………………………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN …………………………………...................... 1
1.1. Latar Belakang …………………………………………………. 1
1.2 Rumusan Masalah ….……………………………………………… 2
1.3 Tujuan ..………………......................................................................... 3
BAB II KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI
LABORATORIUM…………………………………………….. 4
2.1 Identifikasi Masalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Laboratorium……………………………………………………….. 4
2.2 Penyebab Kecelakaan Kerja……………………………………… 4
2.3 Penyebab Akibat Kerja dan Penyakit Akibat Hubungan Kerja di
Laboratorium…………………………………………………….… 6
2.4 Pengendalian Penyakit Akibat Kerja Dan Kecelakaan Melalui
Penerapan Kesehatan Dan Keselamatan Kerja……………………. 10
2.5 Pakaian Laboratorium……………………………………………… 11
2.6 Pembuangan Limbah………………………………………………. 12
2.7 Penanggulangan Keadaan Darurat………………………………… 12

BAB III PENUTUP…………………………………………………….. 16


3.1 Kesimpulan………………………………………………………… 16
3.2 Saran……………………………………………………………….. 16

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 17
BAB I
PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang

Laboratorium adalah tempat staf pengajar, mahasiswa dan pekerja


lab melakukan eksprimen dengan bahan kimia alat gelas dan alat
khusus. Penggunaan bahan kimia dan alat tersebut berpotensi terjadinya
kecelakaan kerja. Pada umumnya penyebab kecelakan kerja adalah
kelalaian atau kecerobohan. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya untuk
mencegah terjadinya kecelakaan dg cara membina dan mengembangkan
kesadaran ( attitudes ) akan pentingnya K3 di laboratorium. Keselamatan dan
Kesehatan Kerja atau laboratory safety (K3) memerlukan perhatian
khusus.

Keselamatan dan kesehatan kerja secara filosofi adalah suatu


pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik
jasmani maupun rohani. Dengan keselamatan dan kesehatan kerja maka para
pengguna diharapkan dapat melakukan pekerjaan dengan aman dan nyaman.
Pekerjaan dikatakan aman jika apapun yang dilakukan oleh pekerja
tersebut, resiko yang mungkin muncul dapat dihindari. Pekejaan
dikatakan nyaman jika para pekerja yang bersangkutan dapat melakukan
dengan merasa nyaman dan betah, sehingga tidak mudah capek.

Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu aspek


perlindungan tenaga kerja dengan cara penerapan teknologi pengendalian
segala aspek yang berpotensi membahayakan para pekerja. Pengendalian
juga ditujukan kepada sumber yang berpotensi menimbulkan penyakit
akibat dari jenis pekerjaan tersebut. pencegahan kecelakaan dan
penserasian peralatan kerja / mesin / instrumen, dan karakteristik manusia
yang menjalankan pekerjaan tersebut maupun orang-orang yang berada
di sekelilingnya. Dengan menerapkan teknologi pengendalian keselamatan
dan kesehatan kerja, diharapkan tenaga kerja akan mencapai ketahanan fisik,
daya kerja, dan tingkat kesehatan yang tinggi.

Perkembanan ilmu pengetahuan melalui berbagai penelitian dan


percobaan di laboratorium sudah sedemikian pesat. Perkembangan ilmu
pengetahuan yang pesat ini sangat bermanfaat bagi kehidupan umat
manusia. Akan tetapi perkembangan yang sedemikian pesat juga
dikhawatirkan akan berpotensi meningkatkan bahaya dalam industri.
Kalau prinsip keseimbangan dan keserasian dipegang teguh oleh para
ilmuwan dan para pengusaha, niscaya kekhawatiran tersebut dapat
diminimumkan. Peningkatan kemampuan dalam membuat alat dengan
teknologi baru haruslah diimbangi dengan penciptaan alat pengendali yang
lebih canggih dan kemampuan tenaga yang makin beertambah. Beberapa hal
yang perlu diperhatikan dalam menghadapi bahaya yang mungkin timbul
akibat dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi antara lain
menyangkut ukuran alat, alat pengendali, kemampuan dan ketrampilan
pekerja, alat penanggulangan musibah, dan pengawasan yang dilakukan.

I.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam makalah ini, antara lain :
1. Identifikasi masalah keselamatan dan kesehatan kerja
2. Penyebab kecelakaan kerja
3. Penyebab akibat kerja dan penyakit akibat hubungan kerja di laboratorium
4. Pengendalian penyakit akibat kerja dan kecelakaan melalui penerapan
kesehatan dan keselamatan kerja
5. Pakaian laboratorium
6. Pembuangan limbah
7. Penanggulangaan keadaan darurat

I.3 Tujuan
a. Tujuan Umum
Untuk mengetahui keselamatan dan kesehatan kerja di laboratorium
b. Tujuan Khusus
a. Untuk mengidentifikasi masalah keselamatan dan kesehatan kerja
b. Untuk mengetahui penyebab kecelakaan kerja
c. Untuk mengetahui penyebab akibat kerja dan penyakit akibat
hubungan kerja di laboratorium
d. Untuk mengetahui pengendalian penyakit akibat kerja dan
kecelakaan melalui penerapan kesehatan dan keselamatan kerja
e. Untuk mengetahui cara berpakaian di laboratorium
f. Untuk mengetahui pembuangan limbah
g. Untuk mengetahui penanggulangaan keadaan darurat

BAB II
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI LABORATORIUM

2.1 Identifikasi Masalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja Laboratorium


Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak
diharapkan. Biasanya kecelakaan menyebabkan, kerugian material dan
penderitaan dari yang paling ringan sampai kepada yang paling berat.
Kecelakaan di laboratorium dapat berbentuk 2 jenis yaitu :
1.      Kecelakaan medis, jika yang menjadi korban pasien
2.      Kecelakaan kerja, jika yang menjadi korban petugas laboratorium itu
sendiri.

2.2 Penyebab kecelakaan kerja dapat dibagi dalam kelompok :


1.  Kondisi berbahaya (unsafe condition), yaitu yang tidak aman dari:
a.       Mesin, peralatan, bahan dan lain-lain
b.      Lingkungan kerja
c.       Proses kerja
d.      Sifat pekerjaan
e.       Cara kerja

2.   Perbuatan berbahaya (unsafe act), yaitu perbuatan berbahaya dari manusia,


yang dapat terjadi antara lain karena:
a.       Kurangnya pengetahuan dan keterampilan pelaksana
b.      Cacat tubuh yang tidak kentara (bodily defect)
c.       Keletihanan dan kelemahan daya tahan tubuh.
d.      Sikap dan perilaku kerja yang tidak baik

Beberapa contoh kecelakaan yang banyak terjadi di laboratorium :


1. Mengambil sample darah/cairan tubuh lainnya
Hal ini merupakan pekerjaan sehari-hari di laboratorium Akibat :
 Tertusuk jarum suntik
 Tertular virus AIDS, Hepatitis B

Pencegahan :
 Gunakan alat suntik sekali pakai
 Jangan tutup kembali atau menyentuh jarum suntik yang telah
dipakai tapi langsung dibuang ke tempat yang telah disediakan
(sebaiknya gunakan destruction clip).
 Bekerja di bawah pencahayaan yang cukup

2.   Risiko terjadi kebakaran (sumber : bahan kimia, kompor)  


Bahan desinfektan yang mungkin mudah menyala (flammable) dan
beracun. Kebakaran terjadi bila terdapat 3 unsur bersama-sama yaitu:
oksigen, bahan yang mudah terbakar dan panas. Akibat :
 Timbulnya kebakaran dengan akibat luka bakar dari ringan sampai
berat bahkan kematian.
 Timbul keracunan akibat kurang hati-hati.
Pencegahan :
 Konstruksi bangunan yang tahan api
 Sistem penyimpanan yang baik terhadap bahan-bahan yang mudah
terbakar
 Pengawasan terhadap kemungkinan timbulnya kebakaran
 Sistem tanda kebakaran
 Manual yang memungkinkan seseorang menyatakan tanda bahaya
dengan segera
 Otomatis yang menemukan kebakaran dan memberikan tanda secara
otomatis
 Jalan untuk menyelamatkan diri
 Perlengkapan dan penanggulangan kebakaran.
 Penyimpanan dan penanganan zat kimia yang benar dan aman.

2.3 Penyakit Akibat Kerja dan Penyakit Akibat Hubungan Kerja di


Laboratorium Kesehatan
            Penyakit Akibat Kerja adalah penyakit yang mempunyai penyebab
yang spesifik atau asosiasi yang kuat dengan pekerjaan, pada umumnya
terdiri dari satu agen penyebab, harus ada hubungan sebab akibat antara
proses penyakit dan hazard di tempat kerja. Faktor Lingkungan kerja sangat
berpengaruh dan berperan sebagai penyebab timbulnya Penyakit Akibat
Kerja. Sebagai contoh antara lain debu silika dan Silikosis, uap timah dan
keracunan timah. Akan tetapi penyebab terjadinya akibat kesalahan factor
manusia juga (WHO).
            Berbeda dengan Penyakit Akibat Kerja, Penyakit Akibat Hubungan
Kerja (PAHK) sangat luas ruang lingkupnya. Menurut Komite Ahli WHO
(1973), Penyakit Akibat Hubungan Kerja adalah “penyakit dengan
penyebab multifaktorial, dengan kemungkinan besar berhubungan dengan
pekerjaan dan kondisi tempat kerja. Pajanan di tempat kerja tersebut
memperberat, mempercepat terjadinya serta menyebabkan kekambuhan
penyakit.
           Penyakit akibat kerja di laboratorium kesehatan umumnya berkaitan
dengan faktor biologis (kuman patogen yang berasal umumnya dari pasien);
factor kimia (pemaparan dalam dosis kecil namun terus menerus seperti
antiseptic pada kulit, zat kimia/solvent yang menyebabkan kerusakan hati;
factor ergonomi (cara duduk salah, cara mengangkat pasien salah); faktor
fisik dalam dosis kecil yang terus menerus (panas pada kulit, tegangan
tinggi, radiasi dll.); faktor psikologis (ketegangan di kamar penerimaan
pasien, gawat darurat, karantina dll.)
1) Faktor Biologis
Lingkungan kerja pada Pelayanan Kesehatan favorable bagi berkembang
biaknya strain kuman yang resisten, terutama kuman-kuman pyogenic,
colli, bacilli dan staphylococci, yang bersumber dari pasien, benda-benda
yang terkontaminasi dan udara. Virus yang menyebar melalui kontak
dengan darah dan sekreta (misalnya HIV dan Hep. B) dapat menginfeksi
pekerja hanya akibat kecelakaan kecil dipekerjaan, misalnya karena
tergores atau tertusuk jarum yang terkontaminasi virus. Angka kejadian
infeksi nosokomial di unit Pelayanan Kesehatan cukup tinggi. Secara
teoritis kemungkinan kontaminasi pekerja LAK sangat besar, sebagai
contoh dokter di RS mempunyai risiko terkena infeksi 2 sampai 3 kali
lebih besar dari pada dokter yang praktek pribadi atau swasta, dan bagi
petugas Kebersihan menangani limbah yang infeksius senantiasa kontak
dengan bahan yang tercemar kuman patogen, debu beracun mempunyai
peluang terkena infeksi
Pencegahan :
a) Seluruh pekerja harus mendapat pelatihan dasar tentang kebersihan,
epidemilogi dan desinfeksi.
b) Sebelum bekerja dilakukan pemeriksaan kesehatan untuk memastikan
dalam keadaan sehat badani, punya cukup kekebalan alami untuk
bekerja dengan bahan infeksius, dan dilakukan imunisasi.
c) Melakukan pekerjaan laboratorium dengan praktek yang benar (Good
Laboratory Practice)
d) Menggunakan desinfektan yang sesuai dan cara penggunaan yang
benar.
e) Sterilisasi dan desinfeksi terhadap tempat, peralatan, sisa bahan
infeksius dan spesimen secara benar
f) Pengelolaan limbah infeksius dengan benar
g) Menggunakan kabinet keamanan biologis yang sesuai.
h) Kebersihan diri dari petugas.

2) Faktor Kimia
Petugas di laboratorium kesehatan yang sering kali kontak dengan bahan
kimia dan obat-obatan seperti antibiotika, demikian pula dengan solvent
yang banyak digunakan dalam komponen antiseptik, desinfektan dikenal
sebagai zat yang paling karsinogen. Semua bahan cepat atau lambat ini
dapat memberi dampak negative terhadap kesehatan mereka. Gangguan
kesehatan yang paling sering adalah dermatosis kontak akibat kerja yang
pada umumnya disebabkan oleh iritasi (amoniak, dioksan) dan hanya
sedikit saja oleh karena alergi (keton). Bahan toksik ( trichloroethane,
tetrachloromethane) jika tertelan, terhirup atau terserap melalui kulit
dapat menyebabkan penyakit akut atau kronik, bahkan kematian. Bahan
korosif (asam dan basa) akan mengakibatkan kerusakan jaringan yang
irreversible pada daerah yang terpapar.
Pencegahan :
a) ”Material safety data sheet” (MSDS) dari seluruh bahan kimia yang
ada untuk diketahui oleh seluruh petugas laboratorium.
b) Menggunakan karet isap (rubber bulb) atau alat vakum untuk
mencegah tertelannyabahan kimia dan terhirupnya aerosol.
c) Menggunakan alat pelindung diri (pelindung mata, sarung tangan,
celemek, jas laboratorium) dengan benar.
d) Hindari penggunaan lensa kontak, karena dapat melekat antara mata
dan lensa.
e) Menggunakan alat pelindung pernafasan dengan benar.

3) Faktor Ergonomi
Ergonomi sebagai ilmu, teknologi dan seni berupaya menyerasikan alat,
cara, proses dan lingkungan kerja terhadap kemampuan, kebolehan dan
batasan manusia untuk terwujudnya kondisi dan lingkungan kerja yang
sehat, aman, nyaman dan tercapai efisiensi yang setinggi-tingginya.
Pendekatan ergonomi bersifat konseptual dan kuratif, secara popular
kedua pendekatan tersebut dikenal sebagai To fit the Job to the Man and
to fit the Man to the Job Sebagian besar pekerja di perkantoran atau
Pelayanan Kesehatan pemerintah, bekerja dalam posisi yang kurang
ergonomis, misalnya tenaga operator peralatan, hal ini disebabkan
peralatan yang digunakan pada umumnya barang impor yang disainnya
tidak sesuai dengan ukuran pekerja Indonesia. Posisi kerja yang salah dan
dipaksakan dapat menyebabkan mudah lelah sehingga kerja menjadi
kurang efisien dan dalam jangka panjang dapat menyebakan gangguan
fisik dan psikologis (stress) dengan keluhan yang paling sering adalah
nyeri pinggang kerja (low back pain)
4) Faktor Fisik
Faktor fisik di laboratorium kesehatan yang dapat menimbulkan masalah
kesehatan kerja meliputi:
a) Kebisingan, getaran akibat mesin dapat menyebabkan stress dan
ketulian
b) Pencahayaan yang kurang di ruang kamar pemeriksaan, laboratorium,
ruang perawatan dan kantor administrasi dapat menyebabkan
gangguan penglihatan dan kecelakaan kerja.
c) Suhu dan kelembaban yang tinggi di tempat kerja
d) Terimbas kecelakaan/kebakaran akibat lingkungan sekitar.
e) Terkena radiasi
Khusus untuk radiasi, dengan berkembangnya teknologi pemeriksaan,
penggunaannya meningkat sangat tajam dan jika tidak dikontrol dapat
membahayakan petugas yang menangani.
Pencegahan :
 Pengendalian cahaya di ruang laboratorium.
 Pengaturan ventilasi dan penyediaan air minum yang cukup memadai.
 Menurunkan getaran dengan bantalan anti vibrasi
 Pengaturan jadwal kerja yang sesuai.
 Pelindung mata untuk sinar laser
 Filter untuk mikroskop

5) Faktor Psikososial
Beberapa contoh faktor psikososial di laboratorium kesehatan yang dapat
menyebabkan stress:
a) Pelayanan kesehatan sering kali bersifat emergency dan menyangkut
hidup mati seseorang. Untuk itu pekerja di laboratorium kesehatan di
tuntut untuk memberikan pelayanan yang tepat dan cepat disertai
dengan kewibawaan dan keramahan-tamahan
b) Pekerjaan pada unit-unit tertentu yang sangat monoton.
c) Hubungan kerja yang kurang serasi antara pimpinan dan bawahan
atau sesama teman kerja.
d) Beban mental karena menjadi panutan bagi mitra kerja di sector
formal ataupun informal.

2.4 Pengendalian Penyakit Akibat Kerja Dan Kecelakaan Melalui Penerapan


Kesehatan Dan Keselamatan Kerja
1. Pengendalian Melalui Perundang-undangan (Legislative Control)
antara lain :
a. UU No. 14 Tahun 1969 Tentang Ketentuan-ketentuan Pokok
b. Petugas kesehatan dan non kesehatan
c. UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
d. UU No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan
e. Peraturan Menteri Kesehatan tentang higene dan sanitasi lingkungan.
f. Peraturan penggunaan bahan-bahan berbahaya
g. Peraturan/persyaratan pembuangan limbah dll.
2. Pengendalian melalui Administrasi / Organisasi (Administrative-
control) antara lain:
a. Persyaratan penerimaan tenaga medis, para medis, dan tenaga non
medis yang meliputi batas umur, jenis kelamin, syarat kesehatan
b. Pengaturan jam kerja, lembur dan shift
c. Menyusun Prosedur Kerja Tetap (Standard Operating Procedure)
untuk masing-masing instalasi dan melakukan pengawasan terhadap
pelaksanaannya
d. Melaksanakan prosedur keselamatan kerja (safety procedures)
terutama untuk pengoperasian alat-alat yang dapat menimbulkan
kecelakaan (boiler, alat-alat radiology, dll) dan melakukan
pengawasan agar prosedur tersebut dilaksanakan
e. Melaksanakan pemeriksaan secara seksama penyebab kecelakaan
kerja dan mengupayakan pencegahannya.

3. Pengendalian Secara Teknis (Engineering Control)


a. Substitusi dari bahan kimia, alat kerja atau proses kerja
b. Isolasi dari bahan-bahan kimia, alat kerja, proses kerja dan petugas
kesehatan dan non kesehatan (penggunaan alat pelindung)
c. Perbaikan sistim ventilasi, dan lain-lain

4. Pengendalian Melalui Jalur kesehatan (Medical Control)


Yaitu upaya untuk menemukan gangguan sedini mungkin dengan cara
mengenal (Recognition) kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang dapat
tumbuh pada setiap jenis pekerjaan di unit pelayanan kesehatan dan
pencegahan meluasnya gangguan yang sudah ada baik terhadap pekerja
itu sendiri maupun terhadap orang disekitarnya. Pencegahan ini disebut
juga pencegahan sekunder.Pencegahan sekunder ini dilaksanakan melalui
pemeriksaan kesehatan pekerja yang meliputi:
a. Pemeriksaan Awal
Adalah pemeriksaan kesehatan yang dilakukan sebelum seseorang
calon / pekerja (petugas kesehatan dan non kesehatan) mulai
melaksanakan pekerjaannya.
b. Pemeriksaan Berkala
Adalah pemeriksaan kesehatan yang dilaksanakan secara berkala
dengan jarak waktu berkala yang disesuaikan dengan besarnya resiko
kesehatan yang dihadapi.
c. Pemeriksaan Khusus
Yaitu pemeriksaan kesehatan yang dilakukan pada khusus diluar
waktu pemeriksaan berkala, yaitu pada keadaan dimana ada atau
diduga ada keadaan yang dapat mengganggu kesehatan pekerja.

2.5 Pakaian di Laboratorium


Pekerja laboratorium harus mentaati etika berbusana di
laboratorium. Busana yang dikenakan di laboratorium berbeda dengan
busana yang digunakan sehari hari. Busana atau pakaian di laboratorium
hendaklah mengikuti aturan sebagai berikut :
1. Dilarang memakai perhiasan yang dapat rusak oleh bahan kimia, sepatu
yang terbuka, sepatu licin, atau berhak tinggi.
2. Wanita dan pria yang memiliki rambut panjang harus diikat, rambut
panjang yang tidak terikat dapat menyebabkan kecelakaan. karena
dapat tersangkut pada alat yang berputar.
3. Pakailah jas laboratorium, sarung tangan dan pelindung yang
lain dengan baik meskipun, penggunaan alat-alat keselamatan
menjadikan tidak nyaman.

2.6 Pembuangan Limbah

Limbah bahan kimia secara umum meracuni lingkungan, oleh karena itu
perlu penanganan khusus :
1. Limbah bahan kimia tidak boleh dibuang langsung ke lingkungan .
2. Buang pada tempat yang disediakan
3. Limbah organik dibuang pada tempat terpisah agar bisa didaur ulang.
4. Limbah padat (kertas saring, korek api, endapan) dibuang ditempat
khusus.
5. Limbah yang tidak berbahaya (Misal : detergen) boleh langsung
dibuang
6. pengenceran air yang cukup banyak.
7. Buang segera limbah bahan kimia setelah pengamatan selesai.
8. Limbah cair yang tidak larut dlm air dan beracun dikumpulkan pada
botol dan diberi label yg jelas.

2.7 Penanggulangan Keadaan Darurat

1. Terkena Bahan Kimia


Kecelakaan kerja bias saja terjadi meskipun telah bekerja dengan
hati hati. Bila hal itu terjadi maka perhatikan hal hal sebagai berikut :
a. Jangan panik
b. Mintalah bantuan rekan anda yg ada didekat anda, oleh
karenanya dilarang bekerja sendirian di laboratorium
c. Bersihkan bagian yang mengalami kontak langsung dg bahan
tersegut, bila memungkinkan bilas sampai bersih
d. Bila kena kulit, jangan digaruk , supaya tidak merata
e. Bawaah keluar ruangan korban supaya banyak menghirup oksigen
f. Bila mengkawatirkan kesehatannya segera hubungi paramedik
secepatnya
2. Terjadi Kebakaran
Kebakaran bisa saja terjadi di laboratorium, karena di dalamnya
banyak tersimpan bahan yang mudah terbakar. Bila terjadi kebakaran
maka :
a. Jangan Panik
b. Segera bunyikan alarm tanda bahaya.
c. Identifikasi bahan yang terbakar (kelas A;B atau C), padamkan
dengan kelas pemadam yang sesuai ( Contoh kebakaran klas B
bensin , minyak tanah, dll tidak boleh disiram dengan air)
d. Hindari menghirup asap secara langsung, gunakan masker atau
tutup hidung dengan sapu tangan.
e. Tutup pintu untuk menghambat api membesar dengan cepat.
f. Cari Bantuan Pemadam Kebakaran , oleh karenanya No
Telpon Pemadam Kebakaran haru ada di Lab.

3. Simbol Bahaya
Di lingkungan lab terdapat benda benda yang berbahaya berikut ini
ada beberapa simbul bahaya yang harus dikenali :
Gambar diatas adalah simbol-simbol yang umumnya ada di laboratorium.
Simbol ini harus diperhatikan dan dipahami supaya Anda mengetahui
bahaya yang ada pada suatu benda atau zat kimia. Berikut adalah
penjelasan simbol-simbol tersebut.
1. Animal hazard adalah bahaya yang berasal dari hewan. Mungkin saja
hewan itu beracun karena telah disuntik bermacam-macam zat hasil
eksperimen atau dapat menggigit dan mencakar Anda.
2. Sharp instrument hazard adalah bahaya yang berasal dari benda-
benda yang tajam. Benda itu jika tidak digunakan dengan benar maka
dapat melukai Anda.
3. Heat hazard adalah bahaya yang berasal dari benda yang panas.
Tangan Anda akan kepanasan jika menyentuh benda tersebut dalam
keadaan aktif atau menyala.
4. Glassware hazard adalah bahaya yang berasal dari benda yang
mudah pecah. BIasanya berupa gelas kimia.
5. Chemical hazard adalah bahaya yang berasal dari bahan kimia. Bisa
saja bahan kimia itu dapat membuat kulit kita gatal dan iritasi.
6. Electrical hazard adalah bahaya yang berasal dari benda-benda yang
mengeluarkan listrik. Hati-hati dalam menggunakannya supaya tidak
tersengat listrik.
7. Eye & face hazard adalah bahaya yang berasal dari benda-benda
yang dapat membuat iritasi pada mata dan wajah. Gunakan masker
atau pelindung wajah sebelum menggunakan bahan tersebut.
8. Fire hazard adalah bahaya yang berasal dari benda yang mudah
terbakar. Contohnya adalah kerosin (minyak tanah) dan spiritus.
9. Biohazard adalah bahaya yang berasal dari bahan biologis. Bahan
tersebut bisa dapat menyebabkan penyakit mematikan seperti AIDS.
Contohnya adalah tempat pembuangan jarum suntik.
10. Laser radiation hazard adalah bahaya yang berasal dari sinar laser.
11. Radioactive hazard adalah bahaya yang berasal dari benda
radioaktif. Benda ini dapat mengeluarkan radiasi dan jika terpapar

terlalu lama maka akan menyebabkan kanker.


12. Explosive hazard adalah bahaya yang berasal dari benda yang mudah
meledak. Jauhkan benda tersebut dari api.
BAB III
PENUTUP
3. 1 KESIMPULAN

Kesehatan dan keselamatan kerja di Laboratorium Kesehatan


bertujuan agar petugas, masyarakat dan lingkungan laboratorium
kesehatan saat bekerja selalu dalam keadaan sehat, nyaman, selamat,
produktif dan sejahtera. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, perlu
kemauan, kemampuan dan kerjasama yang baik dari semua pihak. Pihak
pemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan sebagai lembaga yang
bertanggung-jawab terhadap kesehatan masyarakat, memfasilitasi
pembentukan berbagai peraturan, petunjuk teknis dan pedoman K3 di
laboratorium kesehatan serta menjalin kerjasama lintas program maupun
lintas sektor terkait dalam pembinaan K3 tersebut.

3.2 SARAN
Keterlibatan dan komitmen yang tinggi dari pihak manajemen atau
pengelola laboratorium kesehatan mempunyai peran sentral dalam
pelaksanaan program ini. Demikian pula dengan pihak petugas kesehatan
dan non kesehatan yang menjadi sasaran program K3 ini harus
berpartisipasi secara aktif, bukan hanya sebagai obyek tetapi juga berperan
sebagai subyek dari upaya mulia ini. Melalui kegiatan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja , diharapkan petugas kesehatan dan non kesehatan
yang bekerja di laboratorium kesehatan dapat bekerja dengan lebih
produktif, sehingga tugas sebagai pelayan kesehatan kepada masyarakat
dapat ditingkatkan mutunya

Daftar Pustaka
Bahan Ajar Pelatihan Manajemen Laboratorium, Deroktoral Jendral
Pendidikan Tinggi, Proyek Peningkayan Manajemen Pendidikan tinggi, 2002

Mariati; 1998. Bahan Kimia Berbahaya. Penataran pengelolaan


Laboratorium (Laboratorium Manajemen) Fakultas Kedokteran USU Medan.

Anonim ; 1997. Peralatan Keselamatan Kerja. Penataran Tenaga


Laboratorium Dalam Lingkungan Fakultas Pertanian USU medan

http://bahankuliahkesehatan.blogspot.co.id/2011/02/promosi-k3-
laboratorium.html#

http://analismuslim.blogspot.co.id/2011/11/kecelakaan-kerja.html
keselamatan-kerja-di-laboratorium.pdf

file:///D:/video%20K3%20lab/7%20Prosedur%20Keselamatan%20Kerja
%20di%20Laboratorium%20_%20Hedi%20Sasrawan.htm

Anda mungkin juga menyukai