Anda di halaman 1dari 17

ASPEK KESELAMATAN KERJA DALAM PENGOPERASIAN

PERALATAN KIMIA DIDALAM LABORATURIUM DAN


INDUSTRI

Yang disusun oleh :

1. Tri Azhiah Suci Arumny


2. Della Aprila
3. Nabila putri maisya

Dosen pembimbing : melianti


Prodi : D3 Teknik Kimia
Mk : Kesehatan keselamatan kerja

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
2019/2020
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan rasa puji syukur kehadirat Tuhan YME, karena atas
segalalimpahan rahmat, karunia serta hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas
makalah initepat pada waktunya.
Makalah yang berjudul “ASPEK KESELAMATAN KERJA DALAM PENGOPERASIAN
PERALATAN KIMIA DIDALAM LABORATURIUM DAN INDUSTRI “. Tentunya tak
lupa penulis sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
terselesaikannya tugas ini, maka dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima
kasih kepada:

1. Ibu Meilianti, S.T.,M.T. selaku dosen mata K3 dan hukum ketenagakerjaan Jurusan
Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya yang telah memberikan arahan,bimbingan
serta dukungan kepada kami dalam menulis dan menyelesaikan tugas makalah ini.
2. Teman- teman kelas KE , khususnya kelompok 3 mata kuliah D3 Teknik kimia yang
selalu memberikan masukan kepada penulis dalam penulisan dan menyelesaikan tugas
makalah ini.

Tak lupa saya sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
terselesaikannya tugas makalah ini, khususnya kepada teman-teman yang telah meluangkan
waktunya demi terselesaikannya tugas makalah ini.Tak ada gading yang tak retak, saya
menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan. Meskipun
saya telah mengerahkan segala kemampuan untuk lebih teliti, tetapi penulis masih merasakan
adanya kekurangan-kekurangan dalam penyusunan tugas makalah ini. Untuk itu, penulis
selalu mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi selangkah lebih maju. Semoga
makalah ini bermanfaat.

Palembang,26 september 2019

i
DAFTRA ISI

Kata Pengantar........................................................................................................................................i

Daftar isi.................................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................1

1.1.latar belakang...................................................................................................................................1

1.2.Rumusan malakah............................................................................................................................2

1.3.Tujuan Penelitian.............................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................................3

2.1 Manajemen K3....................................................................................................................3


2.2 Tahapan Dalam Kecelakaan………………………………………………………………..3
2.3 Contoh Peraturan Umum K3 pada Industri Kimia............................................................. 4
2.4 Peraturan Keselamatan Kerja…………………………………………………………….. 5
2.5 Pakaian di Laboratorium…………………………………………………………………...6
2.6 Memindahkan Bahan Kimia………………………………………………………………..7
2.7 Peralatan dan Cara Kerja…………………………………………………………………...8
2.8 Pembuangan Limbah……………………………………………………………………….8
2.9 Manajemen Resiko………………………………………………………………………..11
2.10 Risk Assessment…………………………………………………………………………12

BAB III PENUTUPAN.........................................................................................................................13

3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………………………...13

Daftar pustaka.......................................................................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keselamatan dan Keamanan Kerja atau laboratory safety (K3) memerlukan perhatian
khusus , karena penelitian menunjukkan telah terjadi kecelakaan kerja dengan intensitas yang
mengkawatirkan yaitu 9 orang/hari . Oleh karena itu K3 seyogyanya melekat pada
pelaksanaan praktikum dan penelitian di laboratorium.

Laboratorium adalah tempat staf pengajar, mahasiswa dan pekerja lab melakukan eksprimen
dengan bahan kimia alat gelas dan alat khusus. Penggunaan bahan kimia dan alat tersebut
berpotensi terjadinya kecelakaan kerja. Pada umumnya kecelakan kerja penyebab utamanya
adalah kelalaian atau kecerobohan. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya untuk mencegah
terjadinya kecelakaan dengan cara membina dan mengembangkan kesadaran (attitudes) akan
pentingnya K3 di laboratorium.

Keselamatan Kerja di Laboratorium, perlu diinformasikan secara cukup (tidak berlebihan)


dan relevan untuk mengetahui sumber bahaya di laboratorium dan akibat yang ditimbulkan
serta cara penanggulangannya. Hal tersebut perlu dijelaskan berulang ulang agar lebih
meningkatkan kewaspadaan. Keselamatan yg dimaksud termasuk orang yg ada disekitarnya.

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Menjelaskan definisi keselamatan kerja


2. Manajemen K3
3. Peraturan keselamatan kerja
4. Memindahkan bahan kimia berbahaya
5. Manajemen Resiko

1.3 Tujuan

Makalah ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui dan memahami tentang keselamatan kerja.


2. Mengetahui dan memahami cara penyimpanan bahan kimia yang bener.
3. Mengetahui dan memahami Resiko dan peraturan dalam keselamatan kerja.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Manajemen K3
Suatu perusahaan memiliki suatu kewajiban-kewajiban didalam manajemen keselamatan
kerja, yaitu :

1. Safety Policy
mendefinisikan kebijaksanaan umum suatu perusahaan di dalam hal keselamatan
kerja.
2. Organization /Management commitment
merinci komitmen manajemen di setiap level dan dalam bentuk tindakan sehari-hari.
3. Accountability
Mengindikasikan hal-hal yang dapat dilaksanakan oleh bawahan untuk menjamin
keselamatan kerja.

Yang dimaksud dengan Accountability dalam manajemen keselamatan


kerja adalah suatu pengukuran yang aktif oleh manajemen untuk menjamin
terpenuhinya suatu target keselamatan. Di dalam accountability ini tercakup dua
hal, yaitu:
1. Responsibility:
Yaitu keharusan menanggung aktivitas dan akibat-akibatnya di dalam suatu
keselamatan.
2. Authority:
Yaitu hak untuk memperbaiki, memerintahkan dan menentukan arahan
dan tahapan suatu tindakan.

2.2 Tahapan Dalam Kecelakaan

Umumnya ada lima tahapan di dalam suatu kecelakaan:


Lingkungan asal dan sosial

Kecelakaan
Kejadiaan
Bahaya
Kesalahan

3
2.3 Contoh Peraturan Umum K3 pada Industri Kimia

Peraturan-peraturan mengenal keselamatan dipersiapkan guna melindungi


setiap orang, karenanya setiap orang harus ikut berperan. Berikut ini adalah
peraturan-peraturan dasar keselamatan yang umum berlaku :
1. Menjadikan kepedulian utama anda untuk sadar akan keselamatan setiap saat.
2. Semua cedera sekecil apapun harus dilaporkan dengan segera kepada safety
officer atau supervisor yang akan melakukan penyelidikan kecelakaan yang
menimpa anda dan kemudian membuat laporan kecelakaan pada manajemen
dan mengirim salinannya ke kantor di Jakarta dalam waktu 24 jam.
3. Setiap crew harus dengan segera melaporkan setiap kecelakaan, nyaris (near
miss) celaka, keadaan dan tindakan yang tidak aman kepada atasannya
langsung, dan salinannya kepada safety officer di lapangan dan melakukan
tindakan yang perlu untuk perbaikan.
4. Setiap kebakaran apakah itu dapat dipadamkan atau tidak harus segera
dilaporkan kepada safety officer atau supervisor tingkat pertama yang bertugas
pada daerah tersebut.
5. Dilarang keras berkelahi dan bercanda dengan kasar.
6. Dilarang mengoperasikan suatu peralatan kecuali operator tersebut telah
mendapatkan latihan mengenai peralatan tersebut.
7. Pekerjaan tidak boleh dimulai pada setiap unit dan alat tanpa sepengetahuan
dan seijin petugas yang bertanggung jawab terhadap daerah tersebut.
8. Bila menaiki dan menuruni tangga, pergunakan pegangan tangan dan lakukan
selangkah demi selangkah.
9. Udara bertekanan di atas 30 psi tidak boleh dipergunakan untuk keperluan
pembersihan kecuali untuk abrasive blasting, dan tidak boleh dipakai untuk
membersihkan pakaian atau badan pada tekanan berapapun.
10. Udara bertekanan hanya boleh dipakai untuk alat-alat yang digerakkan dengan
tekanan angin (pneumatic).
11. Di setiap fasilitas dilarang memakai sepatu dengan besi terbuka pada sol
sepatunya.
12. Cincin-cincin, jam tangan atau gelang dari logam atau asesoris lain dan
pakaian yang terlalu longgar tidak boleh dikenakan, rambut tidak boleh terurai
saat bekerja dalam jarak dekat dengan peralatan-peralatan yang tidak
terlindung atau sistem pencatu listrik.
13. Topi keselamatan, pelindung pendengaran, kacamata keselamatan, dan sepatu
keselamatan kerja harus dipakai di lokasi-lokasi yang telah ditentukan.
14. Setiap lantai harus benar-benar dijaga dan diperhatikan untuk menghindari
kemungkinan tersandung dan terjatuh.
15. Alat pemadam kebakaran, kotak alarm, pintu darurat pada saat kebakaran, alat
Bantu pernafasan, tempat membilas mata, dan semua peralatan darurat yang
harus dalam keadaan baik dan lokasinya bebas dari hambatan.

4
16. Semua anjungan lepas pantai yang dihuni mempunyai papan petunjukl untuk
keadaaan darurat (Muster Area). Semua personel harus memahami muster
point masing masing bila berada di fasilitas lepas pantai.
17. Setiap crew harus melapor ke lokasi pada setiap kedatangan atau saat
meninggalkan fasilitas.
18. Selalu memahami/mengetahui pintu/jalan darurat penyelamatan diri dan
bekerja dengan aman.

Merokok hanya diijinkan pada wilayah-wilayah yang sudah ditetapkan atau diberi
tanda diperbolehkan merokok. Dilarang membawa korek api atau pemantik api di sekitar
kawasan proses dan produksi. Semua wilayah produksi, pengeboran dan konstruksi adalah
wilayah "DILARANG MEROKOK'. Jika pekerja merasa kurang yakin apakah berada di
daerah aman untuk merokok, maka "JANGAN MEROKOK".

Pada tiap-tiap instalasi terdapat daerah-daerah terlarang, dimana. hanya petugas tertentu
saja yang diperbolehkan untuk memasuki daerah tersebut personil akan diberikan penjelasan
mengenai hal tersebut sesuai dengan keperluan dan wewenangnya.

Bila bunyi tanda keadaan darurat terdengar atau ada pengumuman bahwa tempat kerja
berada dalam keadaan darurat, hentikan semua kegiatan kerja, putuskan sambungan semua
peralatan listrik, dan tutup semua kerangan silinder gas. Jangan melanjutkan pekerjaan sampai
ada pemberitahuan dari operator. Bila kondisi darurat yang menyebabkan tanda bahaya
berbunyi terletak di daerah ijin kerja dan evakuasi harus dilakukan, ijin ke daerah yang aman.

2.4 Peraturan Keselamatan Kerja

Tujuan Peraturan Keselamatan Kerja dimaksudkan untuk menjamin :

1. Kesehatan , keselamatan dan kesejahteraan orang yg bekerja di laboratorium.


2. Mencegah orang lain terkena resiko pekerjaan laboratorium yang menyebabkan
terganggu kesehatannya akibat kegiatan di laboratorium.
3. Mengontrol penyimpanan dan penggunaan bahan yang mudah terbakar dan beracun
4. Mengontrol pelepasan bahan berbahaya (gas) dan zat berbau ke udara, sehingga tidak
berdampak negative terhadap lingkungan.

5
Aturan umum yang terdapat dalam peraturan itu menyangkut hal hal sebagai berikut :

1. Orang yang tak berkepintingan dilarang masuk laboratorium, untuk mencegah hal yang
tidak diinginkan.
2. Jangan melakukan eksprimen sebelum mengetahui informasi mengenai bahaya bahan
kimia, alat alat dan cara pemakaiannya.
3. Mengenali semua jenis peralatan keselamatan kerja dan letaknya untuk memudahkan
pertolongan saat terjadi kecelakaan kerja laboratorium.
4. Harus tau cara pemakaian alat emergensi : pemadam kebakaran, eye shower, respirator
dan alat keselamatan kerja yang lain.
5. Setiap laboran /Pekerja laboratorium harus tau memberi pertolongan darurat (P3K).
6. Latihan keselamatan harus dipraktekkan secara periodik bukan dihapalkan saja
7. Dilarang makan minum dan merokok di lab, bhal ini berlaku juga untuk laboran dan
kepala Laboratorium.
8. Jangan terlalu banyak bicara, berkelakar, dan lelucon lain ketika bekerja di laboratorium
9. Jauhkan alat alat yang tak digunakan, tas,hand phone dan benda lain dari atas meja kerja.

2.5 Pakaian di Laboratorium


Pekerja laboratorium harus mentaati etika berbusana di laboratorium. Busana yang dikenakan di
laboratorium berbeda dengan busana yang digunakan sehari hari.

Busana atau pakaian di laboratorium atau di industri hendaklah mengikuti aturan sebagai
berikut :

1. Dilarang memakai perhiasan yang dapat rusak oleh bahan kimia, sepatu safety yang
terbuka, sepatu licin, atau berhak tinggi. Harus menggunakan sepatu safety yang
memenuhi standar. Bagi wanita juga harus menggunakan sepatu safety khusus wanita.
2. Wanita dan pria yang memiliki rambut panjang harus diikat, rambut panjang yang tidak
terikat dapat menyebabkan kecelakaan. karena dapat tersangkut pada alat yang berputar.
3. Pakailah jas praktikum, sarung tangan dan pelindung yang lain dengan baik meskipun,
penggunaan alat alat keselamatan menjadikan tidak nyaman.
Bekerja dengan Bahan Kimia Bila anda bekerja dengan bahan kimia maka diperlukan
perhatian dan kecermatan dalam penanganannya.

Adapaun hal umum yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut :


a. Hindari kontak langsung dengan bahan kimia
b. Hindari menghirup langsung uap bahan kimia
c. Dilarang mencicipi atau mencium bahan kimia kecuali ada perintah khusus (
cukup dengan mengkibaskan kearah hidung )
d. Bahan kimia dapat bereaksi langsung dengan kulit menimbulkan iritasi (pedih
dan gatal)

6
2.6 Memindahkan Bahan Kimia
Seorang laboran pasti melakukan pekerjaan pemindahan bahan kimia pada setiap kerjanya.

Ketika melakukan pemindahan bahan kimia maka harus diperhatikan hal hal sebagai
berikut :

1. Baca label bahan sekurang kurangnya dua kali untuk menghindari kesalahan dalam
pengambilan bahan misalnya antara asam sitrat dan asam nitrat.
2. Pindahkan sesuai jumlah yang diperlukan
3. Jangan menggunakan bahan kimia secara berlebihan
4. Jangan mengembalikan bahan kimia ke tempat botol semula untuk menghindari
kontaminasi, meskipun dalam hal ini kadang terasa boros Memindahkan Bahan Kimia
Cair. Ada sedikit perbedaan ketika seorang laboran memindahkan bahan kimia yang
wujudnya cair.

Hal yang harus diperhatikan adalah :

1. Tutup botol dibuka dengan cara dipegang dengan jari tangan dan sekaligus telapak tangan
memegang botol tersebut.
2. Tutup botol jangan ditaruh diatas meja karena isi botol bisa terkotori oleh kotoran yang
ada diatas meja.
3. Pindahkan cairan menggunakan batang pengaduk untuk menghindari percikan.
4. Pindahkan dengan alat lain seperti pipet volume shg lebih mudah.

Memindahkan Bahan Kimia Padat


Pemindahan bahan kimia padat memerlukan penanganan sebagai berikut :

1. Gunakan sendok sungu atau alat lain yang bukan berasal dari logam.
2. Jangan mengeluarkan bahan kimia secara berlebihan.
3. Gunakan alat untuk memindahkan bebas dari kontaminasi. Hindari satu
4. sendok untuk bermacam macam keperluan.

Cara Pemanasan Larutan dalam Tabung Reaksi


Pemanasan tabung reaksi sering dilakukan dalam suatu percobaan di laboratorium.

Ada banyak reaksi yang harus dilakukan pemanasan untuk mempercepat proses reaksi.

Tata cara melakukan pemanasan tabung reaksi adalah :

1. Isi tabung reaksi sebagian saja, sekitar sepertiganya.


2. Api pemanas terletak pada bag bawah larutan.
3. Goyangkan tabung reaksi agar pemanasan merata.
4. Arah mulut tabung reaksi pada tempat yang kosong agar percikannya tidak
5. mengenai orang lain.

7
Cara memanaskan dengan gelas Kimia
Pemanasan yang dilakukan menggunakan gelas kimia ( bukan tabung reaksi) maka harus
memperhatikan aturan sebagai berikut :

1. Gunakan kaki tiga sebagai penopang gelas kimia tersebut.


2. Letakkan batang gelas atau batu didih pada gelas kimia untuk menghindari pemanasan
mendadak.
3. Jika gelas kimia tersebut berfungsi sbg penagas air , isikan air seperempatnya saja supaya
tidak terjadi tumpahan.

2.7 Peralatan dan Cara Kerja


Bekerja dengan alat alat kimia juga berpotensi terjadinya kecelakaan kerja, oleh karena
itu harus diperhatikan hal hal sebagai berikut :

1. Botol reagen harus dipegang dengan cara pada bagian label ada pada telapak tangan .
2. Banyak peralatan terbuat dari gelas , hati hati kena pecahan kaca. Bila memasukkan gelas
pada prop-karet gunakan sarung tangan sebagai pelindung.
3. Ketika menggunakan pembakar spritus hati hati jangan sampai tumpah di meja
4. karena mudah terbakar. Jika digunakan bunsen amati keadaan selang apakah masih baik
atau tidak.
5. Hati hati bila mengencerkan asam sulfat pekat, asam sulfatlah yang dituang
6. sedikit demi sedikit dalam air dan bukan sebaliknya

2.8 Pembuangan Limbah


Limbah bahan kimia secara umum meracuni lingkungan, oleh karena itu perlu
penanganan khusus :

1. Limbah bahan kimia tidak boleh dibuang langsung ke lingkungan .


2. Buang pada tempat yang disediakan
3. Limbah organik dibuang pada tempat terpisah agar bisa didaur ulang.
4. Limbah padat (kertas saring, korek api, endapan) dibuang ditempat khusus.
5. Limbah yang tidak berbahaya (Misal : detergen) boleh langsung dibuang ,dg
6. pengenceran air yang cukup banyak.
7. Buang segera limbah bahan kimia setelah pengamatan selesai.
8. Limbah cair yang tidak larut dlm air dan beracun dikumpulkan pada botol dan diberi
label yg jelas.

Terkena Bahan Kimia


Kecelakaan kerja biasa saja terjadi meskipun telah bekerja dengan hati hati.

Bila hal itu terjadi maka perhatikan hal hal sebagai berikut :

1. Jangan panik .

8
2. Mintalah bantuan rekan anda yg ada didekat anda, oleh karenanya dilarang
bekerjasendirian di laboratorium.

3. Bersihkan bagian yang mengalami kontak langsung dengan bahan tersegut, bila
memungkinkan bilas sampai bersih
4. Bila kena kulit, jangan digaruk , supaya tidak merata.
5. Bawaah keluar ruangan korban supaya banyak menghirup oksigen.
6. Bila mengkawatirkan kesehatannya segera hubungi paramedik secepatnya. Terjadi
Kebakaran Kebakaran bisa saja terjadi di laboratorium, karena di dalamnya banyak
tersimpan bahan yang mudah terbakar.

Bila terjadi kebakaran maka :

1. Jangan Panik
2. Segera bunyikan alarm tanda bahaya.
3. Identifikasi bahan yang terbakar (kelas A;B atau C), padamkan dengan kelas pemadam
yang sesuai ( Contoh kebakaran klas B bensin, minyak tanah dll tidak boleh disiram
dengan air)
4. Hindari menghirup asap secara langsung, gunakan masker atau tutup hidung dengan sapu
tangan.
5. Gunakan sepatu safety yang tahan minyak.
6. Tutup pintu untuk menghambat api membesar dengan cepat.
7. Cari Bantuan Pemadam Kebakaran , oleh karenanya No Telpon Pemadam Kebakaran
haru ada di Lab.

Kombinasi Bahan yang harus dihindari


Kombinasi bahan dibawah ini berpotensi terjadi kecelakaan kerja, oleh karenanya harus
dihindari.

1. Natrium atau Kalium dengan air


2. Amonium nitrat, serbuk seng dan air
3. Kalium nitrat dengan natrium asetat
4. Nitrat dengan ester
5. Peroksida dengan magnesium, seng atau aluminium
6. Benzena atau alkohol dengan api.

Gas Berbahaya
Ada beberapa gas yang berbahaya keberadaanya di laboratorium. Gas gas tersebut adalah
:

1. Bersifat Iritasi gas HCl, HF, nitrat dan nitrit, klorin, sulfur dioksida ( cermati baunya yg
nyegrak).
2. Karbon monoksida sangat mematikan, semua reaksi yang menghasilkan gas tersebut
dihindari, karena tidak berwarna, dan tidak berbau.

9
3. Hidrogen sianida berbau seperti almond Hidrogen sulfida dikenali dari baunya Hidrogen
selenida (H2Se) gas yg sangat beracun.

10
2.9 MANAJEMEN RESIKO

Resiko

Yang dimaksud dengan resiko adalah kemungkinan atau kecenderungan suatu peristiwa akan
memiliki efek yang merugikan, secara langsung maupun tidak langsung, kepada kesehatan dan
kesejahteraan manusia. resiko dinyatakan dalam waktu atau satuan aktivitas, cth: working days
lost per year from illness due to drinking contaminated water, atau kasus kanker per pak rokok
yang dihisap. Pengukuran bahaya atau resiko harus mempertimbangkan efek kumulatif dari
semua masalah eksposur. Sebagai contoh, dalam memperhitungkan bahaya bahwa seseorang
akan menderita efek negatif dari polusi udara, maka baik polusi indoor maupun outdoor harus
diperhitungkan.

Beberapa Prinsip Resiko

Prinsip 1 : Unsafe acts and conditions

Suatu tindakan atau kondisi yang membahayakan. Hal-hal tersebut seringkali merupakan gejala
dari mismanajemen di dalam sistem. Dapat juga berasal dari keteledoran pihak-pihak tertentu.
Dapat juga berasal dari problem operasi di dalam pabrik terutama bila ada masukan yang baru
(baik bahan maupun alat).

Prinsip 2 : Multiple causation

Keadaan tertentu dapat menyebabkan beberapa akibat kecelakaan. Keadaan tersebut seharusnya
dapat dikenali dan dibuatkan sistem pengendalian (control) yang tepat di dalam suatu sistem. Hal
ini sering juga disebut efek domino.

Prinsip 3 : Symptoms versus causes

Harus dikenali apakah suatu keadaan merupakan gejala ataukah merupakan penyebab kecelakaan
yang dapat timbul. Faktor pengetahuan dan pengalaman sangat berperan di dalam hal ini.

Prinsip 4 : Severity versus frequency

Ada kecelakaan yang jarang terjadi namun memiliki akibat yang sangat serius (severe) dan dapat
digolongkan menjadi:

berdimensi manusia: kehilangan nyawa, kehilangan anggota badan,


kehilangan panca indra dan kehilangan kemampuan bekerja.

berdimensi pabrik: segala kecelakaan yang menyebabkan terhentinya kegiatan pabrik yang relatif
lama atau menimbulkan kerugian material yang sangat besar.

11
Adapula kecelakaan yang sifatnya kurang serius namun sering terjadi (frequent) seperti terjatuh
dari tangga yang rendah, kerusakan alat-alat dan terantuk.

2.10 Risk Assessment


Di dalam suatu perusahaan, pengukuran bahaya harus dipandang sebagai suatu proses dan bukan
suatu kegiatan sesaat. Proses ini mencakup mengumpulkan, menganalisa dan
mengkomunikasikan informasi ekonomi dan ilmiah yang akan digunakan dalam penyusunan
kebijakan, pembuatan keputusan dan manajemen bahaya. Pada industri petrokimia, pengukuran
bahaya dilakukan guna memanfaatkan suatu proses dan bahan petrokimia dan menghindarkan
bahaya yang dikandungnya.

Ada beberapa langkah dalam proses pengukuran bahaya. Umumnya langkah-langkah tersebut
mengikuti prosedur standard berikut (Gambar Risk1):

 Identifikasi hazard:

Hal ini mencakup pengenalan keberadaan kondisi atau bahan yang memiliki potensi berbahaya.

Perhitungan hazard

Menetapkan batasan dari sistem: hal ini mencakup analisa sistem teknologi yang mengandung
hazard. Hal ini dapat mencakup penjelasan setiap langkah dari siklus aliran kimia, termasuk
ekstraksi, pemrosesan, penggunaan dan pembuangan. Dalam kondisi yang lain, bagaimanapun
juga, hanya satu langkah dalam siklus aliran yang akan dievaluasi. Pilihannya akan bergantung
pada pilihan manajemen resiko yang dipertimbangkan.

Evaluasi jalur lingkungan: Hal ini mencakup penjabaran perjalanan bahan kimia mulai dari titik
release-nya sampai ke titik yang berdampak pada manusia atau ekosistem seperti emisi,
konsentrasi, eksposur dan dosis. Langkah ini mencakup evaluasi setiap langkah dalam siklus
aliran teknologi.

 Karakterisasi Risk:

Ditahap ini, derajat bahaya per unit eksposur, yaitu hubungan antara dosis- respons, ditetapkan.
Seringkali data kuantitaif dosis-respon tidak tersedia. Jika demikian, keterkaitan yang kurang
langsung antara dosis dan respons terpaksa digunakan untuk memperkirakan bahaya yang dapat
timbul. Penggunaan indikasi yang sudah dilakukan oleh industri lain mungkin dapat membantu.

 Evaluasi Risk:

Keberadaan eksposur dan resiko bahaya dapat dievaluasi.

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sebagai suatu sistem program yang dibuat bagi pekerja maupun pengusaha, kesehatan dan
keselamatan kerja atau K3 diharapkan dapat menjadi upaya preventif terhadap timbulnya
kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja dalam lingkungan kerja. Pelaksanaan K3
diawali dengan cara mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja dan
penyakit akibat hubungan kerja, dan tindakan antisipatif bila terjadi hal demikian. Tujuan dari
dibuatnya sistem ini adalah untuk mengurangi biaya perusahaan apabila timbul kecelakaan kerja
dan penyakit akibat hubungan kerja.
Peran tenaga kesehatan dalam menangani korban kecelakaan kerja adalah menjadi melalui
pencegahan sekunder ini dilaksanakan melalui pemeriksaan kesehatan pekerja yang meliputi
pemeriksaan awal, pemeriksaan berkala dan pemeriksaan khusus. Untuk mencegah terjadinya
kecelakaan dan sakit pada tempat kerja dapat dilakukan dengan penyuluhan tentang kesehatan
dan keselamatan kerja.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://www.safetyshoe.com/keselamatan-dan-kesehatan-kerja-laboratorium-kimia/

file:///C:/Users/10/Downloads/keselamatan-kerja-di-laboratorium.pdf

http://staff.ui.ac.id/system/files/users/mgozan/material/k3teknikkimia.pdf

http://zuliaden-jayus.blogspot.com/2014/08/makalah-keselamatan-kerja.html

14

Anda mungkin juga menyukai