Anda di halaman 1dari 56

PEDOMAN K3L JURUSAN TEKNIK KIMIA

UNIVERSITAS RIAU

Keselamatan Pabrik Kimia

Dosen Pengampu:

Dr. Ir. Said Zul Amraini, ST., MT.

Disusun Oleh:

Nadiva Maharani Putri 2007134759

PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS RIAU

PEKANBARU

2023
KATA PENGANTAR

Pedoman K3L ini dirancang dengan tujuan untuk memberikan panduan


dan aturan yang jelas dalam menerapkan prinsip K3L di Jurusan Teknik Kimia.
Pedoman ini mencakup berbagai aspek, mulai dari penggunaan peralatan dan
bahan kimia yang aman, identifikasi dan pengendalian bahaya, hingga
pencegahan kecelakaan dan insiden di lingkungan laboratorium dan fasilitas kami.
Dalam lingkungan kerja, kesehatan, keselamatan, dan keamanan (K3L)
merupakan aspek yang sangat penting untuk diprioritaskan. Di Jurusan Teknik
Kimia Universitas Riau, perlunya kesadaran dan komitmen yang tinggi terhadap
K3L demi menjaga kesejahteraan semua individu yang terlibat dalam proses
belajar dan bekerja di lingkungan jurusan kami.
Pedoman K3L juga mencakup langkah-langkah yang harus diambil dalam
situasi darurat, termasuk prosedur evakuasi, penanggulangan kebakaran, dan
pertolongan pertama. Jurusan Teknik Kimia Universitas Riau akan terus
melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap kepatuhan terhadap pedoman ini,
serta mengadakan pelatihan dan sosialisasi K3L secara berkala guna
meningkatkan kesadaran dan pengetahuan tentang K3L di kalangan mahasiswa
dan staf jurusan.
Kami berharap dengan adanya pedoman K3L ini, Jurusan Teknik Kimia
Universitas Riau dapat menjadi lingkungan yang aman, sehat, dan produktif bagi
semua pihak yang terlibat. Terakhir, kami mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan pedoman ini.

Pekanbaru, 28 Juni 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................1
1.1 Tujuan Pedoman K3L...........................................................................1
1.2 Komitmen Pihak Kampus terhadap K3L..............................................2
BAB II RUANG LINGKUP............................................................................4
2.1 Ruang Lingkup Pedoman K3L..............................................................4
2.2 Divisi yang Tercakup dalam Pedoman K3L.......................................5
BAB III KEBIJAKAN K3L..............................................................................7
3.1 Penyataan Kebijakan Resmi Kampus Terkait K3L............................7
3.2 Pentingnya K3L sebagai Prioritas Utama...........................................8
BAB IV STRUKTUR ORGANISASI............................................................10
4.1 Struktur Organisasi yang Terkait dengan K3L di Kampus..............10
4.2 Nama dan tanggung jawab pejabat atas K3L....................................10
BAB V IDENTIFIKASI BAHAYA DAN EVALUASI RISIKO................12
5.1 Prosedur Mengidentifikasi Bahaya dan Potensi Risiko di Kampus.12
5.2 Metode Penilaian Risiko untuk Mengevaluasi Tingkat Risiko........13
BAB VI PENGENDALIAN RISIKO.............................................................16
6.1 Prosedur dan Tindakan untuk Mengendalikan Risiko......................16
6.2 Langkah-Langkah...............................................................................17
6.2.1 Pencegahan...........................................................................
6.2.2 Perlindungan Pribadi...........................................................
6.2.3 Penggunaan Peralatan Pelindung........................................
6.2.4 Langkah Darurat..................................................................
BAB VII PELATIHAN DAN KESADARAN.................................................23
7.1 Rencana Pelatihan K3L di Kampus...................................................23
7.2 Inisiatif untuk Meningkatkan Kesadaran K3L di Kampus...............25
BAB VIII MANAJEMEN INSIDEN.................................................................27
8.1 Prosedur untuk Melaporkan dan Menangani Insiden K3L................27
8.2 Langkah-langkah Investigasi Insiden..................................................28
8.3 Pelaporan Hasil Investigasi.................................................................29
8.4 Tindakan Perbaikan dan Pencegahan untuk Mencegah Insiden.........30
BAB IX KOMUNIKASI DAN KONSULTASI.............................................32
9.1 Metode Komunikasi untuk Menyampaikan Informasi Terkait K3L...32
9.2 Proses Konsultasi dengan K Pihak Terkait Lainnya dalam Hal K3L. 33
BAB X AUDIT DAN TINJAUAN K3L........................................................35
10.1 Prosedur Untuk Melakukan Audit dan Tinjauan Berkala...................35
10.2 Tanggung Jawab Pihak yang Terlibat.................................................37
10.3 Tindakan Perbaikan Berdasarkan Hasil Audit dan Tinjauan..............38
REFERENSI
LAMPIRAN

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Pedoman K3L


Pedoman Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lingkungan (K3L)
disusun sebagai suatu cara pemenuhan pada Standar Nasional Pendidikan Tinggi
(Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 3 Tahun 2020) yang
terkait kegiatan tridharma perguruan tinggi meliputi aktivitas dan prasyarat pada
sarana dan prasarananya. K3L di Universitas Riau, Fakultas Teknik, Jurusan
Teknik Kimia dikembangkan dengan mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor
50 Tahun 2012 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja,
serta mengintegrasikannya dengan sistem standar nasional maupun standar
internasional terkait dengan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja.
Secara garis besar, K3L disusun dengan tujuan untuk:
1. Memberi perlindungan kepada civitas akademika, tenaga kependidikan,
dan pemangku kepentingan dari potensi bahaya dan risiko yang akan
ditimbulkan dari kegiatan kerja
Pedoman K3L berupaya menjaga kesehatan para pekerja di jurusan Teknik
Kimia. Hal ini melibatkan pengendalian paparan terhadap bahan kimia
berbahaya, penanganan limbah yang aman, dan pengawasan terhadap
faktor-faktor lingkungan yang dapat berdampak negatif pada kesehatan
pekerja
2. Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
Pedoman K3L bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengurangi risiko
kecelakaan kerja di lingkungan jurusan Teknik Kimia. Langkah-langkah
keselamatan kerja, seperti penggunaan alat pelindung diri (APD) yang
sesuai dan prosedur kerja yang aman, diimplementasikan untuk mencegah
terjadinya kecelakaan dan cedera.
3. Menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, bersih, dan sehat sesuai
konsep 5R (ringkas, rapi, resik, rawat, dan rajin) yang dapat menunjang
produktivitas kerja

1
2

4. Memberi perlindungan terhadap lingkungan, flora, dan fauna yang berada


di lingkungan kerja
Pedoman K3L juga berfokus pada menjaga keberlanjutan lingkungan di
jurusan Teknik Kimia. Hal ini melibatkan pengelolaan limbah secara
efektif, pengurangan emisi, penghematan energi, dan penggunaan bahan-
bahan ramah lingkungan dalam kegiatan yang dilakukan di jurusan
tersebut

1.2 Komitmen Pihak Kampus terhadap Keselamatan, Kesehatan Kerja,


dan Lingkungan
Pihak kampus Universitas Riau, Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Kimia,
dengan tegas menyatakan komitmen kami terhadap Keselamatan dan Kesehatan
Kerja dan Lingkungan (K3L). Pemahaman tentang pentingnya K3L dalam
menjaga keberlanjutan operasional, melindungi karyawan, mahasiswa, dan
lingkungan sekitar. Pihak kampus bertekad untuk mengimplementasikan
kebijakan dan praktik K3L yang efektif dalam semua aspek kegiatan.
Poin penting dalam komitmen kami terhadap K3L:
1. Pihak kampus memiliki kebijakan yang jelas dan terstruktur terkait K3L
yang melibatkan seluruh staf, dosen, mahasiswa, dan pihak terkait.
Kebijakan ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman
dan sehat, serta melestarikan lingkungan alam sekitar.
2. Pihak kampus menyadari pentingnya pengetahuan dan keterampilan yang
memadai dalam K3L. Oleh karena itu, kami menyediakan pendidikan dan
pelatihan berkala kepada staf, dosen, dan mahasiswa untuk meningkatkan
kesadaran, pengetahuan, dan pemahaman tentang praktik K3L yang baik.
3. Pihak kampus berkomitmen untuk menggunakan bahan-bahan yang aman
dan tidak berbahaya dalam semua kegiatan laboratorium, praktikum, dan
proyek riset kami. Kami akan menerapkan pengendalian yang ketat
terhadap penggunaan, penyimpanan, dan pembuangan bahan berbahaya
sesuai dengan regulasi yang berlaku.
4. Pihak kampus akan secara rutin melakukan identifikasi dan evaluasi risiko
terkait K3L dalam setiap aspek kegiatan kami. Hasil dari identifikasi dan
3

evaluasi ini akan digunakan untuk mengambil langkah-langkah


pencegahan yang tepat guna mengurangi risiko dan memastikan
keselamatan semua pihak yang terlibat.
5. Pihak kampus akan melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan rutin
terhadap kondisi kerja, peralatan, dan fasilitas untuk memastikan
kepatuhan terhadap kebijakan K3L dan standar yang ditetapkan. Tindakan
korektif akan segera diambil jika terdapat ketidaksesuaian atau
pelanggaran.
6. Pihak kampus mendorong partisipasi aktif staf, dosen, mahasiswa, dan
pihak terkait dalam upaya meningkatkan K3L. Kami juga akan
memastikan komunikasi yang efektif mengenai masalah K3L, termasuk
melibatkan seluruh pihak dalam pengambilan keputusan terkait kebijakan
dan praktik K3L.
7. Pihak kampus berkomitmen untuk terus melakukan evaluasi dan perbaikan
terhadap program K3L kami. Kami akan mengikuti perkembangan
teknologi, regulasi, dan praktik terbaik dalam bidang K3L, serta
melibatkan pemangku kepentingan untuk meningkatkan efektivitas sistem
K3L kami.
BAB II
RUANG LINGKUP

2.1 Ruang Lingkup Pedoman K3L


Ruang lingkup penerapan Pedoman K3L di Universitas Riau, Fakultas
Teknik, Jurusan Teknik Kimia meliputi seluruh kegiatan akademik dan non-
akademik yang dilakukan oleh sivitas akademika, tenaga kependidikan, dan
pemangku kepentingan yang berlangsung di lingkungan kerja IPB. Rincian
lingkup penerapan K3L terdiri atas berbagai bidang, yaitu:
1. Manajemen K3
Lingkup kegiatan dalam Manajemen K3 meliputi:
a. Aktivitas yang dilakukan oleh kontraktor/vendor dan pemangku
kepentingan lainnya.
b. Aktivitas non-akademik di dalam maupun di luar gedung.
c. Aktivitas pada prasarana pembelajaran akademik (lahan, ruang kelas,
perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, studio, ruang unit kegiatan
mahasiswa, ruang pimpinan perguruan tinggi, ruang dosen, ruang
administrasi dan pelayanan serta fasilitas umum).
2. Manajemen Lingkungan Kerja
Lingkup kegiatan dalam manajemen lingkungan kerja meliputi:
a. Pemenuhan persyaratan K3 pada gedung, instalasi air dan listrik,
sarana dan prasarana ruang laboraturium.
b. Pemantauan kualitas lingkungan kerja, pengelolaan limbah, dan
pengelolaan dan penyimpanan yang tepat untuk bahan berbahaya.
3. Manajemen Tanggap Darurat
Lingkup kegiatan dalam manajemen tanggap darurat meliputi:
a. Pemadaman Kebakaran.
b. Pertolongan Pertama pada Kecelakaan.
c. Evakuasi dan Tanggap Darurat Bencana.

4
5

4. Manajemen Keamanan, Ketertiban, dan Transportasi


Lingkup kegiatan dalam manajemen keamanan, ketertiban, dan
transportasi meliputi:
a. Pemenuhan persyaratan K3 pada aktivitas transportasi dan lalu lintas
di lingkungan kerja.
b. Pemenuhan persyaratan K3 pada aktivitas pengamanan dan ketertiban
di lingkungan kerja.
5. Manajemen Biorisiko
Lingkup kegiatan dalam manajemen biorisiko meliputi:
a. Aktivitas yang dilakukan di laboratorium maupun di unit-unit kerja
yang menggunakan agen biologis dan toksin
b. Pemenuhan persyaratan biorisiko pada laboratorium dan unit kerja
lainnya.

2.2 Divisi yang Tercakup dalam Pedoman K3L


Divisi, departemen, atau unit yang terkait program K3L di jurusan Teknik
Kimia Universitas Riau sebagai berikut.
1. Divisi K3L atau Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Bertanggung jawab untuk mengembangkan, menerapkan, dan memastikan
kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur K3L di jurusan Teknik Kimia.
Mereka mungkin mengawasi pemantauan lingkungan, analisis risiko,
pengelolaan bahan kimia, dan penyusunan pelaporan K3L.
2. Departemen Pendidikan:
Departemen pendidikan terkait dengan program akademik dan kurikulum
jurusan Teknik Kimia. Bertanggung jawab untuk memasukkan isu-isu
K3L ke dalam kurikulum, mengadakan pelatihan K3L untuk mahasiswa,
dan memantau kesadaran K3L di kalangan mahasiswa.
3. Departemen Riset dan Pengembangan
Departemen riset dan pengembangan terlibat dalam penelitian ilmiah dan
pengembangan teknologi di bidang Teknik Kimia. Mereka dapat
memastikan bahwa prinsip-prinsip K3L diperhatikan dalam penelitian dan
pengembangan baru.
6

4. Unit Laboratorium
Laboratorium-laboratorium di jurusan Teknik Kimia dapat memiliki unit-
unit terkait K3L yang bertugas memastikan keselamatan dan keamanan
dalam penggunaan peralatan, bahan kimia, dan praktik laboratorium.
5. Unit Pengelolaan Limbah
Unit pengolahan limbah bertanggung jawab untuk mengelola dan
membuang limbah yang dihasilkan oleh kegiatan di jurusan Teknik Kimia
dengan mematuhi peraturan dan standar yang berlaku. Mereka mungkin
bekerja sama dengan otoritas lingkungan setempat untuk memastikan
pengelolaan limbah yang aman dan sesuai.
BAB III
KEBIJAKAN K3L

3.1 Penyataan Kebijakan Resmi Kampus Terkait K3L


Penyataan Kebijakan K3L Jurusan Teknik Kimia Universitas Riau:
1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3):
a. Berkomitmen untuk menciptakan dan memelihara lingkungan kerja
yang aman dan sehat bagi semua anggota jurusan Teknik Kimia,
termasuk dosen, staf, dan mahasiswa.
b. Akan menyediakan pelatihan dan pendidikan yang diperlukan
mengenai praktik kerja yang aman dan prosedur keselamatan yang
relevan untuk meminimalkan risiko kecelakaan dan cedera.
c. Akan melibatkan semua anggota jurusan dalam upaya identifikasi,
evaluasi, dan pengendalian bahaya yang terkait dengan aktivitas di
laboratorium, workshop, atau tempat kerja lainnya.
d. Akan mematuhi semua peraturan dan standar K3 yang berlaku, serta
melakukan penilaian risiko secara berkala untuk memastikan
pembaruan dan perbaikan terus-menerus dalam sistem K3L kami.
2. Lingkungan:
a. Berkomitmen untuk melindungi lingkungan dan mengurangi dampak
negatif aktivitas jurusan Teknik Kimia terhadap lingkungan.
b. Akan mematuhi semua peraturan dan perundangan terkait
perlindungan lingkungan yang berlaku.
c. Akan menerapkan praktik ramah lingkungan dan mengurangi limbah
serta emisi yang dihasilkan oleh kegiatan di jurusan.
d. Akan melibatkan anggota jurusan dalam upaya pengelolaan dan
pengurangan risiko terhadap dampak lingkungan yang mungkin
timbul dari kegiatan yang dilakukan.
3. Keterlibatan dan Komunikasi:
a. Kami akan melibatkan semua anggota jurusan dalam pengembangan,
implementasi, dan pemantauan kebijakan K3L ini.

7
8

b. Akan menyediakan saluran komunikasi yang terbuka untuk umpan


balik, pelaporan insiden, serta saran dan saran terkait K3L.
c. Akan memberikan informasi dan pelatihan kepada semua anggota
jurusan mengenai kebijakan K3L dan memastikan pemahaman yang
tepat.
d. Akan menjalin kerja sama dengan pihak terkait, termasuk instansi
pemerintah dan industri, dalam hal-hal yang berkaitan dengan K3L.

3.2 Pentingnya Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan Perlindungan


Lingkungan sebagai Prioritas Utama
Berikut adalah beberapa alasan mengapa penting untuk menekankan
prioritas tersebut:
1. Keselamatan
Risiko kecelakaan dalam lingkungan kerja teknik kimia dapat
menyebabkan cedera serius bahkan kematian. Kebijakan K3L yang kuat
akan memastikan adanya langkah-langkah pencegahan yang efektif untuk
mengurangi risiko kecelakaan. Contohnya, pelatihan keselamatan yang
tepat, pemeliharaan rutin peralatan, dan penggunaan alat pelindung diri
yang sesuai.
2. Kesehatan Kerja
Proses kimia sering melibatkan bahan-bahan berbahaya yang dapat
membahayakan kesehatan pekerja. Kebijakan K3L yang baik harus
memastikan perlindungan terhadap pekerja dari paparan bahan beracun,
debu, asap, atau zat-zat berbahaya lainnya. Pengawasan kesehatan kerja
secara teratur, penggunaan ventilasi yang memadai, dan pengaturan waktu
kerja yang wajar dapat membantu menjaga kesehatan para pekerja.
3. Perlindungan Lingkungan
Proses-proses kimia juga berpotensi menyebabkan dampak negatif pada
lingkungan, seperti pencemaran udara, air, dan tanah. Kebijakan K3L
harus memastikan bahwa upaya dilakukan untuk mengurangi dampak
lingkungan negatif yang dihasilkan dari kegiatan di laboratorium, pabrik,
atau fasilitas lainnya. Penggunaan teknologi ramah lingkungan,
9

pengelolaan limbah yang baik, dan pemantauan lingkungan yang ketat


adalah beberapa langkah yang perlu diambil.
4. Kepatuhan Regulasi
Kebijakan K3L yang kuat akan membantu memastikan bahwa jurusan
Teknik Kimia di Universitas Riau mematuhi peraturan dan standar
keselamatan, kesehatan kerja, dan lingkungan yang berlaku. Hal ini
penting untuk menjaga reputasi universitas, memastikan keamanan dan
kesejahteraan mahasiswa dan staf, serta memenuhi tanggung jawab sosial
terhadap lingkungan sekitar.
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI

4.1 Struktur Organisasi yang Terkait dengan K3L di Kampus


Berikut ini struktur organisasi K3L di lingkungan Jurusan Teknik Kimia,
Fakultas Teknik, Universitas Riau.
1. Kepala Jurusan Teknik Kimia
2. Manajer K3L
3. Koordinator K3L
4. Dosen K3L
5. Unit K3L
6. Laboran K3L
7. Tim K3L Mahasiswa

4.2 Nama dan tanggung jawab pejabat yang bertanggung jawab atas
K3L
Berikut ini struktur organisasi K3L di lingkungan Jurusan Teknik Kimia,
Fakultas Teknik, Universitas Riau.
1. Kepala Jurusan Teknik Kimia (Idral Amri, ST., MT., PhD)
Bertanggung jawab atas pengelolaan dan pengembangan jurusan secara
keseluruhan, termasuk mengawasi kegiatan K3L.
2. Manajer K3L (Prof. Dr.Adrianto Ahmad, ST., MT.)
Bertanggung jawab atas pengelolaan umum program K3L, pemantauan
kepatuhan, pelatihan, dan pelaporan.
3. Koordinator K3L (Hari Rionaldo, ST., MT., C.EIA)
Memimpin tim K3L di jurusan Teknik Kimia dan bertanggung jawab
untuk merancang, mengimplementasikan, dan memantau program K3L di
seluruh fakultas dan laboratorium.
4. Dosen K3L (Dr. Said Zul Amraini, ST., MT.)
Merupakan anggota fakultas yang memiliki pengetahuan dan keahlian
khusus dalam bidang K3L. Mereka terlibat dalam pengajaran dan

10
11

penelitian terkait K3L serta memberikan bimbingan kepada mahasiswa


terkait dengan praktik aman di laboratorium dan lingkungan kerja.
5. Unit K3L (Deby Octavia, S.Pd; Gustina Ariantini, A.Md; Indra Permana,
S.Kom; Muhammad Asyraf Hazzamy, ST; Yeni Indrawati, ST., MT;
Yulina, S.Pd)
Merupakan unit administratif yang berfungsi sebagai pusat pengelolaan
dan koordinasi K3L di jurusan Teknik Kimia. Unit ini melaksanakan
tugas-tugas seperti pemantauan kepatuhan, penyusunan kebijakan,
pengembangan prosedur keselamatan, pelatihan staf, investigasi
kecelakaan, dan menyediakan sumber daya untukkegiatan K3L.
6. Laboran K3L (Zulfikar, ST)
Bertanggung jawab atas pengelolaan dan pemeliharaan fasilitas
laboratorium yang aman serta memastikan penggunaan peralatan
laboratorium yang sesuai dengan standar keselamatan.
7. Tim K3L Mahasiswa
Terdiri dari mahasiswa yang tertarik dengan bidang K3L dan bertugas
untuk mendukung program K3L di jurusan. Mereka dapat membantu
dalam menyampaikan informasi tentang K3L kepada mahasiswa lain,
mengorganisir kegiatan keselamatan, atau berpartisipasi dalam inisiatif
K3L lainnya.
BAB V
IDENTIFIKASI BAHAYA DAN EVALUASI RISIKO

5.1 Prosedur untuk Mengidentifikasi Bahaya dan Potensi Risiko di


Lingkungan Kampus
Penting untuk bekerja sama dengan staf, mahasiswa, dan pihak terkait
lainnya untuk mencapai lingkungan yang aman di jurusan Teknik Kimia. Selain
itu, selalu patuhi peraturan dan pedoman keselamatan yang ditetapkan oleh
Universitas Riau dan otoritas yang berwenang dalam bidang keamanan dan
kesehatan.
Dalam mengidentifikasi bahaya dan potensi risiko di jurusan Teknik
Kimia di Universitas Riau, Anda dapat mengikuti beberapa langkah berikut:
1. Analisis Lingkungan dan Proses
Lakukan analisis menyeluruh terhadap lingkungan fisik dan proses yang
ada di jurusan Teknik Kimia. Identifikasi bahan kimia yang digunakan,
peralatan yang digunakan, dan langkahlangkah operasional yang biasa
dilakukan.
2. Identifikasi Bahaya Potensial
Identifikasi berbagai jenis bahaya yang mungkin timbul dari lingkungan
dan proses yang telah diidentifikasi sebelumnya. Contoh bahaya meliputi
kebakaran, ledakan, tumpahan bahan kimia, paparan zat berbahaya, dan
kecelakaan kerja.
3. Evaluasi Risiko
Tinjau masing-masing bahaya yang diidentifikasi dan evaluasi risiko yang
terkait dengan setiap bahaya tersebut. Pertimbangkan kemungkinan
terjadinya bahaya dan dampak yang dapat ditimbulkan jika terjadi kejadian
tersebut.
4. Prioritaskan Risiko
Setelah melakukan evaluasi risiko, tentukan tingkat prioritas risiko yang
perlu ditangani terlebih dahulu. Faktor-faktor yang dapat dipertimbangkan

12
13

dalam menentukan prioritas meliputi tingkat keparahan risiko,


kemungkinan terjadinya risiko, dan jumlah orang yang dapat terpengaruh.
5. Identifikasi Langkah Pengendalian
Setiap risiko yang diidentifikasi, tentukan langkah-langkah pengendalian
yang dapat dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan risiko
tersebut. Langkah pengendalian dapat meliputi penggunaan peralatan
pelindung diri (APD), pemisahan fisik antara bahan kimia yang tidak
kompatibel, penggunaan sistem ventilasi yang tepat, dan pelatihan
keamanan yang diperlukan.
6. Implementasi Langkah Pengendalian
Langkah-langkah pengendalian yang telah ditentukan dalam lingkungan
jurusan Teknik Kimia diterapkan. Pastikan semua anggota komunitas
akademik yang terlibat dalam proses tersebut mendapatkan pelatihan dan
pemahaman yang memadai mengenai langkah-langkah pengendalian yang
harus diikuti.
7. Evaluasi dan Pembaruan
Evaluasi terhadap langkah-langkah pengendalian yang telah
diimplementasikan dilakukan secara berkala. Tinjau apakah langkah-
langkah tersebut efektif dalam mengurangi risiko dan apakah ada risiko
baru yang muncul. Jika perlu, lakukan pembaruan pada prosedur
identifikasi bahaya dan pengendalian risiko.

5.2 Metode Penilaian Risiko yang Digunakan untuk Mengevaluasi


Tingkat Risiko
Untuk mengevaluasi tingkat risiko di jurusan Teknik Kimia Universitas
Riau, metode penilaian risiko yang dapat digunakan adalah analisis Bahaya dan
Penilaian Risiko (ABPR) Metode ini melibatkan identifikasi bahaya potensial
dalam suatu aktivitas atau proses, penentuan tingkat risiko yang terkait, dan
pengembangan langkah-langkah pengendalian untuk mengurangi risiko. ABPR
biasanya melibatkan penilaian kualitatif dan kuantitatif terhadap bahaya dan risiko
yang ada. Analisis Bahaya dan Penilaian Risiko (ABPR) adalah proses
identifikasi, penilaian, dan pengendalian bahaya dalam suatu lingkungan kerja
14

atau proses. Dalam konteks jurusan Teknik Kimia di Universitas Riau, ABPR
berperan penting dalam mengidentifikasi potensi bahaya yang terkait dengan
kegiatan laboratorium, pengolahan bahan kimia, dan operasi peralatan teknik
kimia.
Berikut adalah langkah-langkah umum dalam melakukan ABPR di jurusan
Teknik Kimia Universitas Riau:
1. Identifikasi Bahaya
Identifikasi bahaya merupakan langkah awal dalam ABPR. Tim ABPR
harus mengidentifikasi semua kemungkinan bahaya yang terkait dengan
aktivitas dan peralatan teknik kimia di laboratorium atau fasilitas
pengolahan. Beberapa contoh bahaya yang umum meliputi bahan kimia
berbahaya, kebakaran, ledakan, kecelakaan kerja, atau kontaminasi
lingkungan.
2. Penilaian Risiko
Setelah bahaya diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah menilai risiko
yang terkait dengan masing-masing bahaya. Evaluasi risiko dilakukan
dengan mempertimbangkan tingkat keparahan potensi bahaya dan
kemungkinan terjadinya kejadian yang merugikan. Penilaian risiko
membantu dalam menentukan prioritas tindakan pengendalian yang harus
diambil.
3. Pengendalian Risiko
Setelah risiko diidentifikasi dan dinilai, langkah selanjutnya adalah
mengimplementasikan tindakan pengendalian untuk mengurangi risiko
menjadi tingkat yang dapat diterima. Pengendalian risiko dapat melibatkan
pemilihan peralatan yang aman, prosedur operasi yang benar, penggunaan
peralatan pelindung diri (APD), pemantauan berkala, dan pelatihan yang
memadai bagi staf dan mahasiswa.
4. Dokumentasi dan Pelaporan
Semua langkah dalam ABPR harus didokumentasikan dengan baik.
Dokumentasi tersebut dapat berupa catatan identifikasi bahaya, penilaian
risiko, rekomendasi pengendalian risiko, serta catatan tindakan
pencegahan yang telah diambil. Pelaporan ABPR yang teratur dan
15

komprehensif penting untuk memastikan pemantauan yang efektif


terhadap keberlanjutan tindakan pengendalian.
5. Tinjauan dan Peningkatan
ABPR harus menjadi proses yang berkelanjutan. Tinjauan berkala dan
evaluasi ulang terhadap ABPR perlu dilakukan untuk memastikan
efektivitas pengendalian risiko yang telah diimplementasikan. Jika
ditemukan kelemahan atau perubahan dalam aktivitas atau peralatan, perlu
dilakukan tindakan perbaikan yang sesuai.
BAB VI
PENGENDALIAN RISIKO

6.1 Prosedur dan Tindakan yang Diambil untuk Mengendalikan Risiko


yang Teridentifikasi
Berikut prosedur yang dilakukan dalam mengendalikan resiko di
lingkungan Jurusan Teknik Kimia, Universitas Riau.
1. Identifikasi area kerja
Meninjau semua area di lingkungan jurusan Teknik Kimia, termasuk
laboratorium, ruang kelas, fasilitas penyimpanan bahan kimia, dan area
lain yang relevan.
2. Identifikasi bahaya potensial
Memperhatikan dan mencatat semua jenis bahan kimia, peralatan
laboratorium dan aktivitas yang dapat menimbulkan bahaya. Contoh
bahaya termasuk bahan kimia beracun, kebakaran, ledakan, paparan zat
berbahaya, kebocoran gas, dan limbah berbahaya.
3. Evaluasi risiko
Meninjau setiap bahaya yang diidentifikasi dan nilai risikonya.
Pertimbangkan kemungkinan terjadinya kejadian berbahaya dan potensi
dampaknya terhadap kesehatan dan keselamatan manusia, lingkungan, dan
aset fisik. Gunakan pendekatan seperti skala risiko (misalnya, risiko tinggi,
sedang, atau rendah) untuk menilai tingkat risiko.
4. Identifikasi kontrol yang ada
Meninjau langkah-langkah pengendalian yang telah diimplementasikan di
lingkungan jurusan Teknik Kimia. Ini termasuk peraturan keselamatan,
prosedur kerja, pelatihan, peralatan pelindung diri (APD), sistem ventilasi,
dan perlengkapan pemadam kebakaran.
5. Identifikasi kekurangan pengendalian
Mengidentifikasi potensi kekurangan atau kelemahan dalam sistem
pengendalian yang ada. Misalnya, apakah ada pelatihan yang belum
dilakukan dengan baik, peralatan pelindung diri yang kurang memadai,
atau tindakan pencegahan kebakaran yang kurang efektif.

16
17

6. Evaluasi risiko residu


Meninjau risiko yang tersisa setelah menerapkan pengendalian yang ada.
Identifikasi area atau kegiatan di mana risiko masih tinggi dan perlu
7. Mengembangkan rencana tindakan
Berdasarkan hasil evaluasi risiko, mengidentifikasi tindakan yang perlu
diambil untuk mengurangi risiko dan menetapkan prioritas dan batas
waktu untuk menerapkan tindakan tersebut.
8. Implementasi tindakan
Menerapkan langkah-langkah pengendalian yang telah ditentukan serta
memastikan pelatihan yang memadai dan komunikasi yang jelas kepada
semua pihak terkait.
9. Pelatihan dan kesadaran
Menyediakan pelatihan keselamatan rutin kepada staf, mahasiswa, dan
personel terkait lainnya untuk meningkatkan kesadaran tentang bahaya dan
risiko di lingkungan jurusan Teknik Kimia. Selain itu, buatlah tanda
peringatan dan petunjuk yang jelas di tempat-tempat yang berisiko tinggi.
10. Tinjau ulang dan pemantauan
Melakukan tinjauan berkala terhadap tindakan yang telah
diimplementasikan dan tinjauan risiko secara teratur. Pastikan bahwa
langkah-langkah pengendalian tetap efektif dan sesuai dengan perubahan
kondisi atau peraturan baru yang mungkin terjadi.
11. Dokumentasi
Mencatat semua temuan, langkah-langkah pengendalian, dan tinjauan
risiko yang telah dilakukan. Dokumentasi ini penting untuk melacak
kemajuan dan sebagai referensi masa depan.
tindakan tambahan.

6.2 Langkah-Langkah Pencegahan, Perlindungan Pribadi, Penggunaan


Peralatan Pelindung, dan Langkah Darurat
6.2.1 Pencegahan
Berikut ini Langkah-langkah pencegahan resiko yang dilakukan di
lingkungan Jurusan Teknik Kimia, Universitas Riau.
18

1. Penyuluhan dan Pelatihan


Melakukan penyuluhan dan pelatihan kepada seluruh staf dan mahasiswa
mengenai risiko K3L yang mungkin terjadi di lingkungan kerja mereka.
2. Identifikasi Bahaya dan Evaluasi Risiko
Mengidentifikasi bahaya yang mungkin ada di lingkungan kerja dan
laboratorium. Kemudian, melakukan evaluasi risiko untuk menentukan
tingkat bahaya dan potensi dampaknya. Hal ini dapat membantu dalam
merancang langkah-langkah pencegahan yang tepat.

3. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)

Memastikan seluruh staf dan mahasiswa menggunakan APD yang sesuai


ketika melakukan aktivitas diarea laboratorium. Contohnya, penggunaan
kacamata pelindung, sarung tangan, masker, dan baju pelindung.
4. Perawatan dan Inspeksi Rutin
Melakukan perawatan dan inspeksi rutin terhadap peralatan, mesin, dan
infrastruktur yang digunakan di laboratorium atau lingkungan kerja serta
memastikan semuanya dalam kondisi yang baik dan aman untuk
digunakan.
5. Penanganan Bahan Kimia
Menerapkan prosedur yang ketat dalam penanganan, penyimpanan, dan
pembuangan bahan kimia serta memastikan bahan kimia disimpan di
tempat yang sesuai, dilengkapi dengan label yang jelas, dan pemusnahan
limbah kimia dilakukan dengan benar.
6. Pengelolaan Limbah
Mengadopsi sistem pengelolaan limbah yang sesuai dengan aturan dan
regulasi yang berlaku. Pastikan limbah kimia diolah dan dibuang dengan
cara yang aman dan ramah lingkungan.
7. Pemeriksaan Keamanan Rutin
Melakukan pemeriksaan rutin terhadap lingkungan kerja, peralatan
laboratorium, dan prosedur kegiatan laboratorium untuk memastikan
kesesuaian dengan standar K3L.
8. Penyediaan Peralatan Darurat
Menyediakan peralatan darurat seperti pemadam kebakaran, shower
19

keamanan, dan peralatan pertolongan pertama. Pastikan staf dan


mahasiswa dilatih dalam penggunaan peralatan tersebut.
9. Pelaporan dan Investigasi Insiden
Mendorong staf dan mahasiswa untuk melaporkan setiap insiden atau
kecelakaan yang terjadi segera. Lakukan investigasi menyeluruh terhadap
insiden tersebut untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.
10. Evakuasi Darurat dan Rencana Penanggulangan Keadaan Darurat
Merencana evakuasi darurat yang jelas dan semua staf dan mahasiswa
harus dilatih tentang prosedur evakuasi.
11. Promosi Kesadaran K3L
Mengadakan kampanye kesadaran K3.

6.2.2 Perlindungan Pribadi


Berikut adalah beberapa langkah yang biasanya diambil untuk
perlindungan pribadi di jurusan teknik kimia Universitas Riau:
1. Pelatihan Keselamatan
Mahasiswa dijurusan teknik kimia akan menerima pelatihan mengenai
keselamatan laboratorium dan praktik penggunaan bahan kimia. Pelatihan
ini mencakup prosedur keselamatan umum, penggunaan peralatan
pelindung diri (APD), dan penanganan bahan kimia secara aman.
2. Peralatan Pelindung Diri (APD)
Mahasiswa diwajibkan menggunakan APD sesuai dengan instruksi yang
diberikan. APD yang umum digunakan di laboratorium kimia meliputi
kacamata pelindung, sarung tangan, jas laboratorium, sepatu keselamatan,
masker wajah, dan penutup kepala.
3. Ventilasi yang Memadai
Laboratorium dan area kerja di jurusan teknik kimia harus dilengkapi
dengan sistem ventilasi yang memadai untuk menghilangkan atau
mengurangi paparan bahan kimia berbahaya. Ventilasi yang baik
membantu menjaga kualitas udara dan mengurangi risiko terjadinya
ledakan atau kebakaran.
4. Pengelolaan Bahan Kimia
Jurusan teknik kimia harus memiliki prosedur pengelolaan bahan kimia
20

yang aman, termasuk penyimpanan yang tepat, penanganan yang benar,


dan pembuangan yang sesuai dengan peraturan. Mahasiswa juga harus
diajarkan mengenai risiko potensial dari bahan kimia yang digunakan.
5. Pengawasan dan Inspeksi Rutin
Jurusan teknik kimia harus melakukan pengawasan dan inspeksi rutin
terhadap laboratorium dan fasilitas lainnya untuk memastikan kepatuhan
terhadap aturan keselamatan. Hal ini melibatkan pemeriksaan peralatan,
pelatihan yang terus-menerus, dan peningkatan kebijakan keselamatan.
6. Tanggung Jawab Individu: Mahasiswa juga harus bertanggung jawab
untuk menjaga keselamatan diri sendiri dan orang lain di sekitarnya.
Mereka harus mengikuti prosedur keselamatan yang ditetapkan,
menggunakan APD dengan benar, dan melaporkan situasi berbahaya
kepada staf atau dosen yang bertanggung jawab.

6.2.3 Penggunaan Peralatan Pelindung


Berikut adalah beberapa peralatan pelindung yang umum digunakan dalam
jurusan Teknik Kimia: Kacamata Keselamatan: Kacamata keselamatan
melindungi mata dari percikan bahan kimia, partikel kecil, dan debu yang dapat
menyebabkan iritasi atau cedera pada mata.
1. Sarung tangan
Sarung tangan yang sesuai harus digunakan saat menangani bahan kimia
atau sampel. Sarung tangan yang tepat, seperti sarung tangan nitril atau
lateks, membantu melindungi kulit dari kontak langsung dengan bahan
berbahaya.
2. Jas Laboratorium
Jas laboratorium atau lab coat harus dipakai untuk melindungi tubuh dan
pakaian dari percikan bahan kimia atau tumpahan yang mungkin terjadi
selama percobaan.
3. Sepatu Keselamatan
Sepatu keselamatan dengan sol karet dan tahan terhadap bahan kimia
digunakan untuk melindungi kaki dari tumpahan bahan kimia atau pecahan
peralatan.
21

4. Topeng Pernapasan
Topeng pernapasan atau masker digunakan untuk melindungi sistem
pernapasan dari inhalasi bahan kimia berbahaya atau partikel berbahaya.
5. Penutup Kepala
Penutup kepala atau pelindung kepala seperti helm digunakan untuk
melindungi kepala dari bahan kimia atau benda tumpul yang mungkin
jatuh atau terbentur. Selain itu, penting juga untuk mengikuti petunjuk
keselamatan yang diberikan oleh dosen atau pengajar laboratorium.
Pastikan Anda memahami prosedur penggunaan peralatan pelindung dan
tindakan darurat yang harus diambil dalam situasi yang tidak aman.

6.2.4 Langkah Darurat


Dalam situasi darurat di jurusan Teknik Kimia di Universitas Riau,
Langkah-langkah berikut dapat diambil:
1. Tetap Tenang
Pertama dan terutama, penting untuk tetap tenang dan tidak panik. Hal ini
akan membantu Anda untuk berpikir jernih dan mengambil tindakan yang
tepat dalam situasi darurat.
2. Komunikasi
Segera hubungi orang-orang yang terkait dengan keadaan darurat. Ini
mungkin termasuk staf fakultas, rekan mahasiswa, atau petugas keamanan
universitas. Laporkan situasi darurat secara jelas dan rinci, dan pastikan
untuk memberikan informasi yang diperlukan seperti lokasi dan jenis
keadaan darurat.
3. Ikuti Prosedur Darurat
Universitas Riau biasanya memiliki prosedur darurat yang ditetapkan.
Ketahui dan pahami prosedur tersebut sebelumnya. Misalnya, jika ada
kebakaran, ketahui lokasi peralatan pemadam kebakaran, pintu darurat,
dan rute evakuasi yang telah ditentukan.
4. Evakuasi
Jika diperlukan, ikuti prosedur evakuasi yang telah ditentukan. Biasanya
terdapat jalur evakuasi yang telah ditandai dengan jelas. Ikuti instruksi dan
22

petunjuk dari petugas keamanan atau staf universitas.

5. Bantuan Medis
Jika ada kecelakaan atau cedera, segera berikan bantuan medis jika Anda
memiliki pengetahuan dan keterampilan yang sesuai. Jika tidak, cari
bantuan medis secepat mungkin dengan menghubungi pihak yang
berwenang atau memanggil ambulans.
6. Informasikan Pihak Berwenang
Setelah situasi darurat teratasi, laporkan insiden kepada pihak berwenang
atau pihak yang bertanggung jawab di universitas. Ini penting untuk tujuan
investigasi, keamanan, dan langkah- langkah pencegahan di masa depan.
BAB VII
PELATIHAN DAN KESADARAN

7.1 Rencana Pelatihan K3L untuk Karyawan dan Mahasiswa di


Kampus
1. Topik
Pelatihan dan Kesadaran K3L
2. Tujuan pelatihan:
Meningkatkan kesadaran, pengetahuan, dan keterampilan peserta dalam
bidang K3L untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman, sehat, dan
berkelanjutan di lingkungan universitas.
3. Durasi pelatihan
Pelatihan dilakukan selama 3 hari
4. Jadwal pelatihan
Hari 1
• Pukul 09:00-09:30: Registrasi peserta
• Pukul 09:30-10:00: Pembukaan dan pengantar pelatihan K3L di
Jurusan Teknik Kimia
• Pukul 10:00-11:30: Pemahaman tentang peraturan dan standar K3L di
industri kimia
• Pukul 11:30-12:30: Istirahat makan siang
• Pukul 12:30-14:00: Identifikasi bahaya kimia di lingkungan kerja
• Pukul 14:00-15:30: Pengendalian risiko kimia dan penggunaan
peralatan pelindung diri (APD)
• Pukul 15:30-16:00: Evaluasi hari pertama dan penugasan tugas
Hari 2:
• Pukul 09:00-10:30: Keselamatan dalam pengoperasian peralatan dan
mesin di laboratorium kimia

23
24

• Pukul 10:30-11:30: Penanganan bahan kimia yang aman dan


pengelolaan limbah
• Pukul 11:30-12:30: Istirahat makan siang
• Pukul 12:30-14:00: Identifikasi risiko kebakaran dan langkah-langkah
pencegahannya
• Pukul 14:00-15:30: Keamanan proses dan analisis bahaya potensial
• Pukul 15:30-16:00: Evaluasi hari kedua dan penugasan tugas
Hari 3:
• Pukul 09:00-10:30: Penanganan kecelakaan dan tanggap darurat di
lingkungan kerja kimia
• Pukul 10:30-11:30: Prinsip ergonomi dan pencegahan cedera kerja
• Pukul 11:30-12:30: Istirahat makan siang
• Pukul 12:30-14:00: Audit K3L dan penerapan praktik berkelanjutan di
jurusan Teknik Kimia
• Pukul 14:00-15:30: Komunikasi dan pelaporan K3L yang efektif
• Pukul 15:30-16:00: Evaluasi akhir, penyelesaian sertifikat, dan
penutupan
5. Narasumber/pemateri:
• Dr. Said Zul Amraini, ST., MT. (Dosen Teknik Kimia Universitas
Riau)
• Praktisi industri K3L terkait dengan bidang Teknik Kimia
6. Metode pelatihan:
• Presentasi audiovisual
• Diskusi kelompok
• Studi kasus
• Simulasi keadaan darurat
• Latihan praktik menggunakan APD dan peralatan keselamatan.
7. Materi pelatihan:
• Peraturan dan standar K3L di industri kimia
• Identifikasi bahaya kimia dan evaluasi risiko
• Penggunaan APD dan pengendalian risiko kimia
• Keselamatan pengoperasian peralatan dan mesin di laboratorium
25

kimia
• Penanganan bahan kimia yang aman dan pengelolaan limbah
• Pencegahan kebakaran dan keamanan proses
• Penanganan kecelakaan dan tanggap darurat
• Prinsip ergonomi dan pencegahan cedera kerja
• Audit K3L dan praktik berkelanjutan di Jurusan Teknik Kimia
• Komunikasi dan pelaporan K3L yang efektif
8. Evaluasi dan umpan balik:
 Penilaian tertulis (tes atau kuis) pada akhir pelatihan
 Evaluasi peserta tentang kebermanfaatan dan kepuasan terhadap
pelatihan
 Diskusi kelompok untuk mendapatkan umpan balik lebih rinci
9. Tindak lanjut:
• Pemantauan implementasi praktik K3L di lingkungan kerja peserta
• Penyediaan panduan dan sumber daya tambahan tentang K3L
• Pelaksanaan pelatihan lanjutan dan pembaruan berkala untuk
memperbarui pengetahuan dan keterampilan peserta dalam K3L di
bidang Teknik Kimia.

7.2 Inisiatif untuk Meningkatkan Kesadaran K3L di Kalangan Seluruh


Anggota Kampus
Untuk meningkatkan kesadaran K3L (Kesehatan, Keselamatan, dan
Lingkungan) di jurusan Teknik Kimia Universitas Riau, beberapa inisiatif yang
akan dilaksanakan sebagai berikut:
1. Membentuk Kelompok Studi K3L
Membentuk kelompok studi yang terdiri dari mahasiswa dan staf
pengajar jurusan Teknik Kimia. Kelompok ini dapat bertemu secara
berkala untuk membahas isu-isu K3L, berbagi pengetahuan, dan
menyusun strategi untuk meningkatkan kesadaran di kalangan mahasiswa.
2. Pelatihan dan Workshop K3L
Mengadakan pelatihan dan workshop K3L yang berkaitan dengan Teknik
Kimia. Mengundang ahli K3L atau praktisi industri untuk memberikan
26

pemahaman yang lebih mendalam tentang praktik-praktik aman dalam


pengolahan kimia, penggunaan alat pelindung diri, penanganan bahan
berbahaya, dan cara mengidentifikasi dan mengatasi risiko di tempat kerja.
3. Sosialisasi K3L dalam Kurikulum
Mendorong pengintegrasian K3L ke dalam kurikulum jurusan Teknik
Kimia serta memastikan bahwa mata kuliah yang berkaitan dengan proses
kimia, laboratorium, dan lingkungan mengajarkan prinsip-prinsip K3L
secara menyeluruh. Dan juga, mendiskusikan contoh-contoh nyata
kecelakaan atau insiden yang terkait dengan kesalahan K3L untuk
memberikan pemahaman yang lebih baik.
4. Kampanye Kesadaran
Membuat kampanye kesadaran K3L yang aktif dan menarik bagi
mahasiswa Teknik Kimia. Akan digunakan media sosial, poster, pamflet,
dan siaran di dalam kampus untuk menyampaikan pesan- pesan penting
tentang praktik-praktik aman, pentingnya alat pelindung diri, dan
lingkungan yang sehat. Selain itu, akan diadakan kompetisi atau acara
temu karya yang mendorong mahasiswa untuk berbagi ide dan inovasi
dalam bidang K3L.
5. Audit K3L
Melakukan audit K3L secara rutin di laboratorium, ruang kuliah, dan area
kerja terkait Teknik Kimia. Audit ini dapat membantu mengidentifikasi
potensi risiko dan perbaikan yang perlu dilakukan. Libatkan mahasiswa
dan staf dalam proses audit dan berikan umpan balik yang konstruktif
untuk meningkatkan keamanan dan keselamatan.
6. Kolaborasi dengan Industri
Menjalin kerja sama dengan industri kimia di sekitar Universitas Riau.
Dengan mengadakan kunjungan ke industri, mahasiswa dapat melihat
langsung penerapan praktik K3L dalam skala industri dan memperoleh
wawasan praktis tentang keselamatan kerja dalam bidang mereka.
7. Program Mentor-Mentee
Membuat program mentor-mentee antara mahasiswa tingkat atas dan
tingkat bawah. Mentor yang lebih berpengalaman dapat memberikan
27

nasihat dan bimbingan kepada mahasiswa baru mengenai praktik K3L


yang baik. Program ini juga dapat mendorong mahasiswa untuk saling
mengingatkan dan menjaga kesadaran K3L di antara sesama.
BAB VIII
MANAJEMEN INSIDEN

8.1 Prosedur untuk Melaporkan dan Menangani Kecelakaan, Cedera,


atau Insiden K3L
Langkah- langkah berikut ini dapat diikuti untuk melaporkan dan
menangani situasi kecelakaan, cedera, atau insiden K3L:
1. Segera lindungi diri sendiri dan orang lain di sekitar area kecelakaan.
Pastikan keselamatan merupakan prioritas utama.
2. Jika ada cedera serius atau bahaya segera, hubungi tim medis atau layanan
darurat setempat untuk mendapatkan bantuan segera. Berikan informasi
yang jelas mengenai kejadian dan alamat lokasi kecelakaan.
3. Laporkan kecelakaan atau insiden kepada petugas keamanan atau
pengawas yang bertanggung jawab di area kerja atau laboratorium.
Berikan detail lengkap mengenai kejadian, termasuk lokasi, waktu, dan
deskripsi singkat mengenai insiden.
4. Mengumpulkan bukti dan informasi terkait insiden, seperti foto, video,
atau dokumen yang dapat mendukung investigasi selanjutnya.
5. Jika ada saksi mata, mintalah kesaksian mereka dan catat informasi kontak
mereka untuk keperluan investigasi lebih lanjut.
6. Petugas keamanan atau pengawas yang bertanggung jawab akan memulai
proses investigasi lebih lanjut untuk mengetahui penyebab dan faktor yang
berkontribusi terjadinya kecelakaan atau insiden.
8. Pihak berwenang universitas atau departemen Teknik Kimia Universitas
Riau akan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk memperbaiki
situasi atau kondisi yang menyebabkan kecelakaan atau insiden tersebut.
Hal ini dapat mencakup perbaikan infrastruktur, pelatihan lebih lanjut, atau
revisi kebijakan keamanan dan prosedur.
9. Selama proses investigasi dan penanganan, penting untuk menjaga
komunikasi terbuka dengan pihak berwenang dan bekerja sama untuk
mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
29

10. Jika perlu, hubungi bagian akademik atau administrasi universitas untuk
mendapatkan panduan dan dukungan tambahan terkait kejadian tersebut.

8.2 Langkah-langkah Investigasi Insiden


Langkah-langkah untuk melakukan investigasi insiden di jurusan Teknik
Kimia Universitas Riau:
1. Identifikasi dan Tinjau Kondisi Awal
Melakukan identifikasi awal insiden dan tinjau kondisi yang ada. Meninjau
laporan insiden, identifikasi potensi bahaya, dan kumpulkan informasi
awal tentang kejadian tersebut.
2. Amankan Lokasi dan Buktikan
Memastikan lokasi insiden diamankan dan aman untuk diinvestigasi.
Menjaga agar tidak ada perubahan yang signifikan pada tempat kejadian,
sehingga bukti-bukti dapat dipertahankan. Kumpulkan dan
dokumentasikan bukti-bukti fisik yang relevan, seperti gambar, catatan,
atau rekaman video.
3. Identifikasi Saksi dan Wawancara
Mengidentifikasi saksi-saksi yang terlibat dalam insiden. Mewancarai
mereka secara terpisah untuk mendapatkan informasi tentang apa yang
terjadi. Mencatat pernyataan mereka secara rinci dan pastikan untuk
menjaga kerahasiaan jika diperlukan.
4. Analisis dan Evaluasi Data
Menganalisis semua data yang telah dikumpulkan, termasuk bukti fisik,
laporan insiden, dan pernyataan saksi. Identifikasi penyebab insiden dan
faktor-faktor yang berkontribusi terhadapnya. Mengevaluasi kepatuhan
terhadap prosedur keamanan yang ada.
5. Identifikasi Tindakan Perbaikan
Berdasarkan hasil analisis, identifikasi tindakan perbaikan yang perlu
diambil untuk mencegah insiden serupa terjadi di masa depan. Meninjau
prosedur keamanan yang ada, rekomendasikan perubahan jika diperlukan,
dan buat rencana tindakan yang jelas.
6. Implementasi Tindakan Perbaikan
30

Menerapkan tindakan perbaikan yang direkomendasikan sesuai dengan


rencana yang telah dibuat. Memastikan semua pihak yang terlibat dalam
insiden dan manajemen departemen terlibat dalam pelaksanaan tindakan
perbaikan.
7. Monitoring dan Evaluasi
Memantau implementasi tindakan perbaikan dan evaluasi efektivitasnya.
Memastikan bahwa perubahan yang dilakukan telah mengurangi risiko
insiden di masa depan. Melakukan peninjauan berkala untuk memastikan
kepatuhan terhadap prosedur keamanan.
8. Pelaporan dan Komunikasi
Membuat laporan investigasi yang komprehensif tentang insiden, temuan,
dan tindakan perbaikan yang diambil. Menyampaikan laporan ini kepada
pihak yang berwenang di Universitas Riau, termasuk pimpinan
departemen dan pihak terkait lainnya.

8.3 Pelaporan Hasil Investigasi


Langkah-langkah untuk melakukan pelaporan hasil investigasi insiden di
jurusan Teknik Kimia Universitas Riau:
1. Investigasi Awal
Tim investigasi akan melakukan penyelidikan awal untuk mengumpulkan
informasi tentang insiden. Mereka mungkin akan mengumpulkan bukti,
mewawancarai saksi, dan menganalisis faktor-faktor yang berkontribusi
terhadap insiden.
2. Analisis dan Penilaian
Setelah mengumpulkan informasi yang cukup, tim investigasi akan
menganalisis temuan mereka dan mengevaluasi penyebab insiden. Mereka
mungkin menggunakan metodologi seperti Analisis Akar Penyebab (Root
Cause Analysis) untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berkontribusi.
3. Penyusunan Laporan
Tim investigasi akan menyusun laporan yang berisi temuan mereka,
analisis penyebab, rekomendasi perbaikan, dan tindakan pencegahan yang
direkomendasikan. Laporan ini harus jelas, lengkap, dan objektif.
4. Presentasi dan Distribusi Laporan
31

Laporan hasil investigasi akan disampaikan kepada pihak yang berwenang


di universitas, seperti dosen, staf administrasi, atau pejabat terkait.
Distribusi laporan juga dapat melibatkan pihak eksternal yang
berkepentingan, seperti pihak berwenang atau badan regulasi.
5. Implementasi Rekomendasi
Setelah laporan disampaikan, langkah-langkah perbaikan dan tindakan
pencegahan yang direkomendasikan dalam laporan harus
diimplementasikan. Pihak berwenang di universitas harus memastikan
bahwa langkah-langkah tersebut dilaksanakan dengan tepat dan tepat
waktu.

8.4 Tindakan Perbaikan dan Pencegahan yang Diambil untuk Mencegah


Insiden Serupa di Masa Depan
Tindakan perbaikan dan pencegahan untuk mencegah insiden serupa di
masa depan di jurusan Teknik Kimia Universitas Riau, meliputi:
1. Peningkatan Keamanan
Memastikan bahwa semua fasilitas dan laboratorium di jurusan Teknik
Kimia memenuhi standar keamanan yang ditetapkan. Ini termasuk
memastikan ada sistem kebakaran yang memadai, peralatan perlindungan
diri yang memadai, dan prosedur evakuasi darurat yang jelas.
2. Peningkatan Pelatihan dan Kesadaran
Memastikan bahwa seluruh staf dan mahasiswa yang terlibat dalam
kegiatan di laboratorium Kimia memperoleh pelatihan yang memadai
tentang praktik keselamatan yang benar. Mereka harus memahami risiko
yang terkait dengan bahan kimia dan prosedur operasional standar yang
harus diikuti.
3. Audit Keamanan Rutin
Melakukan audit rutin terhadap fasilitas dan laboratorium Kimia untuk
memastikan kepatuhan terhadap standar keselamatan yang ditetapkan.
Audit ini dapat melibatkan pemeriksaan peralatan, prosedur kerja, dan
pemantauan kondisi lingkungan untuk mengidentifikasi dan memperbaiki
potensi risiko.
4. Peningkatan Supervisi
32

Meningkatkan pengawasan dan pengendalian di laboratorium Kimia. Staf


pengawas harus memantau aktivitas mahasiswa secara aktif dan
memastikan bahwa prosedur keselamatan diikuti dengan benar. Mereka
juga harus siap untuk mengatasi situasi darurat dengan cepat dan efektif.
5. Komunikasi yang Efektif
Membuat sistem komunikasi yang efektif antara staf, mahasiswa, dan
personel keamanan. Informasi tentang perubahan prosedur keselamatan,
peningkatan risiko, atau insiden sebelumnya harus dikomunikasikan
dengan jelas kepada semua pihak yang terlibat.
6. Evaluasi Risiko Periodik
Melakukan evaluasi risiko berkala terhadap kegiatan di laboratorium
Kimia. Ini akan membantu dalam mengidentifikasi potensi risiko baru dan
mengadopsi tindakan pencegahan yang diperlukan untuk mengurangi
kemungkinan terjadinya insiden.
7. Peninjauan Standar Keselamatan
Standar keselamatan di laboratorium Kimia harus direvisi secara berkala
untuk memastikan kepatuhan terhadap perkembangan terbaru dalam
praktik keselamatan dan peraturan industri. Perubahan dalam regulasi atau
panduan keselamatan harus diadopsi sesegera mungkin.
8. Pelaporan dan Investigasi Insiden
Setiap insiden atau kecelakaan yang terjadi di laboratorium Kimia harus
dilaporkan dengan segera. Universitas harus melakukan investigasi
menyeluruh terhadap insiden-insiden tersebut untuk mengidentifikasi
penyebabnya dan mengambil tindakan perbaikan yang sesuai.
9. Promosi Budaya Keselamatan
Universitas harus mempromosikan budaya keselamatan yang kuat di
antara staf dan mahasiswa. Ini dapat dilakukan melalui kampanye
kesadaran, pelatihan reguler, dan penghargaan bagi individu atau tim yang
menerapkan praktik keselamatan dengan baik. Dengan
mengimplementasikan tindakan perbaikan dan pencegahan ini, diharapkan
insiden serupa dapat dicegah di masa depan dan keselamatan di
laboratorium Kimia Universitas Riau dapat ditingkatkan.
33
BAB IX
KOMUNIKASI DAN KONSULTASI

9.1 Metode Komunikasi yang Digunakan untuk Menyampaikan


Informasi Terkait K3L
Beberapa metode komunikasi yang dapat digunakan untuk menyampaikan
informasi terkait K3L antara lain:
1. Kuliah dan Seminar
Dalam lingkungan perkuliahan, kuliah dan seminar sering digunakan
untuk menyampaikan informasi terkait K3L kepada mahasiswa. Dosen
atau ahli yang memiliki pengetahuan tentang K3L dapat memberikan
kuliah khusus atau menjadi pembicara dalam seminar terkait topik ini.
Melalui kuliah dan seminar, informasi dapat disampaikan secara langsung
dan interaktif kepada para peserta.
2. Bahan Ajar dan Modul
Bahan ajar dan modul dapat digunakan sebagai sarana komunikasi yang
efektif untuk menyampaikan informasi terkait K3L. Bahan ajar seperti
buku teks, slide presentasi, dan materi kuliah yang berkaitan dengan K3L
dapat diberikan kepada mahasiswa sebagai referensi dan panduan. Selain
itu, modul pelatihan K3L juga dapat disiapkan untuk memberikan
pemahaman yang lebih mendalam tentang konsep dan praktik K3L di
bidang teknik kimia.
3. Laman Website dan Portal Online
Jurusan Teknik Kimia Universitas Riau dapat memiliki laman website atau
portal online khusus yang berisi informasi terkait K3L. Pada laman
tersebut, informasi mengenai kebijakan K3L, prosedur keselamatan,
panduan penggunaan peralatan, dan berbagai sumber daya terkait K3L
lainnya dapat diunggah dan diakses oleh mahasiswa dan staf.
4. Media Sosial
Pemanfaatan media sosial seperti grup diskusi atau halaman resmi jurusan
di platform seperti Facebook, Instagram, atau Twitter dapat menjadi
35

saluran komunikasi yang efektif untuk menyampaikan informasi terkait


K3L. Melalui postingan, gambar, video, atau tautan yang relevan,
informasi dapat diumumkan dan berbagi pengalaman atau tips keselamatan
dapat dilakukan.
5. Surat Elektronik
Email dapat digunakan untuk mengirim informasi terkait K3L kepada
mahasiswa dan staf. Jurusan Teknik Kimia dapat mengirimkan buletin
K3L secara berkala melalui email, yang berisi berita terkini, pengumuman,
atau peringatan terkait K3L.
6. Pertemuan dan Diskusi
Pertemuan langsung antara dosen, staf, dan mahasiswa juga dapat
digunakan untuk menyampaikan informasi terkait K3L. Misalnya, melalui
rapat jurusan, diskusi kelompok, atau mentoring, informasi dapat
dibagikan, pertanyaan dapat diajukan, dan pemahaman lebih lanjut dapat
diperoleh.

9.2 Proses Konsultasi dengan Karyawan, Mahasiswa, dan Pihak Terkait


Lainnya dalam Hal K3L
Proses konsultasi dengan karyawan, mahasiswa, dan pihak terkait lainnya
dalam hal Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3L) di Jurusan Teknik Kimia
Universitas Riau dapat melibatkan beberapa langkah dan metode berikut:
1. Identifikasi kebutuhan
Langkah awal adalah mengidentifikasi kebutuhan konsultasi dalam hal
K3L di Jurusan Teknik Kimia. Hal ini dapat meliputi pemahaman tentang
kebijakan dan prosedur K3L yang ada, pemantauan dan evaluasi risiko,
pelatihan keselamatan, perlindungan terhadap bahan kimia berbahaya, dan
sebagainya.
2. Menentukan pihak terkait:
Identifikasi pihak terkait yang perlu terlibat dalam proses konsultasi. Ini
bisa mencakup dosen dan staf Jurusan Teknik Kimia yang bertanggung
jawab atas K3L, perwakilan mahasiswa, dan perwakilan dari pihak luar
seperti pekerja industri, ahli K3L, atau badan pengawas K3L.
36

3. Membentuk kelompok konsultasi


Bentuk kelompok konsultasi yang terdiri dari perwakilan karyawan,
mahasiswa, dan pihak terkait lainnya. Kelompok ini akan menjadi forum
untuk berbagi pengetahuan, pengalaman, dan masalah terkait K3L di
Jurusan Teknik Kimia.
4. Menyusun agenda konsultasi
Tentukan agenda pertemuan konsultasi dengan mempertimbangkan topik-
topik yang perlu didiskusikan, seperti pengembangan kebijakan K3L,
pelatihan dan kesadaran, pengelolaan limbah, perlindungan pribadi, dan
sebagainya. Agenda ini harus mencakup ruang untuk diskusi, masukan,
dan umpan balik dari semua pihak yang terlibat.
5. Mengadakan pertemuan konsultasi
Jadwalkan pertemuan konsultasi secara rutin dengan kelompok konsultasi.
Pastikan semua pihak terkait dapat hadir dan berpartisipasi aktif dalam
diskusi. Gunakan pertemuan ini untuk menyampaikan informasi terkini,
mengatasi masalah yang muncul, memperbarui kebijakan dan prosedur
K3L, dan melakukan evaluasi risiko.
6. Mendorong partisipasi aktif
Dorong partisipasi aktif dari karyawan, mahasiswa, dan pihak terkait
lainnya. Berikan kesempatan bagi mereka untuk menyampaikan masalah,
ide, dan saran terkait K3L. Hal ini akan membantu memastikan bahwa
kebijakan dan tindakan yang diambil memperhitungkan perspektif semua
pihak yang terlibat.
7. Melakukan tindak lanjut
Lakukan tindak lanjut terhadap masalah yang diidentifikasi atau tindakan
yang disepakati. Pastikan bahwa kebijakan dan prosedur K3L diterapkan
dengan baik, pelatihan dilakukan secara berkala, dan langkah-langkah
keselamatan diterapkan secara konsisten di Jurusan Teknik Kimia.
8. Evaluasi dan pembaruan
Lakukan evaluasi terhadap proses konsultasi dan efektivitas langkah-
langkah K3L yang diimplementasikan. Berdasarkan umpan balik dari
karyawan, mahasiswa, dan pihak terkait lainnya, perbarui kebijakan dan
37

prosedur yang ada untuk meningkatkan keselamatan dan kesehatan di


Jurusan Teknik Kimia.
BAB X
AUDIT DAN TINJAUAN K3L

10.1 Prosedur Untuk Melakukan Audit dan Tinjauan Berkala


Berikut adalah prosedur untuk melakukan audit dan tinjauan berkala pada
jurusan Teknik Kimia Universitas Riau:
6. Pengumpulan Data:
a. Kumpulkan dokumen dan data terkait program studi Teknik Kimia,
termasuk rencana studi, silabus, modul pembelajaran, jadwal
perkuliahan, dan catatan kehadiran mahasiswa.
b. Kumpulkan informasi mengenai staf pengajar, termasuk kualifikasi,
pengalaman, dan kompetensi yang relevan.
c. Kumpulkan data mengenai fasilitas dan laboratorium yang digunakan
dalam program studi Teknik Kimia.
7. Analisis Kurikulum:
a. Tinjau rencana studi dan silabus untuk memastikan kesesuaian dengan
standar pendidikan yang berlaku.
b. Evaluasi kemajuan kurikulum dalam memenuhi kebutuhan industri
dan perkembangan terkini di bidang Teknik Kimia.
c. Identifikasi mata kuliah yang perlu diperbarui atau ditambahkan untuk
meningkatkan relevansi dan kualitas program studi.
8. Evaluasi Pengajaran:
a. Tinjau evaluasi pengajaran yang dilakukan oleh mahasiswa, termasuk
survei kepuasan mahasiswa dan penilaian terhadap pengajaran.
b. Melakukan observasi terhadap proses pembelajaran di kelas untuk
mengevaluasi metode pengajaran dan interaksi antara dosen dan
mahasiswa.
c. Tinjau portofolio pengajaran staf pengajar, termasuk materi
pengajaran, tugas, dan metode evaluasi.
9. Evaluasi Kinerja Mahasiswa:
a. Tinjau kinerja mahasiswa, termasuk prestasi akademik, tingkat
kelulusan, dan tingkat kesuksesan dalam penempatan kerja.
39

b. Tinjau proses bimbingan akademik yang diberikan kepada mahasiswa


dan dukungan yang diberikan dalam menghadapi kesulitan akademik.
5. Tinjauan Laboratorium:
a. Evaluasi kondisi dan keamanan laboratorium yang digunakan oleh
program studi Teknik Kimia.
b. Tinjau ketersediaan dan pemeliharaan peralatan laboratorium.
c. Tinjau prosedur keamanan dan pengelolaan bahan kimia dalam
laboratorium.
6. Evaluasi Keterlibatan Industri:
a. Tinjau keterlibatan program studi Teknik Kimia dengan industri,
termasuk kerjasama dalam penelitian, magang, atau peluang kerja.

b. Tinjauan kesesuaian kurikulum dengan kebutuhan industri dan


pembaruan teknologi di bidang Teknik Kimia.
7. Penyusunan Laporan:
a. Susun laporan audit dan tinjauan berkala yang berisi temuan,
rekomendasi, dan tindakan perbaikan yang perlu dilakukan.
b. Presentasikan laporan kepada pimpinan jurusan Teknik Kimia dan
pihak terkait lainnya.
c. Diskusikan temuan dan rekomendasi dengan staf pengajar dan pihak
terkait untuk merumuskan langkah-langkah perbaikan yang
diperlukan.
8. Implementasi Tindakan Perbaikan:
a. Lakukan langkah-langkah perbaikan yang telah direkomendasikan
dalam laporan.
b. Monitor dan evaluasi implementasi tindakan perbaikan untuk
memastikan efektivitasnya.
c. Lakukan tinjauan berkala berikutnya untuk mengevaluasi kemajuan
yang telah dicapai dan mengidentifikasi area yang masih memerlukan
perbaikan.
40

10.2 Tanggung Jawab Pihak yang Terlibat dalam Melakukan Audit dan
Tinjauan
Dalam melakukan audit dan tinjauan di jurusan teknik di Universitas Riau,
terdapat beberapa pihak yang terlibat dan bertanggung jawab. Berikut ini adalah
beberapa pihak yang terlibat dalam proses tersebut:
1. Tim Audit Internal
Universitas Riau memiliki tim audit internal yang bertanggung jawab
untuk melakukan audit dan tinjauan secara periodik terhadap seluruh
proses dan kegiatan di jurusan teknik. Tim ini terdiri dari auditor internal
yang independen dan tidak terkait langsung dengan jurusan tersebut.
2. Manajemen Jurusan
Pihak manajemen jurusan teknik memiliki tanggung jawab utama dalam
menjalankan proses audit dan tinjauan. Mereka harus menyediakan semua
dokumen dan informasi yang diperlukan kepada tim audit, menjawab
pertanyaan, dan mengikuti prosedur yang ditetapkan.
3. Dosen dan Staf Administrasi
Dosen dan staf administrasi di jurusan teknik memiliki peran penting
dalam proses audit dan tinjauan. Mereka harus menyediakan data dan
informasi yang dibutuhkan oleh tim audit, serta memberikan klarifikasi
terkait dengan kegiatan dan proses yang dilakukan di jurusan.
4. Mahasiswa
Mahasiswa juga dapat terlibat dalam proses audit dan tinjauan, terutama
jika mereka diminta untuk memberikan umpan balik atau menjawab survei
terkait pengalaman belajar dan kualitas program di jurusan teknik.
Tanggapan dan masukan dari mahasiswa dapat menjadi bahan evaluasi
bagi tim audit.
5. Auditor Eksternal
Selain tim audit internal, Universitas Riau juga dapat mengontrak auditor
eksternal yang independen untuk melakukan audit dan tinjauan. Auditor
eksternal biasanya memiliki keahlian khusus dalam bidang audit dan dapat
memberikan pandangan objektif dari luar terhadap proses dan kegiatan di
jurusan.
41

6. Rektorat Universitas
Pihak rektorat atau manajemen tertinggi di Universitas Riau memiliki
tanggung jawab akhir terhadap hasil audit dan tinjauan di jurusan teknik.
Mereka bertanggung jawab untuk mengambil tindakan perbaikan jika
ditemukan temuan atau rekomendasi dari tim audit.
7. Badan Akreditasi
Badan akreditasi, baik di tingkat nasional maupun regional, juga dapat
terlibat dalam melakukan audit dan tinjauan terhadap jurusan teknik di
Universitas Riau. Mereka bertanggung jawab untuk mengevaluasi kualitas
program studi dan memberikan akreditasi yang sesuai.

10.3 Tindakan Perbaikan yang Harus Diambil Berdasarkan Hasil Audit


dan Tinjauan
Setelah melakukan audit dan tinjauan di Jurusan Teknik Kimia Universitas
Riau, berikut adalah beberapa tindakan perbaikan yang diambil:
1. Peningkatan Kurikulum
Tinjau kembali kurikulum Jurusan Teknik Kimia untuk memastikan bahwa
materi yang diajarkan mencakup topik-topik terkini dan relevan dengan
industri. Jika ada kekurangan dalam kurikulum, lakukan penyesuaian dan
penambahan materi yang diperlukan.
2. Peningkatan Fasilitas dan Laboratorium
Perbarui dan tingkatkan fasilitas laboratorium untuk memastikan bahwa
mahasiswa memiliki akses yang memadai untuk melakukan eksperimen
dan penelitian. Pastikan peralatan laboratorium dalam kondisi baik dan
sesuai dengan kebutuhan saat ini.
3. Peningkatan Keahlian Dosen
Lakukan evaluasi terhadap keahlian dan kualifikasi dosen di Jurusan
Teknik Kimia. Identifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan
profesional untuk meningkatkan kompetensi pengajar dalam mengajar dan
melakukan penelitian di bidang teknik kimia.
4. Pengembangan Penelitian dan Kolaborasi
Dorong penelitian yang berkelanjutan di Jurusan Teknik Kimia.
42

Mendorong dosen dan mahasiswa untuk terlibat dalam penelitian yang


relevan dan mendorong kolaborasi dengan industri atau institusi lainnya.
Hal ini akan membantu meningkatkan kualitas penelitian serta
memperkuat hubungan antara universitas dan dunia industri.
5. Penyempurnaan Sistem Evaluasi dan Penjaminan Mutu
Tinjau kembali sistem evaluasi mahasiswa, termasuk metode pengajaran,
penilaian, dan umpan balik. Pastikan sistem evaluasi tersebut sesuai
dengan standar yang ditetapkan dan mendorong pengembangan
kompetensi mahasiswa yang lebih baik.
6. Peningkatan Pengalaman Mahasiswa
Tingkatkan pengalaman mahasiswa di luar kelas melalui kegiatan
ekstrakurikuler, magang, atau program studi lapangan. Hal ini akan
membantu mahasiswa dalam mengembangkan keterampilan praktis,
pemecahan masalah, dan keterampilan interpersonal yang penting dalam
karir mereka.
7. Peningkatan Kerjasama Industri
Tingkatkan kerjasama dengan industri di bidang teknik kimia. Bentuk
kemitraan dengan perusahaan-perusahaan terkait, seperti pengembangan
program magang, kerja sama proyek penelitian, atau program pertukaran
pengetahuan. Hal ini akan membantu memperkuat hubungan dengan dunia
industri dan meningkatkan kesempatan kerja bagi lulusan Jurusan Teknik
Kimia.
8. Peningkatan Komunikasi dan Promosi
Tingkatkan upaya promosi dan komunikasi mengenai Jurusan Teknik
Kimia Universitas Riau. Informasikan kepada calon mahasiswa dan
masyarakat umum tentang keunggulan program studi ini, prestasi
mahasiswa dan alumni, serta potensi karir di bidang teknik kimia.
REFERENSI

Berikut ini referensi yang digunakan dalam penyususan pedoman.


1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
Merupakan undang-undang dasar yang mengatur aspek keselamatan kerja
di Indonesia.
2. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia
Nomor 5 Tahun 2018 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja. Merupakan peraturan yang mengatur sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja yang berlaku di Indonesia.
3. Standar Nasional Indonesia (SNI) 0111:2011 tentang Tata Cara
Pemantauan Lingkungan Kerja Bagi Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
Standar ini mengatur tentang tata cara pemantauan lingkungan kerja yang
berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan kerja.
4. American National Standards Institute (ANSI)/American Society of Safety
Professionals (ASSP). Organisasi ini mengeluarkan standar dan panduan
keselamatan kerja yang dapat menjadi acuan dalam penyusunan Pedoman
K3L di jurusan Teknik Kimia. Contohnya, ANSI/ASSP Z10: Occupational
Health and Safety Management Systems.
5. National Fire Protection Association (NFPA). Organisasi ini mengeluarkan
standar yang berkaitan dengan pencegahan dan pengendalian kebakaran di
lingkungan kerja. Standar yang dapat menjadi acuan meliputi NFPA 30:
Flammable and Combustible Liquids Code dan NFPA 45: Fire Protection
for Laboratories Using Chemicals.
6. American Chemical Society (ACS). ACS mengeluarkan panduan dan
pedoman keselamatan kerja yang berkaitan dengan bidang kimia. Panduan
ACS Safety in Academic Chemistry Laboratories dapat menjadi acuan
yang berguna.
7. Occupational Safety and Health Administration (OSHA). Meskipun OSHA
merupakan lembaga pengaturan keselamatan kerja di Amerika Serikat,
beberapa standar OSHA dapat memberikan panduan dan acuan.
44

Contohnya,
45

8. The Center for Chemical Process Safety (CCPS). CCPS adalah organisasi
yang menerbitkan buku dan panduan terkait keselamatan proses kimia.
Buku mereka, seperti Guidelines for Chemical Process Quantitative Risk
Analysis, dapat menjadi acuan yang berguna dalam penyusunan Pedoman
K3L.
LAMPIRAN A
LANDASAN HUKUM

1. UU no.1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja


2. UU no. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
3. PP. 50 th 2012 tentang penerapan SMK3
4. PP. 66 th 2014 ttg Kesehatan Lingkungan
5. Permen PU 45/PRT/M/2007 ttg pedoman teknis pembangunan Gedung
6. Permenaker PER.13/MEN/X/2011 tentang nilai ambang batas faktor
fisika dan kimia ditempat kerja
7. Permenkes no. 48 Tahun 2016 tentang standar keselamatan dan
kesehatan kerja perkantoran
8. Permenkes no. 66 tahun 2016 tentang K3RS
9. OHSAS 18001:2007 Occupational Health and Safety Management
systems.
10. Permenristekdikti Nomor 62 Tahun 2016 tentang Sistem Penjaminan
Mutu Internal
11. Statuta Universitas Riau
12. SOTK Universitas Riau
13. SK Rektor dan Dekan yang berhubungan dengan K3L
47

LAMPIRAN B
PERSYARATAN K3L

Persyaratan K3L di Jurusan Teknik Kimia di Universitas Riau dapat


meliputi hal-hal berikut:
1. Sertifikat K3L
Mahasiswa mungkin diharuskan untuk mengikuti pelatihan K3L dan
memperoleh sertifikat yang mengkonfirmasi pengetahuan mereka dalam
hal keselamatan dan kesehatan kerja.
2. Praktik Lapangan
Mahasiswa bisa diwajibkan untuk menjalani praktik lapangan atau
magang di industri atau perusahaan terkait dengan teknik kimia. Hal ini
bertujuan untuk memberikan pemahaman langsung tentang praktek
keselamatan kerja di lapangan.
3. Pengetahuan Teori
Mahasiswa mungkin harus mengikuti mata kuliah atau modul yang
berkaitan dengan K3L dalam kurikulum teknik kimia. Mencakup
pemahaman mengenai aturan, regulasi, dan praktik terbaik yang berkaitan
dengan keselamatan kerja di lingkungan industri.
4. Proyek Penelitian
Mahasiswa juga dapat diminta untuk melakukan proyek penelitian yang
terkait dengan K3L dalam bidang teknik kimia. Hal ini dapat memberikan
kesempatan kepada mereka untuk menerapkan pengetahuan K3L dalam
konteks praktis.
48

LAMPIRAN C

PROSEDUR KERJA K3L

C.1 Prosedur Kerja K3L di Teknik Kimia Universitas Riau


Prosedur kerja aman (K3L) di dalam lingkungan laboratorium atau
fasilitas Teknik Kimia Universitas riau adalah sebagai berikut:
1. Identifikasi bahaya
Identifikasi semua potensi bahaya di lingkungan kerja dan laboratorium
teknik kimia, seperti bahan kimia berbahaya, peralatan berpotensi
berbahaya, risiko kebakaran, ledakan, atau paparan bahan berbahaya.
2. Evaluasi risiko
Lakukan evaluasi risiko untuk menentukan tingkat bahaya dan risiko
yang terkait dengan aktivitas dan bahan yang digunakan di
laboratorium. Identifikasi langkah-langkah pengendalian yang diperlukan
untuk mengurangi risiko.
3. Perlindungan pribadi
Pastikan semua staf dan mahasiswa yang bekerja di laboratorium
memiliki perlindungan pribadi yang memadai, seperti pakaian pelindung,
sarung tangan, pelindung mata, dan peralatan pernapasan jika diperlukan.
Lakukan pelatihan penggunaan yang tepat dan pemeliharaan peralatan
perlindungan diri.
4. Penanganan bahan kimia
Terapkan prosedur yang aman untuk penanganan, penyimpanan, dan
pembuangan bahan kimia. Pastikan semua bahan kimia disimpan dengan
benar sesuai dengan petunjuk keamanan dan kompatibilitasnya.
5. Peralatan dan instalasi
Periksa dan lakukan pemeliharaan teratur pada peralatan dan instalasi
teknik kimia untuk memastikan kinerja yang aman. Ikuti prosedur
pemeliharaan yang direkomendasikan oleh pabrikan.
6. Pelatihan
Lakukan pelatihan rutin kepada semua staf dan mahasiswa mengenai
49

prosedur kerja aman, penggunaan peralatan, dan perlindungan pribadi.


Sertakan juga pelatihan darurat seperti tindakan evakuasi, pertolongan
pertama, dan penanggulangan kebakaran.
7. Pemantauan lingkungan
Monitor lingkungan kerja secara teratur untuk mendeteksi potensi bahaya
seperti kebocoran gas, paparan bahan berbahaya, atau kondisi yang tidak
aman. Pastikan ventilasi yang memadai dan sistem deteksi kebakaran
berfungsi dengan baik.
8. Prosedur darurat
Tetapkan prosedur darurat yang jelas dan komunikasikan kepada semua
staf dan mahasiswa. Pastikan semua orang mengetahui tindakan yang
harus diambil dalam situasi darurat, termasuk prosedur evakuasi,
pemadaman kebakaran, dan pertolongan pertama.
9. Pelaporan insiden
Mendorong pelaporan segera setiap insiden, kecelakaan, atau kejadian
tidak aman kepada pihak yang berwenang di universitas. Lakukan
investigasi menyeluruh dan ambil langkah-langkah perbaikan yang
diperlukan untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.

C.2 Perizinan Menyelenggarakan Kegiatan (Mahasiswa Dan Umum)


1. Tahap Persiapan
Baik pemohon mahasiswa maupun umum mengajukan surat permohonan
izin kegiatan ke Dekan FT UNRI serta ditembuskan ke kasubbag umum
FT UNRI, dengan mencantumkan jenis kegiatan (seminar, musik,
talkshow, dll) serta mencantumkan siapa dan jumlah peserta yang akan
mengikuti kegiatan tersebut.
a. Surat diajukan minimal 7 hari sebelum hari H.
b. Menunggu surat disposisi persetujuan dari Dekan FT UNRI.
c. Jika kegiatan telah disetujui, maka pemohon berkoordinasi dengan
petugas kasubbag umum untuk membahas teknis keamanan,
ketertiban, dan K3L di lapangan saatberlangsungnya kegiatan.
d. Pemohon diwajibkan mengisi dan melengkapi Formulir Analisis
Bahaya dan Risiko K3 serta Formulir Izin Kerja.
50

Setiap penyelenggara kegiatan, dalam membuat rencana kegiatan


wajib memasukkan aspek K3L yang berkaitan dengan kegiatan
tersebut, seperti memberikan penjelasan tentang bahaya/risiko, atau
potensi kecelakaan yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan,
mengetahui prosedur keadaan darurat yang ada di FT UNRI,
melaporkan setiap kejadian bahaya dan kecelakaan yang terjadi
saat pelaksanaan kegiatan kepada pihak terkait, seperti satpam, dan
menyediakan petugas kesehatan dan kotak P3K.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Seluruh pengawas baik pengawas pemberi pekerjaan, pengawas
kontraktor/pengawas pelaksana kerja: melakukan pengawasan
langsung pada saat pelaksanaan pekerjaan/kegiatan.
b. Petugas K3: melakukan patroli K3 pada pelaksanaan pekerjaan.

3. Tahap Penyelesaian

a. Pengawas pemberi pekerjaan/kegiatan: memastikan bahwa pekerjaan


telah diselesaikan dengan aman, tertib dan selamat dengan melakukan
pemeriksaan langsung di lokasi pekerjaan dan dilakukan bersama-
sama dengan pengawas kontraktor/pengawas pelaksana kerja dan unit
K3L.
b. Setelah dinyatakan aman maka surat izin kerja/kegiatan ditutup
kemudian ditandatangani oleh pimpinan pemberi pekerjaan dan
pimpinan tim K3L, yang kemudian dokumen izin kerja/kegiatan
tersebut disimpan di bagian pemberi pekerjaan, di tim K3L dan pihak
pelaksana pekerjaan/kegiatan.
c. Pelaksanaan izin kerja harus mengacu pada pedoman teknis izin kerja
dan menggunakan formulir izin kerja.
51

LAMPIRAN D
FORMULIR IZIN KEGIATAN

No Izin :
Lokasi Kegiatan :
Waktu Kegiatan :
Deskripsi Kegiatan :
Organisasi/unit kerja :
Penanggung Jawab :
Peralatan yang Digunakan :
Jenis Bahaya Kegiatan :
Pengendalian yang Perlu Dilakukan :
Alat Pelindung Diri :
Tindakan safety Sebelum Kegiatan Dimulai :
Sertifikat Syarat Pelaksanaan Kegiatan :

TTD TTD
(Ketua Tim K3L) (Penanggung Jawab Kegiatan)
52

LAMPIRAN E
FORMAT PELAPORAN INSIDEN

Berikut ini format laporan hasil investigasi insiden di Jurusan Teknik


Kimia Universitas Riau:

Laporan Hasil Investigasi Insiden Di Jurusan Teknik Kimia


Universitas Riau

Tanggal :
Lokasi :
Pelapor :

1. Latar Belakang
Pada tanggal [Tanggal Insiden], di Jurusan Teknik Kimia Universitas
Riau, terjadi insiden yang melibatkan [Jelaskan insiden secara singkat]. Insiden
ini terjadi saat [Jelaskan penyebab insiden]. Oleh karena itu, dilakukan
investigasi untuk mengidentifikasi penyebab insiden, dampaknya, dan
rekomendasi untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.

2. Investigasi
a. Deskripsi Insiden
Insiden terjadi pada pukul [Waktu Insiden]. Pada saat itu, [Jelaskan
kronologi insiden secara detail]. Insiden ini menyebabkan [Jelaskan
dampak insiden secara rinci].
b. Identifikasi Penyebab
Berdasarkan investigasi yang dilakukan, penyebab utama insiden ini
adalah [Jelaskan penyebab utama insiden]. Faktor-faktor lain yang turut
berkontribusi terhadap insiden ini antara lain [Jelaskan faktor-faktor lain
yang berkontribusi].
53

c. Dampak Insiden
Insiden ini memiliki dampak sebagai berikut:
- [Jelaskan dampak langsung insiden pada manusia dan lingkungan]
- [Jelaskan dampak tidak langsung insiden, seperti kerugian finansial
atau reputasi]

3. Rekomendasi
Berdasarkan hasil investigasi, kami merekomendasikan tindakan berikut:
a. Pencegahan Insiden di Masa Depan
- [Jelaskan langkah-langkah konkret yang dapat diambil untuk
mencegah kejadian serupa di masa depan, misalnya peningkatan
pelatihan keamanan, pemeriksaan rutin peralatan, atau penggunaan
sistem pengawasan yang lebih baik]
- [Jelaskan langkah-langkah tambahan yang diperlukan untuk
memastikan kepatuhan terhadap prosedur keselamatan yang ada]
b. Tanggapan Terhadap Insiden
- [Jelaskan tindakan yang telah diambil sebagai respons terhadap
insiden ini, seperti penanggulangan keadaan darurat, perawatan
terhadap korban, dan pemulihan fasilitas yang rusak]
- Tindak Lanjut
- [Jelaskan prosedur tindak lanjut yang akan dijalankan setelah laporan]

4. Kesimpulan
Berdasarkan hasil investigasi, insiden di Jurusan Teknik Kimia
Universitas Riau disebabkan oleh [Jelaskan penyebab utama]. Dampak dari
insiden ini adalah [Jelaskan dampak insiden]. Oleh karena itu, langkah-langkah
pencegahan harus segera diimplementasikan untuk mencegah kejadian serupa di
masa depan. Diharapkan tindakan lanjut yang direkomendasikan dalam laporan
ini dapat membantu meningkatkan keselamatan dan keamanan di jurusan ini.
[Penutup]

Anda mungkin juga menyukai