DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2/ KELAS 1B
SEMARANG 2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sehingga kami
dapat menyelesaikan modul laporan praktikum ini dengan judul “Idintifikasi Ssistem
Manajemen K3 di Bidang Radiologi”. Tujuan penulisan modul laporan praktikum ini adalah
untuk memenuhi salah satu tugas laporan praktikum mata kuliah Kesehatan dan Keselamatan
Kerja (K3)
Pada kesempatan ini kami tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dosen mata kuliah Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) yaitu Ibu Emi
Murniati, S.ST, M.KES.
2. Seluruh anggota kelompok 2
3. Pihak-pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu
Demikianlah harapan kami, semoga modul ini dapat bermanfaat bagi kami dan juga
pembaca tentunya. Adanya saran yang membangun dari pembaca untuk perbaikan makalah
selanjutya sangat dihargai, kami ucapkan terima kasih.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 1
BAB I PENDAHULUAN 1
BAB V PENUTUP 5
5.1 Kesimpulan 5
5.2 Saran 5
BAB I PENDAHULUAN
1. Penguasa Instalasi
Penguasa instalasi mempunyai tanggung jawab tertinggi terhadap
keselamatan personal dan anggota masyarakat lain yang berada di dekat
instalasi dibawah pengawasannya. Dalam melakukan tanggung jawabnya,
penguasa instalasi harus melaksanakan tindakan-tindakan sebagai berikut:
a) Membentuk organisasi proteksi radiasi dan atau menunjuk petugas
proteksi radiasi (PPR)
b) Hanya mengizinkan seseorang bekerja dengan sumber radiasi setelah
memperhatikan segi kesehatan, pendidikan dan pengalaman kerja
dengan menggunakan radiasi
c) Menjelaskan kepada semua pekerja radiasi tentang adanya potensi
bahaya yang ditimbulkan akibat penggunaan sumber radiasi dalam
tugasnya serta memberikan latihan proteksi radiasi
d) Menyediakan aturan keselamatan yang berlaku dalam lingkungan
sendiri, termasuk aturan penanggulangan keadaan darurat.
e) Menyediakan fasilitas dan peralatan serta sarana kerja yang
diperlukan untuk bekerja dengan sumber radiasi, serta menyediakan
prosedur kerja yang diperlukan .
f) Menyelenggarakan pemeriksaan kesehatan bagi pekerja radiasi dan
pelayanan kesehatan bagi pekerja radiasi
g) Memberitahu instalasi yang berwenang dan instalasi lain yang terkait
( misal kepolisian dan Dinas Pemadam Kebakaran) apabila terjadi
bahaya radiasi atau keadaan darurat lainnya.
2. Petugas Proteksi Radiasi (PPR)
Petugas proteksi radiasi perlu diberi wewenang yang memungkinkan
ia bertindak tepat pada waktunya sesuai dengan gawatnya bahaya yang
dihadapinya. Petugas proteksi radiasi diberi wewenang untuk mengambil
tindakan sebagai berikut:
a) Memberi instruksi teknis dan administrasi baik secara lisan atau
tertulis kepada pekerja radiasi tentang keselamatan kerja terhadap
radiasi yang baik
b) Mengambil tindakan untuk menjamin agar tingkat penyinaran
serendah mungkin dan tidak pernah mencapai batas tertinggi yang
berlaku
c) Mencegah dilakukannya perubahan terhadap segala sesuatu yang
dapat menimbulkan kecelakaan radiasi
d) Menyarankan kepada penguasa instalasi radiasi tentang pemeriksaan
kesehatan bagi pekerja radiasi apabila diperlukan dan melaksanakan
pemonitoran radiasi serta tindakan proteksi radiasi.
e) Memberikan penjelasan dan menyediakan perlengkapan proteksi
radiasi yang memadai kepada pengunjung atau tamu apabila
diperlukan.
3. Pekerja Pelaksana Penyinaran
Semua pekerja radiasi ikut bertanggung jawab terhadap keselamatan
radiasi di daerah kerjanya. Pekerja radiasi berkewajiban untuk :
a) Mengetahui, memahami dan melaksanakan semua ketentuan
keselamatan kerja radiasi
b) Melaksanakan petunjuk pelaksanaan kerja yang telah disusun oleh
PPR dengan benar
c) Melaporkan setiap gangguan kesehatan yang dirasakan dan diduga
akibat penyinaran lebih atau masuknya radioaktif ke dalam tubuh
d) Memanfaatkan sebaik-baiknya peralatan keselamatan kerja yang
tersedia serta bertindak hati-hati, aman, disiplin untuk melindungi
dirinya sendiri maupun pekerja lainnya.
e) Melaporkan kejadian kecelakaan bagaimanapun kecilnya kepada
PPR.
2.2.2 Pemeriksaan Kesehatan
4 Peninjauan Ulang
Peninjauan ulang kinerja K3 biasanya belum terlaksana dengan baik, secara
kesuluruhan semua kegiatan K3 hanya berdasarkan kesadaran pribadi masing masing
radiografer. Seharusnya dilakukan dengan adanya peninjauan ulang kinerja K3 setiap
tiga bulan sekali untuk mengevaluasi penerapan K3 di unit radiologi.
1 Personil
Pada Instalasi Radiologi BLUD RS Ulin Banjarmasin, terdapat tiga orang
dokter radiologi yang berkompeten di bidangnya, diantaranya satu orang fisikawan
medis, satu orang petugas proteksi radiasi, dan satu orang pihak yang ditunjuk sebagi
wakil, serta dua puluh orang radiografer dengan latar Pendidikan minimal D-III
Radiologi.
2 Pelatihan Proteksi Radiasi
Berdasarkan Peraturan BAPETEN No.8 Tahun 2011 Pasal 12 Ayat 3, Pasal 23
Ayat 1, dan IAEA Basic Safety Standards No. General Safety Requirements Tahun
2014 Ketentuan No. 15 Paragraf 3.42 (c), pemegang izin wajib menyelenggarakan
pelatihan proteksi radiasi sebagai syarat dalam sistem manajemen keselamatan
radiasi. Namun, belum ada penyelenggaraan resmi dari pemegang izin atau pihak
manajemen BLUD RS Ulin Banjarmasin terkait pelatihan proteksi radiasi. Hanya
petugas protekis radiasi yang ditunjuk saja yang mengikuti seminar dan penyegaran
yang diselenggarakan oleh organisasi profesi.
3 Pemantauan Kesehatan
Mengenai pemantauan kesehatan pekerja radiasi/radiografer di BLUD RS Ulin
Banjarmasin dilaksanakan di awal sebelum melakukan aktivitasnya sebagai
radiografer, kemudian pemeriksaan berkala medical check-up yang dilakukan setahun
sekali. Pelaksanaan pemeriksaan kesehatan pada saat akan memutuskan hubungan
kerja belum terlaksana. Hal ini nantinya akan berpengaruh kepada penilaian kesehatan
pekerja dan penilaian kesesuaian antara kesehatan pekerja dengan kondisi
pekerjaannya dan tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku
4 Peralatan Proteksi Radiasi
Perlengkapan proteksi radiasi yang digunakan dalam unit kerja radiologi BLUD
RS Ulin Banjarmasin teridir dari tujuh alat :
Surveimeter area, adalah alat untuk mengetahui kebocoran radiasi pada
lingkungan atau suhu area. Di Instalasi Radiologi BLUD RD Ulin
Banjarmasin terdapat empat unit surveimeter area.
Surveimeter kontaminasi, adalah alat untuk mendeteksi kontaminasi zat
radioaktif pada suatu permukaan tubuh. Di Instalasi Radiologi BLUD RD Ulin
Banjarmasin terdapat satu unit surveimeter kontaminasi
Pena dosimeter (pendose), adalah alat untuk mengetahui dosis radiasi yang
diterima langsung oleh petugas dan dapat dibaca langsung. Di Instalasi
Radiologi BLUD RD Ulin Banjarmasin terdapat delapan unit pena dosimeter.
Sarung tangan Pb, adalah alat untuk melindungi bagian lengan saat
mengerjakan fluoroscopy. Di Instalasi Radiologi BLUD RD Ulin Banjarmasin
terdapat empat set sarung tangan Pb dengan ketebalan 2 mmPb.
Thyroid Shield, adalah alat untuk melindungi organ thyroid. Di Instalasi
Radiologi BLUD RD Ulin Banjarmasin terdapat delapan unit thyroid shield.
Apron whole-body, adalah alat untuk melindungi petugas, pasien, maupun
pendamping pasien dari bahaya radiasi. Di Instalasi Radiologi BLUD RD Ulin
Banjarmasin terdapat delapan unit apron whole-body.
Lampu indikator radiasi, adalah alat untuk tanda. Berada pada setiap ruangan
dimana pesawat sinar-X ditempatkan.
5 Pemantauan Dosis Radiasi
Pemantauan terhadap dosis radiasi yang diterima oleh pekerja dilaksanakan
dengan menggunakan termoluminisensi dosimeter (TLD) sebagai alat pencatat dosis
radiasi yang diterima oleh setiap individu di lingkungan kerja radiologi diagnostik. Di
unit kerja Instalasi Radiologi BLUD RS Ulin Banjarmasin, TLD setiap pekerja yang
memiliki nomor seri berbeda-beda dikirim setiap tiga bulan sekali Balai Pengamanan
Fasilitas Kesehatan (BPFK) untuk diproses, yang nantinya akan dikirimkan kembali
hasil pengukuran dosis paparan radiasi yang telah diterima pekerja tersebut kembali
ke Instalasi Radiologi.
6 Rekaman
Rekaman yang berhubungan dengan sistem manajemen keselamatan radiasi
pada Instalasi Radiologi BLUD RS Ulin Banjarmasin meliputi dokumentasi
pemantauan kesehatan pekerja, dokumentasi pemantauan dosis dan paparan laju
radiasi, data inventarisasi terkait jumlah pesawat sinar-X dan ketersediaan alat APD,
dokumentasi form check-up harian, penggantian komponen pesawat sinar-X, laporan
hasil uji kesesuaian pesawat sinar-X, dan standar operasional prosedur. Dokumen-
dokumen tersebut disimpan dengan rapi dalam lemari arsip ruangan petugas proteksi
radiasi, diurutkan, dan direkap menjadi beberapa bagian berdasarkan jenis-jenis
dokumen dan telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Dilihat dari hasil yang telah kami paparkan di atas terkait Sistem Manajemen K3 di
Bidang Radiologi BLUD RS Ulin Banjarmasin, kita mengevaluasi bahwasannya, sistem
manajemen K3 di Instalasi Radilogi BLUD RS Ulin sudah sesuai dengan urutan SIMK3 dan
sesuai dengan Peraturan Kepala BAPETEN.