Anda di halaman 1dari 62

K3 DI KEDOKTERAN NUKLIR

Pengertian :

K3 adalah kegiatan yang bertujuan


untuk menjamin agar para pekerja
dapat melaksanakan pekerjaannya
dalam kondisi sehat baik fisik, mental
dan sosial sehingga dapat terhindar dari
resiko kecelakaan dan penyakit akibat
kerja.
TUJUAN K3

1. Mencegah terjadinya cacat/ kematian pada


tenaga kerja
2. Mencegah kerusakan tempat dan peralatan
kerja
3. Mencegah pencemaran lingkungan dan
masyarakat disekitar tempat kerja
4. Norma kesehatan kerjadiharapkan menjadi
instrumen yang menciptakan dan
memelihara derajat kesehatan kerja.
Filosofi Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

Menurut International Association of Safety


Professional, Filosofi K3 dibagi menjadi 8 Filosofi yaitu :
1. Safety is an ethical responsibility
K3 adalah tanggung jawab moral/etik. Masalah K3
hendaklah menjadi tanggung jawab moral untuk
menjaga keselamatan sesama manusia. K3 bukan
sekedar pemenuhan perundangan atau kewajiban
2. Safety is a culture, not a program
K3 bukan sekedar program yang dijalankan
perusahaan untuk sekedar memperoleh
penghargaan dan sertifikat. K3 hendaklah menjadi
cerminan dari budaya dalam organisasi
Lanjutan :

3. Management is responsible
Manajemen perusahaan adalah yang paling
bertanggung jawab mengenai K3. Sebagian
tanggung jawab dapat dilimpahkan secara beruntun
ke tingkat yang lebih bawah
4. Employee must be trained to work safety
Setiap tempat kerja, lingkungan kerja dan jenis
pekerjaan memiliki karakteristik dan persyaratan K3
yang berbeda. K3 harus ditanamkan dan dibangun
melalui pembinaan dan pelatihan
Lanjutan :

5. Safety is a condition of employment


Tempat kerja yang baik adalah tempat kerja yang
aman. Lingkungan kerja yang menyenangkan dan
serasi akan mendukung tingkat keselamatan.
Kondisi K3 dalam perusahaan adalah pencerminan
dari kondisi ketenagakerjaan dalam perusahaan.

6. All injuries are preventable


Prinsip dasar dari K3 adalah semua kecelakaan
dapat dicegah karena kecelakaan ada sebabnya.
Jika sebab kecelakaan dapat dihilangkan maka
kemungkinan kecelakaan dapat dihindarkan.
Lanjutan :

7. Safety program must be site specific


Program K3 harus dibuat berdasarkan kebutuhan
kondisi dan kebutuhan nyata di tempat kerja sesuai
dengan potensi bahaya sifat kegiatan, kultur,
kemampuan finansial dll. Program K3 dirancang
spesifik untuk masing-masing organisasi atau
perusahaan.
8. Safety is good business
Melaksanakan K3 jangan dianggap sebagai
pemborosan atau biaya tambahan. Melaksanakan
K3 adalah sebagai bagian dari proses produksi atau
strategi perusahaan. Kinerja K3 yang baik akan
memberikan manfaat terhadap bisnis perusahaan.
Pengertian :

 Ilmu Kedokteran Nuklir adalah cabang


ilmu kedokteran yang
menggunakan sumber
radiasi (isotop radioaktif)
terbuka secara aman dan tanpa
sakit, baik untuk pencitraan maupun
untuk pencegahan dan pengobatan
penyakit
Peraturan perundang-undangan

KEPUTUSAN MENKES R I NO. 008/MENKES/SK/I/2009


TENTANG STANDAR PELAYANAN KEDOKTERAN NUKLIR
DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN

Definisi Pelayanan Kedokteran Nuklir :


Pelayanan Kedokteran Nuklir adalah pelayanan
penunjang dan / atau terapi yang memanfaatkan sumber
radiasi terbuka dari disintegrasi inti radionuklida yang
meliputi pelayanan diagnotik in-vivo dan in-vitro melalui
pemantauan proses fisiologi, , metabolisme dan terapi
radiasi internal.
Karakteristik pelayanan kedokteran
nuklir adalah sebagai berikut :

1. Menggunakan radiasi pengion dari sumber radiasi


terbuka, yaitu dari radionuklida buatan;
2. Radionuklida tersebut dapat dalam bentuk
radionuklida murni, maupun radiofarmaka;
3. Pemanfaatan pelayanan kedokteran nuklir
berdasarkan pada proses fisiologik, patofisiologik
dan metabolisme dari organ atau sistem yang
diteliti sampai pada tingkat molekuler;
4. Pelayanan kedokteran nuklir merupakan
perpaduan dari ilmu kedokteran dan radiokimia,
radiofarmasi, radiobiologi, fisika nuklir,
instrumentasi, serta informatika;
Lanjutan :

5. Menggunakan peralatan yang berfungsi


untuk mendeteksi radiasi dari tubuh atau
spesimen pasien, termasuk kamera
gamma;
6. Melalui pelayanan kedokteran nuklir dapat
diperoleh informasi yang bersifat
fungsional morfologik, yang merupakan
refleksi dari proses atau perubahan
fisiologik, patofisiologik dan metabolisme
yang terjadi di tingkat seluler sampai
tingkat molekuler.
Ruang Lingkup Pelayanan Kedokteran Nuklir

Pelayanan medis di Bagian/Instalasi Kedokteran Nuklir


meliputi :
- diagnosis dan pengobatan,
- serta pelayanan medis konsultasi.

Pelayanan diagnostik dan pengobatan meliputi:


1. Pelayanan diagnostik in-vivo adalah pemeriksaan yang
dilakukan terhadap pasien dengan cara pemberian
radionuklida dan/atau radiofarmaka, kemudian dengan
menggunakan alat pencacah atau kamera gamma
dilakukan pengamatan terhadap radionuklida dan/atau
radiofarmaka tersebut selama berada dalam tubuh.
Hasil yang diperoleh dari pengamatan tersebut dapat
berupa citra atau non-citra.
Lanjutan :

2. Pelayanan diagnostik in-vitro adalah


pemeriksaan yang dilakukan terhadap
spesimen yang diperoleh dari pasien
menggunakan teknik radioimmuno assay atau
immunoradiometric assay.
3. Pelayanan pemeriksaan in-vivtro adalah
gabungan antara pemeriksaan in-vivo dan in-
vitro.
4. Pelayanan terapi radiasi internal adalah suatu
cara pengobatan dengan menggunakan
radionuklida dan/atau radiofarmaka.
Karakteristik Kamera Gamma pada
Pelayanan Kedokteran Nuklir

1. Fungsi utama kamera gamma merupakan


modalitas pendeteksi sinar gamma,
2. Kamera gamma dan kelengkapannya tidak
memancarkan radiasi,
3. Kamera gamma tersebut dapat dilengkapi
dengan komponen pencitraan tambahan yang
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
diagnostik.
Falsafah Pelayanan Kedokteran Nuklir

1. Pelayanan kedokteran nuklir pada hakikatnya


adalah tindakan medik yang mengutamakan
keselamatan, efektif, tertib, dan manusiawi
berdasarkan i lmu kedokteran yang
menggunakan radionuklida dan/atau
radiofarmaka.
2. Pelayanan kedokteran nuklir dilaksanakan
oleh tenaga kesehatan yang terdidik dan
terlatih sesuai dengan standar pelayanan
medik (SPM) kedokteran nuklir dan prosedur
tetap (protap) yang ada.
Lanjutan :

3. Dalam melaksanakan pelayanan


kedokteran nuklir, tenaga kesehatan
harus mengutamakan keselamatan
dan mutu pelayanan serta harus
bertanggung jawab secara profesional
maupun etika kedokteran dan
menerapkan perkembangan ilmu dan
teknologi mutakhir.
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS
TENAGA NUKLIR NO. 17 TAHUN 2012
TENTANG
KESELAMATAN RADIASI DALAM
KEDOKTERAN NUKLIR

PROGRAM PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI


• Program proteksi dan keselamatan radiasi adalah
salah satu persyaratan izin, merupakan dokumen
yang dinamis, sangat terbuka untuk dimutakhirkan
secara periodik.
• Pemutakhiran dilakukan baik atas inisiatif Pemegang
Izin sendiri maupun melalui masukan yang
disampaikan oleh BAPETEN.
Lanjutan :
Tujuan utama program proteksi dan
keselamatan radiasi adalah menunjukkan
tanggung jawab Pemegang Izin melalui :
- penerapan struktur manajemen,
- kebijakan, dan
- prosedur yang sesuai dengan sifat dan
tingkat risiko.
Ketika inspeksi dilakukan di suatu fasilitas,
dokumen program proteksi dan keselamatan
radiasi menjadi salah satu topik diskusi antara
Tim Inspeksi dengan Pemegang Izin, PPR dan
Praktisi Medik.
• Program jaminan mutu adalah salah satu
persyaratan izin, merupakan dokumen yang
dinamis, sangat terbuka untuk dimutakhirkan
secara periodik.
• Pemutakhiran dilakukan baik atas inisiatif
Pemegang Izin sendiri maupun melalui masukan
yang disampaikan oleh BAPETEN.
• Tujuan utama program jaminan mutu adalah
menunjukkan tanggung jawab Pemegang Izin
melalui penerapan struktur manajemen,
kebijakan, dan prosedur yang sesuai dengan sifat
dan tingkat risiko.
KRITERIA FASILITAS PENYIMPANAN DAN
PENYIAPAN RADIOFARMAKA

• Fasilitas penyiapan dan penyimpanan Radiofarmaka harus


memiliki proteksi yang baik terhadap pekerja, dan
lingkungan hidup.
• Persyaratan fasilitas tergantung pada kategori
laboratorium.
• Fasilitas harus disesuaikan dengan sifat Radiofarmaka dan
dikondisikan sehingga Radiofarmaka yang diberikan
melalui injeksi tetap steril.
• Penyiapan Radiofarmaka juga memerlukan prosedur
kendali mutu.
• Tempat untuk menerima dan menyimpan sumber
radioaktif, dan tempat penyimpanan sementara limbah
radioaktif harus ada.
Lanjutan :

Pekerja harus terlindung dari bahaya radiasi.


• Setiap fasilitas harus didisain untuk
meminimalkan timbulnya bahaya radiasi
eksternal, dan bahaya radiasi internal akibat
masuknya Radiofarmaka melalui saluran
pencernaan maupun pernafasan, terutama untuk
Radiofarmaka yang mudah menguap.
• Selama penyiapan Radiofarmaka harus dicegah
timbulnya kontaminasi yang tidak diinginkan.
Kontaminasi tersebut dapat berupa kontaminasi
bahan kimia, radionuklida, partikulat, dan
mikrobiologi.
Lanjutan :

• Lingkungan juga harus diproteksi dari


pelepasan radionuklida yang berasal dari
Radiofarmaka.
• Sebagian besar sumber radioaktif yang
ditangani dalam bentuk sumber terbuka
berpotensi menyebabkan kecelakaan dan
tumpahan.
Kriteria Dasar Desain Fasilitas

• Tata ruang Instalasi Kedokteran Nuklir harus


memungkinkan alur kerja yang baik dan menghindari
pengangkutan zat radioaktif yang tidak semestinya ke
dalam Instalasi Kedokteran Nuklir.
• Perhatian utama harus diberikan pada lokasi Instalasi
Kedokteran Nuklir terkait dengan fasilitas lain di
sekitarnya.
• Dalam hal penggunaan ruangan di sekitar Instalasi
Kedokteran Nuklir, tingkat radioaktivitas yang tinggi
merupakan faktor yang perlu dipertimbangkan,
contohnya ruang kamera gamma, daerah ruang
tunggu pasien, dan kantor.
Lanjutan :

• Penting pula untuk mempertimbangkan apakah


terdapat daerah kerja di atas atau di bawah
Instalasi Kedokteran Nuklir, dengan tujuan
untuk menghindari Paparan Radiasi yang tidak
perlu terhadap orang yang bekerja di daerah
tersebut.
• Dalam keadaan apapun, akses ke dalam ruang
Radiofarmaka harus dibatasi.
• Untuk pertimbangan keamanan, Instalasi
Kedokteran Nuklir harus dapat dikunci.
Lanjutan :

• Keseluruhan permukaan dari ruang Radiofarmaka, yaitu


dinding, lantai, bangku, meja, kursi, harus dibuat licin,
dengan bahan yang kedap dan tidak mudah menyerap
cairan, sehingga mudah untuk dibersihkan dan mudah
didekontaminasi.
• Permukaan lantai dan bangku harus menyatu dan
melekat pada dinding untuk menghindari akumulasi
kotoran atau kontaminasi.
• Proteksi Radiasi membutuhkan perisai yang terbuat dari
timbal atau bahan padat sejenisnya.
• Perisai dapat menyatu dengan dinding ruangan secara
keseluruhan atau dapat dipasang pada sisi tertentu yang
memiliki laju dosis tertinggi.
Lanjutan :

• Hal ini berarti bahwa lantai, kursi, dan permukaan


tempat kerja lain harus cukup kuat untuk menahan
beban perisai
• Hal yang sangat penting adalah laju dosis di luar ruangan,
khususnya di daerah di mana publik dapat mengakses
daerah tersebut, harus di bawah nilai batas yang diizinkan.
• Tempat generator 99mTc membutuhkan pertimbangan
yang hati-hati.
• Meskipun generator 99mTc memiliki perisai internal, perisai
eksternal tambahan mungkin juga diperlukan.
• Penambahan tersebut tergantung kepada besarnya
aktivitas molybdenum.
Lanjutan :

• Jenis-jenis Radiofarmaka yang disiapkan akan


mempengaruhi skala dan kompleksitas dari
fasilitas yang diperlukan, dan memerlukan
ketepatan dalam penggunaannya.
• Fasilitas harus dipantau secara teratur dan harus
dipelihara dalam keadaan bersih dan teratur.
Fasilitas Tingkat Dasar (Basic Facilities)

• Fasilitas Instalasi Kedokteran Nuklir tingkat dasar hanya


menyiapkan Radiofarmaka dengan menggunakan 99mTc
generator dan perlengkapannya.
• Jenis generator yang paling umum digunakan adalah
Molybdate-99 ( 99Mo), yang diserap ke dalam kolom
aluminium.
• Technitium-99m (99mTc ) dielusi dari generator.
• Elusi dilakukan dengan menggunakan tabung kecil
kosong steril terhadap 99mTc yang dihasilkan dari
generator sehingga pekerja tidak harus sedekat mungkin
dengan generator selama proses elusi berlangsung.
Lanjutan :

• Selain itu, dapat juga digunakan teknik


ekstraksi larutan.
• Penyiapan Radiofarmaka di fasilitas dasar
terdiri atas penambahan larutan sodium
pertechnetatet yang dielusi dari generator
ke dalam perlengkapan tabung kecil yang
steril untuk menghasilkan Radiofarmaka
yang dibutuhkan.
• Proses sterilisasi biasanya dilakukan pada
bagian akhir penyiapan Radiofarmaka.
Fasilitas Tingkat Menengah
(Advance Facilities)

• Fasilitas Instalasi Kedokteran Nuklir tingkat menengah


membutuhkan filter untuk menyaring aliran udara yang akan
menuju ke dalam daerah kerja.
• Penggabungan lemari/kabinet dengan filter High Efficiency
Particle Arrestance (HEPA) yang berefisiensi tinggi akan
mengurangi kontaminasi udara sampai pada tingkat yang
dapat diterima di dalam daerah kerja.
• Perlengkapan tambahan tertentu diperlukan untuk
memberikan suatu lingkungan bersih yang sesuai untuk
pemrosesan bahan Radiofarmaka.
• Standar jumlah partikel maksimum yang diizinkan (telah
dipublikasikan di Eropa dan Amerika) adalah 3500 partikel per
meter kubik, dengan ukuran partikel antara 0,5 μm sampai
dengan 5 μm.
Lanjutan :

• Permukaan bagian dalam lemari harus dibuat dari bahan


kedap air yang mudah dibersihkan dan tidak rusak akibat
penggunaan desinfektan atau larutan dekontaminasi.
• Aliran udara tidak boleh diarahkan langsung ke tempat
pekerja. Hal ini dapat dicapai dengan mengalirkan udara
secara vertikal langsung melalui kisi-kisi berdasarkan daerah
kerja.
• Cara ini akan mencegah keluar masuknya udara melewati
pekerja.
• Hal ini mengharuskan adanya keseimbangan aliran udara
yang disirkulasi ulang keluar ke atmosfer.
• Aliran udara akan diarahkan ke dalam kabinet, sehingga akan
memberikan proteksi terhadap pekerja dari zat radioaktif
yang mudah menguap atau berbentuk aerosol.
Lanjutan :

• Salah satu alternatif adalah menggunakan filter


udara di tempat kerja secara menyeluruh, dan
melengkapi pekerja dengan sarung tangan.
• Sistem ini memberikan perlindungan pekerja dari
kontaminasi radioaktif berbentuk airbon pada
saat tekanan di dalam ruangan lebih rendah
daripada di luar.
• Udara yang dialirkan menuju lingkungan luar
harus melalui filter yang mencegah terlepasnya
partikulat radioaktif (seperti aerosol) ke
lingkungan.
Lanjutan :

• Perhatian harus diberikan untuk menempatkan


tempat kerja yang sesuai dengan kondisi
pekerjaan.
• Jika lingkungan di luar tiba-tiba mengandung
konsentrasi kontaminasi partikulat yang tinggi dari
partikel (termasuk mikrobiologi), maka
kemungkinan masuknya kontaminan ke dalam
tempat kerja akan meningkat.
• GMP (Good Manufacturing Practice)
mempersyaratkan petugas untuk membersihkan
ruangan tempat kerja dengan menyaring udara
dalam ruangan dan akses ke dalam ruang tersebut
harus dikendalikan.
Lanjutan :

• Pekerja harus memakai pakaian pelindung, untuk


melindungi diri dari kontaminasi radioaktif dan
juga untuk mengurangi jumlah partikel yang
menyebar ke lingkungan, terutama dari kulit,
rambut, dan pakaian.
• Adanya ruang ganti terpisah yang memiliki
pembatas atau alat pembatas lain merupakan cara
yang sangat berguna untuk mengendalikan akses
ke dalam ruangan.
Lanjutan :

• Barang-barang yang berukuran kecil sebisa mungkin harus


disimpan dalam laboratorium untuk mengurangi akumulasi
kotoran dan kontaminasi radioaktif.
• Bahan dan perlengkapan untuk penyiapan Radiofarmaka
dapat dimasukkan ke dalam laboratorium melalui suatu
lubang antar ruang (hatch) bila diperlukan.
• Meskipun Instalasi Kedokteran Nuklir dilengkapi berbagai
fasilitas untuk mencuci tangan dan pembuangan limbah
radioaktif cair, perhatian harus diberikan pada saluran
pembuangan karena di tempat tersebut terjadi akumulasi
kontaminan mikrobiologi.
• Alat penyemprot untuk dekontaminasi terhadap pekerja tidak
boleh digunakan dalam waktu yang lama, karena dapat
menyebarkan kontaminasi radioaktif ke bagian-bagian tubuh
yang lain khususnya mata.
Lanjutan :

• Dalam situasi dimana aktivitas tingkat tinggi


ditangani, dapat dipertimbangkan untuk
menyediakan fasilitas pencucian mata.
• Radiofarmaka membutuhkan peralatan
setidaknya 1 (satu) isotop kalibrator (curie
meter) sehingga aktivitas seluruh
radionuklida dapat di ukur secara akurat.
• Selain itu, isotop kalibrator (contohnya
137Cs) diperlukan untuk memastikan
kehandalan kalibrator.
Lanjutan :

• Daerah penyimpanan diperlukan untuk zat


radioaktif, sebagaimana untuk komponen-
komponen non radioaktif yang digunakan dalam
penyiapan Radiofarmaka.
• Daerah ini membutuhkan perisai yang sesuai
untuk jenis Radiofarmaka yang sedang
dipersiapkan, serta lemari pendingin bila
diperlukan.
• Kemudian dibutuhkan juga tempat penyimpanan
untuk Radiofarmaka yang mudah terbakar,
seperti pelarut yang digunakan dalam prosedur
kendali mutu.
Fasilitas Tingkat Tinggi
(more Advance Facilities)

• Penangangan Radiofarmaka yg mudah menguap,


seperti 131I, yang harus dilakukan dalam lemari
asam (fume hood), dengan aliran udara mengalir
menjauhi posisi pekerja.
• Kecepatan alirannya tidak kurang dari 0,5
m/detik, untuk memberikan perlindungan kepada
pekerja.
• Udara dialirkan ke atmosfer, dan pemasangan
saluran exhoust harus dilakukan dengan hati-hati
untuk menjamin bahwa exhoust tersebut dapat
mengeluarkan kotoran udara.
Lanjutan :

• Saat pelabelan darah dilakukan, sangat penting untuk


melindungi pekerja dan sampel darah lain dalam
Radiofarmaka dari kontaminasi darah yang dilabel.
• Hal itu dapat dicapai dengan pemisahan tempat
pelabelan yang dapat dibersihkan sewaktu-waktu,
dan dapat dilakukan desinfektan setelah proses
labeling darah sehingga meminimalisasi
kemungkingan kontaminasi satu sampel darah
dengan yang lainnya.
• Dalam rancangan umum suatu Instalasi Kedokteran
Nuklir sebaiknya diperhatikan jalur masuk, alur keluar
masuk pasien dan staf harus dipisahkan dari jalur
masuk, serta alur keluar masuk zat radioaktif.
Fasilitas untuk Penyiapan Kit

• Di fasilitas penyiapan kit, dibutuhkan ruang tambahan


yang berbeda dengan ruang yang digunakan untuk
menangani zat radioaktif.
• Untuk menangani bahan non radioaktif dan tidak
berbahaya, diperlukan kabinet yang di dalamnya
mengalir udara secara horizontal dari belakang
kabinet, di atas bahan yang sedang diproses, dan
mengarah pada tempat pekerja.
• Disain tersebut memberikan tingkat perlindungan
yang tinggi terhadap kontaminasi bahan non
radioaktif dan tidak berbahaya tersebut.
• Namun, disain seperti itu tidak sesuai untuk
penanganan zat radioaktif.
TANDA RADIASI DAN POSTER PERINGATAN
BAHAYA RADIASI

Contoh tanda Radiasi yang benar sebagai


berikut:
Tanda Radiasi harus dipasang pada pintu
ruangan Kedokteran Nuklir, dengan
ketentuan:
• menempel secara permanen; Atau
• memiliki 2 (dua) warna yang kontras;
• dapat dilihat dengan jelas dan
teridentifikasi pada jarak 1 m (satu
meter);
• memuat tulisan ”AWAS RADIASI”, dan
”PERHATIAN: AWAS RADIASI”, atau
kalimat lain yang memiliki arti sama.

Dalam setiap prosedur diagnosis kedokteran Nuklir
harus dijamin bahwa :

• Para praktisi medik yang meminta atau


melaksanakan diagnosis kedokteran Nuklir.
• Mengusahakan paparan sekecil mungkin pada
pasien.
• Memperhatikan informasi dari pemeriksaan
sebelumnya untuk menghindari adanya pemeriksaan
ulang yang tidak perlu
• Memperhatikan pedoman tingkat paparan medik
• Para praktisi medik, teknisi atau staf pencitraan,
mengusakan paparan terkecil pada pasien dengan
kualitas citra yang masih dapat diterima,
Lanjutan :
Dengan melalui :
• Pemilihan radiofarmaka dan aktivitas terbaik, dengan
memperhatikan adanya persyaratan khusus untuk
anak-anak dan pasien yang memiliki kelainan fungsi
organ.
• penggunaan metoda untuk mencegah masuknya
radioisotope ke organ yang tidak diperiksa dan
mempercepat ekskresi radioisotope.
• Pemberian radionuklida untuk diagnosis dan terapi
pada wanita hamil atau yang diduga akan hamil
harus dihindari, kecuali terdapat indikasi klinik yang
sangat kuat.
Lanjutan :

• Untuk ibu yang menyusui, pemberian ASI pada


bayi perlu dihentikan sampai dengan jumlah
radionuklida yang keluar lewat ASI diperkirakan
tidak akan memberikan dosis efektif lebih besar
dari batas yang diijinkan untuk bayi, dan
• Pemberian radionuklida pada anak untuk
diagnasis dilakukan hanya jika terdapat indikasi
klinik sangat kuat, dan aktivitasnya harus
berdasarkan berat badan, luas permukaan tubuh
atau kreteria lainnya.
Terapi
• Aplikasi zat radioaktif untuk terapi dalam Kedokteran
Nuklir menggunakan sejumlah sumber terbuka yang
dalam aktivitasnya jauh lebih besar dibandingkan
aktivitas sumber terbuka yang digunakan untuk
diagnostic.
• Beberapa penyakit yang lazim diobati dengan terapi
kedokteran Nuklir adalah thyroid (kelenjar gondok ),
prostate cancer (kanker prostat), hyperthyroidism,
cancer bone pain, polycythaemia (kelainan sel darah
merah dan kenaikan jumlah darah ) dan leukimia
(kenaikan jumlah sel darah putih ).
Keselamatan kerja dengan sumber terbuka

a.) Pemindahan sumber


• Untuk pemindahan sumber beraktivitas rendah
dari tempat penyimpanannya ke laboratorium,
operator menggunakan penjepit sederhana atau
seutas tali untuk menggantungkan sumber yang
terdapat dalam wadah yang tak mudah pecah.
• Bila sumber aktivitasnya tinggi khususnya
pemancar radiasi gamma maka perlu digunakan
wadah yang berpenahan radiasi.
b.) Cara Bekerja dengan Sumber Terbuka
Ketentuan – ketentuan yang harus ditaati untuk
pekerjaan yang menyangkut pembukaan kontener
dan pengambilannya berikut ini :
a) Pekerjaan harus dilakukan didalam laboratorium
yang khusus
b) Alat – alat gelas dan instrument yang digunakan
harus diberi tanda khusus.
c) Harus dilakukan dengan hati – hati, tepat dan rapi.
d) Persiapan minimum tertentu yang meliputi
tempat kerja, peralatan dan instrument.
Limbah yang terkontaminasi harus diletakkan
ditempat yang mudah dicapai dan diberi tanda
bahaya radiasi serta dibuat secara khusus.
Lanjutan :
e) Pekerjaan penanganan yang tidak rutin harus
direncanakan lebih dulu dan diadakan silmulasi
dengan cairan yang tidak aktif.
f) Petugas harus menggunakan jas laboratorium dan
sarung tangan.
g) Pemipetan tidak boleh dilakukan dengan mulut
sebab ada kemungkinan zat radioaktif dapat masuk
ke mulut.
h) Semua wadah yang memuat zat radioaktif cair
sedapat mungkin harus dalam keadaan tertutup
selama pekerjaan berlangsung.
i) Sumber radioaktif harus segera dikembalikan
ketempat penyimpanan bila sudah tidak diperlukan.
Lanjutan
j) Setelah pekerjaan penangan zat radioaktif selesai
maka permukaan tempat kerja harus dibersihkan dan
dilakukan pemantauan seluruh permukaan,
perlengkapan, alat-alat serta pakaian kerja dan
tangan si pekerja radiasi untuk melihat kemungkinan
adanya kontaminasi.
k) Ampul dan wadah yang beri zat radioaktif pemancar
beta dan gamma tidak boleh dipegang dan di buka
langsung dengan tangan. Harus digunakan tang untuk
memindahkan dan alat penanganan jarak jauh untuk
membukanya.
Lanjutan

l) Untuk melindungi tubuh dari radiasi gamma


maka zat radioaktif pemancar radiasi gamma
sebaiknya ditangani dari balik selembar kaca
timbal, atau tembok dari bata timbal
(dengan menggunakan cermin untuk
menentukan posisi yang tepat).
m) Bila pekerjaan dapat menimbulkan uap, gas,
dan aerosol maka pekerjaan harus dilakukan
dalam lemari asap yang berventilasi.
Teknik penangan Sumber radiasi

• Pada penanganan zat radioaktif sumber terbuka yang


sebagian terbesar berbentuk cairan perlu
dihindarkan terperciknya cairan ke permukaan
tempat kerja, pembentukan aerosol, dan
terkontaminasinya bagian luar.
• Bila yang ditangani adalah sumber beraktivitas tinggi
maka semua sentuhan langsung harus dihindarkan
sekalipun menggunakan sarung tangan; dalam hal ini
pekerjaan pemindahan instrument yang komplek :
Lanjutan
• Alat dan jarum suntik untuk menyedot isi vial yang
tertutup karet yang kedap udara.
• Pipet dengan bola karet
• Pemindahan cairan dengan tekanan positif atau
negative memungkinkan pengendalian jarak jauh
CONTOH PENGENDALIAN BAHAYA RADIASI
EKSTERNA DI KEDOKTERAN NUKLIR

1. HOT LAB :

1. Generator 99mTc
2. Pelindung Pb untuk generator
3. Pekerja radiasi sedang
melakukan elusi
LANJUTAN :

1. Glass Box
2. Pekerja Radiasi
3. Ilustrasi
LANJUTAN :

1. Mengisi radioisotop kedalam spuit


2. Tromol tempat radioisotop yg terbuat dari Pb
3. Tempat sampah yang dilapisi Pb untuk tempat
limbah radiasi sementara
LANJUTAN :

Tempat penyimpanan radioisotop yang


aman
2. Ruang Suntik

1. Meja tempat menyimpan Radioisotop yang akan


disuntikan
2. Penghalang radiasi /shielding ditempat
penyimapanan Radioisop yg akan digunakan
LANJUTAN :

1.Tempat spuit berisi isotop terbuat dari Pb dan


tidak terlalu aman
2.Tempat spuit berisi isotop terbuat dari Pb dan
aman karena ada tutupnya
3.Tempat pembuangan semmentara spuit bekas /
limbah spuit yang mengandung radiasi
LANJUTAN :

1. Cara menyuntik yang tidal aman


2. Shielding untuk spuit yang terbuat dari Pb
Alat Ukur radiasi yagn digunakan di Kedokteran
Nuklir
Alat untuk proteksi dan monitoring Radiasi

Anda mungkin juga menyukai