RADIASI
Oleh :
Puji syukur senantiasa kita panjatkan atas Kehadirat Allah Swt yang telah
memberikan kita Rahmat dan Karunia-Nya serta Ridho-Nya sehingga kita bisa
menyelesaikan tugas makalah ini dengan sebaik-baiknya. Tak lupa Salawat serta
Salam kepada Baginda Nabi Muhammad Saw yang menjadi suri Tauladan yang baik
bagi kita semua.
SAMPUL..................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang...................................................................................................1
B. Rumusan masalah..............................................................................................1
C. Tujuan.................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
E. Proteksi Radiasi.................................................................................................8
A. Kesimpulan.........................................................................................................1
3
B. Saran...................................................................................................................1
3
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
C. Tujuan
PEMBAHASAN
Menurut Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir No.8 tahun 2011
tentang Keselamatan Radiasi Dalam Penggunaan Pesawat Sinar-X Radiologi
Diagnostik dan Intervensial, keselamatan radiasi sinar-X memiliki beberapa elemen
penting yang diaplikasikan sebagai dasar terbentuknya Sistem Manajemen
Keselamatan Radiasi (SMKR) diantaranya :
E. Proteksi Radiasi
Pengawasan yang dilakukan oleh BAPETEN tidak dapat dilaksanakan jika tidak
ada koordinasi dan kerjasama yang baik diantara para pemangku kepentingan.
Misalnya dalam hal pengawasan sumber radiasi pengion di bidang kesehatan.
Penggunaan radiasi secara garis besar dilakukan oleh rumah sakit, klinik ataupun
puskesmas. Institusi pengguna radiasi juga ada yang dari pihak swasta dan pemerintah
yang pemiliknya disebut dengan pengusaha instalasi atau pemegang izin atau
pemohon izin. Instansi milik pemerintah ataupun swasta dalam hal pelayanan
kesehatan dibina oleh Kementerian Kesehatan.
Selain itu juga ada institusi pelaksana sebagaimana amanat UU No. 10 Tahun
1997 sebagai badan pelaksana, BATAN (Badan Tenaga Nuklir Nasional), juga
memiliki tugas dan fungsi penelitian dan pengembangan penggunaan radiasi dibidang
kesehatan.
Dalam rangka memenuhi kerangka hukum pengawasan, maka sampai saat ini
pemerintah melalui BAPETEN telah memiliki perangkat peraturan yang telah
disesuaikan dengan standar internasional IAEA seperti BSS 115 dan standar lain
sebagai turunannya.
Selain itu juga secara internasional telah keluar rekomendasi dan standar baru
seperti ICRP No. 103 Tahun 2007 dan IAEA General Safety Requirement (GSR) Part
3 Tahun 2011. Perkembangan standar dan rekomendasi internasional merupakan
wujud dari perkembangan pengawasan yang terjadi di internasional, diantaranya
rekomendasi baru mengenai nilai batas dosis ekivalen untuk lensa mata, yaitu 20 mSv
per tahun rata-rata selama 5 (lima) tahun berturut-turut dan tidak boleh dalam setahun
melebihi 50 mSv. Rekomendasi tersebut akan memberikan implikasi yang sangat
besar untuk para pekerja radiologi intervensional, karena sebelumnya nilai batas dosis
untuk lensa mata sebesar 150 mSv/tahun.
Selain itu perubahan terminologi pekerja radiasi menjadi lebih luas dan perlu
identifikasi kembali. Menurut IAEA GSR Part 3, definisi pekerja radiasi adalah setiap
otang yang bekerja, penuh waktu, paruh waktu atau temporer, untuk majikan yang
mengakui hak dan kewajibannya dalam hal proteksi radiasi bagi pekerja. Definisi
tersebut sungguh luas ruang lingkupnya, termasuk orang yang berwiraswasta juga
termasuk sebagai pekerja radiasi. Karena orang yang berwiraswasta dapat bertindak
sebagai majikan maupun karyawan, sehingga perlu diberikan informasi yang cukup,
instruksi dan pelatihan proteksi radiasi. Seseorang dapat disebut sebagai pekerja
radiasi jika berpotensi menerima paparan radiasi dari tingkat yang paling rendah
sampai yang paling besar.
Teknologi modalitas yang menggunakan sumber radiasi pengion sampai saat ini
menunjukkan berkembangan yang sangat pesat, seperti: perubahan dari teknologi
pencitraan manual ke digital, penggunaan pencitraan radiasi untuk panduan terapi
secara realtime, perubahan teknik radioterapi yang bergeser ke arah volumetrik atau
3D, penggunaan radiasi untuk pemeriksaan manusia yang terkait dengan medico-
legal, perkembangan teknologi dari terpasang tetap menjadi mobile, dll. Sebagai
Badan Pengawas, BAPETEN harus peka dan mampu menghadapi perkembangan dan
pemanfaatan teknologi baru tersebut.
Dari yang diuraikan tersebut di atas dapat diperoleh beberapa poin mengenai
tantangan nasional pengawasan pemanfaatan sumber radiasi pengion di bidang
kesehatan, yaitu:
A. Kesimpulan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS) yaitu segala
kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan bagi sumber
dayamanusia rumah sakit, pasien, pendamping pasien, pengunjung, maupun
lingkungan rumah sakit melalui upaya pencegahan kecelakan kerja dan penyakit
akibat kerja di rumah sakit. Dalam pekerjaan tenaga medis di rumah sakit memiliki
banyak resiko untuk kecelakaan, salah satunya yaitu bahaya terkena radiasi yang
berlebih.
Proteksi radiasi adalah hal mutlak yang harus diketahui oleh tenaga medis
khususnya seorang yang bekerja dalam bidang radiologi yang menggunakan radiasi
pengion. Penggunaan radiasi pengion dalam pemeriksaan dan tindakan medik saat ini
makin berkembang pesat baik untuk kepentingan diagnostik guna meningkatkan
ketepatan diagnosis maupun untuk kepentingan tindakan medik (terapeutik) guna
meningkatkan kualitas hidup pasien.
Dengan mempertahankan cara kerja yang baik dan benar, yaitu bekerja sesuai
petunjuk SOP yang berlaku, maka bahayaitu dapat di minimalisir. Memiliki
pengetahuan yang baik tentang bahaya dan resiko dari penggunaan setiap alat
tersebut.
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini, penulis menemukan beberapa kendala dalam
pengumpulan data atau perampungan data yang dibahas oleh makalah K3 ini. Akan
tetapi ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu. Saya menyadari penulisan makalah
ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu saya harap kritik dan saran yang
membangun dari pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
https://media.neliti.com/media/publications/241400-sistem-manajemen-keselamatan-
radiasi-67f7259b.pdf
http://repository.unimus.ac.id/1084/2/BAB%20I.pdf