RSUD KRIOPANTING
2022
Disiapkan
oleh Winarno Suseno, S.Tr PPR
Diperiksa
dr. Eva, Sp. Rad Ka.Instalasi
oleh
Setiap kegiatan di RSUD KRIOPANTING, pelaksanaan proteksi dan keselamatan radiasi dalam
pemanfaatan sumber radiasi pengion adalah mutlak dilakukan oleh unit radiologi RSUD KRIOPANTING. Oleh
wajib menyusun, menetapkan, dan menerapkan suatu
karena itu unit radiologi RSUD KRIOPANTING
program proteksi dan keselamatan radiasi untuk memastikan keselamatan pasien, pekerja,
masyarakat dan lingkungan hidup dari bahaya radiasi, yang berdasarkan Undang – Undang
Nomor 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran ( Lembaran Negara republik Indonesia Tahun
1997 Nomor 23 ) ; Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 2008 tentang Perizinan Pemanfaatan
Sumber Radiasi Pengion dan Bahan Nuklir, dengan mempertimbangkan Peraturan Pemerintah
No.33 tahun 2007 tentang Keselamatan Radiasi Pengion dan Keamanan Sumber Radioaktif,
Perka BAPETEN No 4 tahun 2020 jo Perka BAPETEN No.8 tahun 2011 tentang Keselamatan
Radiasi pada penggunaan Pesawat sinar –X dalam Radiologi Diagnostik dan Intervensional,
Perka BAPETEN No.6 tahun 2010 tentang pemantauan kesehatan bagi pekerja radiasi, Perka
BAPETEN No 2 tahun 2022 jo Perka BAPETEN No 2 tahun 2018 jo Perka BAPETEN No.9
tahun 2011 tentang uji kesesuaian pesawat Sinar – X Radiologi Diagnostik dan Intervensional
Dokumen Program Proteksi Dan Keselamatan Radiasi dibuat untuk memenuhi persyaratan
keselamatan Radiasi. Program Proteksi dan Keselamatan Radiasi diterapkan dalam setiap kegiatan di fasilitas sesuai
dengan prinsip proteksi radiasi. Program Proteksi Dan Keselamatan Radiasi ini kami perbaharui dan disesuaikan
dengan tujuan pemanfaatan sumber radiasi pengion dan peraturan yang berlaku di Negara Indonesia. Unit radiologi
RSUD KRIOPANTING bertanggung jawab dan mengutamakan keselamatan keselamatan pasien,pekerja,
masyarakat dan lingkungan hidup diatas segalanya.
Dengan ini saya yang bertanda tangan di bawah ini atas nama RSUD KRIOPANTING
Mempunyai komitmen di dalam menjalankan program proteksi dan keselamatan Radiasi.
DIREKTUR,
1.2. Tujuan
1.4. Definisi
a. Radiasi Pengion adalah gelombang elektromagnetikdan partikel bermuatan yang
karena energi yang dimilikinya mampu mengionisasi media yang dilaluinya.
b. Program Proteksi adalah rencana tindakan yang dilakukan untuk meminimalisir
dampak radiasi pengion yang bisa terjadi akibat pemanfaatan radiasi sinar-X untuk
radiologi diagnostik, baik terhadap pekerja, pasien, maupun masyarakat dan
lingkungan sekitar daerah kerja.
c. Radiologi Diagnostik adalah kegiatan yang berhubungan dengan penggunaan Fasilitas
untuk keperluan diagnosis.
d. Nama instansi adalah orang atau badan hukum yang telah menerima izin pemanfaatan
tenaga nuklir dari BAPETEN.
e. Petugas Proteksi Radiasi adalah petugas yang ditunjuk oleh Nama instansi dan oleh
BAPETEN dinyatakan mampu melaksanakan pekerjaan yang berhubungan dengan
proteksi radiasi.
f. Pekerja Radiasi adalah setiap orang yang bekerja di fasilitas radiasi pengion yang
diperkirakan menerima dosis radiasi tahunan melebihi dosis untuk masyarakat umum.
g. Radiografer adalah tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi dengan diberikan
tugas, wewenang, dan tanggungjawab secara penuh untuk melakukan kegiatan
radiologi diagnostik.
h. Rekaman adalah dokumen yang menyatakan hasil yang dicapai atau memberi bukti
pelaksanaan kegiatan dalam pemanfaatan tenaga nuklir.
i. Kecelakaan radiasi adalah kejadian yang tidak direncanakan termasuk kesalahan
operasi, kerusakan ataupun kegagalan fungsi alat atau kejadian lain yang menimbulkan
akibat atau potensi akibat yang tidak dapat diabaikan dari aspek proteksi atau
keselamatan radiasi.
j. Fisikawan medis adalahtenaga kesehatan yang memiliki kompetensi dalam bidang
fisika medik klinik dasar.
BAB II
PENYELENGGARAAN PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI
Direktur
RSUD KRIOPANTING
PPR
Pekerja Radiasi
1. Pemegang izin
a. Menyediakan, melaksanakan, mendokumentasikan program proteksi dan
keselamatan radiasi;
b. Membangun komunikasi yang baik pada seluruh tingkatan organisasi sehingga
informasi mengenai proteksi dan keselamatan radiasi dapat mudah dimengerti
dan dipahami
c. Menetapkan kualifikasi personil yang memadai sesuai dengan bidang
pekerjaannya
d. Memastikan bahwa hanya personil yang sesuai dengan kompetensi yang bekerja
dalam Penggunaan pesawat sinar-X;
e. Menyelenggarakan pelatihan Proteksi Radiasi secara reguler;
f. Menyelenggarakan pemantauan kesehatan bagi Pekerja Radiasi setiap tahun;
g. Menyediakan perlengkapan Proteksi Radiasi sesuai pemanfaatan radiasi pengion;
h. Melaporkan kepada Kepala BAPETEN mengenai pelaksanaan program proteksi
dan keselamatan radiasi, dan verifikasi keselamatan;
i. Mengidentifikasi dan memperbaiki faktor-faktor yang mempengaruhi proteksi
dan keselamatan radiasi sesuai dengan potensi bahaya;
j. Melakukan pemantauan dosis yang diterima personil dengan TLD badge setiap
bulan;
k. Membuat dan memelihara rekaman terkait program proteksi dan keselamatan
radiasi; dan
l. Melakukan Uji Kesesuaian pesawat sinar-X dan memastikan bahwa pesawat
sinar-X yang digunakan dalam kondisi layak beroperasi.
4. Radiografer
a. Memberikan proteksi terhadap pasien, dirinya sendiri, dan masyarakat di sekitar
ruang pesawat sinar-X;
b. Menerapkan teknik dan prosedur yang tepat untuk meminimalkan paparan yang
diterima pasien sesuai kebutuhan; dan
c. Melakukan kegiatan pemrosesan film.
II.3. Personil yang bekerja di Fasilitas atau Instalasi termasuk program pendidikan dan
pelatihan mengenai Proteksi Radiasi dan Keselamatan Radiasi
II. 3.1 Personil yang bekerja di fasilitas radiologi diagnostik “RSUD KRIOPANTING”
4. Radiografer
Nama : Juliandi Franata, AM.Rad
Pendidikan terakhir : D III Teknik Radiodiagnostik
Nomor SIP :
Masa berlaku :
5 Radiografer
Nama : Rezky Wahyuni, AM.Rad
Pendidikan terakhir : D III Teknik Radiodiagnostik
Nomor SIP :
Masa berlaku :
6 Radiografer
Nama :
Pendidikan terakhir : D III Teknik Radiodiagnosti
Nomor SIP :
Masa berlaku :
6 Radiografer
Nama :
Pendidikan terakhir : D III Teknik Radiodiagnostik
Nomor SIP :
Masa berlaku :
II.3.2. Pendidikan dan Pelatihan mengenai Proteksi dan Keselamatan Radiasi
Fasilitas radiologi merupakan satu kesatuan dari gedung “RSUD KRIOPANTING”, dengan
spesifikasi pembagian ruang sebagai berikut1:
Pengukuran
Tebal
Lokasi disekitar ruang radiologi Jenis material + Pb paparan
dinding
(mR/jam)
Kanan : Selasar 15 cm Tembok 2 mm 0,14
Kiri : Selasar 15 cm Tembok 2 mm 0,05
Atas : Atap Plafon 2 mm
Bawah : Tanah/Lantai Keramik 2 mm
Belakang : Farmasi 15 cm Tembok 2 mm 0,49
Depan : Operator 15 cm Tembok 2 mm 0,13
Tanda bahaya : Lampu tanda radiasi berfungsi baik
radiasi vTanda bahaya radiasi mudah dilihat dan jelasterbaca
a. menandai dan membatasi Daerah Pengendalian yang ditetapkan dengan tanda fisik
yang jelas yaitu gedung instalasi radiologi dibatasi dengan tembok setebal 30 cm dan
diluar gedung dipastikan aman dari paparan radiasi serta adanya tanda lainnya;
b. memasang atau menempatkan tanda peringatan atau petunjuk pada titik akses dan
lokasi lain yang dianggap perlu di dalam Daerah Pengendalian;a da tulisan “AWAS
BAHAYA RADIASI dan WANITA HAMIL ATAU DIDUGA HAMIL HARAP
LAPOR PETUGAS RADIOLOGI” serta logo awas ada radiasi
c. memastikan akses ke Daerah Pengendalian:
Ada tulisan “hanya untuk Pekerja Radiasi atau Dilarang masuk bagi yang tidak
berkepentingan” ; dan
pengunjung yang masuk ke Daerah Pengendalian didampingi oleh Petugas
Proteksi Radiasi;
d. menyediakan peralatan pemantauan dan peralatan protektif radiasi.
Daerah Pengendalian dalam instansi kami adalah ruang radiologi yang terdapat
pemanfaatan pesawat sinar-X di dalamnya, yaitu Ruang X Ray 1
III.3.1. Daerah Supervisi, didaerah ini Nama instansi menetapkan daerah supervisi dengan
mempertimbangkan kriteria potensi penerimaan paparan radiasi individu lebih dari
NBD anggota masyarakat dan kurang dari 3/10 (tigapersepuluh) NBD pekerja radiasi
dan bebas kontaminasi, selain itu RSUD KRIOPANTING :
a. menandai dan membatasi Daerah Supervisi yang ditetapkan dengan tanda yang jelas;
dan
b. memasang tanda di titik akses masuk Daerah Supervisi.
Untuk memastikan proteksi pasien, pekerja dan masyarakat terpenuhi, Nama instansi
menyediakan perlengkapan proteksi. Petugas Proteksi Radiasi akan memastikan bahwa
perlengkapan ini berfungsi baik dan digunakan sebagaimana mestinya. Saat ini “RSUD
KRIOPANTING” memiliki perlengkapan proteksi sebagai berikut:
BAB IV
PROSEDUR PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI
2
3
IV.1. Penetapan Pembatas Dosis
Untuk menjamin keselamatan radiasi dalam penggunaan radiasi pengion maka
perlu menetapkan Nilai Pembatas Dosis (Dose Constraint) yang berlaku di “RSUD
KRIOPANTING”. Manajemen (Pemegang izin) “RSUD KRIOPANTING”
menetapkan Nilai Pembatas Dosis (Dose Constraint) yang berlaku bagi pekerja radiasi
adalah 10 mSv/tahun dan untuk masyarakat umum adalah 0,3 mSV/tahun. Nilai Pembatas
Dosis (Dose Constraint) ini masih dibawah nilai NBD yang ditetapkan oleh BAPETEN
2. Pelaksanaan Penyinaran
Atur parameter eksposi dengan mengatur tegangan tabung (kV) dan perkalian arus dan
waktu ekposi (mAs) pada panel control dengan mengacu pada table eksposi sesuai
manual dari masing-masing alat.
Atur medan radiasi sesuai dengan objek yang akan disinari dengan mengatur jarak dan
kolimator.
Tekan tombol exposure untuk membangkitkan sinar X. Indikator pada panel control akan
menyala dan buzzer akan berbunyi ketika sinar X selesai.
Selama pelaksanaan penyinaran dilarang ada orang berada di dalam ruang penyinaran.
Untuk memastikan dosis paparan radiasi yang diterima pekerja minimal, kami
menyediakan desain radiologi diagnostik dan intervensional yang memenuhi standar sesuai
peraturan BAPETEN, prosedur pengoperasian, dan peralatan proteksi. Pada saat pengoperasian
pesawat fluoroskopi dan intervensional, kami mensyaratkan pekerja untuk mengenakan apron,
sarung tangan, dan dosimeter perorangan baca langsung yang terkalibrasi untuk digunakan. Nilai
dosis dari dosimeter perorangan baca langsung dicatat dalam log book dosis pekerja setiap kali
selesai bekerja dengan pesawat ini.4
Sebagai pemegang izin, sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 33 tahun 2007
tentang Keselamatan Radiasi Pengion Dan Keamanan Sumber Radioaktif, kami
menyelenggarakan pemeriksaan kesehatan pekerja yang dilakukan pada saat sebelum bekerja,
selama bekerja paling sedikit sekali dalam 1 (satu) tahundan pada saat memutuskan hubungan
kerja.
Penggunaan pesawat mobile hanya dioperasikan untuk keadaan darurat dan tidak
digunakan untuk penggunaan rutin. Pada saat pengoperasian pesawat mobile, keselamatan pasien
4
atau masyarakat di sekitarnya menjadi concernmanajemen “RSUD KRIOPANTING”,oleh
karenanya pengoperasian pesawat mobile harus disertai dengan perisai radiasi mobile untuk
melindungi pasien lain dan masyarakat.5
Kami menyediakan apron untuk digunakan oleh pendamping pasien. Pendamping pasien
diharuskan menggunakan apron untuk meminimalkan paparan radiasi yang diterimanya. Untuk
proteksi dan keselamatan radiasi pendamping pasien, “RSUD KRIOPANTING”menyediakan
prosedur sebagai berikut:7
5
6
7
Fax : (021) 630 2187;
BAB V
REKAMAN DAN LAPORAN
Manajemen “RSUD KRIOPANTING”mengendalikan dan mencantumkan rekaman
terkait program proteksi dan keselamatan radiasi dan menjamin semua rekaman lengkap, mudah
dibaca, mudah diidentifikasi dan tersedia saat akan digunakan.
Tabel 7. Rekaman hasil pemantauan kesehatan dan hasil pemantauan dosis pekerja radiasi.
Uraian rekaman Keterangan
Hasil pemantauan tingkat radiasi Dibawah NBD
dan/atau kontaminasi didaerah kerja.
Hasil pemantauan radioaktivitas Dibawah NBD
lingkungan di luar fasilitas dan fasilitas
Hasil pemantauan dosis yang diterima Dibawah NBD
Pekerja Radiasi
Hasil pemantauan kesehatan bagi Pekerja Sehat
Radiasi