Dok :
PROGRAM PROTEKSI
DAN KESELAMATAN RADIASI RADIOLOGI Tanggal :
DIAGNOSTIK DAN INTERVENSIONAL Revisi :
RS BHAYANGKARA MAKASSAR
Jl. Mappaoudang no. 63 Makassar Halaman 1 dari 25
LEMBAR PENGESAHAN
Kepala Rumah
Disahkan Kombes Pol Dr. Budi
Sakit 05-04-2016
oleh Heryadi, MM
No. Dok :
PROGRAM PROTEKSI
DAN KESELAMATAN RADIASI RADIOLOGI Tanggal :
DIAGNOSTIK DAN INTERVENSIONAL Revisi :
RS BHAYANGKARA MAKASSAR
Jl. Mappaoudang no. 63 Makassar Halaman 2 dari 25
Dengan ini saya selaku pemegang izin, yang bertanda tangan di bawah ini atas nama
RS Bhayangkara Makassar mempunyai komitmen di dalam menjalankan program proteksi
dan keselamatan radiasi.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Program Proteksi dan Keselamatan Radiasi adalah tindakan sistematis dan terencana
untuk melindungi pekerja, anggota masyarakat dan lingkungan hidup dari bahaya radiasi.
Program ini dibuat sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 2008 tentang
Perizinan Pemanfaatan Sumber Radiasi Pengion dan Bahan Nuklir, dengan
mempertimbangkan Peraturan Pemerintah No. 33 tahun 2007 tentang Keselamatan Radiasi
Pengion dan Keamanan Sumber Radioaktif, Perka BAPETEN No. 8 tahun 2011 tentang
Keselamatan Radiasi dalam Penggunaan pesawat Sinar-X Radiologi Diagnostik dan
Intervensional, serta Perka BAPETEN No. 4 tahun 2013 tentang Proteksi dan keselamatan
Radiasi dalam Pemanfaatan Tenaga Nuklir.
Untuk memastikan keselamatan dan kesehatan pekerja, masyarakat dan lingkungan
hidup, RS Bhayangkara Makassar Berprinsip bahwa kegiatan pemanfaatan radiasi pengion
direncanakan, dan dioperasikan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh BAPETEN
dan menjamin paparan radiasi ditekan serenda-rendahnya. Penerimaan dosisi radiasi terhadap
pekerja dan masyarakat tidak boleh melebihi nilai batas dosis (NBD) yang ditetapkan oleh
BAPETEN.
1.2. Tujuan
Lingkup program proteksi ini mencakup seluruh pesawat sinar-X untuk tujuan pemanfaatan
radiologi diagnostik dan intervensional di RS Bhayangkara Makassar.
No. Dok :
PROGRAM PROTEKSI
DAN KESELAMATAN RADIASI RADIOLOGI Tanggal :
DIAGNOSTIK DAN INTERVENSIONAL Revisi :
RS BHAYANGKARA MAKASSAR
Jl. Mappaoudang no. 63 Makassar Halaman 6 dari 25
1.4. Definisi
BAB II
PENYELENGGARAAN PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI
PPR
Pada saat program proteksi ini dibuat, personil yang bekerja di Fasilitas radiologi diagnostik
dan intervensional RS Bhayangkara Makassar adalah sebagai berikut:
4. Radiografer
Nama : Sri Amalia Gani
Pendidikan terakhir : Sarjana
Nomor STR :
Masa berlaku :
No. Dok :
PROGRAM PROTEKSI
DAN KESELAMATAN RADIASI RADIOLOGI Tanggal :
DIAGNOSTIK DAN INTERVENSIONAL Revisi :
RS BHAYANGKARA MAKASSAR
Jl. Mappaoudang no. 63 Makassar Halaman 9 dari 25
1. Pemegang izin
a. Menyediakan, melaksanakan, mendokumentasikan program proteksi dan
keselamatan radiasi.
b. Membangun komunikasi yang baik pada seluruh tingkatan organisasi sehingga
informasi mengenai proteksi dan keselamatan radiasi dapat mudah dimengerti dan
dipahami.
c. Menetapkan kualifikasi personil yang memadai sesuai dengan bidang pekerjaannya
d. Memastikan bahwa hanya personil yang sesuai dengan kompetensi yang bekerja
dalam Penggunaan pesawat sinar-X;
e. Menyelenggarakan pelatihan Proteksi Radiasi secara reguler;
f. Menyelenggarakan pemantauan kesehatan bagi Pekerja Radiasi setiap tahun;
g. Menyediakan perlengkapan Proteksi Radiasi sesuai pemanfaatan radiasi pengion;
h. Melaporkan kepada Kepala BAPETEN mengenai pelaksanaan program proteksi dan
keselamatan radiasi, dan verifikasi keselamatan;
i. Mengidentifikasi dan memperbaiki faktor-faktor yang mempengaruhi proteksi dan
keselamatan radiasi sesuai dengan potensi bahaya;
j. Melakukan pemantauan dosis yang diterima personil dengan film badge atau TLD
badge setiap bulan;
k. Membuat dan memelihara rekaman terkait program proteksi dan keselamatan
radiasi; dan
l. Melakukan Uji Kesesuaian pesawat sinar-X dan memastikan bahwa pesawat sinar-X
yang digunakan dalam kondisi layak beroperasi.
4. Radiografer
a. Memberikan proteksi terhadap pasien, dirinya sendiri, dan masyarakat di sekitar ruang
pesawat sinar-X;
b. Menerapkan teknik dan prosedur yang tepat untuk meminimalkan paparan yang
diterima pasien sesuai kebutuhan; dan
c. Melakukan kegiatan pemrosesan film.
5. Fisikawan medis
a. Berpartisipasi dalam meninjau ulang secara terus menerus keberadaan sumber daya
manusia, peralatan, prosedur, dan perlengkapan Proteksi Radiasi;
b. Menyelenggarakan uji kesesuaian pesawat sinar-X apabila fasilitas tersebut memiliki
peralatan yang memadai;
c. Melakukan perhitungan dosis terutama untuk menentukan dosis janin pada wanita
hamil;
d. Merencanakan, melaksanakan, dan supervisi prosedur jaminan mutu apabila
dimungkinkan;
e. Berpartisipasi dalam investigasi dan evaluasi kecelakaan radiasi;
f. Berpartisipasi pada penyusunan dan pelaksanaan program pelatihan Proteksi Radiasi;
dan
g. Bersama Dokter Spesialis Radiologi dan Radiografer, memastikan kriteria
penerimaan mutu hasil pencitraan dan justifikasi dosis yang diterima oleh pasien.
No. Dok :
PROGRAM PROTEKSI
DAN KESELAMATAN RADIASI RADIOLOGI Tanggal :
DIAGNOSTIK DAN INTERVENSIONAL Revisi :
RS BHAYANGKARA MAKASSAR
Jl. Mappaoudang no. 63 Makassar Halaman 11 dari 25
II.3. Pelatihan
BAB III
DESKRIPSI FASILITAS, PESAWAT SINAR-X DAN PERALATAN PENUNJANG,
DAN PERLENGKAPAN PROTEKSI RADIASI
Fasilitas radiologi merupakan satu kesatuan dari gedung RS Bhayangkara Makassa, dengan
Pengukuran
Tebal
Lokasi disekitar ruang radiologi Jenis material + Pb paparan
dinding
(mR/jam)
Triplex + 2
Kanan : Poli Gigi 15 cm 2 mmpb 0
mmpb
Triplex + 2
Kiri : Ruang Prosesing Film 15 cm 2 mmpb 0
mmpb
Atas : Atap
Bawah : Lantai
Bata Plesteran
Belakang : Parkiran 28 cm 2 mmpb 0
+ 2 mmpb
Bata Plesteran
Depan : Karidor 28 cm 2 mmbp 0
+ 2 mmpb
Tanda bahaya : Lampu tanda radiasi berfungsi baik
radiasi Tanda bahaya radiasi mudah dilihat dan jelas terbaca
No. Dok :
PROGRAM PROTEKSI
DAN KESELAMATAN RADIASI RADIOLOGI Tanggal :
DIAGNOSTIK DAN INTERVENSIONAL Revisi :
RS BHAYANGKARA MAKASSAR
Jl. Mappaoudang no. 63 Makassar Halaman 15 dari 25
III.3.1. Daerah Pengendalian, di daerah pengendalian ini Nama instansi melakukan tindakan
proteksi dan keselamatan radiasi dengan:
Daerah Pengendalian dalam instansi kami adalah ruang radiologi yang terdapat
pemanfaatan pesawat sinar-X di dalamnya, yaitu ruang radiologi 1 dan ruang radiologi 2
III.3.1. Daerah Supervisi, di daerah ini Nama instansi menetapkan daerah supervisi dengan
mempertimbangkan kriteria potensi penerimaan paparan radiasi individu lebih dari
NBD anggota masyarakat dan kurang dari 3/10 (tiga per sepuluh) NBD pekerja
radiasi dan bebas kontaminasi, selain itu Nama instansi:
No. Dok :
PROGRAM PROTEKSI
DAN KESELAMATAN RADIASI RADIOLOGI Tanggal :
DIAGNOSTIK DAN INTERVENSIONAL Revisi :
RS BHAYANGKARA MAKASSAR
Jl. Mappaoudang no. 63 Makassar Halaman 16 dari 25
a. menandai dan membatasi Daerah Supervisi yang ditetapkan dengan tanda yang
jelas; dan
b. memasang tanda di titik akses masuk Daerah Supervisi.
Untuk memastikan proteksi pasien, pekerja dan masyarakat terpenuhi, Nama instansi
menyediakan perlengkapan proteksi. Petugas Proteksi Radiasi akan memastikan bahwa
perlengkapan ini berfungsi baik dan digunakan sebagaimana mestinya. Saat ini RS
Bhayangkara Makassar memiliki perlengkapan proteksi sebagai berikut:
BAB IV
PROSEDUR PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI
Untuk memastikan dosis paparan radiasi yang diterima pekerja minimal, kami
menyediakan desain radiologi diagnostik dan intervensional yang memenuhi standar sesuai
peraturan BAPETEN, prosedur pengoperasian, dan peralatan proteksi. Pada saat
pengoperasian pesawat intervensional, kami mensyaratkan pekerja untuk mengenakan apron,
dan dosimeter perorangan baca langsung yang terkalibrasi untuk digunakan. Nilai dosis dari
No. Dok :
PROGRAM PROTEKSI
DAN KESELAMATAN RADIASI RADIOLOGI Tanggal :
DIAGNOSTIK DAN INTERVENSIONAL Revisi :
RS BHAYANGKARA MAKASSAR
Jl. Mappaoudang no. 63 Makassar Halaman 19 dari 25
dosimeter perorangan baca langsung dicatat dalam log book dosis pekerja setiap kali selesai
bekerja dengan pesawat ini.
Sebagai pemegang izin, sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 33 tahun 2007
tentang Keselamatan Radiasi Pengion Dan Keamanan Sumber Radioaktif, kami
menyelenggarakan pemeriksaan kesehatan pekerja yang dilakukan pada saat sebelum bekerja,
selama bekerja paling sedikit sekali dalam 1 (satu) tahun dan pada saat memutuskan
hubungan kerja.
Penggunaan pesawat mobile hanya dioperasikan untuk keadaan darurat dan tidak
digunakan untuk penggunaan rutin. Pada saat pengoperasian pesawat mobile, keselamatan
pasien atau masyarakat di sekitarnya menjadi concern manajemen RS Bhayangkara
Makassar, oleh karenanya pengoperasian pesawat mobile harus disertai dengan perisai
radiasi mobile untuk melindungi pasien lain dan masyarakat.
Dalam upaya mewujudkan proteksi dan keselamatan radiasi untuk pasien tersebut
maka menerapkan kaidah sebagai berikut:
1. Apron
Pasien wajib diberikan apron bertujuan untuk menutupi organ disekitar objek yang
dirontgen, hal ini bertujuan untuk menminimalisasi radiasi hambur di sekitar
objek yang di X-Ray.
2. Focus Film Distance (FFD)
Pengaturan FFD yang tepat dengan objek yang diperiksa akan meminimalisasi
paparan dosis radiasi yang diterima oleh pasien. Untuk membuat thorax FFD yang
digunakan 150 cm. Untuk membuat foto extremitas FFD yang digunakan 90 cm.
3. Luas lapangan Kolimator
Pekerja radiasi harus mengatur luas lapangan penyinaran/luas kolimator
seminimamal muingkin dan seukuran dengan objek yang akan diperiksa, hal ini
bertujuan untuk menimalisasi dosis paparan radiasi hambur yang diterima pasien.
No. Dok :
PROGRAM PROTEKSI
DAN KESELAMATAN RADIASI RADIOLOGI Tanggal :
DIAGNOSTIK DAN INTERVENSIONAL Revisi :
RS BHAYANGKARA MAKASSAR
Jl. Mappaoudang no. 63 Makassar Halaman 20 dari 25
Semakin kecil luas lapangan penyinaran maka semakin kecil radiasi hambur yang
dihasilkan dan detile gambar semakin bagus.
4. Sertifikasi kelayakan alat
Sertifikasi kelayakan alat yang diberikan oleh BPFK terhadap alat X-Ray
merupakan suatu bukti jaminan mutu bahwa pesawat tersebut layak dan aman
untuk dipergunakan.
BAB V
REKAMAN DAN LAPORAN
Sesuai Peraturan Kepala BAPETEN No. 4 Tahun 2013 Pasal 53 tentang Proteksi Dan
Keselamatan Radiasi Dalam Pemanfaatan Tenaga Nuklir, Manajemen RS Bhayangkara
Makassar menyimpan dan memelihara hasil pemantauan kesehatan dan hasil pemantauan
dosis pekerja radiasi dalam jangka waktu:
Tabel 8. Rekaman hasil pemantauan kesehatan dan hasil pemantauan dosis pekerja radiasi.
Uraian rekaman Keterangan
Hasil pemantauan dosis yang diterima
NORMAL
Pekerja Radiasi
Hasil pemantauan kesehatan bagi Pekerja
NORMAL
Radiasi
No. Dok :
PROGRAM PROTEKSI
DAN KESELAMATAN RADIASI RADIOLOGI Tanggal :
DIAGNOSTIK DAN INTERVENSIONAL Revisi :
RS BHAYANGKARA MAKASSAR
Jl. Mappaoudang no. 63 Makassar Halaman 23 dari 25
KESIMPULAN
1. Prinsip dasar dalam bekerja dengan pemanfaatan radiasi medis adalah As Low
Reasonably Achievable (ALARA), yakni bahwa suatu nilai Paparan Dosis
Radiasi yang diterima dalam pemanfaatan tenaga Nuklir adalah harus sekecil
mungkin dan dapat dipertanggung jawabkan.
2. Ruang lingkup pelayanan Radiologi RS Bhayangkara Makassar meliputi
Konvensional Radiologi, Intervensianal Radiologi dan USG.
3. Berdasarkan Struktur Organisasi, maka dapat dikelompokkan secara garis besar
terdiri dari : Pengusaha/Penanggung Jawab Rumah Sakit, Petugas Proteksi
Radiasi (PPR) dan Pekerja Radiasi, yang mana setiap Profesi / posisi tersebut
memiliki uraian tugas dan tanggung jawab terhadap pelaksanaan Pedoman
Proteksi dan Keselamatan Radiasi.
4. Pelatihan training ataupun seminar yang bersifat penyegaran diikuti secara berkala
oleh Pekerja Radiasi di depertemen Radiologi, hal ini bertujuan memberikan
Proteksi dan Keselamatan Radiasi yang Optimal bagi pelayanan Radiologi.
5. Perlengkapan Fasilitas Peralatan Radiasi Antara lain: Apron dan TLD.
6. Prosedur proteksi dan keselamatan radiasi:
a. Persiapan Radiografer sebelum melakukan pemeriksaan dengan Sinar-X
b. Prosedur Bekerja di Ruangan ICU dengan Pesawat Mobile X-Ray
c. Prosedur Pemakaian Apron
d. Prosedur Kalibrasi
e. Pendeteksian/Pencegahan Radiasi
f. Penanggulangan kebocoran Sinar-X
7. Laporan kedaruratan, yang dimaksud dengan keadaan darurat adalah suatu
kejadian luar biasa yang tidak sesuai dengan prosedur yang ada dan cenderung
menimbulkan kecelakaan kerja maupun pelayanan, yang efeknya dapat
mengakibatkan kerugian Kesehatan dan Psikis bagi Petugas dan Pasien. oleh
karena itu Unit Radiologi telah membuat Prosedur Keadaan Darurat.
No. Dok :
PROGRAM PROTEKSI
DAN KESELAMATAN RADIASI RADIOLOGI Tanggal :
DIAGNOSTIK DAN INTERVENSIONAL Revisi :
RS BHAYANGKARA MAKASSAR
Jl. Mappaoudang no. 63 Makassar Halaman 25 dari 25
DAFTAR ACUAN
Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 2007 tentang Keselamatan Radiasi Pengion dan
Keamanan Sumber Radioaktif.
Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 2008 tantang Perizinan Pemanfaatan Sumber
Radiasi Pengion Dan Bahan Nuklir.
Perka BAPETEN No. 8 Tahun 2011 Tentang Keselamatan Radiasi dalam Penggunaan
Peswat Sinar-X Radiologi Diagnostik Dan Interventional.
Perka BAPETEN No. 9 Tahun 2011 tentang Uji Kesesuaian Pesawat Sinar-X
Radiologi Diagnostik dan Interventional.
Perka BAPETEN no. 4 Tahun 2013 tentang Proteksi dan Keselamatan Radiasi dalam
Pemanfaatan Tenaga Nuklir