Dok :
DAN KESELAMATAN RADIASI RADIOLOGI 327/ADM-RSUK/2017
DIAGNOSTIK DAN INTERVENSIONAL Tanggal : 2 Maret 2017
RSU Kartini
Jl. Airlangga No.137 Mojosari, Mojokerto -61382, Revisi : 01
Telp (0321) 592261 Fax (0321) 595569,
Email : rskartinimjk@gmail.com Halaman1dari22
LEMBAR PENGESAHAN
Dengan ini saya selaku pemegang izin, yang bertanda tangan di bawah ini atas
nama RSU Kartini mempunyai komitmen di dalam menjalankan program proteksi dan
keselamatan radiasi.
Direktur
RSU Kartini
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Program Proteksi dan Keselamatan Radiasi adalah tindakan sistematis dan terencana
untuk melindungi pekerja, anggota masyarakat dan lingkungan hidup dari bahaya
radiasi. Program ini dibuat sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah No. 29 tahun
2008 tentang Perizinan Pemanfaatan Sumber Radiasi Pengion dan Bahan Nuklir,
dengan mempertimbangkan Peraturan Pemerintah No. 33 tahun 2007 tentang
Keselamatan Radiasi Pengion dan Keamanan Sumber Radioaktif, Perka BAPETEN
No. 8 tahun 2011 tentang Keselamatan Radiasi dalam Penggunaan pesawat Sinar-X
Radiologi Diagnostik dan Intervensional, serta Perka BAPETEN No. 4 tahun 2013
tentang Proteksi dan keselamatan Radiasi dalam Pemanfaatan Tenaga Nuklir.
1.2. Tujuan
Lingkup program proteksi ini mencakup seluruh pesawat sinar-X untuk tujuan
pemanfaatan radiologi diagnostik dan intervensional di RSU Kartini.
1.4. Definisi
e. Petugas Proteksi Radiasi adalah petugas yang ditunjuk oleh Nama instansi dan
oleh BAPETEN dinyatakan mampu melaksanakan pekerjaan yang berhubungan
dengan proteksi radiasi.
f. Pekerja Radiasi adalah setiap orang yang bekerja di fasilitas radiasi pengion
yang diperkirakan menerima dosis radiasi tahunan melebihi dosis untuk
masyarakat umum.
g. Radiografer adalah tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi dengan
diberikan tugas, wewenang, dan tanggungjawab secara penuh untuk melakukan
kegiatan radiologi diagnostik.
h. Rekaman adalah dokumen yang menyatakan hasil yang dicapai atau memberi
bukti pelaksanaan kegiatan dalam pemanfaatan tenaga nuklir.
i. Kecelakaan radiasi adalah kejadian yang tidak direncanakan termasuk
kesalahan operasi, kerusakan ataupun kegagalan fungsi alat atau kejadian lain
yang menimbulkan akibat atau potensi akibat yang tidak dapat diabaikan dari
aspek proteksi atau keselamatan radiasi.
j. Fisikawan medis adalah tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi dalam
bidang fisika medik klinik dasar.
PROGRAM PROTEKSI No. Dok :
DAN KESELAMATAN RADIASI RADIOLOGI 327/ADM-RSUK/2017
DIAGNOSTIK DAN INTERVENSIONAL Tanggal : 2 Maret 2017
RSU Kartini
Jl. Airlangga No.137 Mojosari, Mojokerto -61382, Revisi : 01
Telp (0321) 592261 Fax (0321) 595569,
Email : rskartinimjk@gmail.com Halaman6dari22
BAB II
PENYELENGGARAAN PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI
PPR
Budi Setya Nugraha,Amd.R
Pada saat program proteksi ini dibuat, personil yang bekerja di Fasilitas Radiologi
diagnostic dan intervensional RSU Kartini adalah sebagai berikut:
4. Radiografer
1 Nama : Budi Setya Nugraha,Amd.R
Pendidikan terakhir : DIII R
Nomor SIKR : 445/2/89/RAD/416-103.B/2015
Masa berlaku : 05 November 2019
1. Pemegang izin
a. Menyediakan, melaksanakan, mendokumentasikan program proteksi dan
keselamatan radiasi;
b. Membangun komunikasi yang baik pada seluruh tingkatan organisasi sehingga
informasi mengenai proteksi dan keselamatan radiasi dapat mudah dimengerti
dan dipahami;
c. Menetapkan kualifikasi personil yang memadai sesuai dengan bidang
pekerjaannya;
d. Memastikan bahwa hanya personil yang sesuai dengan kompetensi yang
bekerja dalam Penggunaan pesawat sinar-X;
e. Menyelenggarakan pelatihan Proteksi Radiasi secara reguler;
f. Menyelenggarakan pemantauan kesehatan bagi Pekerja Radiasi setiap tahun;
g. Menyediakan perlengkapan Proteksi Radiasi sesuai pemanfaatan radiasi
pengion;
h. Melaporkan kepada Kepala BAPETEN mengenai pelaksanaan program
proteksi dan keselamatan radiasi, dan verifikasi keselamatan;
i. Mengidentifikasi dan memperbaiki faktor-faktor yang mempengaruhi proteksi
dan keselamatan radiasi sesuai dengan potensi bahaya;
j. Melakukan pemantauan dosis yang diterima personil dengan film badge atau
TLD badge setiap bulan;
k. Membuat dan memelihara rekaman terkait program proteksi dan keselamatan
radiasi; dan
l. Melakukan Uji Kesesuaian pesawat sinar-X dan memastikan bahwa pesawat
sinar-X yang digunakan dalam kondisi layak beroperasi.
PROGRAM PROTEKSI No. Dok :
DAN KESELAMATAN RADIASI RADIOLOGI 327/ADM-RSUK/2017
DIAGNOSTIK DAN INTERVENSIONAL Tanggal : 2 Maret 2017
RSU Kartini
Jl. Airlangga No.137 Mojosari, Mojokerto -61382, Revisi : 01
Telp (0321) 592261 Fax (0321) 595569,
Email : rskartinimjk@gmail.com Halaman8dari22
4. Radiografer
a. Memberikan proteksi terhadap pasien, dirinya sendiri, dan masyarakat di sekitar
ruang pesawat sinar-X;
b. Menerapkan teknik dan prosedur yang tepat untuk meminimalkan paparan yang
diterima pasien sesuai kebutuhan; dan
c. Melakukan kegiatan pemrosesan film.
5. Fisikawan medis
a. Berpartisipasi dalam meninjau ulang secara terus menerus keberadaan sumber
daya manusia, peralatan, prosedur, dan perlengkapan Proteksi Radiasi;
b. Menyelenggarakan uji kesesuaian pesawat sinar-X apabila fasilitas tersebut
memiliki peralatan yang memadai;
c. Melakukan perhitungan dosis terutama untuk menentukan dosis janin pada
wanita hamil;
d. Merencanakan, melaksanakan, dan supervisi prosedur jaminan mutu apabila
dimungkinkan;
e. Berpartisipasi dalam investigasi dan evaluasi kecelakaan radiasi;
f. Berpartisipasi pada penyusunan dan pelaksanaan program pelatihan Proteksi
Radiasi; dan
PROGRAM PROTEKSI No. Dok :
DAN KESELAMATAN RADIASI RADIOLOGI 327/ADM-RSUK/2017
DIAGNOSTIK DAN INTERVENSIONAL Tanggal : 2 Maret 2017
RSU Kartini
Jl. Airlangga No.137 Mojosari, Mojokerto -61382, Revisi : 01
Telp (0321) 592261 Fax (0321) 595569,
Email : rskartinimjk@gmail.com Halaman9dari22
II.3. Pelatihan
Manajemen RSU Kartini mengalokasikan sumber daya manusia yang memadai untuk
menetapkan, melaksanakan dan menilai pendidikan dan pelatihan bagi pekerja radiasi.
Manajemen berkomitmen menyelenggarakan dan mengevaluasi pelatihan dalam bidang
proteksi dan keselamatan radiasi secara reguler untuk PPR, Dokter ahli radiologi/dokter
yang berkompeten dan radiografer minimal 4 (empat) tahun sekali.
Manajemen RSU Kartini menetapkan dan menyediakan pekerja radiasi sesuai dengan
kualifikasi minimal pendidikan formal yang ditentukan menurut bidang pekerjaannya.
PROGRAM PROTEKSI No. Dok :
DAN KESELAMATAN RADIASI RADIOLOGI 327/ADM-RSUK/2017
DIAGNOSTIK DAN INTERVENSIONAL Tanggal : 2 Maret 2017
RSU Kartini
Jl. Airlangga No.137 Mojosari, Mojokerto -61382, Revisi : 01
Telp (0321) 592261 Fax (0321) 595569,
Email : rskartinimjk@gmail.com Halaman10dari22
BAB III
DESKRIPSI FASILITAS, PESAWAT SINAR-X DAN PERALATAN
PENUNJANG, DAN PERLENGKAPAN PROTEKSI RADIASI
Fasilitas radiologi merupakan satu kesatuan dari gedung RSU Kartini, dengan
spesifikasi pembagian ruang sebagai berikut:
Pembagian daerah kerja pada RSU Kartini terbagi atas Daerah Pengendalian
dan/atau Daerah Supervisi. Manajemen RSU Kartini berupaya melindungi masyarakat
dengan mencegah akses masyarakat ke Daerah Pengendalian. Proteksi radiasi di
Daerah Pengendalian dilakukan dengan cara menempelkan tanda peringatan bahaya
radiasi yang jelas, mudah terlihat, dan mencolok di setiap pintu akses ke Daerah
Pengendalian. Ruang radiologi juga dilengkapi dengan lampu tanda radiasi di luar pintu
masuk yang menyala saat ruang radiologi digunakan. Manajemen RSU Kartini
memastikan bahwa seluruh tanda bahaya radiasi ini berfungsi.
III.2.2. Daerah Supervisi, didaerah ini RSU Kartini menetapkan daerah supervisi
dengan mempertimbangkan kriteria potensi penerimaan paparan radiasi
individu lebih dari NBD anggota masyarakat dan kurang dari 3/10
(tigapersepuluh) NBD pekerja radiasi dan bebas kontaminasi, selain itu RSU
Kartini:
a. menandai dan membatasi Daerah Supervisi yang ditetapkan dengan tanda
yang jelas; dan
b. memasang tanda di titik akses masuk Daerah Supervisi.
Untuk memastikan proteksi pasien, pekerja dan masyarakat terpenuhi, RSU Kartini
menyediakan perlengkapan proteksi. Petugas Proteksi Radiasi akan memastikan bahwa
perlengkapan ini berfungsi baik dan digunakan sebagaimana mestinya. Saat ini RSU
Kartini memiliki perlengkapan proteksi sebagai berikut:
BAB IV
PROSEDUR PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI
Untuk memastikan dosis paparan radiasi yang diterima pekerja minimal, kami
menyediakan desain radiologi diagnostik dan intervensional yang memenuhi standar
sesuai peraturan BAPETEN, prosedur pengoperasian, dan peralatan proteksi. Pada saat
pengoperasian pesawat fluoroskopi dan intervensional, kami mensyaratkan pekerja
untuk mengenakan apron, sarung tangan, dan dosimeter perorangan baca langsung
yang terkalibrasi untuk digunakan. Nilai dosis dari dosimeter perorangan baca langsung
dicatat dalam log book dosis pekerja setiap kali selesai bekerja dengan pesawat ini.
BAB V
REKAMAN DAN LAPORAN
Tabel 8. Rekaman hasil pemantauan kesehatan dan hasil pemantauan dosis pekerja
radiasi.
Uraian rekaman Keterangan
Hasil pemantauan tingkat radiasi Ada
dan/atau kontaminasi didaerah kerja.
Hasil pemantauan radioaktivitas Ada
lingkungan di luar fasilitas dan fasilitas
Hasil pemantauan dosis yang diterima Ada
Pekerja Radiasi
Hasil pemantauan kesehatan bagi Pekerja Ada
Radiasi
Untuk memastikan dosis paparan radiasi yang diterima pekerja minimal, kami menyediakan desain
radiologi diagnostik dan intervensional yang memenuhi standar sesuai peraturan BAPETEN, prosedur
pengoperasian, dan peralatan proteksi. Pada saat pengoperasian pesawat fluoroskopi dan intervensional,
kami mensyaratkan pekerja untuk mengenakan apron, sarung tangan, dan dosimeter perorangan baca
langsung yang terkalibrasi untuk digunakan. Nilai dosis dari dosimeter perorangan baca langsung dicatat
dalam log book dosis pekerja setiap kali selesai bekerja dengan pesawat ini.
Sebagai pemegang izin, sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 33 tahun 2007 tentang
Keselamatan Radiasi Pengion Dan Keamanan Sumber Radioaktif, kami menyelenggarakan
pemeriksaan kesehatan pekerja yang dilakukan pada saat sebelum bekerja, selama bekerja paling
sedikit sekali dalam 1 (satu) tahun dan pada saat memutuskan hubungan kerja.
a. Tidak berada pada berkas utama pesawat sinar X.
b. Menggunakan perlengkapan proteksi radiasi seperti Apron protective.
c. Menggunakan film bagde selama bekerja di Instalasi Radiologi.
d. Menutup pintu masuk dengan rapat.
e. Pada saat bekerja, memperhatikan pasien dari kaca Pb.
f. Pastikan Savety Light / Lampu peringatan pada pintu masuk menyala sebelum melakukan
eksposi sinar X.
g. Penggunaan KV dan mAs yang tepat, jarak ekspose yang ideal dan mengurangi factor
gerak pasien untuk mendapatkan hasil ekspose sinar x yang dibawah nilai aman paparan
radiasi terhadap pasien dan mengurangi pantulan sinar x ray terhadap radiographer.
Direktur
RSU Kartini
Direktur
RSU Kartini
Di fasilitas radiologi RSU Kartini, potensi kecelakaan dapat disebabkan oleh kesalahan
prosedur pengoperasian alat, kerusakan atau kegagalan dari pesawat sinar-X, ataupun karena
faktor manusia yang menyebabkan penerimaan dosis berlebih.
Jika terjadi keadaan darurat, manajemen RSU Kartini telah menetapkan prosedur
penanggulangan keadaan darurat, yaitu dengan mematikan panel kendali pesawat, mencabut
sakelar, memutuskan aliran listrik, mencatat detil posisi, arah berkas, dan kondisi eksposi.
Petugas akan memberitahu kepada PPR. Rekaman kejadian akan dibuat dalam bentuk laporan
kejadian dan disampaikan ke BAPETEN.
Direktur
RSU Kartini