Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

Keselamatan Kesehatan Kerja Radioterapi

oleh
Kristianus A.J Ule
19500041

PROGRAM STUDI D3 RADIOLOGI


STIKES GUNA BANGSA YOGYAKARTA
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
K3 (Keselamatan Kesehatan Kerja) dibagi menjadi 2 pengertian yaitu secara fisiologis
dan dan secara keilmuan. Secara fisiologis K3 merupakan suatupemikiran atau upaya untuk
menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmanimaupun rohani. Tenaga kerja pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya terhadap hasil karya dan budaya menuju masyarakat
makmur.sedangkan secarakeilmuwan K3 merupakan ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam
usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Jadi K3
merupakan keselamatan kerja dari suatu permasalahan yang banyak menyitaperhatian berbagai
organisasi saat ini karena mencakup permasalahan segi perikemanusiaan, biaya dan manfaat
ekonomi, aspek hukum, pertanggungjawaban serta citra suatu organisasi itu sendiri.
Tujuan dari K3 yaitu melindungi kesehatan, keamanan dan kesehatan daritenga kerja,
meningkatkan efisiensi kerja, dan mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Jenis-jenis dalam K3 dibagi menjadi 3:
Jenis kimia Terhirupnya atau terjadinya kontak antara manusia dengan bahan
kimia berbahaya, contohnya uap bahan kimia, dan bas bahan kimia
Jenis fisikaKeadaan yang sangat bising yang menyebabkan kerusakan
pendengaran dan suatu temperatur udara yang terlalu panas maupun terlalu dingin
yang menyebabkan suatu suhu yang tidak normal
Jenis penyakit akibat kerjaPencahayaan ataupenerangan yang kurang optimal
yang mnyebabkan kerusakan penglihatan.Bahaya yang ditimbulkan oleh peralatan
dan pengamanan yang kurang lengkap mengakibatkan melukai pekerja.
Radioterapi atau terapi radiasi adalah terapi yang menggunakan radiasi bersumber dari
energi radioaktif. Dalam hubungannya dengan radioaktif, pada instalasi radioterapi, radiasi
pengion dibagi menjadi dua, yaitu radiasi pengion yang bersumber dari tabung x-ray pada
prinsipnya sama dengan instalasi radiodiagnostik. Sedangkan, untuk radioaktif ketat sekali dan
mengacu pada aturan BAPETTEN.
Hal yang membedakan antara radiodiagnostik dan radioterapi khususnya Cobalt-60 yaitu
sebelum dilakukan pembangunan harus melalui uji konstruksi dulu yang kaitannya denga
keselamatan pasien, dan pekerja, Tidak sedikit pasien kanker yang menggunakan terapi ini.
Kerena terapi ini menggunakan bahan radioaktif yang cukup berbahaya jika tidak benar benar
dikendalikan, maka sangat dibutuhkan manejemen K3 untuk mengatur hal ini.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Keselamatan Radiasi Pengion dan Keamanan Sumber Radioaktif


Pengoperasian sumber radiasi pada instalasi radioterapi mengacu padaPP Nomor 33
tahun 2007 tentang keselamatan radiasi pengion dan keamanansumber radioaktif. Kami
disini menyampaikan sebagian isi dari PeraturanPemerintah tersebut.
Pasal 1, dalam peraturan pemerintah ini yang dimaksud dengan :
1.Keselamatan Radiasi Pengion yang selanjutnya disebut Keselamatan Radiasiadalah
tindakan yang dilakukan untuk melindungi pekerja, anggotamasyarakat, dan
lingkungan hidup dari bahaya radiasi.
2.Keamanan Sumber Radioaktif adalah tindakan yang dilakukan untukmencegah
akses tidak sah, perusakan, kihilangan , pencurian, dan/ataupemindahan tidak
sah Sumber Radioaktif.
3.Proteksi Radiasi adalah tindakan yang dilakukan untuk mengurangi pengaruhradiasi
yang merusak akibat paparan radiasi.
4.Pemanfaatan adalah kegiatan yang berkaitan dengan tenaga nuklir yangmeliputi
penelitian, pengembangan, penambangan , pembuatan, produksi,pengangkutan ,
penyimpanan, pengalilhan, ekspor, impor, penggunaan ,dekomisioning, dan
pengelolaan limbah radioaktif untuk meningkatkankesejahteraan rakyat.
5.Tenaga Nuklir adalah tenaga dalam bentuk apapun yang dibebaskan dalamproses
transformasi inti termasuk tenaga yang berasal dari sumber radiasipengion.
6.Radiasi Pengion yang selanjutnya disebut Radiasi adalah
gelombangelektromagnetik dan partikel bermuatan yang karena energy yang
dimilikinyamampu mengionisasi media yang dilaluinya.
7.Sumber Radiasi yang selanjutnya disebut Sumber adalah segala sesuatuyang dapat
menyebabkan paparan Radiasi , meliputi zat radioaktif danperalatan yang
mengandung zat radioaktif atau memproduksi Radiasi, danfasilitas atau instalasi yang
didalamnya terdapat zat radioaktif atau peralatanyang menghasilkan Radiasi.
8.Sumber Radioaktif adalah zat radioaktif berbentuk padat yang terbungkussecara
permanen dalam kapsul yang terikat kuat.
2.2Perizinan Pemanfaatan Sumber Radiasi Pengion dan Bahan Nuklir
Untuk perizinan instalasi radioterapi diatur dalam PP Nomor 29 tahun2008 tentang
perizinan pemanfaatan sumber radiasi pengion dan bahan nuklir. Disini kami akan menjelaskan
salah satu pasal dari PP Nomor 29 tahun 2008tersebut.
Pasal 1, dalam peraturan pemerintah ini yang dimaksud dengan :
1.Pemanfaatan adalah kegiatan yang berkaitan dengan tenaga nuklir yangmeliputi
penelitian,pengembangan,penambangan,pembuatan,produksi,pengangkutan,penyimpanan
,pengalihan,ekspor impor,penggunaan , dekomisioning, dan pengelolaan limbah
radioaktif untukmeningkatkan kesejahteraan rakyat.

2.Tenaga nuklir adalah tenaga dlam bentuk apapun yang dibebaskan dalamproses
transormasi inti, termasuk tenaga yang berasal dari SumberRadiasi Pengion.

3.Sumber Radiasi Pengion adalah zat radioaktif terbungkus dan terbukabeserta


fasilitasnya, dan pembangkit radiasi pengion.

4.Sumber Radioaktif adalah zat radioaktif berbentuk padat yang terbungkussecara


permanen dalam kapsul yang terikat kuat.

5.Bahan Nuklir adalah bahan yang dapat menghasilkan reaksi pembelahanberantai atau
bagan yang dapat diubah menjadi bahan yang dapatmenghasilkan reaksi
pembelahan berantai.

6.Selfgard adalah setiap tindakan yang ditujukan untuk memastikan bahwatujuan


Pemanfaatan Bahan Nuklur hanya untuk maksud damai.

7.Program Proteksi Radiasi adalah tindakan sistematis dan terencana untukmelindungi


pekerja,anggota masyarakat, dan lingkungan hidup daribahaya radiasi.
BAB III
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


1. Pengertian K3
Secara filosofi : suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan
kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya manusia
pada umumnya, hasil karya dan budayanya menuju masyarakat adil dan makmur.Secara
keilmuan : Ilmu pengetauan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan
terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
2. Tujuan K3
Sebagaimana dijelaskan dalam pengertian K3 secara filosofi bahwa K3 bertujuan
untuk menjamin kesempurnaan jasmaniah dan rokhaniah tenaga kerja serta hasil karya
dan budayanya. Oleh karena itu keselamatan dan kesehatan kerja bertujuan untuk
mencegah dan mengurangi terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja, dan
menjamian :
a.Bahwa setiap tenaga kerja dan orang lainnya di tempat kerja dalam
keadaan selamat dan sehat.
b. Bahwa setiap sumber produksi dipergunakan secara aman dan efisien.
c. Bahwa proses produksi dapat berjalan lancar.
Kondisi tersebut di atas dapat dicapai antara lain bila kecelakaantermasuk kebakaran,
peledakan dan penyakit akibat kerja dapat dicegah dan ditanggulangi.
Oleh karena itu setiap usaha K3 tidak lain adalah usaha pencegahan dan penanggulangan
kecelakaan dan penyakit ditempat kerja.

3. Ruang Lingkup K3
Ruang lingkup keselamatan dan kesehatan kerja dapat digariskan sebagai berikut :
a.Keselamatan dan kesehatan kerja diterapkan di semua tempat kerja yang di
dalamnya melibatkan aspek manusia sebagai tenaga kerja,bahaya akibat kerja dan
usaha yang dikerjakan.
b. Aspek perlindungan dalam K3 meliputi :
o Tenaga kerja dari semua jenis dan jenjang keahlian
o Peralatan dan bahan yang digunkan
o Faktor-faktor lingkungan kerja
oProses produksi
o Karakteristik dan sifat pekerjaan
o Teknologi dan metodologi kerja
c. Penerapan K3 dilaksanakan secara kholistik sejak perencanaan hingga
pengelolaan hasil dari kegiatan industri barang ataupun jasa.
d. Semua pihak yang terlibat dalam proses industri/perusahaan ikut
bertanggungjawab atas keberhasilan usaha K3 .
B. Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Radioterapi
1. Pengertian Radioterapi

Gambar 1: Perangkat radioterapi Clinac dengan Meja Pasien


Radioterapiatau disebut juga terapi radiasi adalah tindakan medis menggunakan radiasi pengion
tingkat tinggi untuk mematikan sel kanker sebanyak mungkin, dengan kerusakan pada sel
normal sekecil mungkin. Tindakan terapi ini menggunakan sumber radiasi tertutup pemancar
radiasi gamma atau pesawat sinar-x dan berkas elektron.Baik sel-sel normal maupun sel-sel
kanker bisa dipengaruhi olehradiasi ini. Radiasi akan merusak sel-sel kanker sehingga proses
multiplikasi ataupun pembelahan sel-sel kanker akan terhambat.Sekitar 50-60% penderita kanker
memerlukan radioterapi.
2. Tujuan Radioterapi
Terapi radiasi yang juga disebut radioterapi, irradiasi, terapi sinar-x, atau istilah
populernya "dibestral" ini bertujuan untuk menghancurkan jaringan kanker. Paling tidak untuk
mengurangi ukurannya atau menghilangkan gejala dan gangguan yang menyertainya. Terkadang
malah digunakan untuk pencegahan (profilaktik). Radiasi menghancurkan material genetik sel
sehingga sel tidak dapat membelah dan tumbuh lagi.Tidak hanya sel kanker yang hancur oleh
radiasi. Sel normal juga.Karena itu dalam terapi radiasi dokter selalu berusaha menghancurkan
sel kanker sebanyak mungkin, sambil sebisa mungkin menghindari sel sehat di sekitarnya. Tetapi
sekalipun terkena, kebanyakan sel normal dan sehat mampu memulihkan diri dari efek radiasi.
Radiasi bisa digunakan untuk mengobati hampir semua jenis tumor padat termasuk kanker
otak,payudara, leher rahim, tenggorokan, paru-paru, pankreas, prostat, kulit,dan sebagainya,
bahkan juga leukemia dan limfoma. Cara dan dosisnya tergantung banyak hal, antara lain jenis
kanker, lokasinya, apakah jaringan di sekitarnya rawan rusak, kesehatan umum dan riwayat
medis penderita, apakah penderita menjalani pengobatan lain, dan sebagainya.
3. Jenis Radioterapi
Terapi radiasi banyak jenisnya. Secara garis besar terbagi atasradiasi
eksternal/teleterapi (menggunakan mesin di luar tubuh), radiasiinternal/brakiterapi
(menggunakan radioaktif yang dimasukkan ke dalamtubuh yang sakit), serta radiasi sistemik
yang mengikuti aliran darah keseluruh tubuh. Yang paling banyak digunakan adalah radiasi
eksternal.Sebagian merupakan perpaduan antara radiasi eksternal dan internal atausistemik.
Kedua jenis radiasi kadang diberikan bergantian, kadang bersamaan.
a.Radiasi Eksternal (Teleterapi)Teleterapi maksudnya adalah terapi jarak
jauh. Sumber radiasiyang digunakan adalah sumber radiasi Co-60, Cs-137
atau LinearAccelerator (LINAC). Sumber Co-60 dan Cs-137
merupakan pemancar gamma sedangkan LINAC dapat menghasilkan
berkaselektron dan foton (Sinar-X).
b.Radiasi Internal (Brachytherapy)Brakhiterapi adalah terapi jarak dekat
dengan caramemasukkan atau menanamkan (implant) sumber radiasi ke
dalamtubuh. Sumber radiasi berupa susuk/implant berbentuk
sepertikabel, pita, kapsul, kateter, atau butiran kecil berisi
isotopradioaktif iodine, strontium 89, fosfor, palladium, cesium-
137,iridium-192, fosfat, atau cobalt-60, yang ditanamkan tepat di
jaringan kanker atau di dekatnya. Cara ini lebih efektif membunuhsel
kanker sekaligus memperkecil kerusakan jaringan sehat disekitar
sasaran radiasi.
c. Radiasi SistemikPada radiasi sistemik, bahan radioaktif sebagai sumber
radiasiditelan seperti obat atau disuntikkan, yang kemudian
mengikutialiran darah ke seluruh tubuh. Radiasi ini digunakan
untukmengobati kanker thyroid dan non-Hodgkin’s lymphoma.
4.Efek Samping Radioterapi
Efek samping radioterapi bervariasi pada tiap pasien. Secara umumefek samping
tersebut tergantung dari dosis terapi, target organ dankeadaan umum pasien. Beberapa efek
samping berupa kelelahan, reaksikulit (kering, memerah, nyeri, perubahan warna dan ulserasi),
penurunansel-sel darah, kehilangan nafsu makan, diare, mual dan muntah bisaterjadi pada
setiap pengobatan radioterapi. Kebotakan bisa terjadi tetapihanya pada area yang terkena
radioterapi. Radiasi tidak menyebabkankehilangan rambut yang total. Pasien yang
menjalani radiasi eksternaltidak bersifat radioaktif setelah pengobatan sehingga tidak
berbahaya bagi orang di sekitarnya. Efek samping umumnya terjadi pada mingguketiga atau
keempat dari pengobatan dan hilang dua minggu setelahpengobatan selesai.
Untuk mengurangi efek samping radioterapi beberapa hal perludilakukan. Bila
terdapat kelelahan, pasien dianjurkan untuk tetap beraktivitas seperti biasa, bila memang
diperlukan maka aktivitas bisadikurangi, usahakan untuk bisa tidur nyenyak di malam hari
serta beristirahat yang cukup. Bila terjadi kehilangan nafsu makan maka sebaiknya pasien
dianjurkan untuk makan segala makanan yangdiinginkan, makan dalam jumlah kecil tetapi
sering, hindari memakanmakanan yang kering, minum banyak air, bisa diberikan
makanansuplemen untuk meningkatkan nafsu makan.
Pada umumnya efek samping dari radioterapi akan hilang dengansendirinya setelah
pengobatan dihentikan. Tetapi pada beberapa kasusyang jarang akan terjadi efek samping
yang berkepanjangan karenaradiasi menyebabkan kerusakan pada organ dalam yang
berhubunganatau berdekatan dengan tempat tumor.

Penerimaan Dosis Radiasi


1. Untuk PetugasUntuk memantau besarnya dosis radiasi yang diterima oleh pekerja
radiasi setiap bulan, setiap pekerja radiasi harusmenggunakan alat pemantau
perorangan. Umumnya alat pemantauyang digunakan di rumah sakit adalah film badge.
Saat ini pelayananfilm badge dilakukan oleh BPFK-DEPKES dan PuslitbangKeselamatan
Radiasi dan Biomedika Nuklir (P3KRBIN)-BATAN.Berdasarkan hasil evaluasi film
badge yang dipakai, pada umumnyadosis radiasi yang diterima oleh pekerja radiasi masih
dibawah nilai batas yang diizinkan, antara 0,1 sampai 0,3 mSv per bulan.Dibeberapa
rumah sakit untuk keperluan penyinaran pasien kankerleher rahim masih menggunakan
radium. Pada umumnya tenaga perawat yang menangani pasien ini tidak menggunakan
film badge padahal laju dosis disekitar ruangan perawatan cukup tinggi.
2. Untuk PasienSelama pemeriksaan radioterapi berlangsung, pasien harusmengikuti semua
instruksi petugas secara baik dan benar agartidak terjadi kesalahan penyinaran yang
berakibat bertambahnya penerimaan dosis radiasi pada pasien.Seperti halnya pada fiksasi
tubuh pasien, diperlukan alat bantu fiksasi pada bagian kepala dan leher pasien agar
tidak bergerak tubuhnya, karena apabila pasien bergerak maka bisaterjadi ketidaktepatan
penyinaran sel kanker ke bagian sel tubuhyang sehat, maka diperlukan alat seperti gambar di
bawah ini.
Gambar : Topeng untuk di bagian leher dan kepala sebagai fiksasi pasien saat radioterap
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
-Penggunaan radiasi untuk radioterapi memberi manfaat dalam pengobatan kanker, namun harus
memperhatikan keselamatan pasien,petugas yang terlibat dan anggota masyarakat
- Untuk menjamin keselamatan dalam pelayanan radioterapi perludilaksanakan program jaminan
kualitas yang meliputi prosedur klinis,fisika, teknis dan keselamatan radiasi
-Kalibrasi keluaran radiasi harus dilakukan sebelum alat dipakaipertamakali (komisioning), secara
berkala minimal setiap dua tahun dansetelah alat mengalami perbaikan

Anda mungkin juga menyukai