“WOMEN ENTREPENEURSHIP”
(Analisa penyebab wanita berwirausaha)
Disusun oleh:
SONDANG SIMARMATA
19013008
Salah satu cara yang dapat dilakukan dan tepat bagi individu untuk menghadapi era saat ini
adalah dengan bekerja sendiri dan tidak bergantung pada pemerintah maupun instansi lain yaitu
dengan menciptakan pekerjaan sendiri atau berwiraus aha. Karena dengan berwirausaha selain
dapat membantu pembangunan suatu bangsa. bermanfaat pula untuk mengurangi pengangguran,
sekaligus meningkatkan pendapatan masyarakat. Dapat dikatakan bahwa wirausaha merupakan
pejuang bangsa di bidang ekonomi karena dapat meningkatkan ketahanan nasional, dan
mengurangi ketergantungan dari bangsa asing.tak luput juga dari meningkatnya partisipasi
wanita, dalam sektor bisnis adalah sebuah fenomena yang terjadi diseluruh dunia (still dan
timms, 2000 dalam jati 2009). Di asia, 35% usaha kecil dan menengah (UKM) dipimpin oleh
wanita. Sbesar 25% usaha baru dicina dilakukan oleh wanita dan dijepang empat dari lima UKM
dimiliki oleh wanita (brisco, 2000 dalam jati 2009). Fenomena tersebut juga terjadi diindonesia.
Meskipun belum ada data pasti yang didapat, jumlah wanita pengusaha di indonesia telah cukup
banyak. Sebagai illustrasi, sejak berdirinya pada 10 februari 1975. ikatan pengusaha wanita
Indonesia (IWAPI) telah memiliki 15.000 anggota yang tersebar diseluruh propinsi Indonesia.
Motivasi pengusaha wanita, secara empiris diasosiasikan dengan faktor-faktor yang berbeda.
Klasifikasi faktor ini berbeda-beda dari masing masing peneliti. Contohnya. Bartol dan Martin
(1998) dalam Okafor dan Amalu ( 2010) mengklasifikasikan faktor ini menjadi tiga faktor: (i)
karakteristik personal. (ii) keadaan jalur hidup. (iii) faktor lingkungan
WShapero dan Sokol (1982) Sexton dan Vasper (1982) Hisrich dan Brush (1986) dalam
Okafor dan Amalu (2010) menjelaskan terdapat dua faktor yang menjadi motivasi seorang
wanita berwirausaha, yang pertama adalah factor pendorong yaitu frustasi ketidakpuasan kerja.
perceraian, dan kebosanan terhadap pekerjaan sebelumnya. Para peneliti juga
mengidentifikasikan faktor penarik seorang wanita berwirausaha, yaitu adanya faktor kebebasan,
kemandirian, pendidikan, dan keamanan keluarga. Motivasi adalah salah satu faktor untuk
meningkatkan kinerja. Dengan adanya motivasi akan mendorong semangat kerja dan inspirasi
dari aktifitas kerja seseorang untuk bekerja lebih baik untuk mencapai tujuan organisasi (Stoner.
1978 dalam Suswati 2005).
Bartol dan Martin 1991: 446) berpendapat bahwa yang mempengaruhi kinerja salah satunya
adalah motivasi disamping kemampuan (ability) dan kondisi lingkungan (environmental
condition. Nadler dan Lawler (1979:8) berpendapat bahwa kinerja yang tinggi dipengaruhi oleh
kemampuann kerja dan motivasi. Pada penelitian ini kinerja disimbolkan sebagai kesuksesan
pengusaha wanita. Kesuksesan pengusaha wanita atau wirausaha yang sukses pada umumnya
adalah mereka yang memiliki kompetensi. Kompetensi adalah seseorang yang memiliki ilmu
pengetahuan, keterampilan dan kualitas individu yang meliputi sikap, motivasi, nilai serta
tingkah laku yang diperlukan untuk melaksanakanpekerjaan/kegiatan (Muhyi, 2010).
Kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan dan kemampuan individu yang
langsung berpengaruh pada kinerja, Kinerja bagi wirausaha merupakan tujuan yang ingin
dicapai. Pada penelitian ini tujuannya pengusaha adalah meraih kesuksesan.
Hurlock (1999:132) menyatakan bahwa minat merupakan sumber motivasi yang mendorong
seseorang untuk melakukan hal yang diimpikan, terutama yang menguntungkan dan
mendatangkan kepuasan. Guilford dalam Walgito (1993:24) mengemukakan bahwa minat adalah
kecenderungan untuk memperhatikan dan mencari obyek tertentu, perhatian terhadap obyek
cenderung mempengaruhi perilaku individu dalam kegiatan.Berdasar beberapa pendapat di atas
dapat disimpulkan bahwa minat merupakan kecenderungan seseorang untuk melakukan sesuatu
yang disebabkan karena rasa suka akan sesuatu, menimbulkan rasa tertarik, dan mempengaruhi
seseorang untuk berperilaku tertentu. Dalam penelitian ini minat yang dimaksudkan adalah
kecenderungan yang tinggi dari seseorang untuk melakukan aktivitas tertentu yang disukai,
didasari bakat yang dimiliki pengalaman dan pada akhirnya mendorong seseorang untuk
mengambil keputusan berwirausah.
Kemampuan memberdayakan diri sebenarnya juga merupakan proses belajar karena disana
disyaratkan ada perubahan perilaku yang relatif permanen sebagai hasil dari
pengalaman.Pengalaman itu sendiri dapat merupakan pengalaman langsung melalui
pengamatan/praktik dan pengalaman tidak langsung dengan membaca. Teori pembelajaran sosial
(social learning theory) dalam Robbins (2001:69) menjelaskan bahwa orang dapat belajar lewat
pengamatan dan pengalaman langsung. Demikian pula pembelajaran tentang pemberdayaan diri,
dapat terjadi karena pengamatan maupun pengalaman secara langsung.Leidenfrost (1992:1 15)
mengatakan bahwa pemberdayaan itu sendiri berarti kekuatan untuk melakukan sesuatu dapat
berasal dari pengetahuan baru, ketrampilan yang dimiliki, maupun pengalaman yang diperoleh.
Memberdayakan wanita tidak dimaksudkan untuk lebih menambah tanggung jawab wanita tetapi
lebih menekankan pada meningkatkan kesadaran wanita dalam hubungan kesetaraan dan struktur
yang lebih besar (sosial, ekonomi. politik) dalam kehidupan yang mengancam manusia dan
lingkungan.
Motivasi menurut Alma (2001:64) didefinisikan sebagai kemauan untuk berbuat sesuatu,
dan tergantung pada kekuatan motifnya. Tingkah laku bermotivasi adalah tingkah laku yang
dilatarbelakangi oleh adanya kebutuhan dan diarahkan pada pencapaian suatu tujuan, agar suatu
kebutuhan terpenuhi dan suatu kehendak terpuaskan.
Model hirarki kebutuhan Maslow menyatakan bahwa hirarki kebutuhan dapat digunakan untuk
melukiskan dan meramalkan motivasi seseorang. Teori kebutuhan Maslow menjelaskan Faktor-
faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Wanita Berwirausaha, lebih lanjut bahwa
manusia akan didorong untuk memenuhi kebutuhan yang paling kuat sesuai waktu, keadaan dan
pengalaman. Keputusan untuk berwirausaha bagi wanita dalam penelitian ini lebih didasarkan
pada kebutuhan akan aktualisasi diri dari wanita tersebut, yang ingin memaksimalkan potensi
diri. pengembangan diri semaksimal mungkin, kreativitas, ekspresi diri dan melakukan apa yang
paling cocok bagi dirinya.
Sistem kekerabatan patriarkhi yang dianut oleh sebagian besar masyarakat Indonesia
menyebabkan pola hubungan yang tidak seimbang antara pria dan wanita. Dalam horizon ini pria
yang berkuasa untuk menentukan dan segala aspek dipandang dari sudut bapak (Murniati,
2004:80). Kiprah wanita tidak begitu diperhitungkan dalam masyarakat. Kondisi ini terus
berlangsung karena adanya pandangan yang melecehkan wanita yang sumbernya dari kaum pria
itu sendiri. Atas dasar hal tersebut di atas maka keberadaan dan peran wanita perlu diubah dan
ditingkatkan.*Women hold-up half the sky, merupakan suatu pepatah yang ingin
mengungkapkan konsep dasar seberapa besar tempat wanita dalam pembangunan (Leidenfrost,
1992:109). Ungkapan ini muncul karena wanita pada dasarnya menduduki setengah bahkan lebih
dari populasi penduduk dunia dan mereka mempunyai peran penting yang sama dengan kaum
pria yaitu dalam menciptakan kehidupan yang lebih baik bagi keluarga, selain itu antara pria dan
wanita sebenarnya merupakan mitra yang sejajar. Dengan demikian apabila wanita berkeinginan
untuk maju dengan menggunakan segala potensi yang dimilikinya maka pria sebagai mitra yang
sejajar dengan wanita seharusnya mendukung, mendorong, dan bahkan membantu usaha-usaha
tersebut dan bukan justru menghambatnya. Saling ketergantungan antara pria dan wanita
seharusnya diwujudkan dalam bentuk partner-relationship yang hubungannya horizontal. Sarosa
(2003:99) mendefinisikan modal sebagai jumlah uang yang ditanamkan dalam suatu usaha. Uang
inilah yang akan digunakan untuk membiayai kegiatan usaha sampai dapat menghasilkan laba
sendiri. Modal uang yang dapat digunakan oleh seseorang untuk memulai usaha dapat berasal
dari berbagai sumber.Menurut Sarosa (2003:101) sumber modal dapat diperoleh dengan tiga cara
yaitu : modal sendiri, meminjam, dan kerja sama dengan pihak lain. Sumber modal sendiri dapat
berasal dari warisan, tabungan, menjual / menggunakan aset yang kurang produktif. Meminjam
dapat berasal dari perorangan dan lembaga keuangan.Beberapa definisi dan pendapat di atas
pada prinsipnya menunjukkan hal yang sama bahwa modal dalam bentuk uang relatif tetap
diperlukan oleh seseorang pada saat akan memulai suatu usaha betapapun kecil jumlahnya.
Demikian pula terdapat beberapa alternatif sumber modal yang dapat digunakan oleh seseorang
dalam memulai berwirausaha.
Dalam perekonomian Indonesia, usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) merupakan
kelompok usaha yang memiliki jumlah paling besar. Selain itu kelompok ini terbukti tahan
terhadap berbagai macam goncangan krisis ekonomi. Maka sudah menjadi keharusan penguatan
kelompok usaha mikro, kecil menengah dan melibatkan banyak kelompok. Kriteria usaha yang
termasuk dalam usaha mikro kecil dan menengah telah diatur dalam paying hkum berdasarkan
undang undang.
Sikap dan perilaku sangat dipengaruhi oleh sifat dan watak yang dimiliki oleh seorang.
Sifat dan watak yang baik, berorientasi pada kemajuan dan positif merupakan sifat dan watak
yang dibutuhkan oleh seorang wirausahawan tersebut dapat maju dan sukses. Geoffrey G.
Meredith (1996) mengemukan cirri dan watak wirausaha sebagai berikut:
N Ciri-ciri Watak
O
1 Percaya diri Keyakinan,ketidak tergantungan,individualism,dan optimism.
2 Berorientasi Kebutuhana untuk berprestasi,berorientasi,berorientasi laba
pada tugas mempunyai dorongan kuat,energy dan inisiatif,
hasil
3 Pengambilan Kemampuan untuk mengambil resiko yang wajar dan suka
resiko tantangan
4 Kepemimpinan Prilaku sebagai pemimpin,bergaul dengan orang
lain,menanggapi saran dan kritik
5 Keorisinilan Inovatif dan kreatif serta fleksible
6 Jujur dan tekun Memiliki keyakinan bhwa hidup itusama dengan kerja
Kewirausahaan adalah berfikir dan bertindak sesuatu yang baru atau berfikir sesuatu yang
lama dengan cara-cara baru. Menurut hagen (1992) ciri-ciri innovational personality adalah
sebagai berikut :
a. Openness to experience (terbuka terhadap pengalaman)
b. Creative imagination (memiliki kemampuan untuk bekerja dengan penuh imajinasi).
c. Confidence and content in one's own evaluation (memiliki keyakinan atas penilaian
dirinya dan teguh pendirian)
d. Satisfaction in facing and attacking problems and resolving confusion or inconsistency
(selalu memiliki kepuasan dalam menghadapi dan memecahkan persolan).
e. Has a duty or responsibility to achieve (memiliki tugas dan tangguhng jawab untuk
berprestasi).
f. Inteligency and energetic (memiliki kecerdasan dan energik)
Wirausahawan wanita didefinisikan sebagai pemilik bisnis yang memiliki inisiatif, menerima
segala resiko dan keuangan, bertanggung jawab secara administrasi dan sosial efektif memimpin
dalam manajemenya (meng & Liang, 1996). Definisi umum dari wirausahawan wanita adalah
pemilik bisnis yang juga menjalankan bisnisnya sendiri atau bersama rekan bisnisnya, baik yang
membayar maupun yang tidak membayar pegawai (Meng & Liang, 1996)
Menurut Zimmerer dan scarborough (2008), meskipun telah diperjuangkan selama bertahun-
tahun secara legislative wanita tetap mengalami diskriminasi ditempat kerja. Meskipun
demikian, bisnis kecil telah menjadi pelopor dan menawarkan peluang di bidanag ekonomi baik
kewirausahaan maupun pekerjaan. Semakin banyak wanita yang menyadari bahwa menjadi
wirausaha adalah cara terbaik untuk menembus dominasi laki-laki yang menghambat
peningkatan karir waktu ke puncak organisasi melalui bisnis mereka sendiri. Faktanya, wanita
yang membuka bisnis 2,4 kali lebih banyak daripada pria. Meskipun bisnis yang dibuka wanita
cenderung lebih kecil dari yang dibuka pria. Meskipun bisnis yang dibuka wanita cenderung
lebih kecil dari yang dibuka pria, tapi dampaknya sma sekali tidak kecil. Perusahaan perusahaan
yang dimiliki wanita memperkerjakan lebih dari 155 juta karyawan atau 35% lebih banyak dari
semua karyawan fortune diseluruh dunia. Wanita memiliki 36% dari semua bisnis. Meskipun
bisnis merekacenderung tumbuh lebih lambat daripada perusahaan yang dimiliki pria.
Wanitapemilik bisnis meiliki wanita yang terpusat dalam bidang eceran dan jasa, wirausahawan
wanita berkembang dalam industry yang sbelumnya dikuasai oleh laki-laki, seperti pabrik,
konstruksi, transportasi, dan pertanian.
Kondisi wiran sawan wanita di Indonesia mengalami perkembangan yang pesat. Kondisi tersebut
dapat terlihat dari bany kanya koperasi koperasi perempuan baru dan beragam bisnis usaha kecil
menengah yang terbentuk dan sukses (SMECDA, 2006).
Dalam jurnal pengkajian koperasi dan UKM No. 1 tahun 1-2006 menyebutkan ingin mengurangi
pengangguran, atau menciptakan lapangan usaha, meringankan beban keluarga, mengubah nasib
dan ingin menjadi diri sendiri sebagai motiovasi wanita melakukan usaha, Menurut penelitian
yang dilakukan Zhu dan Chu (2010).motivasi wirausahawan wanita untuk memulai dan
menjalankan adalah :
1. Personal growth factor yang meliputi:
- To prove I can do it
-To be able yo use my past experience and training
-For my own satisfaction and growth To gain public recognition
2. Family factor meliputi
To increase my income
To protect my job security
- To be my own boss
Variable dikelompokan menjadi dua, yaitu variable independent (bebas) dan variable
dependent (terikat). Model penelitian diatas menggambarkan bahwa faktor motivasi (x) yang ada
dalam penelitian ini akan digunakan faktor-faktor motivasi berdasarkan penelitian Lei Zhun dan
Hung M. Chu (2010) dan Stephan P van der Merwe (2010) sebagai variable-variabel
independent (bebas), dan pertumbuhan usaha menurut Davidson (2002) shanmugan and bhaduri
(2002) sebagai variable independent (bebas).
Jenis data menurut sifatnya ( sugiono, 1993) dikelompokkan menjadi dua, yaitu sebagai
berikut:
a. Data kuantitatif
Adalah data yang dinyatakan dalam bentuk angka atau numeric. yaitu data jumlah
pelanggan dan data perkembangan pelanggan.
b. Data kualitatitf
Adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kategori atau bukan angka, yaitu jawaban
responden sangat memuaskan. Berdasarkan sumbernya data yang digunakan dalam
penelitian ini terdiri dari data primer. Data primer merupakan data yang diperoleh dari
penyebaran kuesioner kepada beberapa pelaku UMKM sanjai di bukittinggi.
Pada software SPSS metode ekstraksi yang digunakan untuk pembagian variable adalah
principal component factoring analysis. Pembagian variable-variabel kedalam kelompok faktor
tertentu didasarkan pada pembagian perbandingan nilai loading faktor dari faktor-faktor tersebut.
table berikut merupakan output SPSS yang telah melaui proses rotasi varimax.
Variable Faktor 1 Faktor 2 Faktor 3 Faktor 4 Faktor 5 Faktor 6
1. Untuk 0.113
membuktikan
kemampuan dalam
wirausaha
2. ingin
menggunakan 0.345
keahlian yang
dimiliki yang
diperoleh dari
pengalaman dan
training
3. kepuasan dan 0.789
pengembangan
diri
4. menghindari 0.980
PHK
5.mengembangkan 0.234
Hobi
6.meneruskan
bisnis keluarga 0.892
7. untuk lebih 0.345
dekatdengan
keluarga
8. menyediakan 0.234
lapangan usaha
bagi anggota
keluarga danorang
lain
9. Meningkatkan 0.343
pendapatan
10. Membantu
keuangan keluarga 0.543
11. untuk 0.892
mendapatkan
pengakuan public
bahwa wanita
mampu
berwirausaha
12. ingin merintis 0.456
bisnis keluarga
13. kebutuhan
untuk 0.456
mendapatkan
tantangan pada
dunia usaha
14. kebutuhan
akan waktu yang
fleksibel 0,831
Dari analisis data menyatakan bahwa motivasi mempunyai korelasi sangat rendah dan tidak
signifikan dengan pertumbuhan usaha hal ini dapat disimpulkan bahwa motivasi bukan
merupakan faktor utama dalam pertumbuhan usaha wirausahawan wanita pada industry sanjai
dan tenun di bukittinggi, namun ada faktor lain yang lebih berpengaruh terhadap pertumbuhan
yang tidak dimasukan dalam penelitian ini, salah satunya yaitu kemampuan manjerial.
DAFTAR PUSTAKA