Telah disetujui dan disalahkan untuk memenuhi tugas Praktek Kerja Lapangan II, pada :
Rabu 15,September 2021
Mengetahui
ABSTRAK
Media kontras merupakan senyawa-senyawa yang digunakan untuk
meningkatkanvisibility struktur-struktur internal pada sebuah pencitraan
diagnostig. Media kontras dipakaipada pencitraan dengan menggunakan sinar-x.
Appendicitis Kronik adalah suatu peradangan pada usus buntu yang sudah dirasakan
selama lebih dari dua minggu. Diagnosis Appendicitis Kronik baru dapat ditegakkan bila di
penuhi semua syarat, riwayat nyeri perut kanan bawah lebih dari dua minggu, radang kronik
appendix secara makroskopi dan mikroskopi dan keluhan menghilang setelah apedektomi.
Kriteria Mikroskopi appendicitis kronik adalah fibrosis menyeluruh dinding appendix, sumbatan
partial atau total lumen appendix, adanya jaringan parut dan ulkus lama di mulkosa, dan
infiltrasi sel inflamasi kronik.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis ingin menyajikan kasus ini dalam bentuk
laporan kasus berjudul “Teknik Pemeriksaan Appendicogram pada kasus Apendicitis Kronik
dinstalasi Radiologi RSUD Bagas Waras Klaten” dengan tujuan untuk mengetahui teknik
Pemeriksaan Appendik khususnya pada proyeksi AP, RAO,LPO dan Proyeksi Tambahan
Lateral apakah sudah dapat membantu dokter dalam menegakkan diagnosa, serta bagaimana
Penggunaan Media Kontras dan proteksi radiasi yang digunakan di Instalasi Radiologi Rumah
Sakit Umum Daerah Bagas Waras Klaten.
TINJAUAN TEORI
1. ANATOMI
a. Anatomi colon
Apendisitis adalah peradangan pada apendix vermiformis (Pierce dan Neil, 2007).
Apendisitis merupakan kasus laporotomi tersering pada anak dan juga pada orang
dewasa (Ahmadsyah dan Kartono, 1995). Hampir 7% orang barat mengalami
apendisitis dan sekitar 200.000 apendiktomi dilakukan di Amerika Serikat tiap
tahunnya. Insidens semakin menurun pada 25 tahun terakhir, namun di negara
berkembang justru semakin meningkat, kemungkinan disebabkan perubahan ekonomi
dan gaya hidup (Lawrence, 2006).
Keterangan Gambar
1.Usus besar
2.Sekum
3.Appendik
Pada daerah Abdominal dibagi menjadi 4 kuadran yaitu untuk yang pertama
Right Upper Quadran (RUQ) yang terdiri dari Liver,Gallbladder, Hepatic,
Duodenum, Head Pancreas, Right kidney, Right siprarenal, Gland. Yang kedua ialah
Left Upper Quadran (LUQ) yang didalamnya terdapat spleen, stomach,splenic, tail of
pancreas, left kidney, left suprarenal, gland. Untuk yang ketiga Right Lower Quadran
(RLQ) didalamnya terdapat accending colon, appendix,ileocaecal valve. Untuk yang
terakhir Left Lower Quadran (LLQ) yang terdiri dari deccending colon, sigmoid
colon, 2/3 jejunum.
Usus besar atau colon berbentuk muskular berongga dengan panjang sekitar 1,5
m yang terbentang dari sekum sehingga kanalis, diameter usus besar sudah pasti lebih
besar dari pada usus kecil, yaitu sekitar 6,5 cm, tetapi makin dekat anus diameternya
semakin kecil.
Colon memiliki berbagai fungsi yang semuanya berkaitan dengan proses akhir
di usus fungsi colonyang penting adalah absorbsi air dan elektrolit yang sudah hampir
selesai dalam colon dextra. colon sigmoid berfungsi sebagai reservoir yang
menampung masa fasses yang sudah terdehidrasi hingga berlangsungnya defektasi.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan studi kasus,
dilakukan diinstalasi radiologi RSUD Bagas Waras Klaten waktu penelitian dilakukan pada
tanggal 14 September 2021.
Dengan variable penelitian Apendicitis Kronik . Dilakukan pada satu orang pasien
dalam pengumpulan data pasien diperoleh dari surat permintaan foto rontgen pasien dan
wawancara langsung dengan pasien, senior radiografer, dan juga dokter.
Persiapan Pasien
Menurut Malueka (2007) Persiapan pasien untuk Pemeriksaan appendikografi adalah
sebagai berikut:
a) Malam hari sebelum pemeriksaan jam 20.00 pasien minum obat (Barium
Sulfat) yang sudah diencerkan dengan air putih sebanyak sebanyak 200-500 ml.
sebelum minum obat pasien diminta utuk buang air besar terlebih dahulu.
b) Setelah minum obat dilanjutkan puasa sampai pemeriksaan dilakukan.
Selama ini pasien tidak boleh buang air besar supaya media kontras yang telah
diminum tidak terbuang.
c) Pagi hari berikutnya pasien dating ke bagian radiologi jam 08.00 untuk
dilakukan pemeriksaan.
a) Posisi Pasien : Pasien dalam Posisi terlentang (Supine) di atas meja pemeriksaan
Kriteria Radiograf : Usus halus terlihat terisi dengan Kontras, tidak ada rotasi pada pelvis,
semua
anatomi pada abdomen dapat terlihat, barium sudah sampai hingga sekum.
Proteksi Radiasi
Proteksi Radiasi adalah pengawasan terhadap bahaya radiasi
melalui peraturan-peraturan yang berkaitan dengan pemanfaatan radiasi
dan bahan bahan radioaktif.
Terdapat beberapa hal yang diperhatikan untuk proteksi radiasi :
a. Proteksi Radiasi Terhadap Pasien
1) Batasi penyinaran radiasi seluas objek.
2) Jarak FFD tidak terlalu dekat dengan objek.
3) Waktu penyinaran sesingkat mungkin.
4) Alat – alat vital dilindungi dengan gonad shield atau ovarium shield
b. Proteksi Radiasi Terhadap Keluarga Pasien
1) Gunakan apron ketika menemani keluarga yang akan di roengent.
2) Proteksi Radiasi Terhadap Radiografer.
3) Gunakan apron untuk melindungi dari paparan radiasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Adapun identitas pasien yang menjalani pemeriksaan Radiologi dengan klinis
Appenidcitis Kronis dengan teknik pemeriksaan adalah sebagai berikut:
1. Identitas Pasien
Nama : CH
Umur :18 th
Jenis kelamin : LAKI LAKI
Alamat : -
No.RM : 08xxxx
Diagnosis Klinis : Appenidcitis Kronis
Pemeriksaan : Appendicogram
2. Persiapan alat dan bahan
1) Pesawat sinar-x
Merek : X-ray Philips
Type : Esenta
No. Seri : 14000067
kV Maximum : 150kV
mA Maximum : 360mAs
Maximum : 5.00 sec
Gambar 14. Pesawat Sinar-X
2) Grid
3) Barium Sulfat
Pengolahan Gambar yang dilakukan di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Bagas Waras
Klaten menggunakan DR (Digital Radiography) dengan
urutan sebagai berikut :
a). Data pasien di input ke dalam Komputer
b). Gambar yang sudah di ekspose otomatis keluar di monitor.
c). Gambaran radiograf diolah di Komputer
d). Gambar yang sudah selesai diolah, kemudian diprint.
5) Printer Dryview
d) CP : titik bidik pada 1-2 inchi ke arah lateral kanan tengah kedua
crista iliaka
e)FFD : 110cm
f) Faktor Eksposi:-exposure pada saat pasien ekspirasi dan tahan nafas.
- KV 80, mAs 25
g) Proteksi Radiasi: Luas kolimasi seluas obyek
h) Hasil Radiograf :
Penerapan Proteksi radiasi oleh Instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum Daerah
Bagas Waras Klaten dalam pemeriksaan Appendicogram , untuk petugas dengan
berlindung di balik tabir selama ekspose berlangsung dan menggunakan personal
badg. Proteksi radiasi untuk pasien dengan tidak melakukan pengulangan foto dan
melakukan pengaturan luas kolimasi seluas obyek yang akan di foto. Proteksi radiasi
untuk masyarakat umum dengan mempersilahkan keluarga pasien untuk keluar dari
ruang pemeriksaan selama pemeriksaan berlangsung.
SIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pemeriksaan Appendicogram
pada kasus Appendicitis Kronis di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum Daerah
Bagas Waras Klaten menggunakan proyeksi AP, RAO,LAO dan tambahan proyeksi
Lateral serta pasien datang dalam keadaan appendik sudah terisi media kontras.
Proyeksi lateral yang digunakan Bertujuan untuk menambah Ketepatan diagnosa pada
pasien dan sudah dapat menujukkan hasil yang sudah baik dari segi anatomi yang
tampak maupun kualitas radiografnya dan hasil teknik pemeriksaan sesuai dengan
permintaan dokter Radiologi untuk mendiagnosa klinis pada pasien .Proteksi radiasi
yang dilakukan di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum Daerah Bagas Waras Klaten
pada pasien, radiographer dan masyarakat sudah baik.
SARAN
Dengan permasalahan diatas penulis dapat menyarankan, Teknik pemeriksaan
Appendicogram Proyeksi Lateral dapat lebih membatu untuk melihat appendiknya
DAFTAR PUSTAKA
Netter, Frank H. 2016. Atlas Anatomi Manusia Bahasa Latin/ Indonesia Edisi 6.
Indonesia: Elsevier.
LAMPIRAN
HASIL BACAAN DOKTER