Anda di halaman 1dari 11

TUGAS REVIEW JURNAL

PROSEDUR PEMERIKSAAN CT SCAN ABDOMEN PADA KANKER PANKREAS


DENGAN TEKNIK BOLUS TRACKING DI INSTALASI RADIOLOGI RUMAH
SAKIT UMUM HAJI SURABAYA

Dosen Pengampu CT Scan Lanjut 1 Bapak Sigit Wijokongko, S.Si.,S.ST.,M.Kes

TEZAR RIDHO RAMADHANI


P1337430222156
ALIH JENJANG NON REGULER

JURUSAN TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES
SEMARANG
SEPTEMBER 2022
TUGAS REVIEW JURNAL PROSEDUR PEMERIKSAAN CT SCAN ABDOMEN
PADA KANKER PANKREAS DENGAN TEKNIK BOLUS TRACKING DI
INSTALASI RADIOLOGI RUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA
Nama : TEZAR RIDHO RAMADHANI
NIM : P1337430222156
Kelas : Alih Jenjang Non Reguler
Sitasi Penulis: Arta Dewi Nurani Hasan
Judul: PROSEDURPEMERIKSAAN CT SCAN ABDOMEN
PADAKANKER PANKREAS DENGAN TEKNIK
BOLUS TRACKING DI INSTALASI RADIOLOGI
RUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA
Jurnal: Prodi DIV Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi
Semarang Poltekkes Kemenkes Semarang
(https://repository.poltekkes-smg.ac.id/)
Tahun: 2017 Volume: Issue: Hal:
Jenis Studi: Kualitatif

Lokasi Studi: Instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum Haji Surabaya

Konsep kunci: CT scan abdomen, pancreatic cancer, bolus tracking

Variabel: Pasien dengan diagnosa pankreatitis, nyeri perut atas, suspek Tumor pankreas
dengan permintaan dokter untuk dilakukan pemeriksaan CT Scan pankreas

Tujuan Studi: Menemukan Teknik pemasukan kontras ke bagian pankreas yang paling baik untuk
memaksimalkan kontras peak enhancement pada pemeriksaan CT Scan Pankreas

Disain Studi studi kasus

Pendekatan Pendekatan deskriptif. yaitu data yang dikumpulkan berasal dari naskah wawancara
studi mendalam dengan dokter radiolog, radiographer dan pasien , catatan
lapangan/Observasi langsung , dokumentasi pribadi, catatan peneliti dan dokumen
resmi lain yang mendukung.

Sumber data Studi Pustaka

Latar belakang Untuk mendapatkan Teknik terbaik memasukkan kontras ke bagian tubuh agar
Studi jaringan pankreas lebih enhancement pada pemeriksaan CT Scan abdomen dengan
beberapa Teknik yaitu manual push button, tes bolus dan bolus tracking,

Teori Abdomen merupakan rongga terbesar dalam tubuh, bentuknya lonjong dan
meluas dari atas diafragma sampai pelvis,di bawah. Rongga abdomen
dilukiskan menjadi dua bagian yaitu upper abdomen dan lower abdomen.
Rongga abdomen atas terdiri dari bermacam –macam organ tubuh
diantaranya hepar, lambung, limpa, ginjal, pankreas, kandung empedu, ginjal ,
usus kecil dan usus besar dengan letak, bentuk dan fungsi tertentu yang
merupakan jaringan lunak dengan densitas jaringan hampir sama
(Pearce,1999).

TEZAR RIDHO RAMADHANI_AJ NON REG_P1337430222156


Pankreas adalah kelenjar majemuk bertandan. Panjangnya kira-kira 15cm,
mulai dari duodenum sampai limpa. Pankreas di bagi menjadi tiga bagian
yaitu kepala pankreas, yang terletak di sebelah rongga kanan abdomen
dan di dalam lekukan badan pankreas yang terletak di belakang lambung
dan di depan vertebra lumbalis pertama dan ekor pancreas yang
merupakanbagian yang runcing di sebelah kiri dan menyentuh limpa.Fungsi
pancreas salah-satunya adalah Fungsi eksokrin, dimana kelenjar
eksokrin mengeluarkan cairan pankreas menuju duktus pakreatikus dan
akhirnya ke duodenum. Sekresi ini penting untuk pencernaan dan absorsi
protein, lemak dan karbohidrat. Fungsi endokrin dimana pancreas
bertanggung jawab untuk produksi serta sekresi glucogan dan insulin
yang terjadi dalam sel-sel khusus di pulau Langerhans. (Sloane E. 2003).

TEZAR RIDHO RAMADHANI_AJ NON REG_P1337430222156


Salah Satu cara untuk mendeteksi adanya kanker pada pankreas
adalah dengan menggunakan CT Scan, CT Scan merupakan salah satu
sarana penunjang medis dalam menegakkandiagnosa yang menggunakan
gabungan antara sinar-X dan komputer untuk mendapatkan citra atau
gambar berupa variasi irisan tubuh manusia. (Bontrager, 2001)
Pada pemeriksaan CT Scan pankreas pada umumnya dilakukan dengan
menggunakan kombinasi media kontras oral dan intra vena, dengan pemberian
kontras oral maka akan dapat diketahui adanya massa terhadap usus atau
adanya timbunan cairan yang tidak normal. Pemberian kontras intra vena
pada pencitraan CT Scan pankreas diperlukan untuk memberikan
enhancement (penyangatan) pada sistim vaskular, seperti vena porta,
aorta abdominal dan vena cava inferior. (Nesseth, 2000)
Untuk mendapatkan tujuan membuat kontras itu enhancement pada
pemeriksaan CT Scan abdomen terdapat beberapa cara memasukkan media
kontras yaitu manual push button, tes bolus dan bolus tracking,
perbedaannya, teknik bolus tracking mempunyai banyak kelebihan antara lain
teknik bolus trackingbisa disebut teknik auto, sangat mudah tanpa melihat
perjalanan kontrasnya, tanpa mengatur settingan dari delay timenya,
sedangkan teknik selain bolus trackingatau ketika kita menggunakan bolus
biasa maka harus diatur delayharus diatur setelah di suntik berapa delai masuk
ke fase arterI, kemudian berapa detik lagi masuk ke vena. Sedangkan
perbedaan.Bolus Trackingadalah sebuah teknik pemeriksaan CT Scan
yang memungkinkan mendapatkan fase penyengatan kontras media secara
otomatis pada pemeriksaan spiral CT, biasanya digunakan pada
pemeriksaan CT angiografi untuk mendapatkan fase arterial yang tepat.
(MuzammilAkhmad, 2016)

TEZAR RIDHO RAMADHANI_AJ NON REG_P1337430222156


Pemberian kontras intra vena pada pencitraan CT Scan pankreas diperlukan
untuk memberikan enhancement (penyangatan) pada sistim vaskular,
seperti vena porta, aorta abdominal dan vena cava inferior. (Nesseth, 2000)
Untuk mendapatkan tujuan membuat kontras itu enhancement pada
pemeriksaan CT Scan abdomen terdapat beberapa cara memasukkan media
kontras yaitu manual push button, tes bolus dan bolus tracking,
perbedaannya, teknik bolus tracking mempunyai banyak kelebihan antara lain
teknik bolus trackingbisa disebut teknik auto, sangat mudah tanpa melihat
perjalanan kontrasnya, tanpa mengatur settingan dari delay timenya,
sedangkan teknik selain bolus trackingatau ketika kita menggunakan bolus
biasa maka harus diatur delayharus diatur setelah di suntik berapa delai masuk
ke fase arterI,kemudian berapa detik lagi masuk ke vena.

Metodologi Kualitatif dengan pendapat para ahli serta hasil pencatatan di lapangan. Metode
Penelitian penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.Identitas Pasien
Nama pasien: Ny.E
Umur: 30 Tahun
Jenis Kelamin: Perempuan
Tanggal pemeriksaan: 13 April 2017
Dokter Pengirim: dr. Hadi W, SpPD
Diagnosa: Nyeri perut atas susp Tumor pancreas
Pemeriksaan Radiologi : CT Scan Abdomen dengan kontras

2.Riwayat Penyakit
Berdasarkan catatan medis yang diperoleh peneliti menunjukkan bahwa pasien
datang ke Poli Spesialis Internis Rumah Sakit Umum Haji Surabaya pada tanggal 9
april 2017. Setelah melalui konsultasi denagn dokter spesialis internis,
pasien di rujuk ke InstalasiRadiologi dengan membawa surat pengantar dari
dokter spesialis penyakit dalam dengan diagnosa pankreatitis, nyeri perut
atas, suspek Tumor pankreas untuk dilakukan pemeriksaan CT Scan pankreas pada
tanggal 13 April 2017. Diketahui Riwayat penyakit meliputi : pasien mengeluh
cepat lelah, gatal-gatal di seluruh tubuh dan warna kulit berubah kuning
jerami. Pasien datang ke dokter dan disarankan untuk melakukan pemeriksaan
laboratorium.Dari hasil laboratorium tersebut, diketahui bahwa nilai SGOT, SGPT
dan Billirubinnya tinggi.Kemudian dari hasil laboratorium tersebut, advis
dokter untuk dilakukan pemeriksaan CT Scan Abdomen dengan kontras.Keluhan
pasien tersebut diatas sesuai dengan gejala dan tanda klinis pada pasien
kanker pankreas.
Prosedur pemeriksaan CT Scan abdomen pada kanker Pankreas dengan teknik
bolus tracking di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Haji Surabaya.
1. Persiapan pasien
a. Persiapan pasien sebelum melaksanakan pemeriksaan CT Scan Abdomen
dengan kontras maka pasien diminta untuk mengisi inform consent
untuk tindakan dan penyuntikan kontras media..Menurut Prosedur tetap
Pemeriksaan CT Scan Abdomen dengan kontras di Instalasi Radiologi
Rumah Sakit Umum Haji Surabaya adalah bahwa pada persiapan

TEZAR RIDHO RAMADHANI_AJ NON REG_P1337430222156


pasien sebelum pemeriksaan hendaknya di minta untuk mengisi inform
concent.
b. Pasien diinstruksikan untuk puasa makan 4 –6 jam sebelum pemeriksaan
c. Persiapan bahan dan alat untuk pemeriksaan CT ScanAbdomendengan
teknik bolus tracking
2. Persiapan bahan
a. Restraining strap untuk fiksasi tubuh pasien
b. Spuit 20 cc dan needle no. 18
c. Abocath 19
d. Kapas alcohol
e. Torniquet.
f. Obat kontras Omnipaque 370 mg 50 cc
g. Tabung Oksigen (bila diperlukan)
h. Selimuti.Handscoen
i. Siapkan filming serta alat proscessingnya
j. Amplop radiograf
3. Persiapan alat :Seperangkat pesawat CT Scan Multi slice yang siap pakai. Rumah
Sakit Haji Surabaya menggunakan jenis pesawat Multi Slice Computed
Tomography (MSCT) dengan merk Siemens definition as 64 Slice seperti pada
gambar 4.1, dengan spesifikasi sebagai berikut :

Slice 20 or 64 * (Acquired Slice) 60 or


192* (reconstructed slice)
ROTATION SPEED 0,5 / 1 s / rotation ( 0,33 s /
rotation optional)
TEMPORAL RESOLUTION 250 ms ( 165 ms optional )
MIN. VOXEL SIZE 0,4 mm ( 0,33 mm optional )
BORE DIAMETER 80 cm
TUBE HEAT CAPACITY 50 MHU ( 0,6 MHU capacity
combined with 7,7 MHU/min (5,400
kj/min ) cooling rate is comparable to
the per formance of a conventional
tube with approximately 50 MHU
(37,000kj) anode heat storage
capacity )
TUBE COOLING RATE 7,3 MHU /min
GENERATOR POWER 80 kW ( 100 kW optional )
TABLE LOAD 227 kg (500 lb) For obese patients
(300kg/661 lb optional)
TABLE DEFLECTION < 5mm**
RECON.FIELD-OF-VIEW 5-50 cm, 65 cm HD FOV , 80 cm
eFOV
MIN.ROOM SIZE 18 sqm (24sqm incl.control /
equipment room )
COOLING Air / Water
RECONSTRUCTION SPEED 20 / 40 images/s (50 images/s optional
)

TEZAR RIDHO RAMADHANI_AJ NON REG_P1337430222156


Hasil dan Teknik pemeriksaan bolus tracking
Pembahasan Teknik pemeriksaan CT Scan abdomen pada kanker pankreas dengan
teknik bolus trackingdi Instalasi Radiologi Rumah SakitUmumHaji
Surabaya dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Posisi pasien :
Pasien diposisikan supine di atas meja pemeriksaan dengan bagian yang
masuk ke dalam gantry adalah kaki terlebih dahulu (Feet First), kedua
lengan tangan di atas kepala. Menurut prosedur pemeriksaan CT Scan
abdomen dengan kontras di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum Haji
Surabaya tahun 2011, posisi pasien boleh dilakukan dengan head first
atau feet first akan tetapi menurut penulis sebaiknya dilakukan dengan
feet first karena menghindari kesulitan saat selang infuse masuk dalam
gantry yang dapat menimbulkan pasien kesakitan akibat pergerakan jarum
yang mengakibatkan macet atau emboli dan resiko pengulangan
pemeriksaan.
2. Prosedur pemeriksaan :
Prosedur pemeriksaan dilakukan dengan cara pasien diposisikan
dengan cara :
a. Tubuh pasien diatur sehingga mid sagital plane (MSP) sejajar dengan
lampu indicator longitudinal.
b. Atur anatomical referencepada proccesus xiphoideus.

TEZAR RIDHO RAMADHANI_AJ NON REG_P1337430222156


c. Lakukan persiapan alat-alat dan bahan untuk melakukan injeksi
kontras.
d. Setelah persiapan dan posisi pasien sudah selesai, kemudian
pemeriksaan dapat dilakukan.
e. Masukkan data pasien terlebih dahulu.
f. Pilih protocol pemeriksaan abdomen.
g. Lakukan scanogram AP dan area scanning dari diafragma sampai dengan
simpisis pubis.
3. Prosedur yang dilakukan selanjutnya adalah membuat protokol kontras
dilanjutkan dengan membuat recon otomatis dengan slice thickness 0,75
mmdan 8 mmkemudian melakukan scanning pre kontrasdan
memasukkan media kontras non ionic dengan Injektor intra vena
(Omnipaque 370 mg : 80 ml), setelah itu dilakukan pengaturan scan
parameter. Scanning post kontras dapat dilakukan pada dengan memberikan
aba –aba kepada pasien dengan instruksi “tarik nafas dalamkemudian
keluarkan dan tahan”, hal ini bertujuan untuk mengurangi pergerakan
yang disebabkan oleh gerakan pernafasan, sehingga meminimalisasi
terjadinya artefak.Post kontras dilakukan 2 fase yaitu fase arteri dan fase
venadan pemeriksaan selesai, pasien dapat diturunkan dari meja
pemeriksaan kemudian dari data base yang ada dibuat reformat gambar
potonganaxial,coronal dan sagital pada daerah yang dicurigai adanya
kelainan.
Alasan pemeriksaan CT Scan abdomen pada kanker pankreas dilakukan
dengan dan tanpa kontras karena ingin mengetahui keadaan sebelum dan
sesudah kontras ketika ada massadan metastase yang menyertai sehingga
enhancement kontras akan tervisualisasi dengan baik atau tidak dapat
dibandingkan.Alasan memasukkan media kontras dilakukan dengan teknik
bolusTracking adalah bahwa penyuntikan / memasukkan media kontras melalui
intra vena dengan teknik bolus tracking karena mengarah pada pemeriksaan
yang membutuhkan hasil citra pemeriksaan pada bagian pembuluh arteri
dan vena sehingga flow rate kontras yang masuk dengan teknik.
Bolus Tracking akan stabil dan secara otomatis melakukan scanning
pada saat fase arteri dengan peak enhancement yang maksimal pada
daerah aorta decendenskarena sudah di Region of Interest(ROI) dengan
nilai Hounsfield unit (HU) yang sudah ditetapkan sehingga bila terdapat
tumor maka feeding arteri dan penyengatan kontrasnya akan sangat baik.
Untuk nilai HU yang ditentukan radiografer di Instalasi Radiologi Rumah Sakit
Umum Haji menggunakan 120 HU.
Menurut penulis dengan menggunakan teknik Bolus tracking yang
memberikan nilai HU pada angka 150 itu akan sangat rawan kontras
hilang peak enhancementnya karena pengaturan nilai tersebut harus
didasarkanpada banyak faktor, baik faktor cardiac output maupun Usia
pasien. Hal ini juga tidak sesuai dengan teori bahwa rentang nilai yang
umum, baik dipakai untuk teknik tersebut adalah pada nilai HU 100-120 serta
tergantung dari usia dan cardiac output pasien.( Hidayat S, 2013).
Mengenai penggunaan injektor otomatis dengan teknik bolus
tracking saat media kontras dimasukkan maka gambaran radiograf yang
dihasilkan pun dapat lebih bagus karena kecepatan penyuntikan atau flow
ratenya konstan sehingga fase-fase vaskularisasi dapat diikuti dengan baik.

TEZAR RIDHO RAMADHANI_AJ NON REG_P1337430222156


Menurut Paul (2000), faktor eksposi yang digunakan pada pemeriksaan
CT Scan abdomen yaitu KVp : 120 –140 dan mA : 210 –330. Gantry tilt yang
digunakan pada pemeriksaan CT Scan abdomen yaitu 0 0. Slice Thickness.
yang digunakan pada pemeriksaan CT Scan abdomen yaitu 5 mm.
Pada pelaksanaannya, teknik pemeriksaan CT Scan abdomen pada
kanker pankreas di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum Haji
Surabaya menggunakan pesawat Siemens definition as 64 slicedengan mode
scan helica,factor eksposi yang digunakan KV : 120 dan mA 200, slice
thicnessnya 5 mm, kemudian dibuat recontruksi dengan thickness 2,5 mm. Hal
ini sudah sesuai dengan landasan teori yang ada.
Pada umumnya irisan / slice thickness yang tebal akan menghasilkan
gambaran dengan detail yang rendah, sebaliknya ukuran irisan / slice
thickness yang tipis akan menghasilkan gambaran dengan detail yang tinggi.
Jika ketebalan irisan semakin tinggi maka gambaran akan cenderung
terjadi artefak dan jika ketebalan irisan semakin tipis maka akan
cenderung terjadi noise pada gambaran.

Gambar Scanogram Gambar Area Scanning

Gambar CT Scan Abdomen Gambar Penempatan ROI


Pre Kontras

Gambaran CT Abdomen Gambaran CT Abdomen Fase Arteri


Fase Vena

TEZAR RIDHO RAMADHANI_AJ NON REG_P1337430222156


Simpulan 1. Prosedur pemeriksaan CT Scan Abdomen pada kanker Pankreasdengan
teknik bolus tracking di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum Haji
Surabaya dilakukan dengan persiapan pada pasien untuk menahan makan /
puasa minimal 4 jam sebelum pemeriksaan dan pemberian oral media
kontras 200 –300 cc pada 30 –60 menit sebelum pemeriksaan CT Scan,
pemberian kontras udara per anal sebanyak +/-35 kali pompa.Scanning
dimulai dari daerah diafragma sampai bagian bawah symphisis pubis
dengan tebal irisan 10 mm yang dapat direkonstruksi ke 3D untuk dibuat
potongan axial, coronal dan sagital (sesuai kebutuhan).
2. Alasan digunakan media kontras dengan teknik bolus tracking pada
pemeriksaan CT Scan abdomen dengan kanker pankreas di Rumah Sakit
Umum Haji karena teknik bolus tracking merupakan teknik yang
lebih mudah / secara auto dimana pada prosesbolus tracking dilakukan
dengan cara memilih lokasi target dari scout topogram kemudian
menentukan nilai trigger yang diinginkan (rata-rata 120 HU),
penempatkan ROI (Region Of Interest) dilakukan pada struktur
pembuluh darah aorta descenden yang diinginkan kemudian diinjeksi
media kontras (80 -150cc) yang kemudian diamati atenuasi pada ROI.
Scanning akan dimulai secara otomatis jika telah mencapai threshold (titik
puncak) tertentu. Teknik bolus tracking sangat baik dilakukan karena akan
dapat memaksimalkan kontras peak enhancement. Beberapa keuntungan
dari teknik bolus tracking antara lain kontras Informasi gambar yang
diperoleh lebih akurat, jaringan yang abnormal lebih dapat terdeteksi
dengan baik, adanya informasi klinis tambahan yaitu vaskularisasi dari
pankreas (arteri dan vena), waktu pemeriksaan lebih mudah dan cepat
serta persiapan alat lebih praktis.
Kelebihan Dan Kelebihan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
Kekurangan 1. Peneliti mendapatkan Irisan terbaik pada Pemeriksaan CT Scan abdomen pada
kanker pankreas dengan teknik bolus tracking di Instalasi Radiologi Rumah
Sakit Umum Haji Surabaya, menggunakan slice yang lebih tipis yaitu dibawah 10
mm yaitu pembuatan slice / irisan7 –10 mm sedangkan untuk rekontruksinya
dapat dibuat1 –0,75 mm sehingga akan mampu menampakkan lesi yang kecil
di daerah pankreas yang abnormal mengingat organ pankreas sangat kecil yang
hanya memiliki panjang 15 –20 cm.2.

Kekurangannya Adalah Sebagai berikut :


1. Kesimpulan jurnal ini tidak sama dengan pembahasan
2. Kontrasnya salah merk
3. Peletakan ROI nya yang tidak jelas atau rancu
4. Gambaran CT Scannya kurang banyak sejak pre kontras sampai fase arteri.

Referensi: obby Kalb, MDand Diego R. Martin, MD, PhD, October 2009, RadioGraphics,
29, 1749-1765, Radiology department of the Academical Medical Centre,
Amsterdam and the Rijnland hospital in Leiderdorp, the Netherlands.
Bontrager, Kenneth L. 2001, Textbook of Positioning and Related Anatomy,
FifthEdition. CV. Mosby Company, St. Louis.
Eljurdi dan Saif, 2010, Pankreas, Universitas Sumatera Utara.
Evelyn C. Pearce, 1999, Anatomi dan Fisiologi untuk paramedis.

TEZAR RIDHO RAMADHANI_AJ NON REG_P1337430222156


FKUI, 2013, Bedah Digestive Onkologi Edisi 2, Kanker Pankreas.Jakarta.
Globocan, 2012, Article Estimated Cancer and Mortality and prevalence
Worldwide, IARC.
Jaengsri N, MSc, 2004, Protocol CT Technique, Radiology Departement OF
Taleshin Hospital, Bangkok Thailand.
KarimValji ,MD , 2006 Vascular and Interventional
Radiology,SecondEdition,Professor of Radiology, University of california,San
Diego
Miles, Mattew B dan A. MichaelHuberman. (2007). Analisis Data
Kualitatif,.Bukusumbertentangmetode-metodebaru. Jakarta: Universitas Indonesia.
MuzammilAkhmad, 2016, Prinsip dasar, Tips dan Trik Teknik Pemeriksaan MSCT
64 Slice, Second Edition, Surabaya.
Nesseth, Roland, 2000, Prosedure and Documentation for CT and MRI. McGraw-Hill
Medical Publishing Division, Kansas.
Padmomartono, 2009, Ilmu Penyakit Dalam, Jakarta.
PARI, 2016, Protokol Radiologi CT Scan dan MRI, Jawa Tengah.
Pearce, E.C, 2000, Anatomi dan fisiologi untuk paramedis, PT Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.
Rista, 2003, Pemeriksaan pada pasien Kanker Pankreas.Jakarta.
Richard S, Snell, 2000, Cilinical Anatomy For Medical Students, Amazon
Sakorafas and Smyrniotis, 2012, Pancreatic Cistic Neoplasm Of The
PancreasRevisited, North America.
Seeram E, 2001, Computed Tomography: physical principles, clinical
applications, and quality control, Second edition,WB Saunders Company,
Philadelphia.
Sloane E, 2003, Analisis Patologi Pankreas dan Lipid Peroksida Hati, America.Snell,
S, Richard.
Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran,1995, EGC, Jakarta.Williams, 2013,
Anatomi dan Fisiologi ofLigamentum Lienorenalis, New York.

TEZAR RIDHO RAMADHANI_AJ NON REG_P1337430222156

Anda mungkin juga menyukai