Disusun Oleh:
Muhammad Riduan Nur
NIM. P1337430218036
Telah diperiksa dan disetujui untuk disahkan sebagai laporan kasus Praktik kerja
lapangan VI (PKL VI), dengan judul : “Teknik Pemeriksaan MRI Brain Kontras
Pada Kasus Hemiparese di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum Indriati Solo
Baru”.
NIM : P1337430218036
Pembimbing
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT dengan segala rahmat,
dengan judul “Teknik Pemeriksaan MRI Brain Kontras Pada Kasus Hemiparese
Kuliah Praktek Kerja Lapangan (PKL) 6. Dalam penulisan laporan kasus tersebut
penulis menemui beberapa kendala. Namun atas bantuan dari berbagai pihak,
maka laporan ini dapat terselesaikan, untuk itu penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
3. Ibu Dartini, Skm, M.Kes, Ketua Program Studi Sarjana Terapan Teknik
4. Bapak Dito Andi Rukmana, S.Si., Kepala Instalasi Radiologi RSU Indriati
Solo Baru.
5. Ibu Santi Tri Mastuti, SST, Instruktur Klinik Instalasi Radiologi RSU
ii
7. Seluruh radiografer dan staf karyawan Instalasi Radiologi RSU Indriati
Solo Baru.
kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan adanya saran dan masukan dari
semua pihak. Penulis berharap laporan kasus ini dapat bermanfaat untuk penulis
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................2
C. Tujuan Penulisan....................................................................................2
D. Manfaat Penulisan..................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI.....................................................................................4
A. Anatomi Fisiologi Brain...........................................................................4
B. Patologi Hemiparese.............................................................................13
C. Prinsip Dasar MRI.................................................................................14
D. Pulsa Sekuen........................................................................................26
E. Media Kontras.......................................................................................38
F. Teknik Pemeriksaan MRI......................................................................40
BAB III PROFIL KASUS DAN PEMBAHASAN...................................................46
A. Profil Kasus...........................................................................................46
B. Teknik Pemeriksaan MRI Brain di Instalasi Radiologi RSU Indriati Solo
Baru......................................................................................................47
C. Pembahasan.........................................................................................56
BAB IV PENUTUP..............................................................................................58
A. Kesimpulan...........................................................................................58
B. Saran....................................................................................................58
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................59
LAMPIRAN.........................................................................................................61
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
(Cranium) yang dibungkus oleh suatu lapisan yang kuat. Otak terbagi
ionisasi, bersifat non invasif, dan menghasilkan resolusi tinggi pada jaringan
lunak serta memungkinkan pencitraan dari berbagai arah irisan pada segala
gangguan neurologis yang relatif langka, penyakit ini dapat muncul pada
semua usia. CVT sering dihubungkan dengan simtom non spesifik. Dalam
hal ini, radiologi memiliki peran yang penting dalam menentukan diagnosa
1
Pemeriksaan MRI Brain dengan kasus Hemiparese di Instalasi Radiologi
RSU Indriati Solo Baru menggunakan kontras dan sekuen antara lain
localizer, Axial T1, Axial T2, DWI b-value 1000, Axial T2* GRE, Sag T1, Cor
T2 (Brain_Array_I), Axial T1+C, Sag T1+C, Cor T1+C, MRA 3D TOF 4 Slabs
B. Rumusan Masalah
dalam laporan kasus ini adalah bagaimana teknik pemeriksaan MRI Brain
Baru?
C. Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah yang dipilih, tujuan penulisan laporan kasus ini
D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Teoritis
2
Radiodiagnostik dan Radioterapi Semarang dan civitas akademika
lainnya.
2. Manfaat Praktis
serta evaluasi yang berguna bagi rumah sakit, dalam hal ini di Instalasi
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dkk., 2017).
Keterangan gambar:
1. Cerebrum 5. Pons
2. Cerebellum 6. Medulla oblongata
3. Dienchepalon 7. Brainstem
4. Midbrain 8. Spinal cord
Gambar 2.1 Anatomi Otak (VanPutte dkk., 2017)
antara lain :
4
a. Lobus Frontal
kepribadian.
b. Lobus Parietal
c. Lobus Oksipital
d. Lobus Temporal
5
Keterangan gambar:
1. Parietal lobe 7. Longitudinal fissure
2. Frontal lobe 8. Precentral gyrus
3. Occipital lobe 9. Central culcus
4. Sulci 10. Postcentral gyrus
5. Gyri
6. Right hemisphere
Gambar 2.2 Superior view dari kedua Hemisphere (VanPutte dkk.,
2017)
Berhubungan dengan bagian lain dari sistem saraf pusat melalui tiga
tengah, pons, dan medulla oblongata. Otak kecil memiliki korteks abu-
serebelar memiliki puncak yang disebut folia. White matter pada medulla
menyerupai percabangan dan disebut dengan arbor vitae. Inti dari otak
6
mata, sedangkan vermis dan hemishpere lateral berfungsi untuk
Hemisphere lateral dibagi oleh fisura utama yaitu lobus anterior dan
lobus posterior. Kemudian, lobus dibagi lagi menjadi lobulus yang berisi
folia.
Keterangan gambar:
1. Midbrain 7. Primary fissure
2. Pons 8. Arbor vitae
3. Medula oblongata 9. Lateral hemisphere
4. Flocculonodular lobe 10. Vermis
5. Lobule 11. Posterior lobe
6. Anterior fissure 12 Folia
Gambar 2.3 Bagian kanan Cerebellum dan Batang Otak dari Medial
view (VanPutte dkk., 2017)
otak. Batang otak terdiri dari tiga bagian : medula oblongata, pons, dan
retikuler batang otak memiliki fungsi seperti mengontrol denyut nadi dan
7
terhadap gravitasi (yaitu vestibular). Selain itu, hampir semua saraf
otak.
Keterangan gambar:
1. Interthalamic adhesion 8. Diancephalon
2. Cerebral peduncle 9. Midbrain
3. Pyramid 10. Pons
4. Ventral Median Sulcus 11. Olive
5. Pyramidal decussation 12. Medulla oblongata
6. Thalamus 13. Brainstem
7. Infundibulum
Gambar 2.4 Anterior view Batang Otak dan Dienchepalon (VanPutte
dkk., 2017)
a. Medulla Oblongata
sebagian besar terdiri dari badan sel neuron dan memiliki fungsi
pusat sumsum.
8
b. Pons
posterior pons.
batang otak, yang terletak tepat diatas pons. Otak tengah berisi inti
4. Dienchepalon
hipothalamus.
Keterangan :
1. Talamus
2. Hypothalamus
3. Subthalamus
4. Epithalamus
5. Interthalamic
adhesion
6. Optic chiasm
7. Pituitary gland
8. Corpus callosum
9. Habenula
10. Pineal gland
11. Cerebellum
9
Gambar 2.5 Anatomi Diencephalon Medial view (VanPutte dkk., 2017)
5. Nervus Kranialis
dan ke dalam.
dua pertiga depan kulit kepala; mukosa mata; mukosa hidung dan
rongga mulut; lidah dan gigi, refleks kornea atau refleks mengedip,
10
g. Nervus Facialis (VII)
pendengaran.
11
Keterangan :
1. Bulbus olfactorius 10. Nervus maxillaris (v2)
2. Nervus opticus (II) 11. Nervus mandibularis (v3)
3. Nervus oculomotorius (III) 12. Ganglion trigeminalis
4. Nervus abducens (VI) 13. Nervus facialis (VII)
5. Nervus trochlearis (IV) 14. Nervus vestibulocochlearis
(VIII)
6. Nervus trigeminus (V) 15. Nervus glossopharyngeus (IX)
7. Nervus accessories (XI) 16. Nervus vagus (X)
8. Nervus olfactorius (II) 17. Nervus hypoglossus (XII)
9. Nervus ophthalmicus (v1)
Gambar 2.6 Saraf kranial yang keluar dari cavitas cranii (Muttaqin, 2008)
sel otak tidak mampu menyimpan molekul berenergi tinggi untuk waktu
yang lama. Selain itu, sel-sel otak hampir seluruhnya bergantung pada
darah yang konstan untuk memenuhi kebutuhan sel otak untuk glukosa
dan oksigen.
12
Keterangan :
1. Arcus aorta
2. Brachiocephalic
3. Arteri subclavia dextra
4. Arteri vertebralis dextra
5. Arteri carotis communis dextra
6. Arteri carotis internal dextra
7. Arteri cerebri posterior
8. Arteri ophtalmica
9. Arteri cerebri media
10. Arteri cerebri interior
11. Arteri communicans anterior
12. Circulus arteriosus cerebri
13. Arteri communicans posterior
14. Arteri basilaris
15. Arteri carotis internal sinistra
16. Arteri vertebralis sinistra
17. Arteri subclavia sinistra
18. Arteri carotis communis
sinistra
Gambar 2.7 Suplai Arteri ke Otak (Drake dkk., 2012)
carotid canal, dan arteri vertebra masuk melalui foramen magnum. Arteri
B. Patologi Hemiparese
Hemiparese adalah kondisi ketika salah satu sisi tubuh, dari kepala
13
umumnya dialami oleh penderita stroke dan harus segera ditangani karena
membaik.
sisi otak. Kerusakan otak terbanyak disebabkan oleh stroke. Selain itu,
Hemiparese juga bisa disebabkan oleh cedera kepala, tumor otak, atau
kerusakan karena stroke, maka sisi tubuh sebelah kanan akan mengalami
kelemahan.
1. Konsep Atom
Tubuh manusia 96% terdiri atas unsur hydrogen (H), oksigen (O),
terbanyak dalam tubuh manusia. Atom terdiri atas elektron dan inti atom.
Inti atom terdiri atas proton dan neutron. Atom memiliki nomor atom dan
massa. Nomor atom adalah jumlah proton yang ada di inti sedangkan
nomor massa adalah jumlah neutron dan proton dalam inti. Atom dari
unsur yang sama tetapi memiliki jumlah massa yang berbeda disebut
14
isotop. Atom netral memiliki jumlah proton dan elektron yang sama. Ion
2016).
a. Spin
magnet 0). Dalam teori klasik, kutub medan magnet dipol akan
2016).
15
Gambar 2.9 Spin atom (Westbrook, 2016)
b. Presisi
16
disekitar B0 . Frekuensi presisi adalah kecepatan magnetic moment
ω 0=γ B 0.......................................(1)
Dimana:
c. Resonansi
17
Resonansi adalah perpindahan energi yang terjadi ketika atom
tetapi jenis inti aktif MR lain tidak beresonansi. Atom hidrogen yang
d. Signal MRI
18
Signal MRI dihasilkan ketika magnetisasi berada pada fase
2019).
e. Relaksasi
f. Fenomena T1 dan T2
(Westbrook, 2016).
19
Gambar 2.13 Kurva fenomena T1 (Westbrook, 2016)
g. Pembobotan
1) Pembobotan T1
(Westbrook, 2016).
2) Pembobotan T2
20
gambaran lemak akan terlihat hipointens. T2WI menggunakan
(Westbrook, 2016).
3) Pembobotan PD
(Westbrook, 2016).
21
Time Echo (TE) adalah waktu pengaplikasian RF sampai
(Westbrook, 2016).
(Westbrook, 2016).
e. Slice Thickness
f. Slice Interval
22
Slice interval atau slice gap adalah besarnya jarak antar slice.
2016).
h. Matriks
pixel serta ketebalan irisan. Area pixel ditentukan oleh FOV dan
jumlah pixel di FOV atau matrik. Matrik merupakan ukuran FOV per
dan matrik halus (Fine matrix). Coarse matrix adalah matrik dengan
menghasilkan pixel dan voxel yang besar. Fine matrix adalah matrik
23
dengan jumlah pengkodean frekuensi atau fase yang tinggi dan
i. Flip Angle
j. Bandwith
2019).
24
sistem MR, prosessing kerja, dan kondisi pasien. Untuk
Signal
SNR = .......................................
Noise
(2)
dengan objek
7) Peningkatan NEX
25
akan menghasilkan citra dengan patologis yang tampak jelas.
(3)
c. Spatial Resolution
2016).
d. Scan Time
26
(Westbrook & Tablot, 2019). Scan Time dapat ditingkatkan dengan
cara:
3) Mengurangi NEX
D. Pulsa Sekuen
Pulsa sekuen adalah segala proses yang meliputi pulsa RF, pengaktifan
Pulsa Spin Echo menggunakan pulsa eksitasi 900 yang diikuti oleh
kualitas gambar yang baik namun Spin Echo memiliki waktu scanning
Pulsa Fast Spin Echo menggunakan Flip Angle 900 dan diikuti oleh
27
pada time repetition (TR) yang diberikan. FSE banyak digunakan pada
Flip Angle (FA) kurang dari 900. Tujuan digunakannya sekuen ini adalah
900 dan kemudian pulsa rephrase 900. IR terdiri dari Short Tau
peningkatan signal dari moving spins pada aliran darah atau penekanan
28
invasive dan tanpa menggunakan injeksi media kontras. Unenhanced
atau seluruh bagian dari suatu bagian yang diinginkan. Keuntungan lain
kontras (contrast enhance) dan MRA tanpa media kontras. Metode pada
MRA tanpa media kontras antara lain Time of flight (TOF) MRA dan
29
moving spins yang nantinya akan menghasilkan kontras pada
darah dan jenis scanning yang dilakukan. Oleh karena itu PC MRA
gradient bipolar. Yaitu penggunaan dua lobus yang sama kuat, satu
dengan meletakkan lobus positif yang diikuti oleh lobus negatif dan
signal dari spin stationer akan hilang dan hanya signal dari flowing
spin.
30
Pada perbedaan signal pada darah tergantung pada
1) 2D PC MRA
kepala akan lebih terang daripada kaki yang agak gelap. Flip
cm/s.
2) 3D PC MRA
variasi nilai kecepatan aliran. SNR dan resolusi lebih baik dari
31
Gambar 2.15 3D PC MRA dengan reformat MIP
b. Time-of-flight (TOF)
pembuluh darah pada TOF tergantung pada aliran darah. TOF juga
bidang potongan.
32
Pada TOF MRA, arteri dan vena sering ditampilkan secara
image slice.
33
memperlihatkan arteri pada otak. Agar gambaran optimal
1) 2D TOF MRA
34
sinyal void di dalam pembuluh darah leher. Keuntungan 2D
2) 3D TOF MRA
35
pendek. Saat magnetisasi dari mikromolekul tersaturasi,
magnet 1,5T, lemak dan air akan saling bertolak belakang pada
besar saat vessel of interest keluar dari slab. Flip Angle yang
36
daripada menggunakan Flip Angle yang kecil. Ramped Flip
Keterangan gambar
1. Internal Carotid Artery 6. Insular MCA segment
2. Horizontal Anterior 7. MCA Genu (Bifucation)
Cerebral Artery (ACA) 8. Maxillary Artery
3. Vertical ACA segment 9. Superficial Temporal Artery
4. Anterior
Communicating Artery
5. Horizontal Middle
Cerebral Artery (MCA)
segment
Gambar 2.17 Brain MRA, Coronal View (Weir dan Abrahams,
2017)
antara darah dan jaringan tetap bisa kurang baik, terutama jika
37
dimensi dan keuntungan akuisisi tiga dimensi, termasuk SNR
blind artifact.
E. Media Kontras
sama lain.
pemeriksaan MRI, media kontras juga harus memiliki prinsip dasar antara
lain:
38
4. Medan paramagnetik oleh gadolinium menghasilkan banyak osilasi
medan.
5. Diperoleh dari satu jaringan yang memiliki afinitas yang lebih tinggi
jaringan lain.
39
Penggunaan media kontras negatif per oral yang memiliki ion
molekul logam tinggi seperti Ferro (Fe) dan Mangan (Mn) yang
kehilangan kesadaran
3. Harap diwaspadai pada pasien dengan riwayat asma atau alergi, baik
dahulu.
1. Indikasi Pemeriksaan
40
serebral (CVA) versus transien l. Perencanaan pra oprasi
f. Perdarahan radiasi
2. Persiapan Pasien
Brain yaitu :
berlangsung.
pasien.
mengandung logam yang ada pada diri pasien (gigi plasu, alat
3. Persiapan alat
41
b. Kepala diatur sedemikian rupa sehingga interpupilary line parallel
5. Sekuen
a. Sagittal SE/FSE T1
kepala harus masuk ke dalam citra. Irisan dimulai dari pars parietal
kanan hingga pars parietal kiri. Posisi slice sejajar dengan garis
42
Gambar 2.19 Irisan midline Sagittal SE T1W menunjukkan batas
irisan dan orientasi untuk potongan Axial/Oblique (Westbrook, 2014)
b. Axial/Oblique SE/FSE PD/T2
callosum.
a. Axial/oblique IR T1
43
Sekuen ini digunakan dalam pencitraan otak pediatrik. White
Oleh karena itu, pada pasien yang sangat muda gray matter dan
white matter memiliki waktu relaksasi T1 yang mirip dan nilai CNR
seperti MS plaque.
44
Gambar 2.23 Axial Oblique incoherent (spoiled) GRE (Westbrook,
2014)
d. SS-FSE T2
dan FSE).
f. Axial DWI
45
Gambar 2.24 DWI menunjukkan luas area high signal di sebelah
kanan (Westbrook, 2014)
46
BAB III
PROFIL KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Profil Kasus
1. Identitas Pasien
Nama : Ny.--
Umur : 78 Tahun
laboratorium uji kreatinin uji ureum serta uji HbsAg serta untuk berpuasa
47
B. Teknik Pemeriksaan MRI Brain di Instalasi Radiologi RSU Indriati Solo
Baru
b. Koil kepala
c. Headphone
d. Alat fiksasi
48
e. Bel darurat
f. Selimut
g. Baju Pasien
i. Printer
j. Alkohol swab
k. Spuit
49
Gambar 3.6 Spuit dan media kontras
2. Persiapan Pasien
mengenai pemeriksaan.
tubuh pasien.
akan di laksanakan
3. Posisi Pasien
50
d. Petugas memberikan alat fiksasi, bel darurat, serta headphone
4. Posisi Objek
gantry.
5. Prosedur Pemeriksaan
dalam gantry
pemeriksaan
digunakan.
51
h. Kemudian setelah semua sekuen tanpa kontras telah selesai
serta MRV
Kembali
a. 3 Plane Localizer
b. Sagittal T1
c. Axial T2
52
d. DWI b value 1000
e. Axial T2 FLAIR
f. Axial T1
h. Coronal T2 (Brain_Array_I)
i. Axial T1+C
53
Gambar 3.10 Citra sekuen axial T1 dengan kontras
j. Sagittal T1+C
k. Coronal T1+C
54
Gambar 3.13 Citra 3D MRA TOF
55
Pada DWI, tampak area restriced diffusion minimal di pons sisi kanan
Pada GRE, tampak bitnik hipointens kecil bulat di pons sisi kanan-kiri,
Orbita dan bulbus okuli dalam batas normal. Lensa okuli kanan-kiri tidak
MRA
thrombus
56
KESAN:
hipertensi?)
MRA
thrombus
C. Pembahasan
Radiologi Rumah Sakit Indriati Solo Baru hampir sesuai dengan yang ada
57
Pasien dipersilakan mengganti pakaian dengan baju yang telah
disediakan dan melepas aksesoris maupun benda logam yang ada ditubuh
adalah head first). Mengatur posisi objek MSP kepala sejajar dengan meja
Setelah itu, mengatur isocenter tepat pada glabella. Tekan tombol landmark,
lalu tekan advance to scan. Pada komputer, klik start exam untuk memulai
scanning. Buat localizer untuk scan awal, pilih NVArray coil dan apply all.
Sekuen yang digunakan pada pemeriksaan MRI Brain antara lain yaitu
localizer, Axial T1, Axial T2, DWI b-value 1000, Axial T2* GRE, Sag T1, Cor
T2 (Brain_Array_I), Axial T1+C, Sag T1+C, Cor T1+C, MRA 3D TOF 4 Slabs
dan Sag Velocity Venous. Mengatur parameter yang sesuai seperti TR,
yang terdapat pada kepala pasien. Setelah pemeriksaan selesai, klik end
58
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
yang dilakukan yaitu pasien supine head first diatas meja pemeriksaan
dengan kedua tangan berada diatas dada. Pasien menggunakan koil kepala
dan diberi headphone serta alat fiksasi kepala agar tidak ada pergerakan.
Posisi objek yaitu posisi kepala berada di dalam head coil dengan isocenter
localizer, Axial T1, Axial T2, DWI b-value 1000, Axial T2* GRE, Sag T1, Cor
T2 (Brain_Array_I), Axial T1+C, Sag T1+C, Cor T1+C, MRA 3D TOF 4 Slabs
dan Sag Velocity Venous. Sekuen tambahan untuk MRI Brain kontras pada
kasus hemiparese yaitu MRA 3D TOF 4 Slabs dan Sag Velocity Venous.
59
B. Saran
Adapun saran yang dapat penulis berikan adalah bahwa sekuen yang
Solo Baru masih terlalu banyak. Alangkah baiknya jika sekuen yang
DAFTAR PUSTAKA
Brown, R. W., Cheng, Y.-C. N., & Haacke, E. M. (2014). Magnetic Resonance
Imaging: Physical Principles and Sequence Design (Second). John Wiley &
Dale, B. M., Brown, A. M., & Semelka, R. C. (2015). MRI Basic Principles and
Drake, R. L., Vogl, W., & Mitchell, A. W. M. (2012). GRAY’S BASIC ANATOMY.
Luo Yaxi, XinTian, Xuefeng Wang. (2018), Diagnosis and Treatment of Cerebral
Beijing.
Saber, M., & Muzio, B. D. (n.d.). Radiopaedia. Retrieved April 6, 2021, from
https://radiopaedia.org/articles/trigeminal-neuralgia
60
Suwarba, I Gusti Ngurah Made. 2011. Insidens dan Karakteristik Klinis Epilepsi
Udayana.
VanPutte, C. L., Regan, J. L., & Russo, A. W. (2017). SEELEY’S ANATOMY &
Westbrook, C., Roth, C. K., & Talbot, J. (2011). MRI in Practices [Catherine
Westbrook, C., & Talbot, J. (2019). MRI in Practice (Fifth). John Wiley & Sons
https://doi.org/10.1136/pgmj.2009.080473.
Thrombosis (CVT)- Old Dilemma and the New Diagnostic Methods, Polish
61
LAMPIRAN
62