Disusun Oleh:
FINA KRISTIANTI
NIM: P1337430216032
i
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan ini telah diperiksa dan disetujui untuk diajukan sebagai laporan guna
memenuhi tugas Praktek Kerja Lapangan (PKL) 6 Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan
NIM : P1337430216032
Clinical Instructure
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kepada Allah SWT atas rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Lapangan
6 dengan judul “Prosedur Pemeriksaan Magnetic Resonance Imaging Brain Kontras
pada Klinis Tumor di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Pusat Pertamina Jakarta
Selatan”. Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan tersebut bertujuan untuk
memenuhi tugas Praktik Kerja Lapangan 6.
Dalam penulisan laporan kasus tersebut penulis menemui beberapa kendala,
untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Fatimah, S.ST, M.Kes selaku ketua jurusan Teknik Radiodiagnostik dan
Radioterapi,
2. Ibu Dartini, S.KM, M.Kes selaku ketua prodi D-IV Teknik Radiologi,
3. Seluruh Dosen dan Staff Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi
Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Semarang.
4. dr.Fery Murtopo, Sp.Rad selaku Kepala Instalasi Radiologi di Instalasi
Radiologi RS Pusat Pertamina Jakarta Selatan
5. Seluruh radiolog di Instalasi Radiologi RS Pusat Pertamina Jakarta Selatan
6. Bapak Hariri, selaku Clinical Instructure PKL 6 di RS Pusat Pertamina Jakarta
Selatan
7. Semua radiografer dan staf bagian radiologi di RS Pusat Pertamina Jakarta
Selatan
8. Orang tua penulis yang telah memberikan dukungan dan doa kepada penulis,
Penulis menyadari dalam pembuatan laporan ini masih terdapat kekurangan,
untuk itu penulis mohon saran dan masukan dari semua pihak. Penulis berharap laporan
ini dapat bermanfaat untuk mahasiswa dan dijadikan studi bersama.
iii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Otak merupakan organ yang sangat penting dalam tubuh manusia. Otak
sebagai pusat kendali segala kegiatan yang dilakukan organ-organ tubuh yang lain.
Menurut Cinamon VanPutte (2016), pada umumnya otak dibagai menjadi empat
bagian utama, yaitu otak besar (cerebrum), batang otak (trunchus enchepali) dan
Salah satu patologi yang ada pada brain yaitu tumor. Tumor merupakan
(solid/padat) atau jaringan abnormal dalam tubuh yang meliputi tumor jinak
(benigna tumor) dan tumor ganas (malignant tumor). Tumor ganas lebih dikenal
bersifat menurun) pada gen vital yang bertugas mengontrol pembelahan sel.
Beberapa mutasi mungkin dibutuhkan untuk mengubah sel normal menjadi sel
kanker. Mutasi-mutasi tersebut disebabkan agen zat-zat kimia atau fisik yang
1
Diagnosa tumor brain ditegakkan berdasarkan pemeriksaan klinis dan
Dengan pemeriksaan klinis kadang sulit menegakkan diagnosa tumor brain apalagi
membedakan yang benigna dan yang maligna, karena gejala klinis yang ditemukan
tergantung dari lokasi tumor, kecepatan partumbuhan masa tumor dan cepatnya
timbul gejala tekanan tinggi intracranial serta efek dari masa tumor ke jaringan
brain yang dapat menyebabkan kompresi, infasi, dan destruksi dari jaringan brain.
Walaupun demikian ada beberapa jenis tumor yang mempunyai predileksi lokasi
sehingga memberikan gejala yang spesifik dari tumor brain. Dengan pemeriksaan
radiologi yaitu MRI dan patologi anatomi hampir pasti dapat dibedakan tumor
gambaran potongan coronal, sagittal dan axial tanpa banyak memanipulasi tubuh
pasien dan tidak menggunakan radiasi serta bersifat non invasive. Dengan
jaringan tubuh (otot, ligament, tulang rawan, persendian), aliran darah dan fungsi
metabolisme tubuh serta mampu memberi gambaran detail tubuh manusia tampak
2
jelas, sehingga anatomi dan patologi jaringan tubuh dapat dievaluasi secara teliti.
(Notosiswoyo, 2004)
gambaran potongan axial, coronal dan sagittal Brain lebih detail dan lebih baik. Di
pada brain, salah satunya tumor. Tumor merupakan istilah umum yang digunakan
dalam tubuh yang meliputi tumor jinak (benigna tumor) dan tumor ganas
hasil efektif apabila masih dalam stadium awal. Prosedur ini tidaklah mudah
karena lokasi lesi/tumor yang berada di dalam kepala sehingga sangat diperlukan
modalitas diagnostik, salah satu yang paling baik dalam kasus ini adalah MRI.
MRI merupakan modalitas yang cocok dikarenakan MRI membantu operasi bedah
B. RUMUSAN MASALAH
3
2. Bagaimana pulse sequence yang digunakan pada pemeriksaan MRI Brain
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
RS Pusat Pertamina.
diperoleh pada teknik pemeriksaan MRI Brain kontras pada klinis Tumor
D. MANFAAT PENELITIAN
Pusat Pertamina
4
E. SISTEMATIKA PENULISAN
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan,
manfaat penulisan, dan metode penulisan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Berisi definisi MRI, anatomi kepala, media kontras MRI, patologi Tumor,
Teknik Pemeriksaan MRI Kepala.
BAB III PEMBAHASAN
Berisi hasil penelitian dan pembahasan
BAB IV PENUTUP
Berisi kesimpulan dan saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
5
BAB II
DASAR TEORI
berkekuatan antara 0,064 – 3 Tesla (1 Tesla = 1000 Gauss) dan resonansi getaran
terhadap inti atom hydrogen MRI merupakan pencitraan terbaik untuk menilai
coils), antenna atau koil pemancar dan penerima, serta system akuisisi data
dalam computer.
a. Magnet Utama
6
utama, yaitu magnet permanen, magnet resistif dan magnet superkonduktor
b. Koil Gradien
penghantar yang bersifat resistif yang disebut kumparan gradien. Fungsi dari
medan gradien ini adalah untuk mengkodekan informasi ruang dalam sinyal
RF yang dipancarkan oleh proton. Medan gradien magnetic yang nyala dan
Field (TVMF). Dalam system MRI ada 3 set kumparan gradien yang
tersebut.
7
c. Koil Radiofrekuensi
Koil radiofrekuensi (RF) terdiri dari dua tipe koil yaitu koil pemancar
berfungsi untuk menerima sinyal output dari sistem. Bentuk dan ukuran koil
penerima ini dirancang dan disesuaikan dengan bagian tubuh yang akan
beberapa jenis koil, yaitu koil volume (volume coil), koil permukaan
(surface coil), koil kuadrat dank oil phassed array ( Blink, 2004).
2011).
Atom terdiri atas inti atom dan orbit electron. Inti atom terdiri dari
proton yang bermuatan positif dan neutron yang tidak memiliki muatan
8
sedangkan electron bermuatan negatif. Nomor atom menunjukan jumlah
proton di dalam inti atom sedangkan masa atom menunjukan jumlah proton
proton pada atom hydrogen (H). Atom hydrogen terdapat pada sebagian
besar tubuh dan memiliki moment dipole magnetic yang kuat. Selain itu,
atom hydrogen memiliki nomor atom dan masa atom 1 (proton ganjil dan
besar dari atom lainnya, sehingga atom hydrogen digunakan sebagai sumber
tersebut berada di medan magnet luar (B0), gerakan presesi atom akan
terpengaruh, baik besar ataupun arahnya. Begitu juga apabila dikenai radio
frekuensi (RF). Hubungan antara kuat medan magnet luar dengan kecepatan
ω = γ B0
Keterangan :
ω = frekuensi Larmor
γ = konstanta gyromagnetik
B0 = medan magnet luar
9
b. Pembentukan Citra MRI
proses magnetisasi atom dalam tubuh pasien. Sinyal yang dapat diukur
2) Waktu Relaksasi
T2 atau proses spin – spin relaxation adalah waktu yang diperlukan oleh
10
3) Fenomena T1 dan T2
diterima coil besar pula. Begitu pula sebaiknya dengan jaringan yang
hipointense.
11
Pertukaran energi antar nuclei ini dikenal dengan Spin Relaxation dan
MRI yaitu :
untuk aplikasi RF pulsa berikutnya untuk setiap slice dan diukur dalam
12
diizinkan terjadi antara akhir satu pulsa RF dan penerapan berikutnya.
puncak sinyal diinduksi dalam kumparan dan juga diukur dalam ms. TE
Vector yang berputar terhadap bidang XY. Pada pulsa sekuen fast spin
echo, SNR yang dihasilkan akan lebih baik karena menggunakan flip
Time Inversion adalah waktu antara pulsa eksitasi 180o dan 90o.
13
5) NEX (Number of Excitation)
dan fase enkoding yang sama. NEX mengontrol sejumlah data yang
6) Matrix
7) Field of View
Selain itu FOV yang lebar akan menaikkan SNR, menambah informasi
citra.
8) Slice Thickness
14
yang baik, namun pada besar FOV yang sama akan membutuhkan
9) Receive Bandwidth
lurus dengan volume pixel dan akar dari phase encode (Ny) dan jumlah
eksitasi (NEX).
menilai suatu patologis ( Bitar, et, al, 2006). Beberapa jenis sekuen yang
1) Spin Echo
Spin echo (SE) dimulai dari aplikasi RF 90o untuk eksitasi pulsa
atom agar didapatkan sinyal yang lebih baik. Spin echo terbentuk ketika
menginduksi coil.
15
2) Fast Spin Echo (FSE)
Fast spin echo (FSE) sama dengan spin echo akan tetapi waktu
diaplikasi 180° (refocusing echo), dan hanya satu phase encoding step
yang terisi per TR. Sedangkan pada FSE terdapat lebih dari satu kali
aplikasi RF 180 sehingga terdapat lebih dari satu kali phase encoding
compensation.
3) Inversion Recovery
eksitasi 90°, dan kemudian pulsa rephase 180°. Dengan adanya pulsa
inversi 180° ini maka NMV akan disaturasi penuh. Ketika pulsa inversi
16
lemak. IR terdiri dari Short Tau Inversion Recovery (STIR) dan Fluid
4) Gradient Echo
adalah mereduksi waktu scanning, oleh karena itu nilai TR yang dipilih
dialikasikan hanya pada lemak atau air saja. Pulsa selektif yang
at Lipid) atau lebih dengan dengan fat saturation atau fat sat (Higgins,
2010).
dalam jumlah besar dan hal tersebut ditunjukan dengan gambaran atau
citra yang enhance pada penggunaan media kontras. Fat saturation juga
Salah satu keunggulan dari fat saturation adalah waktu yang digunakan
pemeriksaan.
17
e. Pembobotan Citra MRI
fitur anatomi normal dan antara anatomi dan patologi apapun. Jika tidak ada
1) Pembobotan T1
berikutnya.
18
Pada T1 WI, dorsal root mempunyai intensitas signal yang
tinggi. Nerve root keluar dari root ganglion yang disebut sebagai
yang tinggi. Intensitas signal lebih tinggi dari intensitas signal discus
(Charles, 1992).
2) Pembobotan T2
lebih cerah dari lemak pada T2 WI. Pada T2 WI, gambaran cairan
19
(misal : CSF) tampak dengan intensitas signal yang tinggi. Demikian
intensitas signal yang rendah, sehingga dapat dibedakan dari CSF yang
(missal : CSF) menghasilkan signal yang kuat. Di dalam thecal sac yang
Selain itu, pada PD WI FSE gambaran cauda ekuina dan thecal sac
20
B. Anatomi Otak Manusia
1. Otak ( Brain )
Otak adalah suatu alat tubuh yang sangat penting karena merupakan
pusat komputer dari semua alat tubuh. Otak merupakan dari saraf sentral yang
lapisan yang kuat. Otak terdiri dari otak besar (Serebrum) batang otak
Otak besar merupakan bagian yang terluas dan terbesar dari otak,
berbentuk telur, mengisi penuh bagian depan atas rongga tengkorak. Otak
Kedua permukaan ini dilapisi oleh lapisan kelabu (zat kelabu) yaitu pada
bagian korteks cerebral dan zat putih terdapat pada bagian dalam yang
21
a. Dienchepalon
b. Mesencephalon
Atap dari mesencephalon terdiri dari empat bagian yang menonjol keatas,
dua dsebelah atas disebut korpus kuadrigeminus superior dan dua sebelah
c. Pons Varoli
22
d. Medulla oblongata
nervus vagus kelopak mata, rahang atas, rahang bawah, dan otot
pengunyah.
C. Patologi Tumor
Tumor otak adalah suatu lesi ekspansif yang bersifat jinak (benigna) ataupun
ganas (maligna), membentuk massa dalam ruang tengkorak kepala (intra cranial)
atau di sumsum tulang belakang (medulla spinalis). Neoplasma pada jaringan otak
dan selaputnya dapat berupa tumor primer maupun metastase. Apabila sel-sel
tumor berasal dari jaringan otak itu sendiri, disebut tumor otak primer dan bila
23
berasal dari organ-organ lain (metastase) seperti ; kanker paru, payudara, prostate,
Penyebab tumor hingga saat ini masih belum diketahui secara pasti, walaupun
ditinjau, yaitu herediter, sisa-sisa sel Embrional (Embryonic Cell Rest), radiasi
dan virus.
Pada herediter atau keturunan riwayat tumor otak dalam satu anggota keluarga
tidak ada bukti-buakti yang kuat untuk memikirkan adanya faktor-faktor hereditas
dan fungsi yang terintegrasi dalam tubuh. Tetapi ada kalanya sebagian dari
Pada radiasi, jaringan dalam sistem saraf pusat peka terhadap radiasi dan dapat
mengalami perubahan degenerasi, namun belum ada bukti radiasi dapat memicu
24
terjadinya suatu glioma. Pernah dilaporkan bahwa meningioma terjadi setelah
Pada virus, banyak penelitian tentang inokulasi virus pada binatang kecil dan
besar yang dilakukan dengan maksud untuk mengetahui peran infeksi virus dalam
proses terjadinya neoplasma, tetapi hingga saat ini belum ditemukan hubungan
antara infeksi virus dengan perkembangan tumor pada sistem saraf pusat.
Tumor otak merupakan penyakit yang sukar terdoagnosa secara dini, karena
pada awalnya menunjukkan berbagai gejala yang menyesatkan dan eragukan tapi
umumnya berjalan progresif. Manifestasi klinis tumor otak dapat berupa gejala
asthenia), yang dapat dirasakan oleh keluarga dekat penderita berupa: mudah
Gejala ini berjalan progresif dan dapat dijumpai pada 2/3 kasus.
1. Nyeri Kepala
Diperkirakan 1% penyebab nyeri kepala adalah tumor otak dan 30% gejala
awal tumor otak adalah nyeri kepala. Sedangkan gejala lanjut diketemukan
70% kasus. Sifat nyeri kepala bervariasi dari ringan dan episodik sampai berat
dan berdenyut, umumnya bertambah berat pada malam hari dan pada saat
bangun tidur pagi serta pada keadaan dimana terjadi peninggian tekanan tinggi
tumor otak.
25
2. Muntah
Terdapat pada 30% kasus dan umumnya meyertai nyeri kepala. Lebih sering
3. Kejang.
Bangkitan kejang dapat merupakan gejala awal dari tumor otak pada 25%
kasus, dan lebih dari 35% kasus pada stadium lanjut. Diperkirakan 2%
Berupa keluhan nyeri kepala di daerah frontal dan oksipital yang timbul pada
pagi hari dan malam hari, muntah proyektil dan enurunan kesadaran. Pada
karena setiap saat dapat timbul ancaman herniasi. Selain itu dapat dijumpai
parese N.VI akibat teregangnya N.VI oleh TTIK. Tumor-tumor yang sering
1. Lobus frontal
26
c) Bila menekan permukaan media dapat menyebabkan inkontinentia
kennedy
2. Lobus parietal
homonym
b) Bila terletak dekat area motorik dapat timbul kejang fokal dan pada girus
3. Lobus temporal
b) Bila letak tumor lebih dalam menimbulkan gejala afasia dan hemiparese
c) Pada tumor yang terletak sekitar basal ganglia dapat diketemukan gejala
choreoathetosis, parkinsonism.
4. Lobus oksipital
penglihatan
27
5. Tumor di ventrikel ke III
kesadaran
b) Dapat dibedakan dengan tumor jenis lain karena gejala awalnya berupa
c) Gejala lain timbul bila tumor telah membesar dan keluar dari daerah pontin
angel
7. Tumor Hipotalamus
8. Tumor di cerebelum
a) Umumnya didapat gangguan berjalan dan gejala TTIK akan cepat terjadi
b) Nyeri kepala khas didaerah oksipital yang menjalar ke leher dan spasme
28
9. Tumor fosa posterior
memiliki ion molekul logam tinggi seperti ferro (Fe) dan Mangan (Mn)
29
sehingga dapa mengurangi sinyal T2 pada lambung dan usus yang
Teh baik hijau atau hitam, terbuat dari daun camellia sinensis adalah
minuman yang paling umum setelah air. Karena kualitas alami minuman
mangan yang memiliki 350 – 2200 mg/ml mangan dalam daun kering dan
kehilangan kesadaran
c. Harap diwaspadai pada pasien dengan riwayat asma atau alergi, baik alergi
30
b. Mempunyai mekanisme kerja yang dapat mempengaruhi area tertentu
(dari segi konsentrasi) dibandingkan dengan area yang lain, sehingga dapat
Selain syarat yang harus dipenuhi oleh media kontras pada MRI, media
medan.
e. Diperoleh dari satu jaringan yang memiliki afinitas yang lebih tinggi
jaringan lain.
proton hydrogen, T1 dan T2, Aliran ( flow) pada daerah yang diperiksa,
Tujuan pemeriksaan MRI kepala adalah untuk mengevaluasi kelainan yang ada di
31
1. Multiple sclerosis.
3. AIDS / toxoplasmosis.
4. Infark.
media dibuatkan inform consent. Kontra indikasi pemeriksaan hanya pada pasien
antara lain Head koil quadratus, busa / foam /pad untuk immobilisasi. Prosedur
tinggi.
c. Semua bahan logam, kartu kredit, kartu telepon dan lain-lain yang sejenis
32
a. Tidak dapat dilakukan pada penderita yang memakai alat pacu jantung,
c. Penderita dengan alat batu ventilator tidak dapat masuk ke dalam ruang
MRI.
3. Positioning pasien.
a. Pasien dalam posisi supine di meja MRI dengan kepala di dalam head
coil.
2. Sagital T1.
3. Koronal T2.
4. FLAIR.
33
BAB III
A. Profil Kasus
1. Identitas Pasien
Nama : Ny. R
Usia : 68 tahun
Alamat : Jakarta
No. RM : 0034XX
2. Riwayat Pasien
pendaftaran foto dari poli bedah saraf beserta kelengkapan administrasi lainnya.
Pasien datang dengan menggunakan kursi roda, namun pasien dapat berjalan
B. Teknik Pemeriksaan
34
a. Pesawat MRI Philips Ingenia 3 Tesla
b. Head coil
c. Headset
d. Alat fiksasi
e. Printer
f. Film
g. Alat Steril :
1) Abocath
3) Alkohol swab
4) Hipafix
2. Persiapan pasien
b. Pasien diminta untuk puasa selama 4-6 jam sebelum pemeriksaan MRI
dimulai.
35
d. Melakukan screening kepada pasien seputar riwayat pasien, apakah pasien
menggunakan alat pacu jantung, clip aneurysm, dan benda logam lain yang
3. Posisi pasien
a. Pasien supine diatas meja pemeriksaan dengan tangan berada diatas perut
pasien.
d. Beri alat fiksasi serta headset untuk meredam suara dari kebisingan magnet
pesawat MRI.
4. Posisi Objek
Posisi kepala berada didalam head coil dengan isocenter berada di Glabella
Parameter dan Hasil citra MRI pada sekuen – sekuen yang digunakan :
Scout atau localizer dibuat untuk menghasilkan potongan sagittal, axial, dan
sekuen berikutnya.
36
2. Sagital FLAIR
Tujuan dari sekuen ini digunakan untuk mengkonfirmasi jenis lesi yang
menjadi hitam dan jaringan menjadi putih). Dapat membedakan kelainan yang
keadaan patologis kelainan yang ada pada objek dengan pulse sequence Turbo
Spin Echo
37
4. Axial T2W_FLAIR
pulse sequence FLAIR yang berfungsi untuk mensupress cairan dengan waktu
38
6. Axial DWI
Tujuan dari sekuen ini dibuat adalah untuk mengetahui adanyal restricted
diffusion area pada otak, dengan scan time yang lebih pendek. Dari sekuen ini
metabolism jaringan parenkhim otak. Axial DWI juga berguna untuk melihat
7. Coronal T2 FLAIR
39
8. Sagital T1 dengan kontras
tumor.
untuk memperjelas bentuk dan ukuran dari tumor serta batas tepi dari tumor.
40
10. Coronal T1 dengan kontras
bertujuan untuk memperjelas bentuk dan ukuran dari tumor serta batas tepi
dari tumor.
FLIAR, Potongan axial, coronal, dan sagittal dengan hasil sebagai berikut:
sphenoid wing kiri, ukuran 2,1 x 1,7 cm dengan perifokel edema yang
Infratentorial terlihat cerebellum dan batag otak yang normal, terutama tak terlihat
41
Struktur tulang cranial dan basis cranii tak terlihat abnormalitas.
Kesan : massa solid menyangat kontras homogen yang menempel pada meningen
di sphenoid wing kiri dengan gambaran dural tail, ukuran 2,1 x 1,7 cm dengan
perifokel edema yang mengobliterasi cornu anterior ventrikel lateralis kiri dan
DD/: Meningioma.
E. Pembahasan
Radiologi RSPP diawali dengan pasien mendaftar pada loket pendaftaran radiologi
pemeriksaan dimulai, cek ureum dan kreatin. Lalu persiapan yang dilakukan
consent, pasien atau keluarga pasien diberi penjelasan seputar pemeriksaan yang
akan dilakukan serta resiko yang akan terjadi bila pasien melakukan atau tidak
Pemeriksaan MRI brain kontras pada klinis tumor di Instalasi Radiologi RSPP
dimulai dengan melakukan input data pasien dan memilih protocol pemeriksaan
42
dengan pasien supine diatas meja pemeriksaan, kedua lengan diletakan diatas perut
pasien supaya nyaman, posisikan pasien head first, atur isocenter tepat pada
Glabella agar posisi objek berada tepat pada pertengahan gantry, kemudian
terakhir beri pasien headset untuk meredam suara medan magnet pesawat MRI dan
pasang head coil lalu mulai lakukan scanning. Pemeriksaan menggunakan media
kontras positif Dotarem dengan tujuan untuk memperjelas tumor maligna (ganas)
dengan kontras, COR T1+C, SAG T1+C dan AX T1+C. Gambaran citra T1 pada
objek, Gambaran T2 pada potongan Axial, Sagital, dan Coronal disemua sekuen
pada objek sehingga bisa diidentifikasi baik bentuk, ukuran, vaskularisasi yang
kontras homogen yang menempel pada meningen di sphenoid wing kiri dengan
gambaran dural tail, ukuran 2,1 x 1,7 cm dengan perifokel edema yang
43
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
seperti puasa selama 4-6 jam sebelum pemeriksaan dan melakukan cek ureum
Brain kontras pada klinis tumor yaitu pasien supine diatas meja pemeriksaan
dengan tangan berada diatas perut pasien pasien (posisi pasien head first). Pasien
menggunakan head coil yang sudah disediakan, beri headset untuk meredam
suara kebisingan medan magnet dari pesawat MRI. Posisi Objek yaitu posisi
kepala berada didalam head coil dengan isocenter berada di Glabella sehingga
2. Pulse sequence yang digunakan pada pemeriksaan MRI Brain kontras pada
COR FLAIR, DWI dengan kontras, COR T1+C, SAG T1+C dan AX T1+C.
B. Saran
logam agar tidak ada logam yang masuk kedalam ruang pemeriksaan MRI.
44
DAFTAR PUSTAKA
Bitar, Richard. 2006. MRI Pulse Sequences : What Every Radiologist Wants to Know
but its Afraid to Ask. Toronto University : Medical Imaging Departement.
Brown, M. A., and Richard C. Semelka; 2003; MRI Basic Principle and Applications,
Third Edition; John Wiley and Sons Inc.; New Jersey
Bushong, Stewart C.; 2003; Magnetic Resonance Imaging, Physical and Biological
Principles, Second Editions; Mosby; Washington DC
Cha, Soonmee MD, dkk; 2003; Perfusion MR : Basic Principles and Clinical
Applications; MRI Clinics of North America : WBS
Westbrook, Catherine and Caroline Kaut; 2011; Handbook of MRI Technique, Fourth
Edition; London : Blackwell Science
Westbrook, Catherine and Caroline Kaut; 2011; MRI at Glance; London : Blackwell
Science
45