Anda di halaman 1dari 17

Keselamatan dan

Kesehatan Kerja pada


Instalasi Kedokteran
Nuklir

I Q B A L S YA R I F U D I N
P1337430318001
 What is Nuclear Medicine?
Ilmu Kedokteran Nuklir adalah cabang ilmu kedokteran yang
menggunakan sumber radiasi terbuka berasal dari inti radionuklida buatan
untuk mempelajari perubahan fisiologik dan biokimia, sehingga dapat
digunakan untuk tujuan diagnostik, terapi, dan penelitian (World Health
Organization).
 What is Occupational Health and
Safety?

Secara filosofi, K3 didefinisikan sebagai upaya dan pemikiran untuk


menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani diri
manusia pada umumnya dan tenaga kerja pada khususnya beserta hasil
karyanya dalam rangka menuju masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera.
Pedoman Keselamatan Kerja Pada Instalasi
Kedokteran Nuklir

Kompetensi Tenaga

 Personil pada penggunaan kedokteran nuklir diagnostik in vitro paling


kurang meliputi:
o analisis kesehatan; dan
o petugas proteksi radiasi.
Kompetensi Tenaga

 Personil pada penggunaan kedokteran nuklir diagnostik in vivo dan/ atau


penelitian medik klinik dan penggunaan kedokteran nuklir terapi paling
kurang meliputi:
o dokter spesialis kedokteran nuklir;
o tenaga ahli dan/atau fisikawan medis;
o petugas proteksi radiasi;
o radiofarmasis;
o radiografer;
o perawat.
Perlengkapan Proteksi Radiasi Untuk Penggunaan Kedokteran
Nuklir Diagnostik In-Vitro
Mengingat kegiatan dalam penggunaan kedokteran nuklir diagnostik
in-vitro tidak terlalu rumit, maka perlengkapan proteksi radiasi yang
diperlukan cukup surveimeter dan/atau monitor kontaminasi,dan
pemantau dosis perorangan.
Perlengkapan Proteksi Radiasi Untuk Penggunaan Kedokteran
Nuklir Diagnostik In-Vivo dan/atau Penelitian Medik Klinik dan
Penggunaan Kedokteran Nuklir Terapi, meliputi:
o surveimeter;
o monitor kontaminasi;
o monitor perorangan;
o kontener;
o tabung suntik yang diberi perisai radiasi;
o apron;
o jas laboratorium;
o peralatan proteksi pernafasan;
o sarung tangan;
o pelindung organ;
o glove box;
o alat penjepit; dan/atau
o monitor area.
Untuk kedokteran nuklir terapi, peralatan di atas perlu
ditambah dengan dosimeter perorangan baca langsung;
dan monitor area di ruang penyiapan dan penyimpanan
radionuklida dan/atau radiofarmaka.
Pedoman Umum Proteksi dan
Keselamatan Radiasi Pada
Kedokteran Nuklir

2. Tingkat rujukan 3. Pemberian radionuklida


1. Dokter spesialis aktivitas maksimum dan/atau radiofarmaka
kedokteran nuklir radionuklida untuk untuk penggunaan
pasien terapi yang kedokteran nuklir
harus menerapkan akan keluar dari diagnostik in vivo dan
tingkat rujukan rumah sakit penggunaan
ditetapkan sebesar kedokteran nuklir
aktivitas 1100 MBq untuk terapi pada pasien
radionuklida untuk pemberian I-131, dan wanita hamil atau
juga untuk pasien diperkirakan hamil
pasien diagnostik yang meninggal pada harus dihindari kecuali
saat pemberian jika ada indikasi klinis
I-131. yang kuat.
Pedoman Umum Proteksi dan
Keselamatan Radiasi Pada
Kedokteran Nuklir

5. Pasien wanita
4. Pasien wanita yang
menyusui yang
menjalani terapi
sedang menjalani
harus menunda
diagnostik in vivo
kehamilan sampai
atau terapi harus
jangka waktu
menghentikan
tertentu
pemberian air susu
ibu dan perawatan
pada bayi
Kondisi
Kedaruratan di
Kedokteran
Nuklir
• Sumber radiasi hilang
• Kerusakan generator Tc-99m
• Tumpahan radioaktif dalam
jumlah rendah
• Tumpahan radioaktif dalam
jumlah besar
• Penanggulangan medik pasien
radioaktif
• Kebutuhan segera pasien,
termasuk pembedahan
• Kebakaran
1. Keamanan Radiasi

Radiasi pengion pada dosis tinggi


diketahui sebagai karsinogen, dan gejala
klinisnya adalah terkait dengan pajanan
dosis rendah yang kronis. Hal ini termasuk
Bahaya Umum dan kemungkinan perubahan kromosom
Masalah Keselamatan langsung, produksi radikal bebas tidak
pada Instalasi Kedokteran langsung, dan pembentukan katarak. Untuk
Nuklir menangani bahaya tersebut, solusinya
adalah dengan selalu menerapkan prinsip
proteksi radiasi, yaitu:
a. Jarak;
b. Waktu; dan
c. Perisai.
2. Pekerja yang Hamil

Untuk dinyatakan sebagai pekerja hamil


dalam kedokteran nuklir, seorang wanita harus
secara sukarela dan tertulis memberi tahu
supervisor. Jika tidak, undang-undang
Bahaya Umum dan menyatakan bahwa tidak peduli seberapa jelas
Masalah Keselamatan kehamilan itu, tidak dapat diakui oleh rekan
kerja atau supervisor, dan tidak ada tindakan
pada Instalasi Kedokteran pencegahan khusus yang akan dilakukan oleh
Nuklir fasilitas lembaga.
 Solusi
Memakai penutup celemek timah yang
memiliki ketebalan timah yang cukup untuk
melemahkan radioisotop yang digunakan.
Misal: Tc-99m, ketebalan timbal setidaknya
0,25 cm
3. Kemungkinan Efek Paparan Radiasi pada Janin

Beberapa kemungkinan efek samping dari paparan


radiasi janin (selain kanker) yaitu termasuk retardasi
pertumbuhan, penurunan IQ, keterbelakangan mental,
dan kemungkinan malformasi mayor. Semua hal
tersebut tergantung pada dosis dan kapan terjadi
paparan janin setelah pembuahan, karena efek paparan
Bahaya Umum dan radiasi berbeda-beda untuk setiap dosis dan umur
Masalah Keselamatan janin. Misal:
pada Instalasi Kedokteran • Pada 2-7 minggu setelah pembuahan dengan paparan
0,05-0,50 Gy (5-50 rad), embrio mungkin mengalami
Nuklir sedikit peningkatan dalam kejadian malformasi mayor,
dan kemungkinan terjadinya retardasi pertumbuhan.
• Pada 2–7 minggu setelah pembuahan, dengan
paparan 0,50 Gy atau lebih besar, kejadian keguguran
bisa meningkat, tergantung dosisnya, ada risiko
malformasi yang besar, seperti defisiensi neurologis
dan motorik, serta kemungkinan terjadinya retardasi
pertumbuhan.
4. Masalah Keamanan Bahaya Biologis (Biohazard)

Ada lebih dari 200 agen biologis berbeda yang


diketahui menghasilkan infeksi dan alergi, toksik, atau
reaksi karsinogenik pada pekerja. Cara penularan yang
akan dikaitkan dengan pekerjaan kedokteran nuklir
yaitu termasuk kontak dan transmisi vektor serta
transmisi udara. Di bawah kontak transmisi, ada
Bahaya Umum dan metode langsung dan tidak langsung, seperti kontak
Masalah Keselamatan langsung dengan individu yang terinfeksi, tumpahan
pada Instalasi Kedokteran bahan menular atau terciprat ke selaput lendir, kulit
yang teriritasi, atau luka terbuka.
Nuklir  Solusi
• Pertahanan utama terhadap kontak langsung adalah
dengan memakai APD seperti sarung tangan dan jas
laboratorium berlengan panjang sepanjang lutut.
• Pertahanan kedua setelah APD adalah sering mencuci
tangan setiap setelah situasi kontak dengan pasien,
seperti memberikan dosis kepada pasien atau
memindahkan pasien.
5. Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain)

Penyebab utama nyeri punggung bawah pada


petugas adalah penggunaan otot punggung yang
berlebihan secara terus menerus karena memindahkan
pasien dan dalam memindahkan pasien dilakukan
dengan cara yang tidak benar.
Bahaya Umum dan  Solusi
Masalah Keselamatan Dalam memindahkan pasien, dilakukan dengan
pada Instalasi Kedokteran teknik yang benar seperti petugas harus selalu
membangun basis dukungan stabilitas yang luas,
Nuklir harus selalu mengangkat dengan kaki, dan harus
menghindari menekuk atau memutar punggung.
Mungkin yang paling penting adalah seorang
petugas tidak boleh mengangkat lebih dari yang
dia bisa dan harus selalu meminta bantuan bila
dibutuhkan.
6. Potensi Gangguan Trauma Kumulatif (Cumulative
Trauma Disorders/CTDs) atau Cedera

Seringkali disebut sebagai trauma berulang, gangguan


ini disebabkan oleh aktivitas berulang yang
menyebabkan terbentuknya gangguan. Beberapa
jenis CTDs dimungkinkan dapat terjadi pada petugas
Bahaya Umum dan kedokteran nuklir. Contoh gangguan CTDs adalah
Masalah Keselamatan Epicondylitis (tennis elbow), merupakan peradangan
dan nyeri pada bagian tulang tertentu yang menonjol
pada Instalasi Kedokteran di area siku, biasanya akibat ketegangan yang
Nuklir berlebihan dan memutar pada lengan bawah. Selain
itu, CTDs yang paling mungkin dapat terjadi pada
petugas kedokteran nuklir adalah Carpal tunnel
syndrome, gangguan ini disebabkan oleh kompresi
saraf median pada carpal tunnel dari tangan dan
sering dikaitkan dengan kesemutan, nyeri, atau mati
rasa di ibu jari dan 3 jari pertama.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai