Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM CT SCAN LANJUT

“ Post Processing CT Scan Orbita dengan Kontras“

Shesha Rahma Anastasya

151810383013

PROGRAM STUDI D-IV TEKNOLOGI RADIOLOGI PENCITRAAN

FAKULTAS VOKASI

UNIVERSITAS AIRLANGGA

2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


CT (Computed Tomography) Scan merupakan modalitas imejing kesehatan yang
cepat dan akurat dalam memperlihatkan abnormalitas jaringan atau detail organ dalam
tubuh manusia yang diperiksa. CT Scan merupakan pesawat sinar-X yang menggunakan
metode pencitraan tomografi dengan proses digital untuk membuat citra tiga dimensi organ
internal tubuh dari akuisisi sejumlah citra dua dimensi. Sejak ditemukan oleh Hounsfield
dan Cormack pada tahun 1972 CT Scan mengalami perkembangan yang cukup pesat,
diantaranya yaitu mengalami kemajuan dalam akuisisi geometri, teknologi detektor dan
desain tabung sinar-X. Hal ini menyebabkan waktu scanning dapat dilakukan dalam waktu
yang lebih singkat.Kemajuan teknologi dibidang komputer juga memberikan daya dukung
komputasi yang memungkinkan rekonstruksi data citra secara real time. CT Scan mampu
memberikan informasi yang lebih lengkap dibandingkan dengan hasil citra planar pada
radiografi konvensional. Hal ini disebabkan CT Scan mampu memproyeksikan anatomi
tubuh dengan mudah, dan dapat membedakan antar jaringan atau organ.

Pengukuran kualitas gambar CT Scan yang baik sangat penting untuk diperhatikan
karena kualitas gambar CT Scan dapat digunakan untuk menegakkan3 diagnosa. Teknis
pemilihan parameter CT Scan yang selektif sangat diperlukan untuk mendapatkan kualitas
gambar yang optimal dengan meminimalkan dosis radiasi yang diterima pasien.
Pengukuran dosis dan kualitas gambar merupakan bagian dari Quality Assurance (QA).

1.2 Tujuan
a. Untuk mempelajari cara post processing MPR-VR pada CT Scan Orbita dengan Kontras
b. Mampu menyajikan gambar CT Scan Orbita dengan Kontras setelah melakukan post-
processing
BAB II

MATERI PRAKTIKUM

2.1 Anatomi Orbita

a) Konjungtiva

Konjungtiva terbagi menjadi 2 (dua) yaitu konjungtiva palpebral (melapisi kelopak


mata) dan konjungtiva bulbi (menutupi bagian depan bola mata).

b) Kornea
Merupakan selaput bening mata, jika mengalami kekeruhan akan sangat
mengganggu penglihatan.
c) Sklera
Jaringan ikat dengan serat yang kuat berwarna putih di bawah konjungtiva serta
merupakan bagian dengan konsistensi yang relatif lebih keras untuk membentuk
bola mata.
d) Retina
Retina merupakan mekanisme persyarafan untuk penglihatan. Retina memuat
ujung-ujung nervusoptikus bila sebuah bayangan tertangkap (tertangkap oleh mata).
e) Uvea
Lapisan vascular di dalam bola mata yang terdiri dari 3 bagian yaitu iris, korpus
siliar dan koroid.
f) Pupil
Lubang tempat cahaya masuk ke dalam mata, dimana lebarnya diatur oleh
gerakan iris.
g) Lensa Mata
Lensa adalah organ fokus utama, yang membiaskan berkas-berkas cahaya yang
terpantul dari benda-benda yang dilihat, menjadi bayangan yang jelas pada retina

2.2 Indiksi Pemeriksaan


Menggunakan Kontras :

a) Massa tumor
b) Inflamasi
c) Neuritis

2.3 Persiapan pasien

a) Pasien yang non kooperatif, gelisah, diberikan sedasi agar tenang


b) Asesoris pasien yang dapat menimbulkan artefak harus dilepas.
c) Melampirkan hasil laboratorium ureum dan kreatinin terbaru dengan hasil normal
d) Waspada dengan penggunaan obat Metformin pada penderita diabetes militus.
e) Puasa makan ± 4 sebelum pemeriksaan

2.4 Prosedur Pemeriksaan

a) Posisi pasien : pasien terlentang (supine) dan head first


b) Posisi objek :
Kepala hiperfleksi dan diletakkan pada head holder. Agar gambaran simetris kepala
diposisikan sehingga mid sagital plane kepala sejajar dengan lampu indikator
longitudinal dan interpupilary line sejajar dengan lampu indikator horizontal. Lengan
pasien diletakkan diatas perut atau disamping tubuh. Gantry di sudutkan paralel dengan
supra orbita meatal baseline sebelum pemeriksaan dilakukan.
c) Parameter Pemeriksaan ( Protokol Radiologi, 2016 danRomans, Lois.E. 2011)
d) Pemasukan obat kontras
Media kontras dimasukkan dengan volume 1 cc per kilogram berat badan / 50 cc
dilanjutkan flusing dengan cairan saline sebanyak 10 cc. teknik memasukkan media
kontras bisa menggunakan injector bisa juga dengan bolus biasa ( Romans, Lois.E.
2011). Siapkan obat kontras dengan konsentrasi minimal 300 , dengan jumlah kontras
50 cc, spuit 25 cc/ 50 cc ( bila injeksi dilakukan dengan tehnik manual injeksi) namun
apabila menggunakan alat injektor maka di tambahkan saline ( NaCl 0,9%) sebanyak
10-15 cc dengan flow rate 2cc/ ml.
e) Scanning post kontras
Apabila pemasukkan media kontras menggunakan teknik bolus, scanning
dilakukan segera setelah pemasukkan media kontras selesa. Apabila pemasukkan
media kontras menggunakan injector, scanning dilakukan 60 detik setelah pemasukan
media kontras. Scanning post kontras menggunakan parameter yang sama dengan
scanning pre kontras. ( Protokol Radiologi, 2016)
f) Pengolahan Gambar
• Mengolah data menjadi gamabran axial pre dan post kontras
• Mengolah data menjadi gambaran coronal post kontras
• Slice Thickness dengan irisan 3mm, increment= overlapping
BAB III

HASIL DAN ANALISA

3.1 Hasil Scanning Pre Kontras


\

3.2 Hasil Scanning Post Kontras

4
3
2 6 7
5

9
10 11
8

\
12 13

16 22
17 1819 20 21
23 24
14
15

3.3 Analisa Hasil

No Anatomi
1 Maxillary sinus 17 Medial rectus m.
2 Inferior rectus m. 18 Optic nerve (II)
3 Eye ball 19 Lateral rectus m.
4 Lensa 20 Eye ball
5 Sphenoidal sinus 21 Optic nerve (II)
6 Lateral rectus m. 22 Superior rectus m.
7 Medial rectus m. 23 Inferior rectus m.
8 Optic Nerve 24 Optic nerve(II)
9 Nasal bone
10 Lacrimal gland
11 Zygomatic bone
12 Superior rectus m.
13 Elevator muscle
14 Inferior oblique m.
15 Orbicular muscle
16 Superior rectus m. / Elevator of eyelid
DAFTAR PUSTAKA

Bontrager, Kenneth L, and Lampignano, John P, 2010, Text Book of Radiographic Positioning
and Related Anatomi, Seventh Edition, Mosby: USA.

Bushberg, Jerold T, J Antony Seibert, Edwin M Ledholk and Jhon M Goone, 2000, The Essential
Physics of Medine Imaging, 2nd Edition Lippincott Wiliams And Wilkons. USA.

Modul Praktikum CT Scan Lanjut Semester 6 Program Studi D4 Teknologi Radiologi Pencitraan
Universitas Airlangga

Anda mungkin juga menyukai