Anda di halaman 1dari 5

TUGAS REVIEW JURNAL

CT OF THE GALLBLADDER

Nama : Tryana Hafizs Azizah


NIM : P1337430222124
Kelas : Alih Jenjang Non Reguler
Mata kuliah : CT Scan Lanjut 1
Dosen Pengampu : Sigit Wijokongko, S.SI, S.ST, M.kes

Sitasi Penulis: David Grand, Karen M. Horton, Elliot K. Fishman

Judul: CT of the Gallbladder: Spectrum of Disease

Jurnal: AJR (American Journal of Roentgenology)

Tahun: 2004 Volume: 183 DOI : Hal: 163-


No 1 10.2214/ajr.183.1.1830163 170

Jenis Studi: Eksperimental.

Lokasi Studi: Department of Radiology, Johns Hopkins Hospital.

Konsep kunci: CT scan, Gallbladder.

Variabel: Pasien perempuan/laki-laki dengan berbagai klinis yang mengarah ke


gangguan gallbladder, dengan rentang umur 45-85 tahun.

Tujuan Studi: Mengulas peran CT scan dalam mengevaluasi penyakit pada kandung
empedu.

Disain Studi Pre- Eskperimental.

Pendekatan Kuantitatif
studi

Sumber data Pemeriksaan CT scan pada pasien dengan indikasi gangguan galbladder yang
dilakukan di departemen radiologi, John Hopkins Hospital.

Latar Kandung empedu yang normal terletak dibawah permukaan inferior hati
belakang pada bidang fisura interlobaris. Namun berbagai posisi anomali kandung
Studi empedu telah dilaporkan, termasuk inferior lobus kiri dan intrahepatik,
transversal, dan retrohepatik. Kandung empedu sisi kiri mungkin terlihat di
situs inversus, atau bahkan, dalam kasus yang sangat jarang, di situs normal.
Kandung empedu yang normal mungkin menunjukkan lipatan, termasuk
lipatan umum dan asimtomatik dari fundus kandung empedu yang disebut
"phrygiancap." Jarang terlihat adalah septa sejati yang dapat menyebabkan
stasis dan pembentukan batu. Anomali dalam jumlah kantong empedu mulai
dari tidak ada hingga duplikasi jarang terjadi tetapi juga telah dilaporkan.
Teori 1. Kandung empedu yang normal terletak dibawah permukaan inferior hati
Pendukung pada bidang fisura interlobaris. (Meilstrup JW, Hopper KD, Thieme GA).
2. Tanda dan gejala klinis kolesistitis akut tidak spesifik, dan pada 60-85%
pasien yang dievaluasi untuk kolesistitis, gejala ditemukan sebagai akibat
dari penyebab lain.( Paulson EK.)
3. Gambaran CT kolesistitis akut termasuk batu empedu, penebalan dinding
kandung empedu, cairan perikolesistik. (Mirvis SU, Vainright JR, Nelson
AW, et al.)
4. Selain itu, peningkatan sementara atenuasi bagian hati yang berdekatan
dengan kandung empedu pada pasien dengan kolesistitis akut telah
dilaporkan. (Yamashita K, Jin MJ, Hirose Y, et al).
5. Komplikasi kolesistitis termasuk kolesistitis gangren, ruptur kandung
empedu, dan pembentukan abses dan fistula. Kolesistitis gangren atau
emfisematous paling sering terjadi pada pasien diabetes. (Gore RM,
Yaghmai V, Newmark GM, et al).
6. CT adalah teknik pencitraan yang paling spesifik untuk menegakkan
diagnosis kolesistitis emfise-matous, yang membawa tingkat kematian
keseluruhan hingga 15%.( Grayson, DE, Abott RM, Levy AD, et al.)

Metodologi Kuantitatif

Hasil dan 1. Tanda dan gejala kolesistitis akut tidak spesifik, pada 60-85% pasien yang
Pembahasan dievaluasi untuk kolesistitis akut gejala ditemukan sebab suatu hal yang
lain. Terlepas dari sensitifitas sonografi yang baik untuk pemeriksaan ini,
pemanfaatan modalitas CT juga perlu dipertimbangkan sebagai
pencitraan awal yang lebih membantu. 95% pasien dengan kolesistitis
akut memiliki batu empedu, namun sensitivitas CT untuk mendeteksi batu
hanya sekitar 75%, hal ini disebabkan oleh beberapa batu yang
mengandung kalsium akan terlihat jelas namun pada batu kolesterol akan
terlihat melemah, hal ini yang menyebabkan sulitnya batu kolesterol
terdeteksi. Peningkatan atenuasi sementara merupakan tanda penting
dari kolesistitis akut.
2. Gallbladder Carcinoma
Dilapangan pria dua kali lipat lebih beresiko daripada wanita untuk kasus
ini. Gambaran klinis dan radiologis dari karsinoma kandung empedu
terlihat superposisi akibatnya terkadang yang terlihat hanya cholelitia-sis
dan cholesistitis, hal ini membuat penegakan diagnosa sering kali
terlambat hingga menyebabkan stadium karsinoma berlanjut. Temuan
pada CT yang paling umum pada karsinoma kandung empedu adalah
massa yang mengisi sebagian besar kandung empedu, sehingga
mengakibatkan kandung empedu membesar dan berubah bentuk. Massa
yang paling sering ditemui adalah massa polipoid, massa ini jinak
berdasarkan ukuran dan biasanya lebih besar dari 1cm. Karsinoma
kandung empedu dapat muncul seperti penebalan dinding kandung
empedu asimetris yang sulit dibedakan dari bekas luka dinding akndung
empedu yang diakibatkan oleh kolisistitis kronis. Massa yang setengah
lebih besar dari ukuan kandung empedu dapat dijadikan indikator adanya
karsinoma kandung empedu. Karsinoma kandung empedu sering
menyebar melalui perluasan langsung ke hati. Keterlibatan hati biasanya
terlihat pada saat diagnosis seperti halnya obtruksi bilier yang dapat
disebabkan oleh limfadenopati atau penyebaran langsung ke saluran
empedu itu sendiri. Stadium lanjut biasanya menyebar ke saluran cerna,
omentum, dan pankreas.
Simpulan Meskipun dalam keseharian pemakaian sonografi lebih banyak dipakai,
namun penggunaan CT scan juga seharusnya semakin dapat di pilih juga,
karena dengan penggunaan modalitas CT dapat digunakan dengan teknik
yang luas dan dapat dipakai untuk evaluasi pertama nyeri perut akut. Oleh
karena itu para radiolog diharapkan dapat menyadari fitur dari CT scan untuk
deteksi patologis pada kandung empedu akut maupun kronis beserta
komplikasinya. Selain itu dengan menggunakan modalitas CT scan ini sangat
baik dalam hal deteksi dan menentukan stadium pada patologis karsinoma
kandung empedu.
Kelebihan dan Kelebihan :
Kekurangan 1. Artikel ini menjelaskan beberapa patologis yang sering terjadi dalam
kasus kandung empedu.
2. Artikel ini juga dilengkapi dengan hasil gambaran CT Scan abdomen
yang menampilkan kandung empedu. Baik gambaran kandung empedu
normal maupun yang tidak normal akibat adanya patologis.
3. Pada gambaran hasil juga dijelaskan apa saja yang diperlihatkan
khususnya pada kandung empedu.
4. Umur pasien yang dilakukan pemeriksaan juga di tampilkan, hal ini
memudahkan pembaca untuk mengetahui rentang rata-rata pasien
yang mengalami keadaan abnormal pada kandung empedu.
Kekurangan
1. Artikel ini tidak menjelaskan secara rinci penyebab patologis yang sering
terjadi.
Referensi: 1. Meilstrup JW, Hopper KD, Thieme GA. Imagingof gallbladder variants. AJR
1991;157:1205–12082.
2. Paulson EK. Acute cholecystitis: CT findings.Semin Ultrasound CT MR
2000;21:56–633.
3. Mirvis SU, Vainright JR, Nelson AW, et al. Thediagnosis of acute
acalculous cholecystitis: acomparison of sonography, scintigraphy, and
CT.AJR 1986;147:1171–11754.
4. Yamashita K, Jin MJ, Hirose Y, et al. CT findingof transient focal increased
attenuation of theliver adjacent to the gallbladder in acute chole-
cystitis. AJR 1995;164:343–3465.
5. Gore RM, Yaghmai V, Newmark GM, et al. Imag-ing benign and malignant
disease of the gallblad-der. Radiol Clin North Am 2002;40:1307–1323 6.
6. Grayson, DE, Abott RM, Levy AD, et al. Emphy-sematous infections of the
abdomen and pelvis: apictorial review. RadioGraphics 2002;22:543–561
7.
7. Turner MA, Fulcher AS. The cystic duct: normalanatomy and disease
processes. RadioGraphics2001;21:3–228.
8. Targarona EM, Andrade E, Balague C, Ardid J,Trias M.Mirizzi’s
syndrome: diagnostic and ther-apeutic controversies in the laparoscopic
era.Surg Endosc 1997;11:842–8459.
9. Kumar A, Aggarwal S. Carcinoma of the gall-bladder: CT findings in 50
cases. Abdom Imaging1994;19:304–30810.
10. Smathers RL, Lee JK, Heiken JP. Differentiationof complicated cholecystitis
from gallbladder car-cinoma by computed tomography.
AJR1984;143:255–25911.
11. Yoshimitsu K, Honda H, Shinozaki K, et al. Heli-cal CT of the local spread
of carcinoma of thegallbladder: evaluation according to the
TNMsystem in patients who underwent surgical resec-tion. AJR
2002;179:423–42812.
12. Kumaran V, Gulati MS, Paul SB, et al. The role ofdual-phase helical CT in
assessing resectability ofcarcinoma of the gallbladder. Eur
Radiol2002;12:1993–1999

Anda mungkin juga menyukai