Tn. Aden 70 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan buang air besar berlendir dan
berdarah yang tak dapat lagi diatur sejak satu bulan yang lalu. Dari anamnesis diketahui
bahwa Tn. Aden juga mengeluh letih, berat badan turun 10 kg dalam enam bulan ini. Lebih
kurang sejak setahun yang lalu Tn Aden sudah menderita berak berdarah dan berlendir tetapi
masih bisa ditahan dan dapat diatur.
Dari pemeriksaan dokter mendapatkan KU lemah, gizi buruk, tekanan darah 100/70 mmHg,
nadi 110 x/menit dan suhu 38°C. Dari pemeriksaan colok dubur didapatkan massa ±4 cm dari
anus, keras, berbenjol, melingkar, terfiksasi, dan pada handschoen didapatkan darah dan
lendir. Dokter menerangkan pada Tn. Aden, bahwa kemungkinan Tn. Aden menderita tumor
ganas di rektum dan menganjurkan dirujuk ke RS guna untuk pemeriksaan dan terapi lebih
lanjut.
Di rumah sakit, Tn. Aden diperiksa oleh ahli bedah digestif. Dari hasil pemeriksaan
penunjang didapatkan Hb 8gr/dL, CEA 20 mg/dl. Dari hasil USG didapatkan ada nodul
metastasis di hati dan dari biopsi cubit tumor rektum dinyatakan suatu adenocarcinoma.
Dokter menerangkan pada Tn.Aden tentang penyakitnya, dan operasi yang akan dilakukan
dengan kemungkinan colostomy. Tn. Aden cemas, apakah umur setua ini masih kuat untuk
dioperasi dan apakah penyakit ini bisa disembuhkan.
STEP 1
STEP 2 & 3
1. Apa penyebab BAB berdarah dan berlendir yang tidak dapat dikontrol?
Disentri Amuba & Disentri Basis
Penyakit Chron & Kolitis Ulseratif
Ambein
Kanker Kolorektal
BAB berdarah
Sel Kanker inflamasi jaringan dari efek kompresi tumor kerusakan vascular
jaringan local perdarahan internal fases berdarah
BAB berlendir
Adenokarsinoma Ketika mukosa usus (terutama pada mukosa usus besar)
teriritasi, maka dapat menyebabkan sel goblet menjadi lebih aktif. Sel-sel goblet
menghasilkan banyak mucus yang berfungsi untuk proteksi mukosa. Ketika
mucus jumlahnya terlalu berlebihan, maka dapat muncul dalam feses dan
bermanifestasi sebagai feses berlendir.
BaB tidak dapat dikontrol
Karsinoma Kerusakan Sfinter Anus Kerisakan Saraf pada otot
kehilangan kemampuan control BAB
3. Kenapa sejak setahun yang lalu BAB berdarah masih bisa dikontrol?
4. Interprtasi pemeriksaan umum?
Tekanan Darah 100/70 normal (90/60 – 120/80)
Nadi 100x/menit Takikardi (60-100)
Suhu 30C Demam
Pelepasan sitokin TNF, IL-2, IL-6
Tumor nekrotik dengan infeksi
Kanker hiperkoagulasi thrombosis vena dalam demam persisten
Metastasis ke otak termoregulatori terganggu
d) Endoskopi
Tes tersebut diindikasikan untuk menilai seluruh mukosa kolon karena 3%
dari pasien mempunyai synchronous kanker dan berkemungkinan untuk
mempunyai polip premaligna.
e) Kolonoskopi
Kolonoskopi dapat digunakan untuk menunjukan gambaran seluruh mukosa
kolon.
f) Imaging Teknik
MRI dan CT scan merupakan bagian dari teknik imaging yang digunakan
untuk evaluasi, staging dan tindak lanjut pasien dengan kanker kolon, tetapi
teknik ini bukan merupakan screening tes.
g) CT scan
CT scan dapat mengevaluasi rongga abdominal dari pasien kanker kolon pre
operatif. CT scan bisa mendeteksi metastase ke hepar, kelenjar adrenal, ovarium,
kelenjar limfa dan organ lainnya di pelvis.
h) MRI
MRI lebih spesifik untuk tumor pada hepar daripada CT scan dan sering
digunakan pada klarifikasi lesi yang tak teridentifikasi dengan menggunakan CT
scan.Karena sensifitasnya yang lebih tinggi daripada CT scan, MRI
dipergunakan untuk mengidentifikasikan metastasis ke hepar.
Penatalaksanaan
1. Pembedahan
Pembedahan tetap merupakan piiihan utama pada penatalaksaan kanker kolon yang
masih terlokalisir.
2. Kolostomi
Kolostomi merupakan kolokutaneostomi yang disebut juga anus preternaturalis
yang dibuat untuk sementara atau menetap.Kolostomi sementara dibuat,misalnya pada
penderita gawat perut dengan peritonitis yang telah dilakukan reseksi sebagian
kolon.Indikasi kolostomi ialah untuk mendekompresi usus pada obstruksi,membuat
stoma sementara pada bedah reseksi usus akibat radang atau perforasi dan sebagai
anus pasareseksi usus distal untuk melindungi anastomosis distal.
Pada kolostomi sigmoid biasanya pola defekasi sama dengan semula.Banyak
penderita mengadakan pembilasan sekali sehari sehingga mereka tidak terganggu
oleh pengeluaran feses dari stomanya.Kolostomi pada kolon transversum
mengeluarkan isi usus beberapa kali sehari karena isi kolon transversum tidak padat
sehingga lebih sulit diatur.
3. Terapi Radiasi
Terapi radiasi merupakan penanganan kanker dengan menggunakan x- ray
berenergi tinggi untuk membunuh sel kanker.
4. Adjuvant Kemoterapi
Kemoterapi sangat efektif digunakan ketika kehadiran tumor sangat sedikit dan fraksi
dari sel maligna yang berada pada fase pertumbuhan banyak.
9. Interpretasi Hasil USG dan cubit tomor bisa dikatakan suatu adenocarcinoma?
metastasi tersering ke hati karena sel kanker disebarkan hematogen melalui vena
porta, dimana vena porta bermuata ke hati
Konfirmasi adanya malignansi dengan pemeriksaan biopsi sangat
penting. Jika terdapat sebuah obstruksi sehingga tidak memungkinkan
dilakukannya biopsi maka sikat sitologi akan sangat berguna. Jenis
histopatologi pada kanker kolorektal terdiri dari adenokarsinoma, adenokarsinoma
mucinous, radang non spesifik, signet sel karsinoma dan lain- lain.