Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

CARSINOMA COLON

A. Definisi

Kanker adalah sebuah penyakit yang ditandai dengan pembagian


sel yang tidak teratur dan kemampuan sel-sel ini untuk menyerang
jaringan biologis lainnya, baik dengan pertumbuhan langsung di jaringan
yang bersebelahan (invasi) atau dengan migrasi sel ke tempat yang jauh
(metastasis). Pertumbuhan yang tidak teratur ini menyebabkan kerusakan
DNA, menyebabkan mutasi di gen vital yang mengontrol pembagian sel,
dan fungsi lainnya (Gale, 2007).
Kanker kolon suatu bentuk keganasan dari masa abnormal /
neoplasma yang muncul dari jaringan ephitel dari kolon (Haryono, 2010).
Kanker kolon atau usus besar adalah tumbuhnya sel kanker yang
ganas di dalam permukaan usus besar atau rektum (Boyle & Langman,
2009).

B. Klasifikasi dan Stadium Kanker


Klasifikasi kanker kolon menurut modifikasi DUKES adalah sebagai
berikut :
A Kanker hanya terbatas pada mukosa dan belum ada metastasis.
B1 Kanker telah meinfiltrasi lapisan muskularis mukosa.
C1 Kanker telah mengadakan metastasis ke kelenjar getah bening

1
sebanyak satu sampai empat buah
C2 Kanker telah mengadakan metastasis ke kelenjar getah bening
lebih dari lima buah.
D Kanker telah mengadakan metastasis regional tahap lanjut dan
penyebaran yang luas dan tidak dapat di operasi lagi.

Menurut Diyono (2013), tingakatan kanker kolorektal dari Duke sebagai


berikut :
1. Stadium 1 : terbatas hanya pada mukosa kolon (dinding rektum dan
kolon).
2. Stadium 2 : menembus dinding otot, belum metastase.
3. Stadium 3 : melibatkan kelenjar limfe.
4. Stadium 4 : metastase ke kelenjar limfe yang berjauhan dan ke organ
lain.

C. Etiologi
1. Usia
Risiko terkena kanker kolon meningkat dengan bertambahnya usia.
Kebanyakan kasus terjadi pada orang yang berusia 60 - 70 tahun.
2. Diet : kebiasaan mengkonsumsi makanan yang rendah serat (sayur-
sayuran, buah-buahan), kebiasaan makan makanan berlemak tinggi
dan sumber protein hewani.
3. Kelainan kolon
a. Adenoma di kolon : degenerasi maligna menjadi adenokarsinoma.
b. Familial polyposis : polip di usus mengalami degenerasi maligna
menjadi karsinoma.
c. Kondisi ulserative : Penderita colitis ulserativa menahun
mempunyai risiko terkena karsinoma kolon.
4. Penyakit kolitis ( radang kolon ) ulseratif yang tidak diobati.

2
5. Genetik
Anak yang berasal dari orang tua yang menderita karsinoma kolon
mempunyai frekuensi 3 ½ kali lebih banyak daripada anak – anak yang
orang tuanya sehat (FKUI, 2001 : 207).

D. Tanda dan Gejala


Gejala di tentukan oleh lokasi kanker, tahap penyakit, dan fungsi
segmen usus tempat kanker berlokasi. Adanya perubahan dalam defekasi,
darah pada feses, konstipasi, perubahan dalam penampilan feses,
tenesmus, anemia dan perdarahan rectal merupakan keluhan yang umum
terjadi.
1. Kanker kolon kanan
Isi kolon berupa cairan, cenderung tetap tersamar hingga stadium
lanjut. Sedikit kecenderungan menimbulkan obstruksi, karena lumen
usus besar dan feses masih encer. Anemia akibat perdarahan sering
terjadi, dan darah bersifat samar dan hanya dapat dideteksi dengan tes
Guaiak (suatu tes sederhana yang dapat di lakukan di klinik). Mucus
jarang terlihat, karena tercampur dalam feses. Penderita akan
mengalami perasaan tidak enak pada abdomen, dan kadang-kadang
pada epigatrium.
2. Kanker kolon kiri dan rectum
Cenderung menyebabkan perubahan defekasi sebagai akibat iritasi dan
respon refleks. Diare, nyeri kejang, dan kembung sering terjadi.
Karena lesi kolon kiri cenderung melingkar, sering timbul gangguan
obstruksi. Feses bisa kecil dan berbentuk pita. Baik mucus maupun
darah segar sering terihat pada feses. Dapat terjadi anemia karena
kehilangan darah kronik. Gejala yang mungkin dapat timbul pada lesi
rectal adalah evakuasi feses yang tidak lengkap setelah defekasi,
konstipasi dan diare bergantian, serta feses berdarah.

3
E. Patofisiologi
Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu
dan rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses.
Kebanyakan kanker usus besar berawal dari pertumbuhan sel yang tidak
ganas atau disebut adenoma, yang dalam stadium awal membentuk polip
(sel yang tumbuh sangat cepat). Pada stadium awal, polip dapat diangkat
dengan mudah. Tetapi, seringkali pada stadium awal adenoma tidak
menampakkan gejala apapun sehingga tidak terdeteksi dalam waktu yang
relatif lama dan pada kondisi tertentu berpotensi menjadi kanker yang
dapat terjadi pada semua bagian dari usus besar. Kanker kolon dan rektum
terutama (95 %) adenokarsinoma (muncul dari lapisan epitel usus).
Dimulai sebagai polip jinak tetapi dapat menjadi ganas dan menyusup
serta merusak jaringan normal serta meluas ke dalam sturktur sekitarnya.
Sel kanker dapat terlepas dari tumor primer dan menyebar ke bagian tubuh
yang lain ( paling sering ke hati) dan menyebar melalui beberapa cara
yaitu :
a. Secara infiltratif langsung ke struktur yang berdekatan, seperti ke dalam
kandung kemih.
b. Melalui pembuluh limfe ke kelenjar limfe perikolon dan mesokolon.
c. Melalui aliran darah, biasanya ke hati karena kolon mengalirakan darah
ke system portal.
d. Penyebaran secara transperitoneal
e. Penyebaran ke luka jahitan, insisi abdomen atau lokasi drain.
Pertumbuhan kanker menghasilkan efek sekunder, meliputi
penyumbatan lumen usus dengan obstruksi dan ulserasi pada dinding
usus serta perdarahan. Penetrasi kanker dapat menyebabkan perforasi
dan abses, serta timbulnya metastase pada jaringan lain (Gale, 2009).

4
F. Patway

Faktor predisposisi

Usia, Diet, Kelainan kolon,


Kolitis, Genetik

Neoplasi Jinak

Ca Colon (Ganas)

Kanan Kiri dan Rectum

Obstruksi Vasodilata
Distensi Nyeri Diare
kejang
Penumpukan Hemoroid
diproksimal Kembung,
Tekanan perut keras
Kompensasi tubuh

Pecah Nyeri akut


Meransang saraf
parasimpatis Bab darah

Konstipasi
Resiko
kekurangan
Kolostomi volume cairan

Pembedahan (-) Informasi


Resiko Kerusakan
infeksi integritas
Ansietas Kurang
kulit
pengetahuan

5
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Endoskopi
Pemeriksaan endoskopi perlu di lakukan baik sigmoidoskopi maupun
kolonoskopi.
2. Radiologis
Pemeriksaan radiologis yang dapat di lakukan antara lain adalah foto
dada dan foto kolon (barium enema). Pemeriksaan dengan enema
barium mungkin dapat memperjelas keadaan tumor dan
mengidentifikasikan letaknya. Tes ini menggambarkan adanya
kebuntuan pada isi perut, dimana terjadi pengurangan ukuran tumor
pada lumen. Luka yang kecil kemungkinan tidak teridentifikasi dengan
tes ini. Enema barium secara umum di lakukan setelah sigmoidoscopy
dan colonoscopy.
3. Computer Tomografi (CT) membantu memperjelas adanya massa dan
luas penyakit. Chest X-ray dan liver scan mungkin dapat menemukan
tempat yang jauh yang sudah metastasis.
4. Histopatologi
Biopsy di gunakan untuk menegakkan diagnosis. Gambar
histopatologis karsinoma kolon adalah adenokarsinoma dan perlu
ditentukan diferensiansi sel.
5. Laboratorium
Pemeriksaan Hb penting untuk memeriksa kemungkinan pasien
mengalami perdarahan. Nilai hemoglobin dan hematocrit biasanya
turun dengan indikasi anemia. Hasil tes Gualac positif untuk accult
blood pada feces memperkuat perdarahan pada GI Tract. Pasien harus
menghindari daging, makanan yang mengandung peroksidase
(tanaman lobak dan gula bit) aspirin dan vitamin C untuk 48 jam
sebelum diberikan feces spesimen.
6. Ultrasonografi (USG)
Digunakan untuk melihat ada tidaknya metastasis kanker ke kelenjar
getah bening di abdomen dan hati.

6
H. Penatalaksaan
1. Medis
a. Pembedahan (operasi)
Pembedahan dilakukan pada stadium yang idealnya hanya untuk
kanker stadium I sampai III. Operasi adalah penanganan yang
paling efektif dan cepat untuk tumor yang diketahui lebih awal dan
masih belum metastasis , tetapi tidak menjamin semua sel kanker
telah terbuang.
b. Penyinaran (Radioterapi)
Terapi ini dapat dilakukan pada stadium IV, terapi radiasi memakai
sinar gelombang partikel berenergi tinggi misalnya sinar X, atau
sinar gamma, di fokuskan untuk merusak daerah yang di tumbuhi
tumor, merusak genetik sehingga membunuh kanker. Terapi radiasi
merusak se-sel yang pembelahan dirinya cepat, antara lain sel
kanker, sel kulit, sel dinding lambung dan usus, sel darah.
Kerusakan sel tubuh menyebabkan lemas, perubahan kulit dan
kehilangan nafsu makan.
c. Kemoterapi
Kemoterapi dilakukan pada stadium II sampai III memakai obat
anikanker yang kuat, dapat masuk ke dalam sirkulasi darah,
sehingga sangat bagus untuk kanker yang telah menyebar. Obat ini
ada kira-kira 50 jenis. Biasanya di injeksi atau di makan, pada
umumnya lebih dari satu macam obat, karena digabungkan akan
memberikan efek yang lebih bagus.
1) Cyclophosphamide
Cara kerja obat ini adalah dengan menempel pada salah satu
untaian DNA sel kanker dan menggagu proses dalam untaian
DNA tersebut. Obat kemo ini tersedia dalam bentuk infus
langsung masuk ke pembuluh darah dan juga dalam bentuk
tablet yang harus diminum seperti obat pada umunya.

7
2) Doxorubicin (Adriamycin)
Cara kerja obat ini adalah dengan memblok enzim isomerase 2,
yaitu zat yang digunakan sel kanker untuk membelah diri.
Biasanya obat ini digunakan bersama kombinasi obat
kemoterapi lainnya. Obat kemoterapi ini diberikan melalui
infus.
3) Vincritine
Obat ini bekerja dengan cara menghentikan pembelahan sel
kanker menjadi dua bagian. Vincritine dimasukan langsung ke
dalam pembuluh darah melalui infus atau intravena.
4) Methotrexate (Maxtrex)
Obat kelompok anti metabolit ini bekerja dengan merusak sel
kanker agar tidak bekerja sebagaimana mestinya. Obat kemo
ini diberikan dalam bentuk tablet, injeksi ke pembuluh darah,
injeksi ke otot, atau injeksi ke cairan tulang belakang.
d. Kolostomi
Kolostomi merupakan tindakan pembuatan lubang (stoma) yang
dibentuk dari pengeluaran sebagian bentuk kolon (usus besar) ke
dinding abdomen (perut). Pembuatan kolostomi dapat dilakukan
pada stadium 0 sampai IV. Pembuatan kolostomi permanen
biasanya dilakukan apabila sudah tidak memungkinkan untuk
defekasi secara normal karena adanya keganasan, perlengketan,
atau pengangkatan kolon sigmoid atau rectum sehingga tidak
memungkinkan feses melalui anus.
2. Keperawatan
a. Dukungan adaptasi dan kemandirian
b. Meningkatkan kenyamanan
c. Mempertahankan fungsi fisiologis optimal
d. Mencegah komplikasi
e. Memberikan informasi tentang kondisi penyakit.

8
I. Analisa Data
No Data Etilogi Masalah
1. Data : Agen injury fisik Nyeri akut
- Klien mengatakan nyeri
pada daerah yang di insisi
- Klien mengatakan
tubuhnya masih lemah
- Klien tampak lemah
- Klien tampak menahan
nyeri
- Ekspresi wajah klien
meringis
2. Data : - Resiko infeksi
- Keluarga klien mengatakan
badan klien hangat
- Leukosit : 15.000 /Ul
- Suhu : 37,5 C
3. Data : Hipovolemia Gangguan
- Perubahan tekanan darah fungsi jaringan
- Denyut nadi lemah perifer
- Kulit pucat
- Perubahan suhu kulit
4. Data : Perubahan status Ansietas
- Pasien cemas dan gelisah kesehatan
- Pasien susah untuk tidur
- Takikardi
- Takipnea
5. Data : Kehilangan Resiko
- Kelemahan volume cairan kekurangan
- Penurunan turgor kulit volume cairan
- Membran mukosa kering
- Takikardi
- Penurunan tekanan darah,
tekanan nadi menurun
6. Data : Tidak Kurang
- Pasien mengatakan tidak mengetahui pengetahuan
memahami penyakit yang sumber
diderita informasi
- Pasien tampak lemas
- Pasien tampak gelisah
- Pasien tampak bingung
7. Data : Kelemahan Intoleransi
- Melaporkan secara verbal umum aktivitas
- Perubahan TD dan nadi
- Penurunan kekuatan otot

9
- ADL dibantu
8. Data : Konstipasi Gangguan
- Kram bagian perut eliminasi
- Perubahan warna feses
- Feses tersumbat
- Nyeri perut tiba-tiba
9. Data : - Resiko cidera
- Pernyataan nyeri/cidera
- Fisik
- Nutrisi
- Bilogis

J. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik
2. Resiko infeksi
3. Gangguan fungsi jaringan perifer bd hipovolemia
4. Ansietas bd perubahan status kesehatan
5. Resiko kekurangan volume cairan bd kehilangan volume cairan
6. Kurang pengetahuan bd tidak mengetahui sumber informasi kesehatan
7. Intoleransi aktivitas bd kelemahan umum
8. Gangguan eliminasi bd konstipasi
9. Resiko cidera

10
K. Nursing Care Planning (NCP)
No Diagnosa NIC NOC
Keperawatan
1. Nyeri akut bd Setelah dilakukan asuhan PAIN MANAGEMENT
agen injury keperawatan selama ...x24 jam, 1. Lakukan pengkajian
fisik diharapkan nyeri teratasi nyeri secara
Kriteria Hasil : komprehensif
Indikator IR ER 2. Observasi reaksi non
1. Melaporkan verbal dari ketidak
adanya nyeri nyamanan.
2. Luas bagian 3. Kaji TTV
tubuh yang 4. Ajarkan tentang
terpengaruhi teknik non
3. Frekuensi nyeri farmakologi
4. Pernyataan (relaksasi nafas
nyeri dalam).
5. Perubahan TD 5. Kolaborasi tim medis
6. Posisi tubuh
protektif
Ket:
1. Keluhan ekstrim
2. Keluhan berat
3. Keluhan sedang
4. Keluhan ringan
5. Tidak ada keluhan
2. Resiko infeksi Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji tanda-tanda
berhubungan keperawatan selama ....x24 jam infeksi
dengan diharapkan infeksi tidak terjadi 2. Monitor TTV
tindakan Kriteria Hasil : 3. Batasi pengunjung
invasif Indikator IR ER bila perlu
1. Tidak terdapat 4. Cuci tangan setiap
tanda-tanda sebelum dan sesudah
infeksi seprti memberikan tindakan
pada luka 5. Selalu ,menjaga
jahitan terdapat kebersihan klien
pus dan 6. Lakukan dressing
kemerahan, dengan alat steril
oedem. 7. Kolaborasi pemberian
2. TTV dalam antibiotik
batas normal
3. Laboratorium
leukosit, dan
hemoglobin
normal.

11
Ket:
1. Tidak pernah menunjukkan
2. Jarang menunjukkan
3. Kadang-kadang menunjukkan
4. Sering menunjukan
5. Selalu menunjukkan
3. Gangguan Setelah dilakukan tindakan 1. Catat respon
fungsi keoerawatan ...x 24 jam terhadap stimulasi
jaringan diharapkan perfusi jaringan 2. Pantau TTV
perifer bd efektif. 3. Letakan kepala
hipovolemia Kriteria Hasil : dengan kondisi lebih
Indikator IR ER di tinggikan
4. Pantau pemeriksaan
1. TD sesuai yang
lab
diharapkan
5. Kolaborasi dengan
2. Nadi sesuai yang
tim medis lain
diharapkan
3. Kelemahan
ekstrim tidak ada
4. Hipotensi tidak
muncul
Keterangan:
1. Keluhan ekstrim
2. Keluhan Berat
3 . Keluhan Sedang
4. Keluhan Ringan
5. Tidak ada keluhan
4. Ansietas bd Setelah di lakukan tindakan ANXIETY
perubahan keperawatan selama ... x 24 jam REDUCTION
status di harapkan kecemasan dapat 1. Indentifikasi tingkat
kesehatan teratasi. kecemasan.
Kriteria Hasil 2. Gunakan
Indikator IR ER pendekatan yang
1. Klien Mampu menenangkan.
mengindetifikasi 3. Jelaskan prosedur
gejala cemas tindakan dan apa
2. Menunjukan yang di rasakan
teknik selama prosedur.
mengontrol 4. Bantu pasien
cemas mngenali situasi
3. Vital sign dalam yang menimbulkan
batas normal kecemasan
4. Postur tubuh,
ekspresi wajah,
tingkat aktivitas

12
Ket:
1. Tidak pernah menunjukan
2. Jarang menunjukan
3. Kadang-kadang menunjukan
4. Sering menunjukan
5. Selalu menunjukan
5. Resiko Setelah dilakukan tindakan 1. Pertahankan intake
kekurangan keperawatan ..x 24 jam dan output yang
volume cairan diharapkan keseimbangan cairan akurat
bd kehilangan terpenuhi. 2. Monitor status
volume cairan Kriteria Hasil : hidrasi (kelembaban
Indikator IR ER membran mukosa,
nadi adekuat.
1. Tekanan darah
3. Monitor TTV
dalam batas
4. Lakukan terapi IV
normal
5. Kolaborasi tim
2. Nadi teraba jelas
medis
3. Tidak hipotensi
4. Intake dan output
seimbang
5. Membran
mukosa lembab
Keterangan:
1. Keluhan ekstrim
2. Keluhan Berat
3. Keluhan Sedang
4. Keluhan Ringan
5. Tidak ada keluhan
6. Kurang Setelah dilakukan tindakan 1. Berikan penilaian
pengetahuan keperawatan ...x 24 jam tentang tingkat
bd tidak diharapkan pasien memahami. pengetahun pasien
mengetahui Kriteria Hasil : tentang proses
sumber Indikator IR ER penyakitnya.
informasi 2. ambarkan tanda
1. Familiar dengan
gejala yang mungkin
nama penyakit
muncul
2. Mendeskripsikan
3. Jelaskan
faktor penyebab
patofisiologinya
3. Mendeskripsikan
4. Sediakan informasi
faktor resiko
pada pasien tentang
4. Mendeskripsikan
cara yang tepat.
tindakan
pencegahan
Keterangan:
1.Tidak pernah menunjukan
2.Jarang menunjukan
3.Kadang menunjukan

13
4.Sering menunjukan
5.Selalu menunjukan
7. Intoleransi Setelah dilakukan tindakan 1. Berikan periode
aktivitas bd keperawatan ...x 24 jam istirahat
kelemahan diharapkan aktivitas dapat 2. Berikan posisi tidur
umum dilakukan meningkat. setengah duduk
Kriteria Hasil : 3. Monitor
Indikator IR ER kemampuan
mentoleransi
1. Kuat
aktivitas
2. Laporan ADL
4. Dorong klien untuk
3. TD, nadi dan
mengungkapkan
napas dalam
perasaan terhadap
rentan yang
keterbatasan
diharapkan
5. Monitor pola tidur

Ket :
1. Keluhan ekstrim
2. Keluhan Berat
3. Keluhan Sedang
4. Keluhan Ringan
5. Tidak ada keluhan
8. Gangguan Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi faktor
pola eliminasi keperawatan ...x 24 jam penyebab
bd konstipasi diharapkan eliminasi normal : 2. Intruksikan makan
Kriteria hasil tinggi protein tinggi
Indikator IR ER kalori
3. Kolaborasi tim
1. Pengeluaran
medis
feses rutin < 3
hari
2. Pengeluaran
dapat di ketahui
3. Mengidentifikasi
keinginan
defekasi
4. Pencernaan
cukup serat dan
cairan
Ket :
1. Tidak pernah menunjukan
2.Jarang menunjukan
3.Kadang menunjukan
4.Sering menunjukan
5.Selalu menunjukan

14
9. Resiko cidera Setelah dilakukan tindakan 1. Ajarkan keluarga
keperawatan ...x 24 jam memahami pasien
diharapkan terbebas dari resiko 2. Batasi pengunjung
cidera : 3. Berikan penjelasan
Kriteria hasil kepada keluarga
Indikator IR ER tentang perubahan
status pasien
1. Pengetahuan
tentang resiko
2. Mengenali
perubahan status
kesehatan

Ket :
1. Tidak pernah menunjukan
2.Jarang menunjukan
3.Kadang menunjukan
4.Sering menunjukan
5.Selalu menunjukan

15
DAFTAR PUSTAKA

Bare & Suzanne, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Volume 2,
(Edisi 8), EGC, Jakarta
Carpenito, 1999, Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan, (Edisi 2),
EGC, Jakarta
Corwin,. J. Elizabeth, 2001, Patofisiologi, EGC, Jakarta
Doenges, E. Marilynn dan MF. Moorhouse, 2001, Rencana Asuhan Keperawatan,
(Edisi III), EGC, Jakarta.
FKUI, 1979, Patologi, FKUI, Jakarta
Ganong, 2000, Fisiologi Kedokteran, EGC, Jakarta
Gibson, John, 2003, Anatomi dan Fisiologi Modern untuk Perawat, EGC, Jakarta
Guyton dan Hall, 1997, Fisiologi Kedokteran, (Edisi 9), EGC, Jakarta
Hinchliff, 1999, Kamus Keperawatan, EGC, Jakarta
Nanda NIC NOC 2015, Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis dan NANDA
Price, S. A dan Wilson, L. M, 1995, Patofisiologi, EGC, Jakarta
Sherwood, 2001, Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem, (edisi 21), EGC, Jakarta
Sobotta, 2003, Atlas Anatomi, (Edisi 21), EGC, Jakarta
https://www.academia.edu/9017144/CA_Kolon_Kanker_Kolon di akses hari
Minggu jam 11.45 Wita

16

Anda mungkin juga menyukai