CARSINOMA RECTUM
OLEH
R014172033
CI LAHAN CI INSTITUSI
1
BAB I
Konsep Medis
A. Definisi
Rectum adalah bagian dari usus besar yang terletak dipanggul, berakhir
pada anus. Adenokarsinoma recti adalah sel-sel kanker yang berkembang di
bagian rektum. Penyakit ini di tandai dengan perkembangan sel-sel ganas
pada lapisan epitel atau rectum. Sel-sel ganas telah berubah sedemikian rupa
sehingga mereka kehilangan mekanisme kontrol normal yang mengatur
pertumbuhan. Sel-sel ini dapat menyerang jaringan sekitarnya lokal atau
mereka mungkin menyebar ke seluruh tubuh dan menyerang sistem organ
lainnya. Karsinoma Rektum merupakan tumor ganas yang berupa massa
polipoid besar, yang tumbuh ke dalam lumen dan dapat dengan cepat
meluas ke sekitar usus sebagai cincin anular (Price & Wilson, 2015).
Rectum merupakan sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar
dan brakhir di anus. Biasanya rectum kosong karena tinja disimpan di
tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desenden
penuh dan tinja masuk kedalam rectum, maka timbul keinginan untunk
buang air besar. Orang dewasa dan anak remaja bisa menahan keinginan ini,
tetapi bayi dan anak kecil mengalami kekurangan dalam pengendalian otot
yang penting untuk menunda buang air besar (Praworo, 2011).
2
Tumor usus halus jarang terjadi, sebaliknya tumor usus besar dan
rektum relatif umum. Pada kenyataannya kanker kolon dan rektum
sekarang adalah tipe paling umum kedua dari kanker interna di Amerika
Serikat. Ini adalah penyakit budaya barat. Diperkirakan bahwa 150.000
kasus baru kanker kolorektar didiagnosis di negara ini setiap tahunnya.
Kanker kolon menyerang individu dua kali lebih besar dibandingkan kanker
rectal (Brunner & Suddarth, 2015).
B. Etiologi
Penyebab pasti tumor kolorektal belum diketahui secara pasti. Faktor
resiko yang mungkin adalah riwayat kanker kolon dalam keluarga, riwayat
penyakit usus inflamasi kronis dan tinggi lemak, protein dan daging serta
rendah serat (Brunner & Suddarth, 2015).
Faktor resiko lain kanker rektum menurut (Matalon & et al, 2015) :
1. Usia lebih dari 50 tahun
2. Kegemukan
3. Merokok jangka panjang
4. Sindrom heriditer termasuk poliposis
5. Nonpolyposis dan gangguan hamartomatous
3
C. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinik carsinoma rectum menurut (Pusat Info & Studi kanker,
2016) yaitu :
1. Darah pada feses
2. Anemia
3. Adanya perubahan dalam defekasi (konstipasi dan diare)
4. Feces bentuknya kecil
5. Penurunan berat badan
6. Keletihan
4
Gejala yang dihubungkan dengan lesi rektal adalah evakuasi feses yang
tidak lengkap setelah defeksi, konstipasi dan diare, serta feses berdarah.
D. Komplikasi
pertumbuhan tumor dapat menyebabkan obstrusi usus parsial atau
lengkap. Pertumbuhan dan ulserasi dapat juga menyerang pembuluh darah
sekitar kolon yang menyebabkan hemoragi. Perforasi dapat terjadi dan dapat
meyebabkan pembentukan abses. Periotonitis atau pepsis dapat
menimbulkan syok (Brunner & Suddarth, 2015).
E. Pemeriksaan Penunjang
Ada beberapa tes pada daerah rektum dan kolon untuk mendeteksi
kanker rektal, diantaranya ialah (American Cancer Society, 2011)
1. Screening tumorrektum adalah proses mencari sel kanker atau pra-kanker
pada orang yang tidak memilki gejala penyakit. Dari waktu sel-sel
abnormal pertama mulai tumbuh menjadi polip, biasanya membutuhkan
waktu sekitar 10 dampai 15 tahun polip tersebut berkembang menjadi
kanker kolorektal. Screening yang dilakukan secara rutin dapat mencegah
tumor berubah menjadi kanker kolorektal. Hal ini dikarenakan polip yang
ditemukan dapat disembuhkan dan dihilangkan sebelum berubah menjadi
sel kanker. Proses screening juga dapat digunakan untuk menemukan sel
kanker sedini mungkin, sehingga kanker berpeluang besar untuk sembuh.
Screening dapat dilakukan secara rutin pada usia 50 tahun, pada orang
yang memiliki riwayat keluarga terkena kanker, dan orang yang memilki
faktor resiko kanker.
2. Pemeriksaan darah lengkap, pemeriksaan CEA (Carcinoma Embrionik
Antigen) dan Uji faecal occult blood test (FOBT) untuk melihat
perdarahan di jaringan. CEA adalah zat yang ditemukan dalam darah
beberapa orang yang sudah terkena kanker kolorektal. Dokter
menggunakan tes ini untuk mengetahui perkembangan penyakit sebelum
pengobatan dimulai. Tes ini memudahkan dokter untuk mengambil
tindakan lanjut dari pengobatan.
5
3. Digital rectal examination (DRE) dapat digunakan sebagai pemeriksaan
skrining awal. Kurang lebih 75 % karsinoma rektum dapat dipalpasi pada
pemeriksaan rektal pemeriksaan digital akan mengenali tumor yang
terletak sekitar 10 cm dari rektum, tumor akan teraba keras dan
menggaung.
6
melalui rektum sampai kolon sigmoid, polip atau sampel jaringan dapat
diambil untuk biopsy. Pada tes ini, dokter melihat seluruh panjang usus
besar dan rektum dengan colonoscope. Colonoscope adalah versi lama
dari sigmoidoscopy. Alat ini dimasukkan melalui rektum ke dalam usus
besar. Colonoscope memiliki kamera video di ujung yang terhubung ke
display sehingga dokter dapat melihat dan meneliti bagian dalam usus
besar. Dengan alat colonoscopy dapat dilakukan deteksi dan pembuangan
polip serta biopsi kanker selama pemeriksaan.
7. Jika ditemukan tumor dari salah satu pemeriksaan diatas, biopsi harus
dilakukan. Secara patologi anatomi, adenocarcinoma merupakan jenis
yang paling sering yaitu sekitar 90 sampai 95% dari kanker usus besar.
Jenis lainnya ialah karsinoma sel skuamosa, carcinoid tumors,
adenosquamous carcinomas, dan undifferentiated tumors.
8. Ketika diagnosis rectal cancer sudah dipastikan, maka dilakukan
prosedur untuk menetukan stadium tumor. Hal ini termasuk computed
tomography scan (CT scan) dada, abdomen, dan pelvis, complete blood
count (CBC), tes fungsi hepar dan ginjal, urinanalysis, dan pengukuran
tumor marker CEA (carcinoembryonic antigen).
F. Penatalaksanaan
Pengobatan karsinoma kolon dan rectum adalah pengangkatan tumor
dan pembuluh limfe secara pembedahan. Tindakan yang paling sering
dilakukan adalah hemikolektomi kanan, kolektomi transversal,
hemikolektomi kiri atau reseksi anterior, dan reseksi abdominoperineal.
Pembedahan sangat berhasil bila dilakukan pada pasien yang tidak
mengalami metastasis. Daya tahan hidup 5 tahun adalah sekitar 50%
(National Cancer Institute, 2008).
a. Pembedahan :
1) kanker rektum atas dilakukan rekto sigmoidektoid dan dibuat
anastromosis decending kolorectal
2) kanker rektum bawah dilakukan protakolektum dan dibuat
anastomosis kolocinal
7
b. Radiasi : dengan melihat berdasarkan kondisi keseluruhan tubuh
pasien dan kondisi lokal dari tumor atau kanker dapat diaplikasikan
metode radiasi. Teknik radiasi dapat digabungkan dengan tindakan
operasi, sebelum dilakukan operasi terlebih dahulu dilakukan
penyinaran dapat meningkatkan operasi reseksi, melakukan radiasi
setelah operasi bisa meminimalisir kekambuhan kanker anal.
c. Kemoterapi : metode pengobatan dengan memberikan obat oral
kepada pasien terkadang juga harus dengan injeksi ke pembuluh darah
ataupun otot. Kemoterapi yang biasa diberikan ialah 5 florourasil (5FU)
dikombinasikan dengan leucovarin bahkan ada juga yang memberikan
kemoterapi dikombinasikan dengan 5FU dan kefamsok.
8
menghilangkan gejala secara bermakna. Alat radiasi intrakavitas yang dapat
diimlantasikan dapat digunakan.
9
BAB II
KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian Keperawatan
1. Aktivitas / istirahat
Gejala :
a) Kelemahan atau keletihan.
b) Perubahan pada pola istirahat dan jam kebiasaan tidur, adanya
faktor – faktor yang mempengaruhi tidur.
2. Sirkulasi
Gejala :
a) Palpitasi, nyeri dada pada pergerajan kerja.
b) Perubahan pada Tekanan Darah.
3. Integritas Ego.
Gejala :
a) Faktor stress dan cara mengatasi stress.
b) Masalah tentang perubahan dalam penampilan.
c) Menyangkal diagnosis, perasaan tidak berdaya.
4. Eliminasi.
Gejala :
a) Perubahan pada pola defekasi.
b) Perubahan eliminasi.
Tanda :
Perubahan pada bising usus, distensi abdomen.
5. Makanan / cairan.
Gejala :
a) Kebiasaan diit buruk.
b) Anoreksia.
c) Intoleransi aktivitas.
d) Perubahan pada berat badan.
Tanda :
10
Perubahan pada kelembapan atau turgor kulit, edema.
6. Neurosensorik.
Gejala : Pusing, sinkope.
7. Nyeri / kenyamanan.
Gejala : Tidak ada nyeri atau derajat bervariasi.
8. Pernapasan.
Gejala : Merokok.
9. Keamanan.
Gejala :
a) Pemajanan pada kimia toksik, karsinogen.
b) Pemajanan matahari lama.
Tanda :
a) Demam.
b) Ruam kulit, ulserasi
10. Seksualitas.
Gejala :
a) Masalah seksual.
b) Pasangan seks multiple.
11. Interaksi sosial.
Gejala :
a) Ketidakadekuatan / kelemahan sistem pendukung.
b) Riwayat perkawinan.
c) Penyuluhan / pembelajaran.
d) Riwayat kanker pada keluarga.
e) Riwayat pengobatan.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b/d agen cedera fisik (pasca pembedahan)
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d faktor biologis
3. Kerusakan integritas kulit
11
C. Rencara Intervensi Keperawatan
RENCANA KEPERAWATAN
Diagnosis Keperawatan: Definisi:
Nyeri akut Pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan yang muncul
akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau yang digambarkan
sebagai kerusakan (international Association for the Study of Pain);
awitan yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat
dengan akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi
Batasan kerakteristik Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi (NIC)
(NOC)
1. Bukti nyeri dengan 1. Kontrol nyeri Manjemen
menggunakan standar 2. Tingkat nyeri lingkungan:kenyamanan
daftar periksa nyeri 3. Kepuasan klien: 1. Ciptakan lingkungan yang tenang
untuk pasien yang manajemen nyeri dan mendukung
tidak dapat 4. Nyeri:respon psikologis 2. Sesuaikan suhu lingkungan yang
mengungkapkannya tambahan nyaman untuk pasien
(mis., Neonatal Infant 5. Nyeri: efek yang 3. Sesuaikan pencahaan ruangan
Pain Assessment menggangggu untuk membantu klien dalam
Checklist for Senior 6. Integritas kulit dan beraktivitas
with Limited abiity tu membran mukkosa 4. Fasilitasi tindakan kebersihan
Communicate) 7. Perfusi jaringan untuk kenyamanan individu.
2. Diaforesis 8. Penyembuhan luka:primer 5. berikan edukasi kepada keluarga
3. Dilatasi pupil 9. Penyembuhan luka : terkait manajemen penyakit
4. Ekspresi wajah nyeri sekunder
(misalkan wajah Setelah dilakukan intervensi Pengaturan posisi
kurang bercahaya, selama 4x24 jam nyeri berkurang 1. Berikan posisi yang tidak
tampak kacau, atau teratasi dengan kriteria hasil: menyebabkan nyeri bertambah
gerakan mata klien dapat 2. Tinggikan kepala tempat tidur
berpencar atau tetap 1. mengenali kapan terjadi nyeri 3. Posisikan pasien ntuk
pada satu fokus, 2. mengenali faktor penyebab meningkatkan drainase urin
meringis) nyeri 4. Meminimalisir gesekan dan
5. Fokus menyempit ( 3. melaporkan nyeri terkontrol cedera ketikan memposisikan
misalkan persepsi 4. melaporkan jika mengalami atau membalikkan tubuh pasien
waktu, proses nyeri 5. Jangan berikan posisi yang dapat
berpikir, interaksi 5. mengambil tindakan untuk menyebabkan penekananpada
dengan orang dan mengurangi nyeri luka.
lingkungan) 6. melakukan manajemen nyeri
6. Fokus pada diri sesuai dengan keyakinan Terapi relaksasi
sendiri budaya 1. minta klien untuk rileks
7. Keluhan tentang 7. mengatasi gangguan hubungan 2. gambarkan rasionalisasi dan
intensitas interpersonal manfaat relaksasi serta jenis
menggunakan standar 8. menikmati hidup relaksasi yang tersebut. (....)
skala nyeri, (mis, 9. mengatasi kekhawatiran terkait 3. ajarkan teknik relaksasi napas
skala Wong-Baker toleransi nyeri dalam
FACES, skala analog 10. mengatasi kekhawatiran 4. Ciptakan lingkungan yang tenang
visual, skala membebani orang lain 5. Berikan waktu yang tidak
penilaian numerik) 11. mengatasi ketakutan terhadap terganggu
8. Keluhan tentang nyeri yang tidak bisa ditahan Pemijatan
karakteristik nyeri 1. Kaji keinginan klien untuk
12
dengan menggunakan 12. Mengatasi ketakutan terhadap dilakukan pemijatan
standar instrumen prosedur dan alat 2. Cuci tangan dengan air hangat
nyeri ( mis., McGill 13. mengatasi rasa marah terhdapat 3. Gunakan lotion, minyak hangat,
Pain Questionnaire, dampak nyeri yang bedak kering
Brief Pain Inventory) menyebabkan ketidakmampuan4. Pijat secara terus-menerus, halus,
9. Laporan tentang 14. lesi pada kulit dan membran usapan yang panjang, meremas,
perilaku mukosa berkurang atau getakan di telapak kaki
nyeri/perubahan 15. suhu dalam batas normal (36- 5. Sesuaikan area pemijatan, teknik
aktivitas (mis., 37,5 C) dan tekanan sesuai persepsi
anggota keluarga, 16. kulit wajah tidak pucat kenyamanan pasien.
pemberi asuhan) 17. peradangan pada luka 6. Dorong klien melakukan nafas
10. Megekspresikan berkurang dalam dan rileks selama
perilaku (mis., 18. menunjukkan terjadi pemijatan.
gelisah, merengek, pembentukan bekas luka
menangis, waspada) 19. terdapat jaringan granulasi Terapi musik
11. Perilaku distraksi 20. eritema disekitar luka 1. Pertimbangkan minat klien
12. Perubahan pada terhadap musik
parameter fisiologis 2. Identifikasi musik yang disukai
(mis., tekanan darah, 3. Menginformasikan individu
frekuensi jantung, mengenai tujuan
frekuensi pernapasan, 4. Pilih musik yang disukai klien
saturasi oksigen, dan 5. Bantu klien untuk menentukan
end-tidal karbon posisi nyaman
dioksida [CO2]) 6. Paastikan volume musikadekuat
13. Perubahan posisi dan tidak terlalu keras
untuk menghindari 7. Hindari stimuli musik setelah
nyeri cedera kepala
14. Perubahan selera
makan Tindakan kolaborasi:
15. Putus asa Terapi oksigen
16. Sikap melindungi 1. Bersihkan mulut, hidung dan
area nyeri sekresi
17. Sikap tubuh 2. Batasi kegiatan (merokok)
melindungi 3. Pertahankan kepatenan jalan
18. Agen cedera biologis napas
(mis., infeksi, 4. Siapkan peralatan oksigen dan
iskemia, neoplasma) berikan melalui sitem humidifier
19. Agen cedera fisik ( 5. Berikan oksigen tambahan sesuai
mis., abses, amputasi, instruksi
luka bakar, terpotong, 6. Monitoring aliran oksigen
mengangkat berat, 7. Pantau adanya tanda-tanda
prosedur bedah, keracunan oksigen
trauma, olah raga 8. Monitor kerusakan kulit terhadap
belebihan) gesekan perangkat oksigen.
20. Agen cedera kimiawi 9. Konsultasi dengan tenaga
(mis., luka bakar, kesehatan lain mengenai
kapsaisin, metilen penggunaan oksigen tambahas
klorida, agen
mustard)
21. Faktor yang Pemberian obat
13
berhurbungan 1. Kaji adanya riwayat alergi
22. Ancaman kematian terhadap obat tertentu
23. ancaman pada status 2. Pastikan mengikuti prinsip 6
terkini benar pemberian obat
24. hereditas 3. Cek tanggal kadaluarsa obat
25. hubungan 4. Monitor respon klien
interpersonal
26. kebutuhan yang tidak
dipenuhi
27. konflik nilai
28. konflik tentang
tujuan hidup
29. krisis maturasi
30. krisis situasi
31. pajanan pada toksin
32. penularan
interpersonal
33. penyalahgunaan zat
34. perbahan besar (mis.,
status ekonomi,
lingkungan, status
kesehatan, fungsi
peran, status peran)
35. riwayat keluarga
tentang ansietas
36. stresor
RENCANA KEPERAWATAN
14
5. Nyeri abdomen 4. asupan karbohidrat dalam rentang berat badan yang
6. Penurunan berat 5. asupan serat direkomendasikan sesuai umur
badan dengan 6. asupan vitamin dan bentuk
asupan makan 7. asupan mineral 3. tentukan pencapaian berat
adekuat 8. asupan zat besi badan harian sesuai keinginan
7. Cepat kenyang 9. asupan kalsium 4. rundingkan dengan ahli gizi
setelah makan 10. asupan natrium dalam menentukan asupan
8. Diare kalori harian yang diperlukan
9. Gangguan sensasi untuk mempertahankan berat
rasa badan yang sudah ditentukan
10. Kehilangan rambut 5. ajarkan dan dukung konsep
berlebihan nutrisi yang baik dengan klien
11. Kelemahan otot (dan orang terdekat klien
pengunyah dengan tepat)
12. Kelemahan otot 6. dorong klien untuk
menelan mendiskusikan makanan yang
13. Kerapuhan kapiler disukai bersama dengan ahli
14. Kesalahan gizi
informasi 7. kembangkan hubungan yang
15. Kesalahan persepsi mendukung dengan klien
16. Kram abdomen 8. monitor tanda-tanda fisiologis
17. Kurang informasi (tanda-tanda vital, elektrolit),
18. Membrane mukosa jika diperlukan
pucat 9. timbang berat badan klien
19. Sariawan rongga secara rutin (pada hari yang
mulut sama dan setelah BAB/BAK)
20. Tonus otot 10. monitor intake/asupan dan
menurun asupan cairan secara tepat
11. dorong klien untuk memonitor
Faktor yang sendiri asupan makanan harian
berhubungan : dan menimbang berat badan
secara tepat
1. Faktor biologis 12. bangun harapan terkait dengan
2. Faktor ekonomi perilaku makan yang baik,
3. Gangguan intake/asupan makanan//cairan
psikososial dan jumlah aktivitas fisik
4. Ketidakmampuan 13. batasi makanan sesuai dengan
makan jadwal, makanan pembuka dan
5. Ketidakmampuan makanan ringan
mencerna makanan 14. batasi waktu klien dikamar
6. Ketidakmampuan mandi selama waktu klien tidak
mengabsorbsi dalam observasi
nutrient 15. monitor perilaku klien yang
7. Kurang asupan berhubungan dengan pola
makanan makan, penambahan dan
kehilangan berat badan
16. gunakan teknik modifikasi
perilaku untuk meningkatkan
perilaku yang berkontribusi
terhadap penambahan berat
15
badan dan batasi perilaku yang
mengurangi berat badan,
dengan tepat
Manajemen nutrisi
1. tentukan status gizi pasien dan
kemampuan (pasien) untuk
memenuhi kebutuhan gizi
2. identifikasi adanya alergi atau
intoleransi makanan yang
dimiliki pasien
3. tentukan apa yang menjadi
preferensi makanan bagi pasien
4. instruksikan pasien mengenai
kebutuhan nutrisi (yaitu:
membahas pedoman diet dan
piramida makanan
5. bantu pasien dalam menentukan
pedoman atau piramida
makanan yang paling cocok
dalam memenuhi kebutuhan
nutrisi dan preferensi (misalnya,
piramida makanan vegetarian,
piramida panduan makanan, dan
piramida makanan unuk lanjut
usia lebih dari 70 )
6. tentukan jumlah kalori dan jenis
nutrisi yang dibutuhkan untuk
memenuhi persyaratan gizi
7. berikan pilihan makanan sambil
menawarkan bimbingan
terhadap pilihan makanan yang
lebih sehat, jika diperlukan
8. atur diet yang diperlukan (yaitu:
menyediakan makanan protein
tinggi, menyarankan
menggunakan bumbu dan
rempah-rempah sebagai
alternatif untuk garam,
menyediakan pengganti gula,
menambah atau mengurangi
kalori, menambah atau
mengurangi vitamin, mineral,
atau suplemen)
9. lakukan atau bantu pasien
terkait dengan perawatan mulut
sebelum makan
10. pastikan pasien menggunakan
gigi palsu yang pas, dengan cara
16
yang tepat
11. beri obat-obatan sebelum makan
(misalnya, penghilang rasa
sakit, antiemetik), jika
diperlukan
12. anjurkan pasien untuk duduk
posisi tegak di kursi, jika
memungkinkan
13. anjurkan keluarga untuk
membawa makanan favorit
pasien sementara pasien berada
di rumah sakit atau fasilitas
perawatan, yang sesuai
14. anjurkan pasien mengenai
modifikasi diet yang diperlukan
(misalnya, NPO, cairan bening,
cairan penuh, lembut, dan diet
sesuai toleransi)
15. anjurkan pasien terkait dengan
kebutuhan diet untuk kondisi
sakit (yaitu: untuk pasien
dengan penyakit gimjal,
pembatasan natrium, kalium,
protein, dan cairan)
16. pastikan diet mencakup
makanan tinggi kandungan serat
untuk mencegah konstipasi
17. monitor kalori dan asupan
makanan
18. monitor kecenderungan
terjadinya penurunan dan
kenaikan berat badan
19. anjurkan pasien untuk
memantau kalori dan intake
makanan (misalnya, buku
harian makanan)
20. dorong untuk melakukan
bagaimana cara menyiapkan
makanan dengan aman dan
teknik-teknik pengawetan
makanan
18
faktor penghambat kemampuan
atau keiniginan untuk makan
21. rujuk pada lembaga di
komunitas yang dapat
membantu dalam memenuhi
makanan
22. ajarkan pasien dan keluarga
merencanakan makan
23. kenali apakah penurunan berat
badan yang dialami pasien
merupakan tanda penyakit
terminal (misalnya, kanker)
24. instruksikan pasien dan
keluarga mengenai target yang
realistis terkait penyakit dan
peningkatan berat badannya
25. kaji makanan kesukaan pasien,
bumbu kesukaan, apakah pasien
suka makanan yang hangat atau
dingin
26. sediakan suplemen makanan
jika diperlukan
27. ciptakan suasana social yang
tepat untuk makan
28. ajarkan pasien dan keluarga
bagaimana cara membeli
makanan murah tetapi bergizi
tinggi
29. berikan hadiah jika pasien
mengalami kenaikan berat
badan
30. gambarkan dalam grafik
kenaikan berat badan pasien
dan buat rencana yang sesuai
31. dorong kehadiran pasien dalam
komunitas pendukung.
RENCANA KEPERAWATAN
19
2. foreing matter 1. suhu kulit perekat.
piercing skin 2. sensasi 2. Cukur rambut di sekitar daerah
3. elastisitas yang terkena, sesuai kebutuhan
4. hidrasi 3. Monitor karakteristik luka,
Related Factors 5. keringat termasuk drainase, warna,
6. tekstur ukuran, dan bau.
External
7. ketebalan 4. ukur luas luka, yang sesuai.
1. chemical injury agen 8. perfusi jaringan 5. Singkirkan benda-benda yang
t (e,g., terbakar, 9. pertumbuhan rambut pada tertanam [pada luka] (misalnya,
capsaicin, methylene kulit serpihan, kutu, kaca, kerikil,
chloride, mustard 10. integritas kulit logam).
agent) 11. pigmentasi upnormal 6. Bersihkan dengan normal saline
2. extremes of age 12. lesi pada kulit atau pembersih yang tidak
3. kelembapan 13. lesi mukosa membran beracun, dengan tepat.
4. Hyperthermia 14. jaringan parut 7. Berikan rawatan insisi pada
5. Hypothermia 15. eritema luka, yang diperlukan.
6. Faktor mekanis 16. nekrosis 8. Berikan perawatan ulkus pada
(seperti gaya geser, 17. pengelupasan kulit kulit, yang diperlukan.
tekanan, imobilitas 9. Oleskan salep yang sesuai
fisik) dengan kulit/lesi.
7. Moisture Respon alergi: Lokal 10. Berikan balutan yang sesuai
8. Agen farmaseutikal dengan jenis luka.
1. Nyeri sinus
9. Terapi radiasi 11. Perkuat balutan [luka], sesuai
2. Nyeri kepala
kebutuhan.
3. Konjungtivitis
12. Pertahankkann teknik balutan
4. Lakrimasi (pengeluaran air
Internal steril ketika melakukan
mata berlebihan)
perawatan luka, dengan tepat.
1. Perubahan volume 5. Rhinitis
13. Ganti balutan sesuai
cairan 6. Bersin
denganjumlah eksudat dan
2. Perubahan 7. Sekresi mukosa
drainase.
metabolism 8. Edema sirkumoral
14. Periksa luka setiap kali
3. Perubahan pigmentasi 9. Edema periorbital
perubahan balutan.
4. Perubahan sensasi 10. Rasa gatal setempat (lokal)
15. Bandingkan dan catat setiap
(akibat dari spinal 11. Ruang kulit setempat
perubahan luka.
cord injury, diabetes (lokal)
16. Posisikan untuk menghindari
mellitus, etc) 12. Eritema setempat (lokal)
menempatkan ketegangan pada
5. Perubahan turgor 13. Peningkatan suhu kulit
luka, dengan tepat.
kulit setempat
17. Reposisi pasien setidaknya
6. Perubahan hormone 14. Nyeri setempat
setiap 2 jam, dengan tepat.
7. Imunodefisiensi 15. Granuloma setempat
18. Dorong cairan, yang sesuai.
8. Kerusakan sirkulasi 19. Rujuk pada praktisi ostomy,
9. Nutrisi tidak adekuat dengan tepat.
10. Tekanan berlebihan Penyembuhan Luka: Primer
20. Rujuk pada ahli diet, dengan
pada bagian tubuh 1. Memperkirakan kondisi tepat.
yang menonjol kulit 21. Beri unit TENS (stimulasi saraf
2. Memperkirakan kondisi transkutan listrik) untuk
tepi luka meningkatkan peyembuhan
3. Pembentukan bekas luka luka, dengan tepat.
4. Drainase purulent 22. Tempatkan alat-alat untuk
5. Drainase serosa mengurangi tekanan (yaitu,
20
6. Drainase sanguinis tempat tidur isi udara, busa, atau
7. Drainase serosanguinis kasur gel; bantalan tumit atau
8. Drainase sanguinis dari siku; bantal kursi), dengan
drain tepat.
9. Drainase sero sanguinis 23. Bantu pasien dan keluarga
dari drain mengenai cara penyimpanan
10. Eritema kulit di sekitarnya dan pembuangan balutan dan
11. Lembab di kulit di pasokan/suplai.
sekitarnya 24. Anjurkan pasien atau anggota
12. Periwound edema keluarga pada prosedur
13. Peningkatan suhu kulit perawatan luka.
14. Bau luka busuk 25. Anjurkan pasien dan keluarga
untuk mengenal tanda dan
gejala infeksi.
Penyembuhan Luka: 26. Dokumentasikan lokasi luka,
Sekunder ukuran, dan tampilan.
1. Graulasi
2. Pembentukan bekas luka Perawatan Luka Tekan
3. Ukuran luka berkurang
4. Drainase purulent 1. Catat karakteristik luka tekan
5. Drainase serosa setiap hari, meliputi ukuran
6. Drainase sanguinis (panjang x lebar x dalam),
7. Drainase serosanguinis tingkatkan luka (I – IV), lokasi,
8. Eritema di kulit sekitarnya eksudat, granulasi, atau jaringan
9. Periwound edema nekrotik, dan epitelisasi.
10. Peradangan luka 2. Monitor warna, suhu, udem,
11. Kulit melepuh kelembaman, dan kondisi area
12. Kulit maserasi sekitar luka.
13. Nekrosis 3. Jaga agar luka tetap lembab
14. Pelepasan sel (sloughing) untuk membantu proses
15. Lubang pada luka penyembuhan.
16. Kantung luka 4. Berikan pelembab yang hangat
17. Pembentukan saluran sinus disekitar area luka untuk
18. Bau busuk luka meningkatkan perfusi darah dan
suplai oksigen.
5. Bersihkan kulit sekitar luka
Perawatan ostomi sendiri dengan sabun yang lembut dan
air.
1. Menjelaskan fungsi ostomy
6. Lakukan debridement jika
2. Menjelaskan tujuan ostomy
diperlukan.
3. Terlihat nyaman dengan
7. bersihkan luka dengan cairan
adanya stoma
yang tidak berbahaya, lakukan
4. Mengukur stoma untuk alat
pembersihan dengan gerakan
yang tepat
sirkuler dari dalam keluar.
5. Menjaga perawatan kulit
8. Gunakan jarum suntik ukuran
disekitar ostomy
19 dan suntikkan 35 cc untuk
6. Menggunakan teknik
membersihkan luka dalam.
irigasi yang benar
9. Catat karakteristik cairan luka.
7. Mengosongkan kantung
10. Pasang balutan adesif yang
ostomy
elastik pada luka, jika
21
8. Monitor komplikasi yang memungkinkan.
berhubungan dengan stoma 11. Berikan saline untuk
9. Memonitor jumlah dan menggosok jika diperlukan.
konsistensi feses 12. Berikan salep jika dibutuhkan.
10. Mengikuti jadwal untuk 13. Lakukan pembalutan dengan
mengganti kantung ostomy tepat.
11. Mendapatkan pasokan 14. Berikan obat-obatan oral.
ostomy 15. Monitor tanda dan gejala infeksi
12. Menghindari makanan dan di area luka.
cairan yang bisa 16. Ubah posisi setiap 1-2 jam
menyebabkan flatus sekali untuk mencegah
13. Menjaga asupan cairan penekanan.
yang adekuat 17. Gunakan tempat tidur khusus
14. Mengikuti diet yang anti decubitus.
dianjurkan 18. Gunakan alat-alat pada tempat
15. Menghindari makanan tidur untuk melindungi pasien.
yang bisa menimbulkan 19. Yakinkan asupan nutrisi yang
bau adekuat.
16. Mamodfikasi kegiatan 20. Monitor status nutrisi.
sehari-hari untuk 21. Pastikan bahwa pasien
mengoptimalkan perawatan mendapat diit tinggi kalori
diri tinggi protein.
17. Memperoleh bantuan dari 22. Ajarkan pasien dan keluarga
professional kesehatan akan adanya tanda kulit pecah-
18. Mengungkapkan pecah.
penerimaan terhadap 23. Ajarkan pasien dan keluarga
ostomy mengenai perawatan luka.
24. Fasilitasi pasien agar dapat
berkonsultasi dengan perawat
ahli luka, jika dibutuhkan.
Pengecekan Kulit
1. Periksa kulit dan selaput lendir
terkait dengan adanya
kemerahan, kehangatan ekstrim,
edema, atau drainase.
2. Amati warna, kehangatan,
bengkak, pulsasi, tekstur,
edema, dan ulserasi pada
ekstremitas.
3. Periksa kondisi luka operasi,
dengan tepat.
4. Gunakan alat pengkajian untuk
mengidentifikasi pasien yang
berisiko mengalami kerusakan
kulit (misalnya, skala braden)
5. Monitor warna dan suhu kulit.
6. Monitor kulit dan selaput lendir
terhadap area perubahan warna,
22
memar, dan pecah.
7. Monitor kulit untuk adanya
ruam dan lecet.
8. Monitor kulit untuk adanya
kekeringan yang berlebihan dan
kelembaban.
9. Monitor sumber tekanan dan
gesekan.
10. Monitor infeksi, terutama di
daerah edema.
11. Periksa pakaian yang terlalu
ketat.
12. Dokumentasikan perubahan
membrane mukosa.
13. Lakukan langkah-langkah untuk
mencegah kerusakan lebih
lanjut (misalnya, melapisi kasur,
menjadwalkan reposisi)
14. Ajarkan anggota
keluarga/pemberi asuhan
mengenai tanda-tanda
kerusakan kulit, dengan tepat.
Perlindungan infeksi
1. Monitor adanya tanda dan
gejala infeksi sistematik dan
lokal.
2. Monitor kerentanan terhadap
energi.
3. Tinjau riwayat dilakukannya
perjalanan internasional dan
global.
4. Monitor hitung mutlak
granulosit, WBC, dan hasil-
hasil diferensial.
5. Ikuti tindakan pencegahan
neutropenia, yang sesuai.
6. Batasi jumlah pengunjung, yang
24
sesuai.
7. Hindari kontak dekat dengan
hewan peliharaan dan penjamu
dengan imunitas yang
membahayakan (immune-
compromised).
8. Skrining semua pengunjung
terkait penyakit menular.
9. Pertahankan asepsis untuk
pasien berisiko.
10. Pertahankan teknik-teknik
isolasi, yang sesuai.
11. Berikan perawatan kulit yang
tepat untuk area yang
mengalami edema.
12. Periksa kulit dan selaput lendir
untuk adanya kemerahan,
kehangatan ekstrim, atau
drainase.
13. Periksa kondisi setiap sayatan
bedah atau luka.
14. Dapatkan kultur yang
diperlukan.
15. tingkatkan asupan nutrisi yang
cukup.
16. Anjurkan asupan cairan, dengan
tepat.
17. Anjurkan istrahat.
18. Pantau adanya perubahan
tingkat energi atau malaise.
19. Anjurkan peningkatan mobilitas
dan latihan, dengan tepat.
20. Anjurkan pernapasan dalam dan
batuk, dengan tepat.
21. Berikan agen imusisasi, dengan
tepat.
22. Instruksikan pasien untuk
minum antibiotic untuk infeksi-
infeksi virus.
23. Ajarkan pasien dan keluarga
mengenai tanda dan gejala
infeksi dan kapan harus
melaporkannya kepada pemberi
layanan kesehatan.
24. Ajarkan pasien dan anggota
keluarga bagaimana cara
menghindari infeksi.
25. Kurangi buah-buahan segar,
sayur-sayuran, dan merica
dalam diet pasien dengan
25
neutropenia.
26. Singkirkan bunga-bunga segar
dan tanaman-tanaman di area
pasien, dengan tepat.
27. Berikan ruang pribadi, yang
diperlukan.
28. Pastikan keamanan air dengan
mengajukan hiperklorinasi dan
pemanasan lebih, dengan tepat.
29. Lapor dugaan ineksi pada
personil pengendali infeksi.
30. Lapor kultur positif pada
personil pengendali infeksi.
28
30. Bantu pasien untuk mengambil
tanggung jawab yang lebih
besat terhadap perawatan diri,
sejauh mungkin.
31. Dorong pasien dan keluarga
untuk berperan aktif dalam
perawatan dan rehabilitasi, yang
sesuai.
Perawatan Ostomi
1. Anjurkan pasien/orang terdekat
lainnya terkait dengan
penggunaan alat perawatan
ostomi.
2. Suruh pasien/orang terdekat
untuk menunjukkan bagaimana
penggunaan alat ostomy.
3. Bantu pasien untuk memeroleh
peralatan yang dibutuhkan.
4. Letakkan perangkat ostomi
dengan tepat sebagaimana
mestinya.
5. Monitor luka
sayatan/penyembuhan stoma.
6. Monitor komplikasi paska
operasi dengan tepat seperti
obstruksi usus, ileus paralitik,
kebocoran anastomosis, atau
pemisahan mukokutaenus.
7. Monitor stoma/penyembuhan
jaringan sekitarnya serta
adaptasi terhadap alat ostomy
dengan tepat.
8. Bantu pasien dalam perawatan
diri.
9. Dorong pasien/orang terdekat
lainnya untuk mengekspresikan
perasaan dan kekhawatiran
mengenai citra tubuh.
10. eksplorasi perawatan ostomy
pasien.
11. Jelaskan kepada pasien arti
perawatan ostomy dalam
rutinitasnya sehari-hari.
12. Bantu pasien untuk
merencanakan waktu untuk
rutinitas perawatannya.
13. Anjurkan pasien bagaimana
memonitor komplikasi
29
(misalnya, kerusakan mekanis,
kerusakan kimia, ruam,
kebocoran, dehidrasi, infeksi).
14. Anjurkan pasien terkait
bagaimana mekanisme untuk
mengurangi aroma/bau.
15. Monitor pola eliminasi.
16. Bantu pasien untuk
mengidentifikasi faktor-faktor
yang menyebabkan pola
eliminasi.
17. Instruksikan pasien/orang
terdekat lainnya mengenai diet
yang tepat dan diharapkan
dalam fungsi eliminasi.
18. Berikan dukungan dan bantuan
saat pasien mengembangkan
ketetampilan dalam merawat
stoma/jaringan sekitarnya.
19. Ajarkan pasien untuk
mengunyah secara menyeluruh,
hindari makanan yang
menyebabkan gangguan
pencernaan di masa lalu,
menambah makanan baru satu
per satu, dan minum banyak
cairan.
20. Instruksikan latihan kegel jika
pasien memiliki kantung
ileoanal.
21. Anjurkan pasien untuk
melakukan intubasi dan
menguras kantong Indiana
setiap kali terasa penuh ( setiap
4 sampai 6 jam)
22. Diskusikan dengan tepat
mengenai kekhawatiran terkait
dengan fungsi seksual.
23. Dorong kunjungan oranf-orang
dari kelompok pendukung yang
memiliki konndisi yang sama.
24. Ungkapkan keyakinan bahwa
pasien dapat melanjutkan
kehidupan normal dengan
ostomi.
25. Dorong partisipasi dalam
kelompok dukungan ostomy
setelah pulang.
30
RENCANA KEPERAWATAN
kontrol infeksi:
1. Mencari informasi terkait
control infeksi 1. bersihkan lingkuna dengan
2. Mengidentifikasi faktor baik setelah digunakan untuk
resiko infeksi setiappasien
3. Mengenali faktor risiko 2. ganti peralatan perawatan
individu terkait infeksi perpasien sesuai protocol
4. Kengetahui konsekuensi institusi
terkait infeksi 3. isolasi orang yang terkena
5. Mengetahui perilaku yang penyakit menular
berhubungan dengan risiko 4. batasi jumlah pengunjung
infeksi 5. ajarkan cara cuci tangan bagi
6. Mengidentifikasi risiko petugas kesehatan
infeksi dalam aktivitas 6. ajarkan pasien mengenai cara
1. Kurang pengetahuan sehari-hari cuci tangan yang tepat
untuk memnghindari 7. Mengidentifikasi tanda dan 7. cuci tangan sebelum dan
pemanajanan patogen gejala infeksi sesudah kegiatan perawatan
2. Malnutrisi 8. Mengidentifikasi trategi pasien
3. Obesitas untuk melindungi diri dari 8. pakai sarung tangan
4. Menyakit kronis orang lain yang terkena sebagaimana dianjukan oleh
(mislanya diabetes infeksi kebijakan pencegahan
mellitus) 9. Monitor perilaku diri yang universal
5. Prosedur invasif berhubungan dengan risiko 9. pakai sarung tangan streil
infeksi denga tepat
Pemajanan terhadap 10. Mempertahankan 10. pastikan teknik perawatan luka
patogen lingkungan lingkungan yang bersih yang tepat
meningkat 11. Menggunakan strategi 11. gunakan kateterisasi
Tepajan pada wabah untuk disinfeksi barang- intermitten untuk mengurangi
barang kejadian infeksi kandung
12. Menggunakan alat kemih
pelindung diri 12. dorong batuk dan nafas dalam
13. Mencuci tangan yang tepat
14. Monitor perubahan 13. tingkatkan intake nutrisi yang
status kesehatan tepat
15. Melakukan tindakan 14. dorong untuk beristirahat
segera untuk mengurangi
risiko perlindungan infeksi:
16. Melakukan imuniasi 1. monitor adanya tanda dan
yang direkomendasikan gejala infeksi sistemik dan
lokal
2. monitor tehadap kerentanan
31
infeksi
3. batasi julah pengunjung
4. pertahankan asepsi untuk
pasien berisiko
5. pertahankan teknik isolasi
yangs sesuai
6. berikan perawatan kulit yang
tepat untuk area yang
mengalami edema
7. periksa kondisi setiap sayatan
bedah atau luka
8. tingkatkan asupan nutrisi yang
cukup
9. anjurkan asupan cairan yang
tepat
10. anjurkan istrahat
11. pantau adanya perubahan
tingkat energi
12. anjurkan untuk meningkatkan
mobilitas dan latihan dengan
tepat
13. anjurkan pernapasan dalam dan
batuk efektif
14. instruksikan pasien untuk
minum antibiotic yang telah
diresepkan
15. ajarkan pasien dan anggota
keluarga mengenai cara
menghindari infeksi
RENCANA KEPERAWATAN
Konstipasi Kesulitan atau tidak teratur dalam evakuasi feses, yang sudah terjadi
selama sedikitnya 12 bulan
32
dirasakan 8. Otot untuk mengeluarkan diare, konstipasi dan implikasi
5. Respon pengobatan feses 5. Catat masalah BAB yang sudah
6. Tingkat stres 9. Pengeluaran feses tanpa ada sebelumnya, BAB rutin, dan
Faktor yang bantuan penggunaan laktasif
berhubungan: 10. Suara bising usus 6. Ajarkan pasien mengenai
1. Tingkat kecemasan 11. Lemak dalam feses makanan-makanan tertentu yang
2. Tingkat dilirium 12. Darah dalam feses membantu mendukung
3. Tingkat demensia 13. Mukus dalam feses keteraturan aktivitas usus
4. Pengetahuan: diet 14. Konstipasi 7. Anjurkan anggota keluarga
sehat 15. Diare pasien untuk mencatat warna,
5. Pengetahuan: 16. Penyalahgunaan alat bantu volume, frekuensi, dan
pengobatan eliminasi konsistensi tinja
6. Perawatan diri: 17. Nyeri pada saat BAB 8. Instruksikan pasien mengenai
pengobatan non makanan tinggi serat, dangna
paranteral cara yang tepat
Pengetahuan: perilaku Manajen konstipasi:
kesehatan: 1. Ciptakan lingkungan yang aman
bagi pasien
1. Praktik gizi yang sehat
2. Identifikasi kebutuhan
2. Manfaat olahraga teratur
keselamatan pasien berdasarkan
3. Strategi mengelola stress
fungsi fisik dan koognitif serta
4. Pola tidur bangun yang
riwayat perilaku dimasa lalu
normal
3. Singkirkan benda-benda
5. Metode keluarga berancana
berbahaya dari lingkungan
6. Efek kesehatan yang
4. Lindungi pasien dengan
merugikan dari penggunaan
pegangan pada sisi/bantalan
tembakau
disis rungan yang sesuai
7. Efek kesehatan yang
5. Sediakan tempat tidur yang
merugikan akibat
tinggi dan rendah yang sesuai
penggunaan obat terlarang
6. Sediakan selang yang panjang
8. Pekaian yang aman dari
untuk memunkinkan kebiasaan
obat yang diresepkan
pasien untuk bergerak yang
9. Efek penggunaan kafein
sesuai
10. Strategi untuk mengurangi
7. Pertimbangkan estetika
resiko karena kecelakaan
lingkungan ketika memilih
11. Strategi untuk
teman sekamar
menghilangkan paparan
8. Sedikan tempat tidur yang bersih
bahaya lingkungan
dan nyaman
12. Strategi untuk mencegah
9. Sediakan kasur yang kokoh
penyebaran penyakit
10. Sediakan linen dan pakaian
menular
dalam kondisi yany baik, bebas
13. Teknik skrining sendiri
dari residu dan noda
11. Atur persediaan dan linen denga
rapi yang harus tatap ada pada
jangkauan pandang pasien
12. Halangi pandangan pasien pada
kamar mandi, toilet atau
peralatan lainnya untuk
eliminasi
13. Singkirkan bahan-bahan yang
33
digunkan selama penggantian
pakaian dan eliminasi, serta bau
apapun yang tersisa, sebelum
kunjungan dan waktu makan
14. Sesuaikan suhu lingkugan
dengan kadaan pasien
15. Bersihkan tempat dan peralatan
sebelum digunakan pasien
16. Izinkan keluarga/orang terdekat
untuk tiggal dengan pasien
RENCANA KEPERAWATAN
Ansietas Perasaaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai respons
autonom (sumber sering kali tidak spesifik atau tidak diketahui oleh
individu) perasaan takut yang disebabkan antisipasi terhadap bahaya.
Perasaan ini merupakan isyarat kewaspadaan yang memperingatkan
bahaya yang akan terjadi dan memampukan individu melakukan
tindakan untuk menghadapi ancaman.
34
1. Gelisah kadang, sering, atau selalu) 1. Buat rencana dengan tujuan
2. kesedihan yang 1. Merencanakan strategi yang realistis, termasauk
mendalam koping untuk situasi penuh kebutuhan untuk pengulangan,
3. distres tekanan dukungan dan pujian terhadap
4. ketakutan 2. Mempertahankan tugas-tugas yang telah dipelajari
5. perasaan tidak adekuat performaperan 2. Beriakan informasi mengenai
6. fokus pada diri sendiri 3. Memantau distorsi persepsi sumber komunitas yang tersedia,
7. peningkatan sensori seperti taman, tetangga,
kekhawatiran 4. Memantau manifestasi kelompok, swabantu,tempat
8. iritabilitas perilaku ansietas ibadah, lembaga sukarelawan
9. gugup 5. Menggunakan teknik dan pusat rekreasi
10. gembira relaksasi untuk meredahkan 3. Informasi tentang gejala ansietas
berlebihan ansietas 4. Ajarkan anggota keluarga
11. nyeri dan bagaimana membedakan antara
peningkatan ketidak sertangan panik dan gejalap
berdayaan yang Setelah dilakukan tindakan enyakit fisik
persisten keperawatan 5. PenurunanAnsietas (NIC):
12. marah selama……….pasien akan: Sediakan informasi aktual
13. menyesal menyangkut diagnosis, terapi
1. Meneruskan aktivitas yang
14. perasaan takut dan prognosis.
dibutuhkan meskipun
15. ketidak pastian
mengalami kecemasan Instruksikan pasien tentang
16. khawatir penggunaan teknik relaksasi
2. Menunjukan kemampuan
untuk berfokus pada Jelaskan semua prosedur,
pengetahuan dan termasuk sensasi yang
Fisiologis
keterampilan yang baru biasanya dialami selama
1. Wajah tegang 3. Mengidentifikasi gejala yang prosedur.
2. Insomnia (non merupakan indikator ansietas
NANDA) pasien sendiri
Aktivitas kolaboratif
3. Peningkatan keringat 6. Mengomunikasikan
4. Peningkatan tegangan kebutuhan dan perasaan Penurunan ansietas (NIC): berikan
5. Terguncang negatif secara tepat obat untuk menurunankan ansietas,
6. Gemetar atau tremor 7. Memiliki tanda-tanda vital jika perlu.
ditangan dalam batas normal.
7. Suara bergetar
Aktivitaslain
35
11. Berkemih tidak mengurangi ansietas
lampias 4. Sediakan pengalihan melalui
12. Urgensi berkemih televisi,radio, pemainan serta
terapi okupasi untuk
menurunkan ansietas dan
Simpatis memperluas fokus
5. Coba teknik seperti imajinasi
1. Anoreksia
seperti bimbing dan relaksasi
2. Eksitasi
progresif
kardiovaskuler
6. Berikan penguatan positif ketika
3. Diare
pasien mampu meneruskan
4. Mulut kering
aktivitas sehari-hari dan aktivitas
5. Wajah kemerahan
lainya meskipun mengalami
6. Jantung berdebar-
ansietas
debar
7. Yakinkan kembali pasien
7. Peningkatan tekanan
melalui sentuhan, dan sikap
darah
empatik secara verbal dan
8. Peningkatan nadi
nonverbal secara bergantian
9. Peningkatan refleks
8. Dorong pasien untuk
10. Peningkatan
mengekspresikan kemarahan dan
pernapasan
iritasi serta izinkan pasien untuk
11. Dilatasi pupil
menangis
12. Kesulitan
9. Kurangi rangsangan yang
bernapas
berlebihan dengan menyediakan
13. Vasokontriksi
lingkungan yang tenang, kontak
superfisial
yang terbatas dengan orang lain
14. Kedutan otot
jika dibutuhkan, serta
15. Kelemahan
pembatasan penggunaan kafein
dan stimulan lain
Kognitif 10. Sarankan terapi alternative
untuk mengurangi ansietas yang
1. Kesadaran terhadap dapat di terima oleh pasien
gejala-gejala fisiologis 11. Singkirkan sumber-sumber
2. Blocking pikiran ansietas jika memungkinkan
3. Konfusi 12. Penurunanansietas (NIC):
4. Penurunan lapang Gunakan pendekatan yang
pandang tenang dan meyakinkan
5. Kesulitan untuk Nyatakan dengan jelas
berkosentrasi tentang harapan terhadap
6. Keterbatasan prilaku pasien
kemampuan untuk Damping pasien (mis, selama
menyelesaikan prosedur) untuk
masalah meningkatkan keamanan dan
7. Keterbatasan mengurangi rasa takut
kemampuan untuk Berikan pijatan
belajar punggung/pijatan leher jika
8. Mengekspresikan perlu
kekhawatiran akibat Jaga peralatan perawatan
perubahan dalam jauh dari pandangan
peristiwa hidup (non-
Bantu pasien untuk
36
Nanda) mengidentifikasi situasi yang
9. Takut terhadap mencetuskan ansietas.
konsekuensi yang
tidak spesifik Untuk Lansia
10. Fokus pada diri 1. Kaji depresi yang sering
sendiri (non-Nanda) tersamarkan oleh ansietas pada
11. Mudah lupa lansia
12. Gangguan 2. Gunakan pendekatan yang
perhatian tenang dan tidak terburu-buru
13. Tenggelam dalam 3. Upayakan sentrasi diantara
dunia sendiri pemberi asuhan dan di dalam
14. Melamun lingkungan
15. Kecenderungan
untuk menyalahkan
orang lain.
Faktor yang
Berhubungan:
1. Terpajan toksin
2. Hubungan
keluarga/hereditas
3. Transmisi dan
penularan
interpersonal
4. Krisis situasi dan
maturasi
5. Stres
6. Penyalahgunaan zat
7. Ancaman kematian
8. Ancaman atau
perubahan pada status
peran, fungsi peran,
lingkungan, status
kesehatan, status
ekonomi, atau pola
interaksi.
9. Ancaman terhadap
konsep diri
10. Konflik yang
tidak disadari tentang
nilai dan tujuan hidup
yang esensial
11. Kebutuhan yang
tidak terpenuhi
37
RENCANA KEPERAWATAN
38
istirahat 12. Anjurkan pasien untuk
8. Tampak segar setelah aktivitas fisik misalnya
istirahat mabulasi sesuai dengan
kemampuan pasien
Perawatan diri: aktivitas
sehari-hari
1. Makan
2. Memakai baju
3. Ke toilet
4. Mandi
5. Berpakaian
6. Kebersihan
7. Kebersihan mulut
8. Berjalan
9. Mobilitas dikursi roda
10. Memposisikan diri
39
BAB III
Penggabungan DNA
Mutasi DNA Sistensi RNA Mitosis
asing denga DNA
baru dipercepat
induk
Sel kekurangan
energi
nyeri
kelemahan Ketidakseimbangan
nutrisi
Intoleransi
aktivitas
40
DAFTAR PUSTAKA
Alteri, R. et al. (2011). Colorectal Cancer Facts & Figure 2011-2013. Atlanta: American
Cancer Society.
Brunner, & Suddarth. (2015). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.
NANDA. (2015). Diagnosis Keperawatan: Definisi & Klasifikasi (10 ed.). Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2015). Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan diagnosa
media & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta: Mediaction.
Price, S. A., & Wilson, L. M. (2015). Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit (6
ed., Vol. 1). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Pusat Info & Studi kanker. (2016, July 11). Retrieved from faktakanker.com:
http://faktakanker.com/kanker-anal/gejala-kanker-anal
Society, A. C. (2011). Cancer Facts & Figures. Cancer Facts & Figures .
41
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Data Pengkajian
Tanggal : 16/4/2018 S : 36,9 0C P : 18 x/mnt N : 68 x/mnt SaO2 : 96%
Jam : 11:00
Cara dengan : TD : 114/66 mmHg
⃝ Jalan kaki ⃝ Kursiroda Cara Ukur : ⃝ Berdiri ⃝ Berbaring ⃝ Duduk
⃝ Brankard ⃝ Lainnya :
Datang melalui : TB : 150 BB : 55 IMT : 24
⃝ UGD ⃝ Poli klinik
⃝ OK ⃝ Lainnya :
Diagnosa Masuk : A. Deno carnoma recti
Diagnosis Medis : A. Deno carnoma recti post ular
Keluhan utama :
Perut terasa kembung (post operasi)
N
U
G
G
H
D
A
⃝Gangguan Penglihatan :
T
E
L
I
I
,
42
⃝Gangguan pendengaran :
⃝ Gangguan penciuman :
⃝Kemerahan : ⃝Bengkak: ⃝Drainase:
⃝Nyeri : ⃝Lesi:
Catatan:
Tidak ada gangguan
⃝ Batuk ⃝ Dispnea
⃝ Wheezing: ⃝Kiriatas/bawah
⃝Kananatas/bawah ⃝ Modulasi O2 : lpm via
Catatan :
⃝ Takikardi : ⃝ Iregular:
⃝ Tingling: ⃝ Edema:
VASKULAR
⃝ Bradikardi: ⃝ Murmur:
KARDIO
⃝ Distensi ⃝ Hipoperistaltik :
⃝ Anoreksia: ⃝ Diare: ⃝ Inkontinensia:
INTESTINAL
GASTRO
GINEKOLOGI
Catatan :
Tidak ada gangguan
43
Gambaran area luka dan jelaskan karakteristik luka (Gambarkan lukanya)
Catatan :
Luka post operasi ca recti
mampu terbatas
bergerak
Inkontinensia 1. Inkontinen 2. Selalu 3. Kadang-kadang 4. Inkontinen 4
urin dan alvi inkontinen inkontinen urin
urin
Ket : Skor 13
< 12 : resiko tinggi decubitus, 12-15 resiko sedang decubitus, 16-20 :
resiko rendah
44
0-24 : tidak beresiko, 25-50 : resiko rendah, > 50 : resiko tinggi
Skala nyeri : 4 ⃝ Skala angka ⃝ Face scale
Lokasi : abdomen (post operasi)
Onset : 1 jam
Paliatif :
NYERI
Kualitas : tertusuk-tusuk
Medikasi :
Efeknyeri :
⃝ Hubungan relasi ⃝ tidur ⃝ Nafsu makan ⃝ aktivitas ⃝ Emosi ⃝ Lainnya :
Obat Dosis/Rute Tujuan Cara Kerja Obat
PCT 1 gr (IV) Pereda nyeri
MEDIKASI
EKG :
PEMERIKSAAN PENUNJANG
--
KIMIA DARAH 24,0 22,0-30,0 Detik
Glukosa
GDS 146 140 mg/dl
FUNGSI GINJAL
Ureum 26
Kreatinin 0,50 10-50 mg/dl
L(<1,3), P(<1,1) mg/dl
FUNGSI HATI
SGOT 33 <33 U/L
SGPT 28 <41 U/L
45
46
47
No Data Fokus Masalah
1. DS: - Pasien mengatakan nyeri daerah
abdomen
- klien mengatakan nyeri seperti
ditusuk-tusuk
Nyeri akut
DO: - wajah tampak meringis
- Pasien tampak menunjukkan area
abdomen
- Skala nyeri 4
2. DS: - keluarga mengatakan aktivitas
dibantu oleh keluarga
DO: - pasien tampak lemah Intoleransi aktivitas
- Pasien bedrest
- Pergerakan kaki terbatas
3. DS: - keluarga mengatakan pasien tidak
dapat menghabiskan makanan
DO: - pasien tampak tidak menghabiskan Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
makanan kebutuhan tubuh
- Pasien tampak kesulitan untuk
menelan
4 DS:
DO: - Nampak ada luka operasi
- Nampak luka tertutup kasa Kerusakan integritas kulit
- Kulit tampak kering
5 DS
DO: - Nampak terpasang kateter
Resiko infeksi
- Nampak ada luka post operasi
- Nampak terpasang drainase
48
CATATAN PERKEMBANGAN DAN IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan: Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik (prosedur pembedahan)
No Hari, tanggal, Implementasi Evaluasi
jam (WITA)
1 Senin, 16 April Pukul 11:00 Pukul 13:00
2018
07:00-14.00 1. Lakukan pengkajian karakteristik S: - klien mengatakan masih nyeri
nyeri O:- P : pada saat bergerak, Q: tertusuk-tusuk, R: abdomen S: skala 4, T
Hari pertama
P: saat bergerak, :keseringan.
Q: tertusuk-tusuk, A: - nyeri belum teratasi
R: abdomen, P: - pertahankan intervensi
S: skala 4, - Mengajarkan teknik nonfarmakologi relaksasi napas dalam
T: keseringan - Memberikan posisi nyaman
2. Mengajarkan penggunaan teknik - Meningkatkan istirahat
non farmakologi: relaksasi napas
dalam
Klien mampu melakukan teknik
relaksasi napas dalam dengan
baik dan benar
3. Penatalaksanaan pemberian
analgetik untuk mengurangi nyeri:
Ketorolac, ranitin /IV 8 jam
49
2018
14:00-21:00 1. Melakukan pengkajian nyeri secara S: - klien mengatakan masih nyeri
Hari kedua komperehensif termasuk lokasi, O:- klien tampak memegang perut
karakteristik, durasi, frekuensi, - Skala nyeri 4
kualitas dan faktor presipitasi - Vital sign
P: saat bergerak, TD: 114/66
Q: tertusuk-tusuk, S: 36,9
R: abdomen, N: 68
S: skala 4, P: 18
T: keseringan A: nyeri belum teratasi
2. Monitor tanda-tanda vital P: - pertahankan intervensi
TD: 110/60 - Mengajarkan teknik nonfarmakologi relaksasi napas dalam
S: 36,4 - Memberikan posisi nyaman
N: 92 - Meningkatkan istirahat
P: 28 - Penatalaksanaan pemberian analgesic untuk mengurangi nyeri
3. Mengajarkan tentang teknik
nonfarmakologi relaksasi napas
dalam
4. Mengobsevasi reaksi nonverbal
dari ketidaknyamanan
5. Memberikan posisi nyaman
6. Klien mampu melakukan relaksasi
napas dalam
7. Penatalaksanaan pemberian
analgesic untuk mengurangi nyeri:
paracetamol 1 gr/IV jika
diperlukan
50
lokasi, karakteristik, durasi, - Skala nyeri 4
frekuensi, kualitas dan faktor A: nyeri belum teratasi
presipitasi P: - pertahankan intervensi
P: saat bergerak, - Mengajarkan teknik nonfarmakologi relaksasi napas dalam
Q: tertusuk-tusuk, - Memberikan posisi nyaman
R: abdomen, - Meningkatkan istirahat
S: skala 4,
T: keseringan Penatalaksanaan pemberian analgesic untuk mengurangi nyeri
2. Memberikan posisi nyaman
3. Mengajarkan teknik relaksasi
napas dalam
4. Penatalaksanaan pemberian
analgesic untuk mengurangi nyeri:
paracetamol 1 gr/IV jika
diperlukan
51
4. Penatalaksanaan pemberian
analgesic untuk mengurangi nyeri:
paracetamol 1 gr/IV jika
diperlukan
5 Sabtu, 21 April Pukul 08:30 Pukul 13:00
2018
Pukul 07:00-14:00 1. Melakukan pengkajian nyeri S- klien mengatakan masih nyeri
Hari kelima secara komperehensi f termasuk O:- klien tampak memegang perut
lokasi, karakteristik, durasi, - Skala nyeri 4
frekuensi, kualitas dan faktor A: nyeri belum teratasi
presipitasi P: - pertahankan intervensi
P: saat bergerak, - Mengajarkan teknik nonfarmakologi relaksasi napas dalam
Q: tertusuk-tusuk, - Memberikan posisi nyaman
R: abdomen, - Meningkatkan istirahat
S: skala 4, - Penatalaksanaan pemberian analgesic untuk mengurangi nyeri
T: keseringan
2. Memberikan posisi nyaman
3. Mengajarkan teknik relaksasi
napas dalam
4. Penatalaksanaan pemberian
analgesic untuk mengurangi nyeri:
paracetamol 1 gr/IV jika
diperlukan
52
Diagnosa Keperawatan: Intoleran aktivitas berhubungan dengan tirah baring
No Hari, tanggal, Implementasi Evaluasi
jam (WITA)
1 Senin, 16 April Pukul 12:00 Pukul 13:00
2018 1. Mengajarkan mobilisasi dan
07:00-14.00 ambulasi S: - klien mengatakan takut bergerak karena terpasang alat
2. Mengajarkan miring kanan-miring O:- klien tampak posisi telentang
Hari pertama
kiri tiap 2 jam A: intoleransi aktivitas belum teratasi
P: - pertahankan intervensi
2 Selasa 17 April Pukul 13:00 Pukul 20:00
2018
14:00-21:00 1. Mengajarkan mobilisasi dan S: - klien mengatakan takut bergerak karena terpasang alat
ambulasi O:- klien tampak posisi telentang
Hari kedua
2. Mengajarkan miring kanan-miring A: intoleransi aktivitas belum teratasi
kiri tiap 2 jam P: - pertahankan intervensi
3. Kolaborasi dengan fisioterapi jika
diperlukan
53
2017
Pukul 21:00- 1. Mengajarkan mobilisasi dan S: - klien mengatakan takut bergerak karena terpasang alat
08:00 ambulasi O:- klien tampak posisi telentang
Hari keempat 2. Mengajarkan miring kanan-miring A: intoleransi aktivitas belum teratasi
kiri tiap 2 jam P: - pertahankan intervensi
3. Observasi adanya keterbatasan - Observasi kembali peningkatan aktivitas fisik
dalam bergerak - Mengajarkan pasien ROM aktif dan pasif
4. Monitor pola tidur atau istirahat - Memonitor pola tidur atau istiahat pasien
pasien - Memberikan lingkungan tenang dan batasi jumlah pengunjung
5. Mengobservasi kembali peningkatan - Mengajurkan pasien melakukan aktivitas semampunya
aktivitas fisik
6. Mengajarkan ROM aktif dan pasif
5 Sabtu, 21 April Pukul 08:30 Pukul 13:20
2018
Pukul 07:00- 1. Mengajarkan mobilisasi dan S: - klien mengatakan takut bergerak karena terpasang alat
14:00 ambulasi O:- klien tampak posisi telentang
Hari kelima 2. Mengajarkan miring kanan-miring A: intoleransi aktivitas belum teratasi
kiri tiap 2 jam P: - pertahankan intervensi
3. Observasi adanya keterbatasan - Observasi kembali peningkatan aktivitas fisik
dalam bergerak - Mengajarkan pasien ROM aktif dan pasif
4. Monitor pola tidur atau istirahat - Memonitor pola tidur atau istiahat pasien
pasien - Memberikan lingkungan tenang dan batasi jumlah pengunjung
5. Mengobservasi kembali peningkatan - Mengajurkan pasien melakukan aktivitas semampunya
aktivitas fisik
6. Mengajarkan ROM aktif dan pasif
7. Memberikan lingkungan tenang dan
batasu jumlah pengunjung
54
Diagnosa Keperawatan: Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan untuk
memasukkan atau mencerna nutrisi oleh karena faktor biologis
No Hari, Implementasi Evaluasi
tanggal,
jam
(WITA)
1 Senin, 16 Pukul 07:40 Pukul 13:20
April 2018
07:00-14.00 1. Memberikan pendidikan kesehatan S: - keluarga klien mengatakan klien tidak dapat menghabiskan makanan
mengenai pentingnya memenuhi O:- klien tidak menghabiskan makanannya
Hari
kebutuhan nutrisi A: nutrisi belum terpenuhi
pertama 2. Anjurkan pasien untuk makan dan P: - jaga kebersihan mulut klien
minum dalam porsi kecil tetapi sering - Anjurkan makan sedikit tapi sering
- Kolaborasi dengan ahli gizi akan diet dan makanan tambahan yang
disukai bila ada
- Ciptakan lingkungan tempat makan yang nyaman
56
Diagnosa Keperawatan: Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pembedahan
No Hari, Implementasi Evaluasi
tanggal,
jam
(WITA)
1 Senin, 16 Pukul 08:30 Pukul 13:10
April 2018
07:00-14.00 1. Mobilisasi klien tiap 2 jam S: - keluarga klien mengatakan kulit klien kering
2. Memberikan situasi lingkungan yang O:- kulit klien tampak kering
Hari
kondusif A: kerusakan integritas kulit belum diatasi
pertama
P: - mobilisasi klien tiap 2 jam
- Memberikan situasi lingkungan yang kondusif
- Melakukan perawatan luka dengan tehnik aseptik
2 Pukul 14:20 Pukul 20:10
Selasa 17
April 2018 1. Mobilisasi klien tiap 2 jam S: - keluarga klien mengatakan kulit klien kering
2. Memberikan situasi lingkungan yang O:- kulit klien tampak kering
14:00-21:00
kondusif A: kerusakan integritas kulit belum diatasi
Hari kedua 3. Melakukan perawatan luka dengan P: - mobilisasi klien tiap 2 jam
tehnik aseptik - Memberikan situasi lingkungan yang kondusif
57
14:00-21:00 2. Memberikan situasi lingkungan yang A: kerusakan integritas kulit belum diatasi
Hari ketiga kondusif P: - mobilisasi klien tiap 2 jam
3. Menjaga linen agar tetap bersih, kering - Memberikan situasi lingkungan yang kondusif
dan tidak mengkerut - Menganjurkan klien dan keluarga untuk menjaga kebersihan
4 Kamis, 19 Pukul 21:05 Pukul 07:45
April 2017
Pukul 1. Mobilisasi klien tiap 2 jam S: - keluarga klien mengatakan kulit klien kering
21:00-08:00 2. Memberikan situasi lingkungan yang O:- kulit klien tampak kering
Hari kondusif A: kerusakan integritas kulit belum diatasi
keempat 3. Menjaga linen agar tetap bersih, kering P: - mobilisasi klien tiap 2 jam
dan tidak mengkerut - Memberikan situasi lingkungan yang kondusif
4. Menganjurkan klien dan keluarga - Menganjurkan klien untuk menjaga kebersihan
untuk menjaga kebersihan
5 Sabtu, 21 Pukul 08:10 Pukul 13:20
April 2018
Pukul 1. Mobilisasi klien tiap 2 jam S: - keluarga klien mengatakan kulit klien kering
07:00-14:00 2. Memberikan situasi lingkungan yang O:- kulit klien tampak kering
Hari kelima kondusif A: kerusakan integritas kulit belum diatasi
3. Menjaga linen agar tetap bersih, kering P: - mobilisasi klien tiap 2 jam
dan tidak mengkerut - Memberikan situasi lingkungan yang kondusif
4. Menganjurkan klien dan keluarga - Menganjurkan klien untuk menjaga kebersihan
untuk menjaga kebersihan
58
1 Senin, 16 Pukul 08:20 Pukul 13:40
April 2018
07:00-14.00 1. Lakukan perawatan luka dengan teknik S: keluarga klien mengatakan seprei telah diganti
aseptic O: tempat tidur tampak bersih
Hari
2. Anjurkan pasien dan keluarga pasien A: Risiko infeksi teratasi
pertama untuk cuci tangan sebelum dan sesudah P: - pertahankan intervensi
melakukan tindakan - Pertahankan lingkungan bersih
3. Anjurkan klien untuk mengganti seprei
bila kotor
59
keempat 3. Mengajarkan mobilisasi P: - pertahankan intervensi
- Pertahankan lingkungan bersih
- Menganjurkan pasien batuk efektif
5 Sabtu, 21 Pukul 08:00 Pukul 13:27
April 2018 S: keluarga klien mengatakan telah membersihkan lingkungan sekitar pasien
Pukul 1. Pertahankan lingkungan bersih O: tempat tidur tampak bersih
07:00-14:00 2. Batasi jumlah pengunjung A: Risiko infeksi teratasi
Hari kelima 3. Menganjurkan batuk efekti P: - pertahankan intervensi
4. Mengganti seprei yang kotor - Pertahankan lingkungan bersih
60