PENDAHULUAN
(Departemen
Kesehatan
Republik
Indonesia,
2002)
1.2
Metode penulisan
Dalam menyelesaikan penulisan laporan profesi penulis menggunakan
metode deskriptif. Metode ini melakukan pengumpulan data berdasarkan
masalah-masalah yang sedang terjadi pada saat waktu melaksakan
perawatan dan teknik pengumpulan datanya dengan beberapa cara yaitu :
1. Wawancara
Pengumpulan data dengan bertanya secara langsung pada pasien,
keluarga pasien, perawat, dokter atau tim kesehatan lain yang ikut
merawat pasien selama melakukan asuhan keperawatan.
2. Observasi
Metode pengumpulan data dengan cara pengamatan secara langsung
terhadap pasien serta ikut dalam membina asuhan keperawatan.
3. Studi dokumentasi
Yaitu dengan cara menggunakan atau melihat catatan medis dan
laporan keperawatan.
4. Studi kepustakaan
Dengan mempelajari buku buku atau literatur ynag berkaitan
dengan kasus pembuatan laporan komprehensif
1.3
Sistematika penulisan
BAB I
BAB II
Klinis,
Patway,
Diagnosa,
dan
Intervensi
keperawatan.
BAB III
diagnosa
keperawatan,
implementasi,
evaluasi
intervensi
dan
catatan
perkembangan.
BAB IV
: Pembahasan
BAB V
: Penutup
1.4 Tujuan
1. Tujuan umum
Mahasiswi dapat mengetahui asuhan keperawatan pada pasien
dengan kanker abdomen
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswi dapat mengetahui anatomi dan fisiologi
sistem pencernaan.
b. Mahasiswi dapat mengetahui pengertian, klasifikasi,
etiologi, manisfestasi, tanda dan gejala, phatway,
penatalaksanaan dari tumor abdomen.
c. Mahasiswi dapat menyusun analisa data pada pasien
tumor abdomen.
d. Mahasiswi dapat menyusun diagnosa keperawatan pada
pasien tumor abdomen.
e. Mahasiswi dapat melakukan implementasi keperawatan
pada pasien tumor abdomen.
dapat
melakukan
pendokumentasian
memperoleh
gambaran
tentang
aplikasi
asuhan
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1
organ
berhubungan
rongga
mulut
dengan
b)
c)
d)
e)
f)
Duedenum
Duedenum di sebut juga usus 12 jari, panjangnya
25 cm,
6. Usus besar
Usus besar atau intestum mayor panjangnya 1,5 m lebarnya 5-6 cm.
Lapisan usus besar dari dalam ke luar: selaput lendir, lapisan otot
8
Sekum
Dibaeah sekum terdapat apendiks, vermiformis yang berbentuk
seperti cacing, panjangnya 6 cm. Seluruhnya ditutupi oleh
peritoneum
mudah
bergerak
walaupun
tidak
mempunyai
Kolon asendens
Pajangnya 13 cm, terletak di bawah abdomen sebalah kanan.
Membujur ke atas dari ileum ke bawah hati. Di bawa hati
melengkung ke kiri, lengkungan ini di sebut fleksura hepatika, di
lanjutkan sebagai kolon transversum.
c)
mempunyai
pintu
keluar
yang
sempit
tetapi
Kolon trasversum
Panjangnya 38 cm, membujur dari kolon asendens sanapai
desendens berada di bawah abdomen, sebelah kanan terdapat
fleksura linealis.
e)
Kolon desendens
Panjangnya 25 cm, terletak di bawah abdomen bagian kiri
membujur dari atas ke bawah dan fleksura linealis sampai ke
depan ileum kiri, bersambung dengan kolon sigmoid.
f)
Kolon sigmoid
b)
c)
Abdomen ialah rongga terbesar dalam tubuh bentuknya lonjong dan meluas
dari atas diafragma sampai pelvis di bawah. Anatomi rongga abdomen
Rongga abdomen di batasi oleh :
1) Atas
: Diafragma
2) Bawah
: Pelvis
3) Depan
4) Leteral
10
abdomen. Pembuluh limfe dan kelenjar, urat saraf, peritoneum dan lemak
juga di jumpai di dalam rongga ini. ( Evelyn Pearce, 2002)
Diafragma merupakan suatu kubah yang menonjol dalam ronga
toraks. Diafragma ini di turut dalam pernafasan. Pada insfirasi akan turun ke
bawah pada ekspirasi akan naik ke atas. Pada saat ekspirasi maksimal akan
berada setinggi kira-kira 4 garis pada midklavikularis, yang kurang lebih
sama dengan palpila mammae pada laki-laki.
Dengan demikian pada trauma toraks, baik tumpul maupun tajam,
bila di temukan sampai setinggi palpila mammae (pada laki-laki) harus
diwaspadai adanya trauma abdomen juga. Organ yang terlindungi dalam
pelvis adalah rektum, buli-buli dan uterus, dengan demikian organ yang
tidak terlindungi adalah usus halus dan sebagian besar kolon. Ke-2 ginjal
karen aletaknya yang di daerah belakang (dorsal) relatif terlindungi. Hepar
dan lien tidak mempunyai lumen atau solid, dan terutama pada ke-2 organ
ini akan menimbulkan perdarahan yang akan terkumpul dalam rongga
peritoneum. Keadaan ini di kenal dengan hemopertorium. Robekan juga
dapat menimbulkan perdarahan intra-peritonial.
Gaster, usus halus dan usus besar mempunyai lumen. Dengan
demikian bila terjadi perforasi, isinya akan tumpah dalam rongga
peritonium dan menimbulkan peritonitis. Bila yang masuk rongga
peritonium adalah asam lambung maka rangsangan kimia akan segera
menimbulkan gejala peritonitis, sedangkan bila yang masuk rongga
peritonium adalah isi usus halus atau kolon. Gejala yang timbul akan
lambat. ( Syaifuddin, 2003).
2.2
11
KLASIFIKASI
Klasifikasi tumor abdomen pada orang dewasa yaitu :
- Tumor hepar
- Tumor limpa / lien
- Tumor lambung / usus halus
- Tumor colon
- Tumor ginjal (hipernefroma)
- Tumor pankreas
Klasifikasi tumor abdomen pada anak-anak :
- Tumor wilms (ginjal)
2.4
ETIOLOGI
Penyebab neoplasi umumnya bersifat multifaktorial. Beberapa
faktor yang dianggap sebagai penyebab neoplasi antara lain meliputi bahan
kimiawi, fisik, virus, parasit, inflamasi kronik, genetik, hormon, gaya
hidup, serta penurunan imunitaws. Penyebab terjadinya tumor karena
terjadinya pembelahan sel yang abnormal. Perbedaan sifat sel tumor
tergantung dari besarnya penyimpangan dalam bentuk dan fungsi
autonominya dalam pertumbuhan, kemampuannya mengadakan infiltrasi
dan menyebabkan metastasis.
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya tumor antara
lain:
1. Karsinogen
a. Kimiawi
12
aktivasi
terlebih
dahulu
(ko-karsinogen)
untuk
yang
dibakar
menggunakan
arang
menimbulkan
dibagi
menjadi
dua
berdasarkan
jenis
asam
13
2.5
MANISFESTASI KLINIS
Kanker dini sering kali tidak memberikan keluhan spesifik atau
menunjukan tanda selama beberapa tahun. Umumnya penderita merasa
sehat, tidak nyeri dan tidak terganggu dalam melakukan pekerjaan sehari14
Tumor abdomen merupakan salah satu tumor yang sangat sulit untuk
dideteksi. Berbeda dengan jenis tumor lainnya yang mudah diraba ketika
mulai mendesak jaringan di sekitarnya. Hal ini disebabkan karena sifat
rongga tumor abdomen yang longgar dan sangat fleksibel. Tumor
abdomen bila telah terdeteksi harus mendapat penanganan khusus.
Bahkan, bila perlu dilakukan pemantauan disertai dukungan pemeriksaan
secara intensif. Bila demikian, pengangkatan dapat dilakukan sedini
mungkin.
Biasanya adanya tumor dalam abdomen dapat diketahui setelah perut
tampak membuncit dan mengeras. Jika positif, harus dilakukan
pemeriksaan fisik dengan hati-hati dan lembut untuk menghindari trauma
berlebihan yang dapat mempermudah terjadinya tumor pecah ataupun
metastasis. Dengan demikian mudah ditentukan pula apakah letak
tumornya intraperitoneal atau retroperitoneal. Tumor yang terlalu besar
sulit menentukan letak tumor secara pasti. Demikian pula bila tumor yang
berasal dari rongga pelvis yang telah mendesak ke rongga abdomen.
15
16
2.7 PATHWAY
Karsinogen, Hormon, Gaya hidup, kelebihan nutrisi khususnya lemak dan kebiasaan makan
makanan yang kurang berserat, Parasit, Genetic, Infeksi, trauma, hipersensitivitas terhadap
obet-obatan.
Metaplasia sel
Neoplasia sel
Displasia sel
Diferensiasi sel-sel epitel
Perubahan struktur sel dan fungsi sel-sel normal
Aktivitas regenerasi sel meningkat
Menekan gaster
TUMOR ABDOMEN
Masa feses keras
Peningkatan produksi
HCL
Obstruksi lumen
Mual, muntah
Penumpukan massa
Menekan gaster dan
didnding pernafasan
Ketidakefektifan pola
nafas
Kurang terpapar
informasi
Kurang
pengetahuan
Ketidakseimbangan
nutrisi
Distensi abdomen
Tindakan pembedahan, biopsy
Port de entry
kuman
Pelepasan mediator nyeri (histamine,
prostaglandin, bradikinin, serotonin, dll)
Luka insisi
Resiko
infeksi
17
2.8
KOMLIKASI
Komplikais yang dapat timbul akibat tumor yaitu
a.
Metastase
b. Prognosis buruk
2.9
PENATALAKSANAAN
a) Pembedahan
Pembedahan
adalah
modalitas
penanganan
utama,
biasanya
TES DIAGNOSTIK
18
19
2.11
perlu
diperiksa
kadarnya,
sebaiknya
sebelum
dilakukan
20
peritonium
setempat
ditemukan
tanda
rangsang
inspeksi umum
tanda sistemik
b) Abdomen:
Inspeksi:
o Perut yang distensi dengan bekas operasi dapat
memberikan petunjuk adanya perlengketan usus.
o Abdomen yang berkontraksi di daerah skafoid terjadi
pada pasien perforasi ulkus.
o Peristaltik usus yang terlihat pada pasien yang kurus
menunjukkan
adanya
obstruksi
usus.
21
c) Auskultasi:
Bising usus yang meningkat dengan kolik terdengar pada
pasien obstruksi usus halus bagian tengah dan awal
pankreatitis akut. Suara tersebut berbeda dengan bising
hiperperistaltik bernada tinggi yang tidak berhubungan
dengan nyeri tekan pada gastroenteritis, disentri, dan kolitis
ulseratif fulminan.
Bising usus yang menurun, kecuali suara yang tidak teratur
atau lemah, menandakan terjadinya obstruksi atau peritonitis
difus.
Nyeri batuk:
Pasien diminta untuk batuk dan menunjukkan daerah yang
paling nyeri. Iritasi peritonel dapat diyakinkan dengan
pemeriksaan ini tanpa harus menimbulkan nyeri pada pasien
untuk mencari nyeri lepas. Tidak seperti nyeri parietal pada
peritonitis, kolik adalah nyeri viseral dan jarang diperberat
dengan inspirasi dalam atau batuk.
d) Perkusi:
Terdapatnya nyeri pada perkusi yang berlokasi sama dengan
nyeri lepas, menunjukkan iritasi peritoneal dan nyeri parietal.
Pada perforasi, udara bebas akan berkumpul di bawah
diafragma dan menghilangkan pekak hati.
Timpani di sekitar garis tengah pada abdomen yang distensi
menunjukkan adanya udara yang terperangkap pada usus
yang berdistensi.
Cairan bebas dalam peritoneal dapat ditemukan dengan
shifting dullness positif.
e) Palpasi: Nyeri yang menunjukkan adanya inflamasi peritoneal
mungkin adalah hal terpenting yang ditemukan pada pasien
dengan abdomen akut.
22
pekak
hati
hilang,
nyeri
tekan,
defans
muskuler
23
b)
c)
d)
Post operasi
a) Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan b/d tindakan
pembedahan
b) Nyeri b/d terputusnya kontunuitas jarinagn akibat tindakan operasi
c)
24
BAB 3
LAPORAN KASUS
I. PENGKAJIAN
1. Tanggal pengkajian
: 25 November 2014
2. Jam
: 08.10 WIB
3. Oleh
: Sella Mentari
A. IDENTITAS
a. Pasien
1. Nama
: Nn. H.
2. TT lahir/usia
: 15 tahun
3. Jenis kelamin
: Perempuan
4. Agama
: Islam
5. Status perkawinan
:Belum menikah
6. Pendidikan
: SMA
7. Pekerjaan
: Pelajar
8. Suku/bangsa
: Jawa /Indonesia
9. Alamat
: 04 November 2014
: 14323901
12. Ruangan
: Mawar
: Tumor abdomen
: Tn. S
: 50 tahun
: SMA
25
4. Pekerjaan
: Pegawai swasta
B. RIWAYAT KESEHATAN
a. Kesehatan pasien
1. Riwayat kesehatan sekarang
a. Keluhan utama : klien mengatakan nyeri pada daerah perut
b. Riwayat penyakit sekarang
Saat klien dirawat klien mengatakan nyeri pada daerah abdomen, klien
terlihat selalu mengelus daerah perut klien dan terlihat meringis. Tampak
ada luka post operasi pada daerah abdomen, dengan panjang luka insisi
5-6 cm. klien mengatakan sesak, klien mengatakan perutnya terasa
penuh. Tampak perut membesar lingkar perut 47 cm.. Klien mengatakan
nyeri seperti ditusuk- tusuk nyeri yang dirasakan diberikan nilai 5 jika
dalam skala 1-10 apabila sakitnya timbul. Lamanya nyeri saat timbul 10
menit. Klien terlihat meringis. klien mengatakan terasa nyeri secara tibatiba. Saat nyeri datang klien mengatakan hanya dapat menahan nyerinya
saja, dengan mengaduh atau merintih. terlihat klien tampak meringis saat
nyeri terasa dan melindungi darah yang nyeri.
2. Riwayat kesehatan yang lalu
Klien mengatakan belum pernah menderita penyakit seperti ini
sebelumnya, klien mengatakan sebelum masuk RS klien mengeluh perut
terasa penuh, dan terasa mual. Klien mengatakan sebelum dibawa ke Rs
Umum kab. Tangerang klien sempat dirawat di Rs. Medika selama 1 minggu.
Selama ini klien mengatakan tidak ada riwayat alergi. Ibu klien mengatakan
imunisasi yang dijalankannya saat kecil sudah dilakukan semua.
b. Kesehatan keluarga
Nenek klien mengatakan anggota keluarganya tidak memiliki penyakit
keturunan seperti DM, hipertensi maupun jantung dan nene klien
26
27
2. Pola eliminasi
a. Sebelum sakit
Buang air besar
1. Frekuensi
2. Waktu
3. Warna
4. Konsistensi
5. Penggunan pencahar
3. Bau
b. Selama sakit
Buang air besar : klien mengatakan klien sudah BAB, dan terpasang
pempers
1.
Frekuensi
2.
Waktu
: pagi hari
3.
Warna
: kuning
4.
Pendarahan
5.
Konsistensi
: pekat
6.
Kesulitan
2. Waktu
:-
3. Warna
: kuning
4. Bau
: tidak berbau
5. Kesulitan
: tidak ada
28
3.
a. Sebelum sakit
1. Saat tidur
2. Lama tidur
- Saat tidur
: tidak ada
2. Lama tidur
Menjelang tidur
:-
Saat tidur
:-
: tidak ada
a. Pola bekerja
- Jenis
29
b. Olah raga
-
Jenis
Frekuensi
:-
5.
Mandi
b.
Kuku
: panjang, kotor
c.
Genetalia
: kotor
d.
Rambut
e.
Sikat gigi
6. Aspek psikososial
1.
Ekspresi wajah
2.
Sikap
3.
Komunikasi
: jelas, relevan : ya
4.
Mengekspresikan
30
5.
Pengetahuan persepsi
terhadap penyakit
6.
Pengambilan
keputusan
7.
8.
Harapan setelah
menjalani perawatan : klien mengatakan ingin segera pulih dari sakitnya
dan berharap tidak terluang kembali masalahnya.
9.
Perubahan yang
dirasakan setelah sakit: klien mengatakan kesulitan dalam beraktivitas.
Karena rasa nyeri di daera abdomennya, klien
belum bisa duduk karena perutnya yang
membesar dan terdapat luka post operasi.
klien
mengatakan
yang
klien
mengatakan
pola
: memadai
12. Apa yang dilakukan perawat agar anda aman dan nyaman ? klien
mengatakan dengan cara diberikan perawatan di rumah
sakit klien
klien
mengatakan
saat
klien
31
7. Aspek spritual
1. Apa/siapa sumber kekuatan : klien mengatakan sepeunuhnya percaya
terhadap apa yang telah dikehendaki allah.
2. Apakah tuhan, agama, kepercayaan penting untuk anda ? klien
mengatakan sebuah kepercayaan dalam agama merupakan hal yang
penting .
3. Kegiatan agama atau kepercayaan yang dilakukan (macam dan frekuensi)
Sebutkan : klien mengatakan selalu melakukan sembahyang 5 waktu dan
mengikuti kegiatan keagamaan selama di pesantren.
4. Kegiatan agama atau kepercayaan yang ingin dilakukan selama dirumah,
sebutkan : tadarusan,melakukan sholat 5 waktu
D. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan umum
1. Kesadaran
: compos mentis
2. Status gizi
: baik
b. Pemeriksaan sistematis
1. System penginderaan :
a) Penglihatan : konjungtiva terlihat anemis, sclera tidak ikterik, reflek
cahaya +, distribusi kedua alis merata, klien tidak mengguanakan alat
bantu penglihatan. (kacamata, soft lens) tidak ada masa, tidak ada nyeri
tekan.
b) Penciuman : fungsi penciuman baik ditandai dengan klien dapat
membedakan aroma kopi dan minyak kayu putih
c) Pendengaran : klien tidak mengguanakan alat bantu dengar, tidak
terdapat serumen, tidak terdapat nyeri tekan, pendengaran baik detandai
dengan klien dapat menjawab semua pertanyaan tanpa harus diulang dan
hasil yang baik dengan tes weber dan swabah
d) Penegcapan : fungsi penegcapan baik, klien dapat memebdakan rasa
manis, asem, asin dan pait.
32
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
- USG abdomen yang dilakukan sebelum operasi, tampak masa besar di darah
abdomen atas, di anterior aorta, masa dengan echoheterogen (isodens,
hipodens, hiperdens) masa tidak ada hubungan dengan hepar, lien, tampak
cairan bebas di daerah parametrium.
- Hasil lab pada tanggal 26 november 2014 kimia (fungsi hati)
33
Hematokrit 32%
Gds 96 mg/dl
II.
ANALISA DATA
No.
Data
Etiologi
DS:
-
Klien
nyeri
mengatakan
pada
daerah
abdomen
1
Klien
mengatakan
Masalah
Klien
mengatakan
Metaplasia sel
Neoplasia sel
Nyeri akut
Displasia sel
tusuk,
-
Klien
nyeri
mengatakan
bisa
dirasakan
selama 10 menit
34
Klien
mengatakan
Obstruksi lumen
klien
tampak
terlihat
Penumpukan massa
abdomennya
-
daerah
abdomen
dengan panjang 6 cm
Distensi abdomen
Luka insisi
Implus ke otak
Presepsi nyeri
Nyeri
DS:
klien mengatakan
perutnya terasa penuh
Ketidakefektivan pola
nafas
Metaplasia sel
35
DO:
-
RR 15x/menit
N 100x/menit
TD 130/90
Neoplasia sel
Displasia sel
Diferensiasi sel-sel epitel
Perubahan struktur sel dan fungsi
sel-sel normal
Aktivitas regenerasi sel meningkat
TUMOR ABDOMEN
Obstruksi lumen
Penumpukan massa
Distensi abdomen
Klien mengatakan
adanya perubahan
sensasi pada tangan
Resiko infeksi
Metaplasia sel
DO:
-
Neoplasia sel
kulit.
36
Reflek
bisep,
trisep
negatif
pada
tangan
Displasia sel
Diferensiasi sel-sel epitel
kiri.
-
minimal,
Aktivitas regenerasi sel meningkat
TUMOR ABDOMEN
Obstruksi lumen
Penumpukan massa
Distensi abdomen
Luka insisi
Resiko infeksi
Ds:
- klien dan keluarga
mengatakan tidak tahu
4.
Kurang pengetahuan
Do:
-
Neoplasia sel
37
menjawab 3 pertanyaan
yang diajukan oleh
perawat yang
berhubungan dengan
penyakit
-
Displasia sel
Diferensiasi sel-sel epitel
Perubahan struktur sel dan fungsi
sel-sel normal
Aktivitas regenerasi sel meningkat
selalu bertanya
mengenai penyakit
TUMOR ABDOMEN
yang dialaminya
Masa feses keras
Obstruksi lumen
Penumpukan massa
Distensi abdomen
Kurang pengetahuan
DS:
-
Klien mengatakan
nyeri pada abdomen
dengan skala nyeri 4
5.
-
Klien mengatakan
merasa mual
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Metaplasia sel
Neoplasia sel
38
DO:
-
Terlihat membrane
mukosa pucat
Displasia sel
Diferensiasi sel-sel epitel
Perubahan struktur sel dan fungsi
sel-sel normal
Aktivitas regenerasi sel meningkat
TUMOR ABDOMEN
Obstruksi lumen
Penumpukan massa
Distensi abdomen
Menekan gaster
Mual, muntah
Ketidakseimbangan nutrisi
DS:
-
6.
dirawat di RS
Deficit
perawatan diri
DO:
-
Metaplasia sel
39
Neoplasia sel
Displasia sel
TUMOR ABDOMEN
Obstruksi lumen
Penumpukan massa
Distensi abdomen
Luka insisi
Implus ke otak
40
Presepsi nyeri
Nyeri
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b/d terputusnya kontinuitas jaringan akibat tindakan operasi
(agen cidera fisik)
2. Ketidakefektivan pola nafas b/d deformitas dinding dada
3. Resiko infeksi b/d luka post operasi (prosedur invasive)
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d mual dan
muntah
5. Deficit perawatan diri b/d nyeri
6. Kurang pengetahuan b/d kurang terpaparnya informasi
41
III.
No.
Tujuan
Intervensi
Rasional
DX
1.
keperawatan
selama
3x24
Kriteria Hasil:
Pasien
mampu
untuk
Mampu
analgetika.
nyeri.
powler.
nyeri hilang
-
berpartisipasi
6. meningkatkan relaksasi.
dalam aktifitas
7. Menghilangkan nyeri.
3.
1.
42
infeksi hasil :
3. Ganti verband.
- Luka menujukan
pencegahan infeksi.
2.
4.
infeksi
5.
5.
1. Mandi
kepuasan
secara
tentang
personal hygine
43
CATATAN PERKEMBANGAN
No waktu/tanggal No.Dx
1
Selasa
25, 1
November
2014
Implementasi
1. Mengkaji skala nyeri, lokasi, pada daerah
abdomen, karakteristik
paraf
Paraf
Evaluasi
S:klien mengatakan nyeri semakin berkurang,
P: lanjutkan intervensi
I: 1. Mengkaji skala nyeri
Ef/ : skala nyeri 4, lokasi lengan kiri,
karakteristik: seperiti ditusuk-tusuk
2.Memonior tanda-tanda vital
44
Rabu ,
3.
06 November
2014
P : stop intervensi
sebelumnya
5. Mengganti balutan
Ef : tidak terdapat rubor,kolor,dolor
45
3.
Kamis,
27
november
2014
22.00 wib
46
BAB 4
PEMBAHASAN
dan
menyebabkan
terjadinya
penumpukan
masa,
yang
47
48
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah penulis melakukan pengkajian, analisa data, menentuka
diagnose, perencanaan, implementasi, evaluasi dan catatan perkembangan
tentang asuhan Keperawatan Pada Nn H dengan Post Operasi tumor abdomen
Di Ruang Mawar RSUD Kab. Tangerang secara metode studi kasus, maka
dapat ditarik kesimpulan:
1. Hasil pengkajian pada Nn. H didapatkan klien mengatakan nyeri pada post
operasi, skala nyeri 5, luka tertutup pada abdomen, ADL klien dibantu.
2. Rumusan diagnose keperawatan didapatkan diagnose yaitu Nyeri akut b/d
terputusnya kontinuitas jaringan akibat tindakan operasi
fisik), Resiko infeksi b/d
(agen cidera
5.2 Saran
5.2.1 Penulis
Mampu meningkatkan asuhan keperawatan yang lebih berkualitas,
memberikan pelayanan keperawatan yang memperhatikan isu dan etika
yang sedang berkembang dengan modifikasi tindakan keperawatan tanpa
meninggalkan konsep dan etika keperawatan.
49
institusi
pelayanan
kesehatan,
memberikan
pelayanan
dan
mempertahankan hubungan kerja sama yang baik antara tim kesehatan dan
pasien yang ditujukan untuk meningkatkan mutu pelayanan asuhan
keperawatan yang optimal.
50
Daftar pustaka
Shibuya K, Mathers CD, Boschi-Pinto C, Lopez AD, Murray CJL. 2003. Global
and regional estimates of cancer mortality and incidence by site: II. Results
for
the
global
burden
of
disease
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC183848/
2000.
diunduh
pada
Bul.
Peneliti.
http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/BPK/article/view/56 diunduh
pada tanggal 22 Desember 2014
WHO,
2005.
Preventing
Chronic
Disease
Vital
Investment.
for
Non
Communicable
www.who.int/.../summaryfinal_rev1_english.pdf
Disease,
diunduh
pada
WHO,
tanggal
24
desember 2014
Eur
Cancer
Prev
51
Kritchevsky,
D.
2003.
Diet
and
cancer.
Nutrition.
Desember 2014
Adebamowo CA, Ajayi, Adebamowo CA, and Ajayi. 2000. Breast cancer in
Nigeria.
West
African
Journal
of
Medicine.
Prevention,
,vol12;
1523-1527.
52