Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN TUMOR INTRA ABDOMEN

FIRDAYANTI

19.04.040

CI LAHAN CI INSTITUSI

( ) ( )

YAYASAN PERAWAT SULAWESI SELATAN


STIKES PANAKUKANG MAKASSAR
PROFESI NERS
2020
LAPORAN PENDAHULUAN TUMOR INTRA ABDOMEN
A. KONSEP MEDIS
1. PENDAHULUAN
Kanker berkaitan dengan benjolan patologis pada tubuh yang
secara umum sinonim dengan tumor. Tumor berarti benjolan atau
pembengkakan, terdiri dari tumor ganas dan tumor jinak. Tumor ganas
inilah yang dikenal sebagai kanker (neoplasma = karsinoma = keganasan).
Namun tumor biasanya dipakai pula untuk pengganti nama kanker jinak,
sementara istilah kanker dimaksudkan sebagai suatu ‘tumor’ ganas.
Dengan demikian dapat disebutkan bahwa semua benjolan adalah tumor,
tapi tidak semua tumor adalah kanker.
Kanker dan tumor merupakan penyebab kematian utama kedua
yang memberikan kontribusi 13 % kematian dari 22 % kematian akibat
penyakit tidak menular utama di dunia. (Shibuya K, Mathers CD, Boschi-
Pinto C, Lopez AD, Murray CJL).
Dampak Penyakit Tidak Menular khususnya penyakit tumor
terhadap ketahanan sumber daya manusia sangat besar karena selain
merupakan penyebab kematian dan kesakitan juga menurunkan
produktivitas. Angka kesakitan dan kematian tersebut sebagian besar
terjadi pada penduduk dengan sosial ekonomi menengah ke bawah.
Di Indonesia penyakit kanker/tumor merupakan urutan ke 6 dari
pola penyakit nasional. Setiap tahunnya 100 kasus baru terjadi diantara
100.000 penduduk. (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2002).
Meningkatnya pengguna rokok (57 juta orang), konsumsi alkohol,
kegemukan atau 0 besitas dan kurangnya aktifitas fisik/olahraga juga
berperan dalam peningkatan angka kejadian kanker di Indonesia. (Depkes
RI. 2005). Lima besar provinsi di Indonesia mempunyai prevalensi di atas
angka nasional (> 5,03 %), yang pertama Daerah Istimewa Yogyakarta
menduduki urutan prevalensi tertinggi di Indonesia yaitu sebesar 9,66 %,
disusul Jateng 8,06 %, DKI Jakarta 7,44 %, Banten 6,35 %, selanjutnya
Sulut (5,76%0) (Oemiati Ratih , Ekowati Rahajeng , Antonius Yudi
Kristanto). Organisasi kesehatan dunia (WHO) menyatakan bahwa lima
besar penyakit kanker di dunia adalah kanker paruparu, kanker payudara,
kanker usus besar kanker lambung dan kanker hati. (WHO, 2005)
Tumor/kanker saluran cerna menempati urutan ke-6 terbanyak dari
seluruh jenis tumor/kanker yang ada. Perempuan mempunyai risiko 2,2 kali
lebih besar dibandingkan laki-laki. Risiko tumor/kanker saluran cerna akan
bertambah seiring dengan bertambahnya umur dan semakin tinggi tingkat
pendidikan. Berat badan obes mempunyai risiko 1,7 kali dibandingkan
dengan responden yang mempunyai berat badan kurus. Kebiasaan merokok
berhubungan bermakna dengan tumor/kanker saluran cerna. Kebiasaan
minum alkohol, konsumsi buah sayur, maupun konsumsi makanan
berlemak tidak berhubungan bermakna dengan tumor/kanker saluran cerna.
Kanker/tumor merupakan penyakit dengan penyebab multifactor
yang terbentuk dalam jangka waktu yang lama dan mengalami kemajuan
melalui stadium yang berbeda-beda. (Bonita R, de Courten, Dwyer T, and
Leowski, J. 2001) Faktor nutrisi merupakan salah satu aspek yang sangat
penting yang kompleks dan sangat dikaitkan dengan proses patologis
kanker. Secara umum total asupan berbagai lemak (yaitu tipe yang
berbeda-beda dari makanan yang berlemak) bisa dihubung-kan dengan
peningkatan insiden beberapa kanker utama misalnya kanker payudara,
colon, pro stat, ovarium, endometrium dan pancreas. (Weisburger JH.
2002) Disamping itu obesitas juga meningkatkan risiko untuk kanker dan
aktivitas fisik merupakan determinan utama dari pengeluaran energi akan
mengurangi risiko (Kritchevsky, D. Key TJ. 2003).

2. ANATOMI FISIOLOGIS
Bagian abdomen (perut) sering dibagi menjadi 9 area berdasarkan
posisi dari 2 garis horizontal dan 2 garis vertikal yang membagi-bagi
abdomen. Pembagian berdasarkan region:
a. Regio hipokondriak kanan
b. Regio epigastrika
c. Regio hipokondriak kiri
d. Regio lumbal kanan
e. Regio umbilicus
f. Regio lumbal kiri
g. Regio iliak kanan
h. Regio hipogastrika
i. Regio iliak kiri
Bagian abdomen juga dapat dibagi menjadi 4 bagian berdasarkan
posisi dari satu garis horizontal dan 1 garis vertikal yang membagi daerah
abdomen.
a. Kuadran kanan atas
b. Kuadran kiri atas
c. Kuadran kanan bawah
d. Kuadran kiri bawah
3. PENGERTIAN
Tumor abdomen adalah suatu massa yang padat dengan ketebalan
yang berbeda-beda, yang disebabkan oleh sel tubuh yang yang mengalami
transformasi dan tumbuh secara autonom lepas dari kendali pertumbuhan
sel normal, sehingga sel tersebut berbeda dari sel normal dalam bentuk dan
strukturnya. Kelainan ini dapat meluas ke retroperitonium, dapat terjadi
obstruksi ureter atau vena kava inferior. Massa jaringan fibrosis
mengelilingi dan menentukan struktur yang dibungkusnya tetapi tidak
menginvasinya.
Yang termasuk tumor intra abdomen antara lain, Tumor hepar,
Tumor limpa / lien, Tumor lambung / usus halus, Tumor colon, Tumor
ginjal (hipernefroma), Tumor pankreas. Pada anak-anak dapat terjadi
Tumor wilms (ginjal). Yang akan dibahaskan di sini adalah yang terutama
tumor di saluran cerna intestinal.
4. KLASIFIKASI
a. Dewasa :
1) Tumor hepar
2) Tumor limpa / lien
3) Tumor lambung / usus halus
4) Tumor colon
5) Tumor ginjal (hipernefroma)
6) Tumor pankreas
b. Anak-anak : Tumor wilms (ginjal)

5. ETIOLOGI
Penyebab neoplasi umumnya bersifat multifaktorial. Beberapa
faktor yang dianggap sebagai penyebab neoplasi antara lain meliputi bahan
kimiawi, fisik, virus, parasit, inflamasi kronik, genetik, hormon, gaya
hidup, serta penurunan imunitaws. Penyebab terjadinya tumor karena
terjadinya pembelahan sel yang abnormal. Perbedaan sifat sel tumor
tergantung dari besarnya penyimpangan dalam bentuk dan fungsi
autonominya dalam pertumbuhan, kemampuannya mengadakan infiltrasi
dan menyebabkan metastasis.
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya tumor
antara lain:

a. Karsinogen
1) Kimiawi
Bahan kimia dapat berpengrauh langsung (karsinogen) atau
memerlukan aktivasi terlebih dahulu (ko-karsinogen) untuk
menimbulkan neoplasi. Bahan kimia ini dapat merupakan bahan
alami atau bahan sintetik/semisintetik. Benzopire suatu pencemar
lingkungan yang terdapat di mana saja, berasal dari pembakaran tak
sempurna pada mesin mobil dan atau mesin lain (jelaga dan ter)
dan terkenal sebagai suatu karsinogen bagi hewan maupun
manusia. Berbagai karsinogen lain antara lain nikel arsen,
aflatoksin, vinilklorida. Salah satu jenis benzo (a) piren, yakni,
hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH), yang banyak ditemukan di
dalam makanana yang dibakar menggunakan arang menimbulkan
kerusakan DNA sehingga menyebabkan neoplasia usus, payudara
atau prostat.
2) Fisik
Radiasi gelombang radioaktif seirng menyebabkan keganasan.
Sumber radiasi lain adalah pajanan ultraviolet yang diperkirakan
bertambah besar dengan hilangnya lapisan ozon pada muka bumi
bagian selatan. Iritasi kronis pada mukosa yang disebabkan oleh
bahan korosif atau penyakit tertentu juga bisa menyebabkan
terjadinya neoplasia.
3) Viral
Dapat dibagi menjadi dua berdasarkan jenis asam ribonukleatnya;
virus DNA serta RNA. Virus DNA yang sering dihubungkan
dengan kanker antara human papiloma virus (HPV), Epstein-Barr
virus (EPV), hepatiti B virus (HBV), dan hepatitis C virus (HCV).
Virus RNA yang karsonogenik adalah human T-cell leukemia virus
I (HTLV-I) .
4) Hormon
Hormon dapat merupakan promoter kegananasan.
5) Faktor gaya hidup
Kelebihan nutrisi khususnya lemak dan kebiasaan makan- makanan
yang kurang berserat. Asupan kalori berlebihan, terutama yang
berasal dari lemak binatang, dan kebiasaan makan makanan kurang
serat meningkatkan risiko berbagai keganasan, seperti karsinoma
payudara dan karsinoma kolon.
6) Parasit
Parasit schistosoma hematobin yang mengakibatkan karsinoma
planoseluler.
7) Genetik, infeksi, trauma, hipersensivitas terhadap obat.

Adapun penyebab tumor abdomen akut :


a. Kelainan traktus gastrointestinal : nyeri non-spesifik, appendicitis,
infeksi usus halus dan usus besar, hernia strangulate, perforasi ulkus
peptic, perforasi usus, diverticulitis meckel, sindrom boerhaeve,
kelainan inflamasi usus, indrom Mallory weiss, gatroienteritis, gastritis
akut, adenitis mesenterika.
b. Kelainan pancreas : pancreatitis akut.
c. Kelainan traktus urinarius : kolik renal atau ureteral, pielonefritis akut,
sistisis akut, infark renal.
d. Kelainan hati, limpa, dan traktus biliaris : kolestitisis akut kolangitis
akut, abses hati, ruptur tumor hepar ruptur spontan limpa, kolik bilier,
hepatitis akut.
e. Kelainan ginekologi : kehamilan ektopik terganggu, tumor ovarium,
salpingitis akut, dismenorea, endometriosis.
f. Kelainan vaskuler : ruptur aneurisma aorta dan visceral, iskemia kilitis
akut, trombosis mesenterika.
g. Kelainan peritoneal : abses intraabdomen, peritonitis primer, peritonitis
TBC.
h. Kelainan retroperitoneal : perdarahan retroperitoneal. ( Ibnu Zainal Ar-
rosyad, 2010 )

6. PATOFISIOLOGI
Tumor adalah proses penyakit yang bermula ketika sel abnormal di
ubah oleh mutasi ganetic dari DNA seluler, sel abnormal ini membentuk
kolon dan berpopliferasi secar abnormal, mengabaikan sinyal mengatur
pertumbuhan dalam lingkungan sekitar sel tersebut. Sel-sel neoplasma
mandapat energi terutama dari anaerob karena kemampuan sel untuk
oksidasi berkurang, meskipun mempunyai enzim yang lengkap untuk
oksidasi. Susunan enzim sel uniform sehingga lebih mengutamakan
berkembang biak yang membutuhkan energi unruk anabolisme daripada
untuk berfungsi yang menghasilkan energi dengan jalan katabolisme.
Jaringan yang tumbuh memerlukan bahan-bahan untuk membentuk
protioplasma dan energi, antara lain asam amino. Sel-sel neoplasma dapat
mengalahkan sel-sel normal dalm mendapatkan bahan-bahan tersebut.
Ketika dicapai suatu tahap dimana sel mendapatkan ciri-ciri invasi, dan
terjadi perubahan pada jaringan sekitarnya. Sel-sel tersebut menginfiltrasi
jaringan sekitar dan memperoleh akses ke limfe dan pembuluh-pembuluh
darah, melalui pembuluh darah tersebut sel-sel dapat terbawa ke area lain
dalam tubuh untuk membentuk metastase (penyebaran tumor) pada bagian
tubuh yang lain. Meskipun penyakit ini dapat diuraikan secara umum
seperti yang telah digunakan, namun tumor bukan suatu penyakit tunggal
dengan penyebab tunggal : tetapi lebih kepada suatu kelompok penyakit
yang jelas denagn penyebab, metastase, pengobatan dan prognosa yang
berbeda.

PATHWAY

Karsinogen, Hormon, Gaya hidup, kelebihan nutrisi khususnya lemak dan kebiasaan
makan makanan yang kurang berserat, Parasit, Genetic, Infeksi, trauma,
hipersensitivitas terhadap obet-obatan.

Metaplasia sel

Invasi tumor ke
jaringan Neoplasia sel

Perubahan status
Penekanan pada kesehatan
Displasia sel
daerah organ
sekitar abdomen
Koping individu
Diferensiasi sel-sel epitel tidak efektif
Merangsang
peningkatan Perubahan struktur sel dan fungsi sel-sel normal KECEMASAN
peristaltic usus

Aktivitas regenerasi sel meningkat


Konstipasi

Menekan gaster
GGN. ELIMINASI
FEKAL
Peningkatan
produksi HCL

Mual, muntah

Penumpukan massa
Menekan gaster KETIDAKSEIMBANGAN
NUTRISI
Pembesaran pada daerah abdomen
KETIDAKEFEKTIFAN
POLA NAPAS
Distensi abdomen
Kurang terpapar Pelepasan mediator nyeri (histamine, prostaglandin,
informasi bradikinin, serotonin, dll)
Tindakan pembedahan biopsi

KURANG PENGETAHUAN Ditangkap reseptor perifer


Luka insisi Port de entry RESIKO
INFEKSI
Impuls ke otak

Merangsang saraf otonom Presepsi nyeri

Merangsang susunan saraf NYERI AKUT


simpatis mendorong RAS
mengaktifkan kerja organ

Rem menurun

Klien terjaga

GANGGUAN POLA
TIDUR
7. MANIFESTASI KLINIS
a. Hiperplasia.
b. Konsistensi tumor umumnya padat atau keras.
c. Tumor epitel biasanya mengandung sedikit jaringan ikat, dan apabila
tumor berasal dari masenkim yang banyak mengandung jaringan ikat
elastis kenyal atau lunak.
d. Kadang tampak Hipervaskulari di sekitar tumor.
e. Bisa terjadi pengerutan dan mengalami retraksi.
f. Edema sekitar tumor disebabkan infiltrasi ke pembuluh limfa.
g. Konstipasi.
h. Nyeri.
i. Anoreksia, mual, lesu.
j. Penurunan berat badan.
k. Pendarahan.
8. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Prosedur diagnostik yang biasa dilakukan dalam mengevaluasi malignansi
meliputi:
a. Marer tumor
Substansi yang ditemukan dalam darah atau cairan tubuh lain yang
dibentuk oleh tubuh dalam berespon terhadap tumor.
b. Pencitraan resonansi magnetic (MRI)
Penggunaan medan magnet dan sinyal frekuensi radio untuk
menghasilkan gambaran berbagai struktur tubuh.
c. CT Scan
Menggunakan pancaran sinar sempit sinar-X untuk meminai susunan
lapisan jaringan untuk memberikan pandangan potongan melintang.
d. Flouroskopi
Menggunakan sinar-X yang memperlihatkan ketebalan antar jaringan,
dapat mencakup penggunaan bahan kontras.

e. Ultrasound
Echo dari gelombang bunyi berfrekuensi tinggi direkam pada layer
penerima, digunakan untuk mengkaji jaringan yang dalam didalam
tubuh.
f. Endoskopi
Memvisuaikan langsung rongga tubuh atau saluran dengan
memasukkan suatu kedalam rongga tubuh atau ostium tubuh,
memungkinkan dilakukannya biopsy jaringan, aspirasi dan eksisi tumor
yang kecil.
g. Pencitraan kedokteran nuklir
h. Menggunakan suntikn intravena atau menelan bahan radiosisotope yang
diikuti dengan pencitraan yang menkaji tempat berkumpulnya
radioisotope.(Smeltzer, Suzanne C.2001).
9. PENATALAKSANAAN
a. Pembedahan
Pembedahan adalah modalitas penanganan utama, biasanya
gastereksoni subtotal atau total, dan digunakan untuk baik pengobatan
maupun paliasi. Pasien dengan tumor lambung tanpa biopsy dan tidak
ada bukti matastatis jauh harus menjalani laparotomi eksplorasi atau
seliatomi untuk menentukan apakah pasien harus menjalani prosedur
kuratif atau faliatif. Konflikasi yang berkaitan dengan tindakan adalah
injeksi, pendarahan, ileus, dan kebocoran anastomoisis.(Smeltzer,
Suzanne C.2001).
b. Radioterapi
Penggunaan partikel energi tinggi untuk menghancurkan sel-sel dalam
pengobatan tumor dapat menyebabkan perubahan pada DNA dan RNA
sel tumor. Bentuk energy yang digunakan pada radioterapi adalah
ionisasi radiasi yaitu energy tertinggi dalam spektrum elektromagnetik.
c. Kemoterapi
Kemoterapi sekarang telah digunakan sebagai terapi tambahan untuk
reseksi tumor, untuk tumor lambung tingkat tinggi lanjutan dan pada
kombinasi dengan terapi radiasi dengan melawan sel dalam proses
pembelahan, tumor dengan fraksi pembelahan yang tinggi ditangani
lebih efektif dengan kemoterapi.
d. Bioterapi.
Terapi biologis atau bioterapi sebagai modalitas pengobatan keempat
untuk kanker dengan menstimulasi system imun (biologic response
modifiers/BRM) berupa antibody monoclonal, vaksin, factor stimulasi
koloni, interferon, interleukin. (Danielle Gale. 2000).

B. KONSEP KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
a. Anamnesis
Pada anamnesis penderita dengan gawat abdomen ditanya terlebih
dahulu permulaan nyerinya (kapan mulai, mendadak atau berangsur),
letaknya (menetap, pindah atau beralih), keparahannya dan sifatnya
(seperti ditusuk, tekanan, terbakar, irisan, bersifat kolik), perubahannya
(bandingkan dengan permulaan), lamanya apakah berkala, dan faktor
apakah yang mempengaruhinya (adakah yang memperingan atau
memberatkan seperti sikap tubuh, makanan, minuman, nafas dalam,
batuk, bersin, defekasi, miksi). Harus ditanyakan apakah pasien pernah
nyeri seperti ini.
Muntah sering ditemukan pada penderita gawat perut. Pada obstruksi
usus tinggi muntah tidak akan berhenti, malahan biasanya bertambah
hebat. Sembelit (konstipasi) didapatkan pada obstruksi usus besar dan
pada peritonitis umum. Nyeri tekan didapatkan pada letak iritasi
peritonium. Jika ada peradangan peritonium setempat ditemukan tanda
rangsang peritonium yang sering disertai defans muskuler. Pertanyaan
mengenai defekasi, miksi, daur menstruasi dan gejala lain seperti
keadaan sebelum diserang tanda gawat perut, harus dimasukkan dalam
anamnesis.
b. Pemeriksaan Fisik
Langkah pemeriksaan fisik penderita gawat perut :

1) Umum:
a) Inspeksi umum
b) Tanda sistemik
c) Suhu badan (rektal dan aksiler)
2) Abdomen:
a) Inspeksi:
1. Perut yang distensi dengan bekas operasi dapat memberikan
petunjuk adanya perlengketan usus.
2. Abdomen yang berkontraksi di daerah skafoid terjadi pada
pasien perforasi ulkus.
3. Peristaltik usus yang terlihat pada pasien yang kurus
menunjukkan adanya obstruksi usus.
b) Auskultasi:
1. Bising usus yang meningkat dengan kolik terdengar pada
pasien obstruksi usus halus bagian tengah dan awal
pankreatitis akut. Suara tersebut berbeda dengan bising
hiperperistaltik bernada tinggi yang tidak berhubungan dengan
nyeri tekan pada gastroenteritis, disentri, dan colitis ulseratif
fulminan.
2. Bising usus yang menurun, kecuali suara yang tidak teratur
atau lemah, menandakan terjadinya obstruksi atau peritonitis
difus.
3. Nyeri batuk:
Pasien diminta untuk batuk dan menunjukkan daerah yang
paling nyeri. Iritasi peritonel dapat diyakinkan dengan
pemeriksaan ini tanpa harus menimbulkan nyeri pada pasien
untuk mencari nyeri lepas. Tidak seperti nyeri parietal pada
peritonitis, kolik adalah nyeri viseral dan jarang diperberat
dengan inspirasi dalam atau batuk.
c) Perkusi:
1. Terdapatnya nyeri pada perkusi yang berlokasi sama dengan
nyeri lepas, menunjukkan iritasi peritoneal dan nyeri parietal.
2. Pada perforasi, udara bebas akan berkumpul di bawah
diafragma dan menghilangkan pekak hati.
3. Timpani di sekitar garis tengah pada abdomen yang distensi
menunjukkan adanya udara yang terperangkap pada usus yang
berdistensi.
4. Cairan bebas dalam peritoneal dapat ditemukan dengan
shifting dullness positif.
d) Palpasi: Nyeri yang menunjukkan adanya inflamasi peritoneal
mungkin adalah hal terpenting yang ditemukan pada pasien
dengan abdomen akut.
1. Nyeri berbatas tegas ditemui pada kolesistitis akut,apendisitis,
divertikulitis dan salpingitis akut.
2. Bila ada nyeri difus tanpa penekanan harus dicurigai adanya
gastroenteritis atau proses inflamasi usus tanpa peritonitis
lainnya.
3. Massa intraabdomen kadang-kadang ditemukan dengan
melakukan palpasi dalam. Lesi superfisial, seperti kantung
empedu yang membengkak atau abses apendiks sering
menimbulkan nyeri dengan batas tegas. Dengan tanda Murphy
(palpasi pada daerah subkostal kanan pada saat pasien
melakukan inspirasi dalam) dapat ditemukan adanya radang
akut kantung empedu.
4. Tanda illiopsoas : paha diekstensikan secara pasif atau secara
aktif melawan tahanan. Uji ini positif pada abses di daerah
psoas yang berasal dari abses perinefrik atau perforasi
penyakit Crohn.
5. Tanda obturator : nyeri pada tungkai fleksi saat dilakukan
rotasi internal atau eksternal.
6. Nyeri ketok di bawah iga menunjukkan adanya inflamasi pada
diafragma, hepar, limpa, atau jaringan penunjangnya.
7. Nyeri pada sudut kostovertebral sering terjadi pada
pielonefritis akut.
- Pemeriksaan cincin inguinal dan femoral.
- Pemeriksaan colok dubur.
Tanda pemeriksaan fisik pada berbagai gambaran gawat perut :
Keadaan Tanda klinik penting awal perforasi saluran cerna atau
saluran lain perut tampak cekung, tegang; bunyi usus kurang aktif, pekak
hati hilang, nyeri tekan, defans muskuler Peritonitis Penderita tidak
bergerak, bunyi usus hilang, nyeri batuk, nyeri gerak, nyeri lepas, defans
muskuler, tanda infeksi umum, keadaan umum merosot. Massa infeksi
atau abses Massa nyeri (abdomen, pelvik, rektal), nyeri tinju, uji lokal
(psoas), tanda umum radang.
Obstruksi usus Distensi perut; peristalsis hebat (kolik usus) tampak
dinding perut terdengar (borborigmi), dan terasa (oleh penderita yang
bergerak); tidak ada rangsangan peritoneum Ileus paralitik Distensi,
bunyi peristalsis kurang atau hilang, tidak ada nyeri tekan lokal.
Iskemia/strangulasi Distensi tidak jelas (lama), bunyi usus
mungkin ada, nyeri hebat sekali, nyeri tekan kurang jelas, jika kena usus
mungkin keluar darah dari rektum, tanda toksis. Perdarahan Pucat, syok,
mungkin distensi, berdenyut jika aneurisma aorta, nyeri tekan lokal pada
kehamilan ektopik, cairan bebas (pekak geser), anemia

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Beberapa diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien dengan
tumor abdomen antara lain :
a) Nyeri akut b/d agen cedera fisik
b) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d kurang
asupan makanan
c) Gangguan eliminasi fekal (konstipasi)
d) Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan lingkungan
e) Ansietas berhubungan dengan status kesehatan
3. INTERVENSI KEPERAWATAN

No Diagnosa keperawatan NIC


1 Domain 12 : Kenyamanan Manajemen nyeri
Kelas 1 Kenyamanan fisik 1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
00132 2. Kendalikan factor linkungan yang dapat mempengaruhi
Nyeri akut respon pasien terhadap ketidaknyamanan
3. Ajarkan prinsip-prinsip manajemen nyeri seperti tehnik
relaksasi napas dalam
4. Berikan individu penurunan nyeri yang optimal dengan
resepan analgesik
2 Domain 4 : Aktivitas/istirahat Manajemen jalan napas
Kelas 4 Respon kardivaskuler/pulmonal 1. Monitor status pernapasan dan oksigenasi
00032 2. Posisikan pasien untuk meringankan sesak napas
Ketidakefektifan pola napas 3. Lakukan fisioterapi dada
4. Instruksikan agar bisa melakukan batuk efektif
3 Domain 2 : Nutrisi Manajemen nutrisi
Kelas 1 Makan 1. Tentukan status gizi pasien
00002 2. Identifikasi adanya alergi makanan yang dimiliki pasien
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh 3. Monitor kecenderungan terjadinya penurunan BB
4 Domain 3 : Eliminasi dan pertukaran Manajemen saluran cerna
Kelas 2 Fungsi gastrointestinal 1. Catat tanggal buang air besar terakhir
00011 2. Monitor adanya tanda dan gejala konstipasi
Gangguan eliminasi fekal (konstipasi) 3. Masukkan supositoria rektal sesuai dengan kebutuhan
5 Domain 11 : Kemanan/perlindungan Kontrol infeksi
Kelas 1 Infeksi 1. Lakukan cuci tangan sebelum dan sesudah kontak/merawat
00004 pasien dengan menggunakan antiseptic
Resiko infeksi 2. Batasi jumlah pengunjung
3. Dorong untuk beristirahat
4. Ajarkan pasien dan keluarga mengenai tanda dan gejala
infeksi
6 Domain 4 : Aktivitas/istirahat Peningkatan tidur
Kelas 1 tidur/istirahat 1. Monitor/catat pola tidur pasien dan jam tidur
000198 2. Sesuaikan lingkungan untuk meningkatkan tidur
Gangguan pola tidur Tidur/istirahat
1. Berikan posisi tidur yang nyaman pada pasien
2. Dorong pasien untuk melakukan ritual sebelum tidur missal
dengan mebaca buku dan berdoa
7 Domain 9 : koping/toleransi strees Pengurangan kecemasan
Kelas 2 respon koping 1. Jelaskan semua prosedur termasuk sensasi yang akan
00146 dirasakan dan yang akan dialami
Ansietas 2. Intruksikan klien untuk menggunakan tehnik relaksasi
3. Dorong keluarga untuk mendampingi klien dengan cara yang
tepat
DAFTAR PUSTAKA

Alief. M, dkk, 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: FKUI.

Brunner, Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8.


Jakarta: EGC.

Carpenito, Lynda Juall.2009. Diagnosis Keperawatan Aplikasi Pada Praktik


Klinis Edisi 9. Jakarta : EGC

Doenges, ME. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk


Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien Edisi 3. Jakarta:
EGC.

E. Oswari. 2011. Patofisiologi. Jakarta: Hipokrates

Anda mungkin juga menyukai