Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEPERAWATAN PERIOPERATIF PADA TN.

“N”
DENGAN DIAGNOSA TUMOR KOLON ASENDEN
DI RUANG INSTALASI BEDAH SENTRAL / OK BEDAH DIGESTIF
RSUP. Dr. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR
25 APRIL 2018

1. Biaodata Pasien
a. Nama : Tn. N
b. Jenis Kelamin : Laki - Laki
c. Tanggal Lahir : 04, Mei 1952
d. Nomor Rekamedik : 84 07 06
e. Agama : ISLAM
f. Alamat : Jln. Pramuka BTN Birma Pesona Blok D2 No.15
g. Diagnosa Medik : Tumor Colon Asenden
h. Rencana Tindakan Operasi : Laparatomi Eksplorasi dan Hemikolektomi Dextra

2. Alasan Tindakan dan Tujuan Tindakan


a. Keluhan Utama ( Alasan Tindakan Operasi)
Nyeri pada abdomen, kram perut, pola defekasi bermasalah, sering sembelit, feses
berwarna kehitaman dan kadang disertai darah merah segar, tidak nafsu makan,
penurunan berat badan, dan cepat letih.
b. Tujuan Tindakan Operasi
Untuk mengankat tumor yang ada di kolon asenden .

3. Teori Kasus
a. Defenisi Tindakan
1) Laparatomi Eksplorasi
Laparotomi eksplorasi adalah bedah terbuka yang dilakukan agar dapat
menjangkau organ dan jaringan internal tubuh untuk keperluan diagnostik..
Prosedur ini pun dapat dimanfaatkan untuk mengambil sampel jaringan untuk
diagnosis lanjutan (biopsi) dan sebagai prosedur terapeutik.

PELATIHAN PERAWAT KAMAR OPERASI 2018 1


2) Hemikolektomi Dextra
Standar hemikolektomi kanan diperluas adalah dengan mengikut sertakan
pemotongan pembuluh darah kolika media. Kolon kanan dan proksimal kolon
transversum direseksi dilanjutkan anastomosis primer antara ileum dan bagian
distal kolon transversum
b. Tumor Kolon Asenden
1) Pengertia
 Tumor kolon adalah tumor-tumor ganas yang menyerang usus besar dan
dapat menyerang dan merusak organ-organ yang berdekatan.
 Tumor adalah penyakit pertumbuhan sel yang masih bersifat jinak dan
kadang dapat menjadi keganasan. Bisa mengenai organ apa saja di tubuh
manusia. Bila menyerang di kolon, maka disebut kanker kolon, bila
mengenai di rektum, maka disebut kanker rektum. Bila mengenai kolon
maupun rektum maka disebut kanker kolorektal (Aru, 2006).
 tumor kolon sebagaimana sifat kanker lainnya, memiliki sifat dapat tumbuh
dengan relatif cepat, dapat menyusup atau mengakar (infiltrasi) ke jaringan
disekitarnya serta merusaknya, dapat menyebar jauh melalui kelenjar getah
bening maupun pembuluh darah ke organ yang jauh dari tempat asalnya
tumbuh, seperti ke lever, paru-paru, yang pada akhirnya dapat
menyebabkan kematian bila tidak ditangani dengan baik ( Burkitt, 1971 ).
2) Etiologi dan Faktor Resiko
Penyebab dari pada tumor kolon tidak diketahui. Diet dan pengurangan waktu
peredaran pada usus besar ( Aliran depan feces ) yang meliputi faktor kausatif.
Petunjuk pencegahan yang tepat dianjurkan oleh Amerika Cancer Society, The
National Cancer Institute, dan organisasi kanker lainnya.
Etiologi lain :
 Kontak dengan zat-zat kimia tertentu seperti logam berat, toksin, dan
ototoksin serta gelombang elektromagnetik.
 Pola makan yang buruk, antara lain terlalu banyak daging dan lemak yang
tidak diimbangi buah dan sayuran segar yang banyak mengandung serat.
 Zat besi yang berlebihan diantaranya terdapat pada pigmen empedu, daging
sapi dan kambing serta tranfusi darah.
 Lemak jenuh dan asam lemak omega-6 (asam linol).

PELATIHAN PERAWAT KAMAR OPERASI 2018 2


 Minuman beralkohol, khususnya bir. Usus mengubah alkohol menjadi
asetilaldehida yang meningkatkan risiko menderita kanker kolon.
 Obesitas.
 Bekerja sambil duduk seharian, seperti para eksekutif, pegawai
administrasi, atau pengemudi kendaraan umum.
Faktor Resiko
Faktor risiko yang menyebabkan seseorang akan rentan terkena kanker
kolorektal yaitu:
 Usia, umumnya kanker kolorektal menyerang lebih sering pada usia tua.
Lebih dari 90 persen penyakit ini menimpa penderita diatas usia 50 tahun.
Walaupun pada usia yang lebih muda dari 50 tahunpun dapat saja terkena.
Sekitar 3 % kanker ini menyerang penderita pada usia dibawah 40 tahun.
 Polyp kolorektal, adalah pertumbuhan tumor pada dinding sebelah dalam
usus besar dan rektum. Sering terjadi pada usia diatas 50 tahun.
Kebanyakan polyp ini adalah tumor jinak, tetapi sebagian dapat berubah
menjadi kanker. Menemukan dan mengangkat polyp ini dapat menurunkan
risiko terjadinya kanker kolorektal.
 Riwayat kanker kolorektal pada keluarga, bila keluarga dekat yang terkena
(orangtua, kakak, adik atau anak), maka risiko untuk terkena kanker ini
menjadi lebih besar, terutama bila keluarga yang terkena tersebut terserang
kanker ini pada usia muda.
 Kelainan genetik, perubahan pada gen tertentu akan meningkatkan risiko
terkena kanker kolorektal. Bentuk yang paling sering dari kelainan gen
yang dapat menyebabkan kanker ini adalah hereditary nonpolyposis colon
cancer (HNPCC), yang disebabkan adanya perubahan pada gen HNPCC.
Sekitar tiga dari empat penderita cacat gen HNPCC akan terkena kanker
kolorektal, dimana usia yang tersering saat terdiagnosis adalah diatas usia
44 tahun.
 Pernah menderita penyakit sejenis, dapat terserang kembali dengan
penyakit yang sama untuk kedua kalinya. Demikian pula wanita yang
memiliki riwayat kanker indung telur, kanker rahim, kanker payudara
memiliki risiko yang tinggi untuk terkena kanker ini.

PELATIHAN PERAWAT KAMAR OPERASI 2018 3


 Radang usus besar, berupa colitis ulceratif atau penyakit Crohn yang
menyebabkan inflamasi atau peradangan pada usus untuk jangka waktu
lama, akan meningkatkan risiko terserang kanker kolorektal.
 Diet, makanan tinggi lemak (khususnya lemak hewan) dan rendah kalsium,
folat dan rendah serat, jarang makan sayuran dan buah-buahan, sering
minum alkohol, akan meningkatkan risiko terkena kanker kolorektal.
 Merokok, dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker ini.
3) Fatofisiologi
Tumor terjadi ditempat yang berada dalam colon mengikuti kira-kira pada
bagian (Sthrock 1991 a )
 26 % pada caecum dan ascending colon
 10 % pada transfersum colon
 15 % pada desending colon
 20 % pada sigmoid colon
 30 % pada rectum
Karsinoma colorektal sebagian besar menghasilkan adenomatus polip.
Biasanya tumor ini tumbuh tidak terdeteksi sampai gejala-gejala muncul
secara perlahan dan tampak membahayakan.Penyakit ini menyebar dalam
beberapa metode.Tumor mungkin menyebar dalam tempat tertentu pada
lapisan dalam di perut,mencapai serosa dan mesenterik fat.Kemudian tumor
mulai melekat pada organ yang ada disekitarnya,kemudian meluas kedalam
lumen pada usus besar atau menyebar ke limpa atau pada sistem sirkulasi.
Sistem sirkulasi ini langsung masuk dari tumor utama melewati
pembuluh darah pada usus besar melalui limpa,setelah sel tumor masuk pada
sistem sirkulasi,biasanya sel bergerak menuju liver. Tempat yang kedua
adalah tempat yang jauh kemudian metastase ke paru-paru. Tempat metastase
yang lain termasuk :
 Kelenjar Adrenalin
 Ginjal
 Kulit
 Tulang.

PELATIHAN PERAWAT KAMAR OPERASI 2018 4


4) Manifestasi Klinis
Gejala sangat ditentukan oleh lokasi kanker, tahap penyakit, dan fungsi segmen
usus tempat kanker berlokasi.
 Adanya perubahan dalam defekasi, darah pada feses,
 konstipasi,
 perubahan dalam penampilan feses, tenesmus,
 anemia dan
 perdarahan rectal merupakan keluhan yang umum terjadi.

Kanker kolon kanan, dimana isi kolon berupa cairan, cenderung tetap
tersamar hingga stadium lanjut. Sedikit kecenderungan menimbulkan
obstruksi, karena lumen usus lebih besar dan feses masih encer. Anemia
akibat perdarahan sering terjadi, dan darah bersifat samara dan hanya dapat
dideteksi dengan tes Guaiak ( suatu tes sederhana yang dapat dilakukan di
klinik ).

Mucus jarang terlihat, karena tercampur dalam feses. Pada orang yang
kurus, tumor kolon kanan mungkin dapat teraba, tetapi jarang pada stadium
awal. Penderita mungkin mengalami perasaan tidak enak pada abdomen,
dan kadang – kadang pada epigastrium. Kanker kolon kiri dan rectum
cenderung menyebabkan perubahan defekasi sebagai akibat iritasi dan
respon refleks. Diare, nyeri kejang, dan kembung sering terjadi. Karena lesi
kolon kiri cenderung melingkar, sering timbul gangguan obstruksi. Feses
dapat kecil dan berbentuk seperti pita. Baik mucus maupun darah segar
sering terlihat pada feses. Dapat terjadi anemia akibat kehilangan darah
kronik. Pertumbuhan pada sigmoid atau rectum dapat mengenai radiks saraf,
pembuluh limfe atau vena, menimbulkan gejala – gejala pada tungakai atau
perineum.

4. Pemeriksaan Penunjang
a. Hasil pemeriksaan radiologi Foto thorax PA
Tanggal pemeriksaan 20 April 2018
 Corakan bronchovascular normal
 Tidak Nampak proses spesifik pada kedua paru
 Cor : membesar dengan CTI 0.53, aorta dilatasi

PELATIHAN PERAWAT KAMAR OPERASI 2018 5


 Kedua sinus dan diagfragma baik
 Tulang – tulang intak
 Jaringan lunak sekitra kesan baik
b. Pemeriksaan Laboratorium Patologi Klinik
Tanggal pemeriksaan 21, April 2018

NILAI
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN
RUJUKAN
HEMATOLOGI
Koagulasi
 PT 10.9 10 – 14 Detik

 INR 1.01 - -
29.8 22.0 - 30.0 Detik
 APTT
KIMIA DARAH
Glukosa
 GDS 116 140 mg/dl

FUNGSI GINJAL
 Ureum 33 10 – 50 mg/dl

 Kreatinin 1.04 L (<1.3),P (<1.1) mg/dl

FUNGSI HATI
 Bilirubin Total 0.90 <1.1 mg/dl

 Bilirubin Direk 0.51 <0.30 mg/dl

 SGOT 35 <38 U/L


31 <41 U/L
 SGPT
7.2 6.6 – 8.7 gr/dl
 Protein Total
3.6 3.5 – 5.0 gr/dl
 Albumin
3.6 1.5 – 5 gr/dl
 Globulin
IMUNOSEROLOGI
 Prokalsitomi 0.35 < 0.05 mg/dl
Kimia Lain
 Asam Urat 7.5 P(2.4-5.7),L(3.4-7.0) mg/dl

PELATIHAN PERAWAT KAMAR OPERASI 2018 6


c. Pemeriksaan ST-Scan
Tanggal Pemeriksaan 5 April 2018 di RSU. ANUTAPURA PALU.
Hasil Pemeriksaan :
Tampak Massa hiperdens pada colon asendens yang menyangat post kontras
menyempitkan lumen dan menyebabkan dilatasi usus di proximalnya, colon di
distalnya Nampak kolaps.

Hepar : Ukuran dan densitas parengkim dalam batas normal, tidak


terdapat densitas mass, dilatasi vaskuler maupun bile duck
GB : Dinding tidak menebal, Nampak beberapa densitas batu uk
1,1 cm
Lien dan Pangkreas : Ukuran dan densitas parengkim dalam batas normal, tidak
terdapat densitas mass
Kedua Ginjal : Ukuran dan densitas parengkim dalam batas normal, tidak
tampak dilatasi PCS, densitas batu maupun mass
VU : Dinding tidak menebal, tidak Nampak densitas batu maupun
mass .
Kesan : Tu Colon Ascendens disertai ileus obstruksi

5. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis (GCS 15)
c. Data Fokus :
Pasien mengatakan nyeri pada abdomen, kram perut, pola defekasi bermasalah,
sering sembelit, feses berwarna kehitaman dan kadang disertai darah merah segar.
Keluhan dirasakan sejak ± 2 bulan yang lalu , terdapat nyeri tekan di bagian
abdomen dan pasien sering menanyakan proses operasi. Tampak pasien cemas dan
meringis kesakitan dengan skala 6 dari 1 – 10 metode NRS.
d. Vital sign :
 Tekanan darah : 110/70 mmHg
 Nadi : 110 x / menit
 Suhu : 36.5 oC
 Peranfasan : 20 x / menit
 Nyeri : Nyeri Skala 6 dari 1 – 10
PELATIHAN PERAWAT KAMAR OPERASI 2018 7
e. Analisa Data
1) Data Subjektif
 Pasien mengatakan nyeri pada abdomen
 Pasien menanyakan proses operasi
2) Data Objektif
 Nampak merigis
 Nampak cemas
6. Pre - Operatif
a. Ruang Penerimaan
Pasien masuk diruang Ok dan diterima diruang penerimaan kemudian dilakukan
verifikasi pasien dan kelengkapan berkas. identifikasi pasien : mengecek nama,
tanggal lahir dan nomor Rekamedik pasien sambil mencocokkan dengan gelang
identitas. Kemudian Mengecek informed consent tindakan pembedahan, anastesi dan
informaed consen transfuse : informed consent terlampir dan sudah ditnda tangani.
Mengecek tanda tangan edukasi pembedahan dan anastesi : terlampir dan sudah
ditanda tangani. Mengecek data penunjang : hasil laboratorium , foto thorax dan Ct-
scan terlampir Mengecek puasa pasien : pasien puasa sejak jam 01.00 .Mengecek gigi
palsu dan aksesoris pasien : pasien tidak memakai gigi palsu dan tidak memakai
aksesoris. Mengecek penandaan area oprasi. Mengecek pemberian antibiotic /
profilaksis.Persiapan darah pisien : darah siap 1 bag di bank darah. Mengganti baju
pasien dengan baju khusus pasien dan memakaikan topi yang telah disiapkan di
ruangan peneriamaan
b. Kelengkapan berkas
 Kelengkapan rekam medic pasien lengkap
 Informed consent tindakan lengkap dan terlampir dalam berkas rekam medic
pasien
 Hasil laboratorium, foto thorax dan St-scan sudah ada
 Pemberian edukasi tentang rencana tindakan operasi dan rencana pembiusan
telah ditanda tangani
c. Diagnosa Keperawatan Pre Operatif
Data Fokus
S : Pasien mengatakan nyeri pada abdomen
O : Nampak merigis

PELATIHAN PERAWAT KAMAR OPERASI 2018 8


Diagnosa Keperawatan
Nyeri akut b.d obstruksi tumor pada usus dengan kemungkinan menekan
organ yang lain.
Tujuan dan kriteria hasil
Setelah dilakukan tidakan keperawatan 1 x 10 menit nyeri dapat berkurang atau
hilang dengan criteria hasil Pasien mengatakan nyeri berkuran dan Nampak rileks.
Intervensi :
- Kaji tingkat Nyeri Pada skala 1 – 10 (metode NRS)
- Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan
- Ajarkan tehnik relaksasi nafas dalam untuk mengurangi nyeri
- Atur posisi yang nyaman
Implementasi
- Mengkaji tingkat Nyeri Pada skala 1 – 10 (metode NRS)
Hasil :
Pasien mengatakan nyeri pada abdomen dengan skala Nyeri 6 (1-10)
- Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan
Hasil :
Tampak pasien meringis
- Mengajarkan tehnik relaksasi nafas dalam untuk mengurangi nyeri
Hasil :
Tampak pasien mengerti apa yang diajarkan dan melakukan.
- Mengatur posisi yang nyaman
Hasil :
Pasien Nyaman pada posisi telentang
Evaluasi dan SOAP
S : Pasien Mangatakan Nyeri pada daerah abdomen
O : Nampak meringis dan skala Nyeri 6
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
- Kaji tingkat Nyeri Pada skala 1 – 10 (metode NRS)
- Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan
- Atur posisi yang nyaman

PELATIHAN PERAWAT KAMAR OPERASI 2018 9


Ansietas Berhubungan dengan rencana tindakan operasi yang akan dilakukan.
Tujuan dan criteria hasil
Setelah dilakukan tidakan keperawatan 1 x 10 menit Cemas dapat berkurang atau
hilang dengan kriteria hasil Ansietas terkontrol, pasien mampu mengidentifikasi dan
mengungkapkan gejala cemas, Vital sign dalam batas normal dan ekspresi wajah,
bahasa tubuh menunjukkan berkurangnya kecemasan.
Intervensi :
- Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur
- Identifikasi tingkat kecemasan
- Anjurkan pasien agar selalu berdoa
- Berikan pasien kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya
Implementasi
- Menjelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur
Hasil :
Pasien mengerti apa yang disampaikan
- Mengidentifikasi tingkat kecemasan
Hasil :
Pasien Nampak cemas
- Menganjurkan pasien agar selalu berdoa
Hasil :
Tampak Pasien berdoa
- Memberikan pasien kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya
Hasil :
Pasien mengungkapkan perasaannya bahwa dia cemas.
Evaluasi dan SOAP
S : Pasien mengatakan kecemasannya sedikit berkurang
O : Nampak masih cemas
A : Masalah belum teratasi
P : Pertahankan Intervensi
- Identifikasi tingkat kecemasan
- Anjurkan pasien agar selalu berdoa

PELATIHAN PERAWAT KAMAR OPERASI 2018 10


7. Intra Operasi
a. Jam masuk ruang operasi : 10.40 WITA
b. Sign in : 10.50 WITA
c. Jam anastesi : 11.00 WITA
d. Jenis anastesi : General Anastesi + ETT + Epidural
e. Time Out : 11. 25 WITA
f. Nama Tindakan : Laparatomi Eksplorasi
g. Jam Mulai Operasi : 11.30 WITA
h. Jam Sign out : 14.30 WITA
i. Jam selesai operasi : 15.00 WITA
j. Jam keluar operasi : 15.30 WITA
k. Pengakajian intra
a) Vital Sign
 Tekanan darah : 110/70 mmHg
 Nadi : 80 x / menit
 Suhu : 36.5 oC
 Peranfasan : 18 x / menit
 Nyeri : Nyeri Skala 6 dari 1 – 10

PELATIHAN PERAWAT KAMAR OPERASI 2018 11


b) Alkes BHP

Jumlah
Nama BHP
Awal Tambahan Total
1) Handscoon Nomor 7,5 3 - 3

2) Handscoon Nomor 6,5 1 - 1

3) Bisturi Nomor 22 1 - 1

4) Bisturi Nomor 11 1 - 1

5) Selang Suction 1 - 1

6) Couter 1 - 1

7) Plat Couter 1 - 1

8) Nacl 0,9 % 500 ml 2 3 5

9) Betadine 200 cc 200 cc 400 cc

10) Under Bag 2 - 2

11) Has Kecil 40 20 60

12) Big Has 1 1 2

13) Siringe (Spoit) 10 cc 1 - 1

14) Siringe (Spoit) 50 cc 1 - 1

15) Cateter 16 1 - 1

16) Urine Bag 2 - 2

17) Aquades 1 - 1

18) NGT 18 2 - 2

PELATIHAN PERAWAT KAMAR OPERASI 2018 12


c) Set Instrumen
Jumlah
Nama Set Instrumen
Awal Tambahan Total
1) Scalpel Nomor 3 1 - 1

2) Scalpel Nomor 4 1 - 1

3) Kom kecil 1 - 1

4) Nirbeken 1 1 2

5) Pinset Sirurgi 2 - 2

6) Pinset Anatomis 2 - 2

7) Gunting Benang 1 - 1

8) Gunting Jaringan 1 - 1

9) Klem 4 2 6

10) Klem 90 1 - 1

11) Nedle Holder 2 - 2

12) Koher 4 - 4

13) Alis Klem 4 - 4

14) Langeng bag 2 - 2

15) Hak otomatis 1 - 1

16) Hak S 2 - 2

17) Klem Usus halus 2 - 2

18) Kelem Panjang 2 - 2

PELATIHAN PERAWAT KAMAR OPERASI 2018 13


d) Set Kain
Jumlah
Nama Set Kain
Awal Tambahan Total
1) Jas Operasi / Gaun 4 - 4

2) Duk Kecil 4 - 4

3) Duk Besar 2 - 2

4) Duk Lobang besar 1 - 1

l. Tehnik Preparasi Kulit


Adalah suatu tindakan yang dilakukan pada bagian tubuh atau area operasi agar
bebas dari debu, mikroorganisme atau minyak yang menempel pada kulit.yang
bertujuan untuk menekan seminimal mungkin bahaya infeksi oleh sayatan kulit
sehingga komplikasi yang mungkin timbul tidak terjadi, Yaitu dengan cara
mencukur terlebih dahulu area yang akan di operasi dan kemudian pencucian daerah
operasi menggunakan Bethadine 10% dan Clorhexidin 0,5 % disinfeksi dengan
cara mengolesi area insisi terlebih dahulu kemudian akan diperluas secara melingkar
keluar sampai batas keamanan yang cukup lebar.
m. Prosedur Drapping
Suatu prosedur dalam menutup dan melingkupi pasien dengan barrier steril untuk
membentuk, memberi batas tegas daerah steril pada sekitar area incisi setelah
permukaan kulit dilakukan aseptik area operasi dengan antiseptik dan memelihara
area operasi yg steril selama proses pembedahan.
n. Proses Operasi
 Pasien dibaringkan dalam pengaruh anastesi Epidural
 Lakukan tehnik aseptic dan drapping
 Buat insisi midline 2 jari dibawah processus xyphoideus sampai 2 jari diatas
symphisis pubis perdalam hingga menembus peritoneum, tidak tampak asites,
nodul hepar sulit diidentifikasi karena perlengketan, ditemukan multiple nodul
KGB pada mesenterium usus halus.
 Identifikasi tumor, teraba tumor caecum yang melengket pada dasar abdomen,
diputuskan dengan melakukan hemikolektomi kanan dari ileum terminal sampai
colon transversum 1/3 proximal, jaringan dikirim untuk pemeriksaan patologi
anatomi.

PELATIHAN PERAWAT KAMAR OPERASI 2018 14


 Kontrol perdarahan
 Cuci lapang opearasi dengan Nacl 0,9% hingga bersih, memasang 2 buah drain (
kanan pada subhepatal dan kiri pada retrovesica
 Melakukan Sign Out
 Tutup luka operasi lapis demi lapis
 Operasi selesai
o. Tehnik Dressing
Penutupan luka operasi/ dressing adalah cara menutup luka operasi/ luka insisi
operasi dari lingkungan luar berfungsi untuk menutup dan melindungi luka dari
trauma & kontaminasi , Menyerap cairan , Membalut & mengimobilisasi daerah/
area insisi ,Membantu proses hemostasis, Memberi tekanan untuk mengurangi
edema, Mengurangi nyeri & memberikan kenyaman pada pasien, Sirkulasi udara
baik. Dengan cara mencuci luka operasi dengan Larutan Nacl 0,9% lalu bersihkan
dengan kasa kering dan memfikdsasi dengan menggunakan Hepafix.
p. Diagnosa Keperawatan Intra Operasi
Data Fokus
S :-
O :
 Nampak Luka insisi 2 jari dibawah processus xyphoideus sampai 2 jari di atas
symphisis pubis dengan kedalaman sampai di perotenium.
 Perdarahan 700 cc
Diagnosa Keperawatan
Resiko Infeksi berhubungan dengan proses tindakan pembedahan pada daerah
abdomen
Tujuan dan riteria hasil
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama tindakan pembedahan pasien tidak
mengalami infeksi dengan criteria hasil bebas dari tanda dan gejala infeksi.
Intervensi
- Cuci tangan bedah sesuai standar
- Pertahankan tehnik aseptic
- Gunakan jas operasi dan sarung tangan steril
Implementasi
- Mencuci tangan bedah sesuai standar

PELATIHAN PERAWAT KAMAR OPERASI 2018 15


Hasil :
Mencuci tangan dengan sesuai prosedur yang telah ditetapkan
- Mempertahankan tehnik aseptic
Hasil :
Menggukan Chloreksidine 4 %
- Menggunakan jas operasi dan sarung tangan steril
Hasil :
Menggunakan Jas Operasi / Gaun yang yang standar.
Evaluasi dan SOAP
S :-
O : dilakukan tandar precaution
A : Masalah tertasi
P : Pertahankan Intervensi
Resiko ketidak seimbangan volume cairan berhubungan dengan adanya
perdarahan pada proses pembedahan
Tujuan dan riteria hasil
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama tindakan pembedahan tidak terjadi
gangguan keseimbangan volume cairan dengan kriteria hasil perdarahan dapat
terkontrol.
Intervensi
- Pantau Tanda – tanda vital
- Pantau intake dan output
- Kolaborasi pemberian Transfusi dan terapi cairan intravena
Implementasi
- Memantau Tanda – tanda vital
Hasil :
Tekanan Darah : 96 / 76 mmHg
Nadi : 70
Pernafasan : 18
Suhu : 36 o c
SpO2 : 98 %
- Memantau intake dan output
Hasil :
Sudah memakai 800 cc Nacl 0,9 % melalui IV Line
PELATIHAN PERAWAT KAMAR OPERASI 2018 16
Terpasang Cater Urine : 200 cc
Perdarahn 700 cc
- Mengkolaborasi pemberian Transfusi dan terapi cairan intravena
Hasil :
Terpasang 2 IV Line infuse Nacl 0,9 % kiri dan kanan 20 tetes/menit
Evaluasi dan SOAP
S :-
O : Terpasang 2 Iv line kiri dan kanan
A : Tercapai
P : Pertahankan Intervensi
8. Pasca Operasi
1. Jam Keluar Kamar Operasi : 15.30 WITA
2. Jam Masuk Ruang RR :-
3. Pemantauan Ruang RR
Vital Sign :
Tekanan Darah :-
Nadi :-
Pernafasan :-
Suhu :-
SpO2 :-
4. Pengkajian Paska Operasi
Tidak dilakukan pengkajian karena pasien dibawa ke ruang HCU setelah dilakukan
operasi.

PELATIHAN PERAWAT KAMAR OPERASI 2018 17

Anda mungkin juga menyukai