Anda di halaman 1dari 40

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.

T DENGAN
DIAGNOSA CU REKTI DI RUANG PERAWATAN MAWAR

Oleh

Musdalifah S.Kep

CI LAHAN CI INSTITUSI

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
2024

2|Fakultas Ilmu Kesehatan


LAPORAN PENDAHULUAN
A. Definisi
Ca Rekti adalah kanker yang terjadi pada rektum. Rektum terletak di
anterior sakrum dan coccygeus panjangnya kira kira 15 cm. Rectosigmoid
junction terletak pada bagian akhir mesocolon sigmoid. Bagian sepertiga
atasnya hampir seluruhnya dibungkus oleh peritoneum. Di setengah bagian
bawah rektum keseluruhannya adalah ektraperitoneal.
Kanker rektal adalah suatu tumor malignan yang muncul dari jaringan
epitel dari rectum (Smeltzer, 2002). Kanker merupakan suatu proses
pembelahan sel-sel (proliferasi) yang tidak mengikuti aturan baku proliferasi
yang terdapat dalam tubuh (proliferasi abnormal).
Karsinoma merupakan suatu proses pembelahan sel-sel (proliferasi) yang
tidak mengikuti aturan baku proliferasi yang terdapat dalam tubuh (proliferasi
abnormal). Proliferasi ini di bagi atas non-neoplastik dan neoplastik, non-
neoplastik dibagi atas :
1. Hiperplasia adalah proliferasi sel yang berlebihan. Hal ini dapat normal
karena bertujuan untuk perbaikan dalam kondisi fisiologis tertentu
misalnya kehamilan.
2. Hipertrofi adalah peningkatan ukuran sel yang menghasilkan pembesaran
organ tanpa ada pertambahan jumlah sel.
3. Metaplasia adalah perubahan dari satu jenis tipe sel yang membelah
menjadi tipe yang lain, biasanya dalam kelas yang sama tapi kurang
terspesialisasi.
4. Displasia adalah kelainan perkembangan selular, produksi dari sel
abnormal yang mengiringi hiperplasia dan metaplasia. Perubahan yang
termasuk dalam hal ini terdiri dari bertambahnya mitosis, produksi dari sel
abnormal pada jumlah besar dan tendensi untuk tidak teratur.

B. Anatomi
Secara anatomi rektum terbentang dari vertebre sakrum ke-3
sampai garis anorektal. Secara fungsional dan endoskopik, rektum dibagi

3|Fakultas Ilmu Kesehatan


menjadi bagian ampula dan sfingter. Bagian sfingter disebut juga annulus
hemoroidalis, dikelilingi oleh muskulus levator ani dan fasia coli dari fasia
supra-ani. Bagian ampula terbentang dari sakrum ke-3 ke difragma pelvis
pada insersi muskulus levator ani. Panjang rektum berkisar 10-15 cm, dengan
keliling 15 cm pada rectosigmoid junction dan 35 cm pada bagian ampula
yang terluas. Pada orang dewasa dinding rektum mempunyai 4 lapisan
mukosa, submukosa, muskularis (sirkuler dan longitudinal), dan lapisan
serosa.

Gambar 2. Anatomi Rektum


Perdarahan arteri daerah anorektum berasal dari arteri hemoroidalis
superior, media, dan inferior. Arteri hemoroidalis superior yang merupakan
kelanjutan dari a. mesenterika inferior, arteri ini bercabang 2 kiri dan kanan.

4|Fakultas Ilmu Kesehatan


Arteri hemoroidalis merupakan cabang a. iliaka interna, arteri hemoroidalis
inferior cabang dari a. pudenda interna. Vena hemoroidalis superior berasal
dari 2 plexus hemoroidalis internus dan berjalan ke arah kranial ke dalam v.
Mesenterika inferior dan seterusnya melalui v. lienalis menuju v. porta.Vena
ini tidak berkatup sehingga tekanan alam rongga perut menentukan tekanan di
dalamnya. Karsinoma rektum dapat menyebar sebagai embolus vena ke
dalam hati. Vena hemoroidalis inferior mengalirkan darah ke v. pudenda
interna, v. iliaka interna dan sistem vena kava.

C. Etiologi
Etiologi kanker kolorektal hingga saat ini masih belum diketahui.
Penelitian saat ini menunjukkan bahwa faktor genetik memiliki korelasi
terbesar untuk kanker kolorektal. Mutasi dari gen APC adalah penyebab
familial adenomatosa poliposis (FAP), yang mempengaruhi individu membawa
resiko hampir 100% mengembangkan kanker usus besar pada usia 40 tahun
(Tomislav Dragovich, 2014). Banyak faktor yang dapat meningkatkan resiko
terjadinya kanker kolorektal, diantaranya adalah :
1. Diet tinggi lemak, rendah serat.
2. Usia lebih dari 50 tahun.
3. Riwayat keluarga satu tingkat generasi dengan riwayat kanker kolorektal
mempunyai resiko lebih besar 3 kali lipat.
4. Familial polyposis coli, Gardner syndrome, dan Turcot syndrome. Pada
semua pasien ini tanpa dilakukan kolektomi dapat berkembang menjadi
kanker rektum.
5. Resiko sedikit meningkat pada pasien Juvenile polyposis syndrome, Peutz-
Jeghers
6. syndrome dan Muir syndrome.
7. Terjadi pada 50 % pasien kanker kolorektal herediter nonpolyposis.
8. Inflammatory bowel disease.
9. Kolitis Ulseratif (resiko 30 % setelah berumur 25 tahun).

5|Fakultas Ilmu Kesehatan


10. Crohn disease, berisiko 4 sampai 10 kali lipat.

D. Tanda Gejala

Gejala dan tanda dini kanker kolorektal tidak ada. Umumnya gejala
pertama timbul karena penyulit yaitu gangguan faal usus, obstruksi, perdarahan
atau akibat penyebaran. Kanker kolon kiri dan rektum menyebabkan perubahan
pola defekasi seperti konstipasi. Makin ke distal letak tumor feses makin
menipis atau seperti kotoran kambing, atau lebih cair disertai darah atau lendir.
Perdarahan akut jarang dialami, demikian juga nyeri di daerah panggul berupa
tanda penyakit lanjut. Pada obstruksi penderita merasa lega saat flatus (Price,
2005). Tanda dan gejala yang mungkin muncul pada kanker kolorektal antara
lain ialah:
1. Perubahan pada kebiasaan BAB atau adanya darah pada feses, baik itu darah
segar maupun yang berwarna hitam.
2. Diare, konstipasi atau merasa bahwa isi perut tidak benar benar kosong saat
BAB
3. Feses yang lebih kecil dari biasanya.
4. Keluhan tidak nyaman pada perut seperti sering flatus, kembung, rasa penuh
pada perut atau nyeri.
5. Penurunan berat badan yang tidak diketahui sebabnya.
6. Mual dan muntah.
7. Rasa letih dan lesu.
8. Pada tahap lanjut dapat muncul gejala pada traktus urinarius dan nyeri pada
daerah gluteus.

E. Patofisiologi
Umumnya kanker rektal adalah adenokarsinoma yang berkembang dari
polip adenoma. Insiden tumor dari kolon kanan meningkat, meskipun
umumnya masih terjadi di rektum dan kolon sigmoid. Pertumbuhan tumor

6|Fakultas Ilmu Kesehatan


secara tipikal tidak terdeteksi, menimbulkan beberapa gejala. Pada saat timbul
gejala, penyakit mungkin sudah menyebar ke dalam lapisan lebih dalam dari
jaringan usus dan organ-organ yang berdekatan. Kanker rektal menyebar
dengan perluasan langsung ke sekeliling permukaan usus, submukosa dan
dinding luar usus.
Struktur yang berdekatan seperti hepar, kurvatura mayor, lambung,
duodenum, usus halus, pankreas, limpa, saluran genitourinari dan dinding
abdomen juga dapat dikenai oleh perluasan. Metastase ke kelenjar getah bening
regional sering berasal dari penyebaran tumor. Tanda ini tidak selalu terjadi,
bisa saja kelenjar yang jauh sudah dikenai namun kelenjar regional masih
normal (Price, 2006).
Sel-sel kanker dari tumor primer dapat juga menyebar melalui sistem
limpatik atau sistem sirkulasi ke area sekunder seperti hepar, paru-paru, otak,
tulang dan ginjal. Awalnya sebagai nodul, kanker usus sering tanpa gejala
hingga tahap lanjut karena pola pertumbuhan lamban, 5 sampai 15 tahun
sebelum muncul gejala (Price, 2006). Manifestasi tergantung pada lokasi, tipe
dan perluasan serta komplikasi. Perdarahan 6sering sebagai manifestasi yang
membawa pasien datang berobat. Gejala awal yang lain sering terjadi
perubahan kebiasaan buang air besar, diare atau konstipasi. Karekteristik lanjut
adalah nyeri, anoreksia dan kehilangan berat badan. Mungkin dapat teraba
massa di abdomen atau rektum. Biasanya pasien tampak anemis akibat dari
perdarahan.
Prognosis kanker kolorektal tergantung pada stadium penyakit saat
terdeteksi dan penanganannya. Sebanyak 75 % pasien kanker kolorektal
mampu bertahan hidup selama 5 tahun. Daya tahan hidup buruk / lebih rendah
pada usia dewasa tua . Komplikasi primer dihubungkan dengan kanker
kolorektal : (1) obstruksi usus diikuti dengan penyempitan lumen akibat lesi;
(2) perforasi dari dinding usus oleh tumor, diikuti kontaminasi dari rongga
peritoneal oleh isi usus; (3) perluasan langsung tumor ke organorgan yang
berdekatan.

7|Fakultas Ilmu Kesehatan


The American Joint Committee on Cancer (AJCC) memperkenalkan
TNM staging system yang menempatkan kanker menjadi satu dalam 4 stadium
(Stadium I-IV).
1. Stadium 0
Kanker ditemukan hanya pada bagian paling dalam rectum yaitu pada
mukosa saja. Disebut juga carcinoma in situ.
2. Stadium I
Kanker telah menyebar menembus mukosa sampai lapisan muskularis dan
melibatkan bagian dalam dinding rektum tapi tidak menyebar ke bagian
terluar dinding rektum ataupun keluar dari rektum. Disebut juga Dukes A
rectal cancer.
3. Stadium II
Kanker telah menyebar keluar rektum ke jaringan terdekat namun tidak
menyebar ke limfonodi. Disebut juga Dukes B rectal cancer.
4. Stadium III
Kanker telah menyebar ke limfonodi terdekat, tapi tidak menyebar ke
bagian tubuh lainnya. Disebut juga Dukes C rectal cancer.
5. Stadium IV
Kanker telah menyebar ke bagian lain tubuh seperti hati, paru atau
ovarium. Disebut juga Dukes D rectal cancer.

8|Fakultas Ilmu Kesehatan


F. PATHWAY
Kebiasaan Makan

(TInggi Karbohidrat
Kolitis
&
Ulceratif
Polimerase Karsinogen

Membuat DNA baru Polip


Faktor Genetik Colon

Kerusakan DNA

Penggabungan DNA
asing dan DNA induk

Sintesis RNA baru

Mitosis dipercepat

Transportasi Kanker

Pertumbuhan sel liar


ganas

Ca Recti
Gangguan Kurang
Citra Pengetahuan
Tubuh

Perdarahan
Per Anus Ansietas

Hemoroid
Perubahan Kebiasaan
PK : Perdarahan Defikasi :
Komstipasi, Diare
PK : Anemi
Nyeri

Nyeri Akut Anoreksia : Ketidakseimbangan


Resiko Infeksi
Nutrisi dari kebutuhan tubuh, mual

9|Fakultas Ilmu Kesehatan


1. Dagnosa keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik
b. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri
2. Intervensi keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik
observasi

 Identifikasi lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi,kualitas,inte
nitas nyeri.
 Identifikasi skala nyeri.

Terapeutik
 Berikan teknik nonfarmokologis untuk mengurangi rasa nyeri
 Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri

Implementasi

 lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi,kualitas,intensitas nyeri.
Hasil : pasien mengatakan nyeri pada anus, durasi sudah tidak
ada,frekuensi tidak ada dan respon pasien tidak meringis lagi.
 Mengidentifikasi skala nyeri. Hasil : skala
nyeri pasien 1. Memberikan tingkatkan
istieahat
Hasil : pasien mengerti dan mampu untuk mengurangi nyeri yang
dirasakan.
 Mengontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri, misalnya suhu
dan kebisingan.
Hasil : pasien dan keluarga mengerti untuk mengurangi kebisingan
dan menurunkan suhu ruangan dengan mematikan kipas atau
mengatur dinginnya.

Evaluasi

10 | F a k u l t a s I l m u K e s e h a t a n
Klien mengatakan nyeri yang dirasakan sudah tidak ada lagi
dan Pasien tidak meringis kesakitan masalah telah teratasi dan
pertahankan intervensi

Menganjurkan keluarga pasien untuk mempertahankan


implementasi yang telah diajarkan terhadap pasien.

b. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri

Observasi
 Identifikasi faktor penggangu tidur. Terapeutik

 Modifikasi lingkungan
(mis.pencahayaan,kebisingan,suhu,matras dan tempat
tidur).

Edukasi

 Ajarkan relaksasi otot autogenik atau cara nonfarmakologis lainnya.

Implementasi

 Mengidentifikasi faktor pengganggu tidur (fisik atau


fisiologis )
Hasil : pasien mampu mengatasi sulit tidur yang disebabkan
nyeri pada anus.
 Memodifikasi lingkungan (mis
pencahayaan,kebisingan,suhu,matras, dan tempat tidur) Hasil
: pasien dak keluarga pasien mampu mengatasi lingkungan
dengan cara mengurangi pencahayaan dengan cara
mematikan sebagian lampu dan mengurangi kebisingan yang
disebabkan oleh suara tv dan keluarga pasien lainnya dan
mengurangi suhu
ruangan yaitu kipas atau mematikan kipas.

Evaluasi

11 | F a k u l t a s I l m u K e s e h a t a n
 Pasien mengatakan sudah bisa tidur dengan baik dan pasien sudah
tidak gelisah Masalah telah teratasi selanjutnya pertahankan
intervensi

Menganjurkan keluarga pasien dan pasien untuk


mempertahankan implementasi yang telah diajarkan kepada
keluarga pasien

12 | F a k u l t a s I l m u K e s e h a t a n
PENGKAJIAN
KEPERAWATAN

REKAMAN ASUHAN KEPERAWATAN PENGKAJIAN AWAL KEPERAWATAN UMUM


DIRUANG RAWAT INAP MEDIKAL BEDAH
A. IDENTITAS

Nama : Tn.T Ruang Rawat : Mawar


Umur : 76 Tahun No. Rekam Medik : 157222

Pendidikan : SD Tgl/JamaMasuk : 07-02-2024 10.35 wita

Pekerjaan : Petani Tgl/Jam Pengambilan Data: 08-02-2024 , 20.20 wita

Suku : Mandar Diagnosa Masuk : Ca Rekti

Agama : Islam Cara masuk : (√)Berjalan ( ) Kursi Roda () Brankar

Status perkawinan : Kawin Pindahan Dari :

Alamat : Sumarrang

Sumber Informasi : Pasien dan keluarga

B. RIWAYATKESEHATAN

Keluhan Utama : nyeri pada bagian pantat


Keluhan saat ini : nyeri pada anus
: tidak bisa tidur
: tidak pernah BAB selama di rs

( √ )Tidak pernahopname () Pernah opname dengan sakit: Di RS:

13 | F a k u l t a s I l m u K e s e h a t a n
14 | F a k u l t a s I l m u K e s e h a t a n
Pernah mendapat pengobatan:( √)Tidak ( )Ya

BB SebelumSakit: 50 kg Pernah Operasi : () Tidak (√) Pasca Operasi Hari Ke :

C. KEADAAN UMUM

Kesadaran : ()CM ()Somnolen ()Apati ( )SoporosKoma ( Koma Pasien


)
Mengerti Tentang Penyakitnya : ( s ( )Ya

)Tidak
D. KEBUTUHAN DASAR

RASA NYAMAN NYERI

- Suhu:37℃ (√ ) Gelisah (√ )Nyeri ( √ ) Skala Nyeri: 7 (0-10)

- Gambaran nyeri:Nyeri seperti tertusuk tusuk

- Lokasi Nyeri: Nyeri pada anus atau pantat Frekuensi: 2 x sehari Durasi : 2-5 menit
- Respon Emosional: Meringis Lain-lain:
a. Pasien tampak meringis.
b. Pasien merasa gelisah.
c. Nyeri disebabkan karena sakit pada anus

Masalah Keperawatan :

(√)Nyeri ()Hipertermia ( )Hipotermia

NU KEBERSIHAN PERORANGAN
TR
ISI

15 | F a k u l t a s I l m u K e s e h a t a n
- TB: 160 Cm BB: 68 kg - Kebiasaan mandi: Membersihkan badan dengan tissue basah
- Kebiasaan makan: 3 x/hari Teratur (√) Tidak teratur () - Cuci rambut : -
- Keluhan saat ini: Pasien tidak menghabiskan porsi - Kebiasaan gosokgigi: 1 x sehari
makannya ()TAK()Tidak Nafsu makan ()Mual - Kebersihan badan : bersih
() Muntah ()Sukar/Sakit Menelan ()Sakit - Keadaan rambut : bersih
gigi()Stomatitis - Keadaan kulit kepala : ( ) Bersih ()Kotor
()Nyeri ulu hati/salah cernah,yang berhubungan - Keadaan kuku:(  )Pendek()panjang()Bersih()Kotor
dengan pasien telat makan - Keadaan vulva/perineal : ( ) Bersih ( ) Kotor:
- Di sembuhkan dengan: - Keluhan saat ini:()TAK()Eritema()gatal-gatal()luka
- Pembesaran tiroid: tidak - Integritas kulit:()TAK()Jaringan
- Penampilan lidah: baik Bising Usus: parut()kemerahan
x/menit
()laserasi()userasi()ekimosis()lepuh()Drainas
( ) terpasang Infus e
(dimulaitgl: 07-02-2024 Jenis cairan: RL - Luka
16 tpm Dipasang di: tangan kanan bakar :
- Porsi makan yang di habiskan: tidak dihabiskan (Deraja
- Makanan yang di sukai: buah buahan ( Apel) t/Perse
- Diet: n)
- Tandai lokasi dengan menggambar bentuk depan dan
belakang tubuh
- Keadaan Luka: () Bersih ( )Kotor

16 | F a k u l t a s I l m u K e s e h a t a n
Lain-lain : pasien mengunakan tissue basah untuk lap badannya.
Lain-lain:
 Pasien mengatakan nyeri pada anus
 Pasien tampak lemas.
Masalah keperawatan : Masalah Keperawatan: tidak
()Ketidakseimbangan nutrisi:kurang dari ada ( ) Penurunan Rawat
kebutuhan ()Ketidakseimbangan nutrisi lebih dari
diri
kebutuhan
( ) Gangguan integritas kulit
CAIRAN AKTIVITAS & LATIHAN

- Kebisaan minum: 2.500 - Aktivitas waktu luang: Cerita dengan suami dan
saudaranya Aktivitas/Hoby : -
cc/hari Jenis: air mineral
- Turgor kulit : ()Kering ( ) Tidak elastic ()Baik - Kesulitan bergerak : () Tidak ( ) Ya
- Punggung kuku: - Kekuatan otot:
- Tonus otot:
Warna: Pengisian kapiler: detik
- Keluhan saat ini: - : ( ) Tidak
- Mata cekung : () Tidak ( ) Ya :Ka/Ki
()Ya (√) Nyeri Otot ( ) Kaku otot ( ) Lemah Otot
- Konjungtiva: Sklera:
()Kelelahan() Amputasi( ) Deformitas
- Edema : ( ) Tidak ( ) Ya :Ka/Ki
Kelainan bentuk ekstremitas: tidak ada
- Terpasang infuse : ( ) Tidak ( )Ya:20 tts/menit
- Pelaksanaan aktivitas : ( ) Mandiri () Parsial ( )Total
di; cairan: RL
- Jenis aktifitas yang perlu dibantu: Lain-lain:
- Lain-lain: -

Masalah Keperawatan Masalah Keperawatan :


()Penurunan volume cairan ()Kelebihan volume
() Hambatan mobilitas
cairan () Resiko Ketidakseimbangan Elektrolit
fisik () Intoleransi
Aktivitas
ELIMINASI OKSIGENIASI

- Nadi: 80 x/menit Pernafasan: 20 x/menit


- Kebisaan BAB:
- TD: 120/60 mmHg Bunyi Nafas:
- Menggunakan laxsan:( )tidak
- S: 36,5
()ya. Jenis:
- Sirkulasi oksigenasi : ()TAK ( )Pusing ( )Sianosis ( ) akral
- Menggunakan diuretik : ( ) tidak ( )
dingin ( ) clubbingfinger
ya. Jenis:
- Dada : ( ) TAK ( ) retraksi dada ( )
- Keluhan BAK Saai ini: tidak ada nyeridada ()berdebar-
() Retensi urin () inkontinensia urin ( ) disuria (
debar()defisiensitrackhea()bunyijantung
)Keseringan ()Urgensi ( )Nocturia
- Peristaltik usus: Normal(frekwensi: x/m ( )Mur-mur ( )gallop
( ) tidak ada peristaltik ( ) Hiperperistaltik
- Riwayat penyakit : ( ) bronchitis
- Keluhan BAB saat ini: tidak ()Asma ()Tuberkulosis()Empisema(
ada () Belum pernah BAB
selama di RS )hipertensi()demam rematik ( ) flebitis (
)kesemutan
- Abdomen :
17 | F a k u l t a s I l m u K e s e h a t a n
Lunak/keras : - Lain-lain:
lunak
Massa: Ukuran/lingkar Abdomen:
- Terpasang kateter urine : ( ) Tidak ()ya

18 | F a k u l t a s I l m u K e s e h a t a n
(dimulai tgl: di:
- Pengguna alkohol: Jumlah/frekwensi:
- Lain-lain: tidak ada

Masalah keperawatan Masalah keperawatan

( ) Diare () Konstipasi ( ) Inkontinen ( ) Retensi urin ( ) Bersihan jalan nafas tidak efektif
() Inkontinen Urin ( ) Disuria ( ) Keseringan ( ) Urgensi
( ) Intoleran aktifitas ( ) Pola nafas tidak efektif
()Ggnpertukarngas()PenurunanCurahJantung
()Risikoganguanperfusijaringan.......................

19 | F a k u l t a s I l m u K e s e h a t a n
TIDUR DAN ISTIRAHAT PENCEGAHAN TERHADAP
BAHAYA
- Kebiasaan tidur : ()Malam ()Siang - Refleksi : () TAK ( )kelumpuhan
- Lama Tidur :Malam: 5 Jam Siang : 1 jam - Penglihatan : () TAK ( ) masalah:
- Kebiasaan tidur: - Pendengaran: ( ) TAK ( ) masalah
- Kesulitan tidur : () tidak ()Ya, - Penciuman : () TAK ( ) masalah:
- dipengaruhi oleh faktor : nyeri - Perabaan : () TAK ( ) masalah:
- Lain-lain: - Lain-lain: tidak ada
a. Pasien mengeluh sulit tidur.
b. Pasien mengeluh pola tidurnya berubah selama dirumah sakit
c. Pasien tampak lelah.
Masalah Keparawatan Masalah Keparawatan

() gangguan pola tidur ( ) Resiko Injury ( ) Resiko trauma


( ) Gannguan presepsi sensorik

NEOROSENSORIS KEAMANAN

Status Mental : Alergi / sensitivitas :

Kesadaran : ( ) mengantuk ( ) letargi ( ) stupor Perubahan system imun sebelumnya : -Penyebab : -

( ) koma ( ) kooperatif ( ) menyerang ( ) delusi ( ) halusinasi Riwayat penyakit hubungan seksual (tanggal/tipe) :

afek (gambarkan): Perilaku resikotinggi: periksa:

- Memori : saat ini :() yang lalu: Transfuse darah/jumlah: Kapan:


- Kaca mata: Gambaran reaksi:

- kontak lensa: Riwayat cedera kecelakaan:


- Alat bantu dengar : ( ) tidak ( ) ya di: Masalah punggung : Pembesaran

- Ukuran/reaksi pupil: mm ka/ki : isokor/anisokor nodus : Kekuatan umum:

- Facial drop:()tidak()kaku kuduk()tidak()ya Cara berjalan :


- Genggaman tangan/lepas:ka/ki: postur:

- Koordinasi:...............refleks patella ka/ki:

- Refleks tendo dalam bisep/trisep:

- Kernig sign : ( ) tidak ( )ya

- Babinsky : ( ) tidak ( )ya

- Chaddock : ( ) tidak ( )ya

- Brudinsky : ( ) tidak ( )ya

Masalah Keperawatan : Masalah Keperawatan :

( ) Gangguan perfusi jaringan cerebral ( )Resiko injury b/d penurunan absorpsi VitK

20 | F a k u l t a s I l m u K e s e h a t a n
()Ristiperluasaninfeksi(sepsis/seranganinfeksioportunistik

baru).

SEKSUALITAS

- Aktif melakukan hubungan seksual: ()tidak()ya Pria

- Penggunaan kondom: - Gangguan Prostat:

- Masalah-masalah/kesulitan seksual: - Sirkumsisi : ( ) tidak () ya Vasektomi : () Tidak ( )Ya

- Perubahan terakhir dalam frekuensi/minat Wanita - Payudara/

- Usia menarke: testis :

- Thn, lamanya siklus: Tanda (

- Durasi: Obyektif)

- Periode menstruasi terakhir: Pemeriksaan

- Perdarahan antarperiode :

payudara/Peni

s/Testis :

Kulit

genetalia/Les

t:

MasalaKeperawatan: ()Perdarahan ( ) Gangguancitratubuh ()

Disfungsiseksualitas ( ) Gangguan pemenuhan kebutuhanseksualitas

KESEIMBANGAN & PENINGKATAN HUBUNGAN RESIKO SERTA


INTERAKSI SOSIAL
- Lama perkawinan: , hidupdengan: suami dan anak - Sosiologis : ()TAK ( ) menarikdiri
- Masalah-masalah kesahatan/stress: ()komunikasi lancar ()komunikasi tidak
- Cara mengatasi stress: lancar ( ) afasia ( ) isolasi diri () amuk
- Orang Pendukung Lain: - Perubahan bicara:
- Peran Dalam Struktur Keluarga: - Adanya laringektomi:
- Masalah-masalahYangberhubungan Dengan - Komunikasi verbal/nonverbal dengan keluarga/orang terdekat
lain:
Penyakit/Kondisi:
- Spiritual : ( )TAK
- Psikologis: ()Tak ()gelisah ()Takut
- Kegiatan keagamaan:
( )Sedih ( )Rendah diri ( )Hiperaktif ( ) acuh tak acuh (
- Lain-lain: -
)Marah ( )Mudah Tersinggung
( ) Merasa Kurang sempurna ( ) Eurofik ( ) tidak
Sabar
- Lain-lain: -

21 | F a k u l t a s I l m u K e s e h a t a n
Masalah keperawatan: ()kecemasan ()ketakutan ( ) koping individu tidak efektif ( ) isolasi diri
()hambatan komunikasi verbal ()spiritual distress ()resiko merusak diri ()harga diri rendah

E. PENYULUHAN DANPEMBELAJARAN
1. Bahasa dominan (khusus):
( ) Buta huruf: Ô Ketidakmampuan belajar khusus:

22 | F a k u l t a s I l m u K e s e h a t a n
( ) Keterbatasan kognitif :
2. Informasi yang telah disampaikan:
( ) pengaturan jam besuk ( ) hak dan kewajiban klien ()tim/petugasyangmerawat

( ) lain-lain :
3. Masalah yang telah dijelaskan:
Ô perawatan diridirumahsakit ()obat-obatan yang Ô lain-lain : Obat yang
Obat Dosis Waktu Diminumsecarateratur Tujuan
diberikan diresepkan (lingkari dosis yang terakhir):

Diminum secara teratur


Obat Dosis Waktu Tujuan
Sebagai cairan
Infus RL 16x / menit 24 jam IV pemeliharaan asupan caira
resusitasi
Untuk mengobati
Ceftriaxone 1 gr 12 jam IV infeksi bakteri
1 gr diberbagai bagian
tubuh
Untuk mencegah serta
Santagesik 1x1 12 jam IV mengobati mual dan
muntah.
Untuk mengobati gejalah
atau penyakit yang
Ranitidin 1 ampul 12 jam IV berkaitan dengan produks
asam lambung berlebih

Riwayat pengobatan, obat tanpa resep / obat-obatan bebas : -


Obat-obatan jalanan / jamu : -
Pemeriksaan fisik lengkap terakhir :
4. Factor resiko keluarga (tandai hubungan):
( ) diabetes mellitus Ôtuberculosis Ôpenyakit jantung Ôstroke Ô TD tinggi
Ô penyakit ginjal Ôkanker Ôpenyakit jiwa Ôepilepsy Ôlain-lain

23 | F a k u l t a s I l m u K e s e h a t a n
Ket:

: Laki-laki : Garis perkawinan

: Perempuan : Garis keturunan

: Pasien

: Tinggal serumah

24 | F a k u l t a s I l m u K e s e h a t a n
DATA FOKUS

Nama Pasien : Tn.T Dx.Medik : CU REKTI


Umur : 76 tahun Ruangan : MAWAR
Jenis Kelamin : Laki-laki Tanggal : 07-02 - 2024

DATA OBJEKTIF DATA SUBJEKTIF

- Pasien tampak meringis. - Pasien mengatakan nyeri pada pantat

- Skala nyeri 7 - Pasien mengatakan nyeri yang dirasakan


disebabkan karena sakit pada pantat
- Durasi nyeri 2 – 5 menit
- Pasien mengatakan nyerinya dirasakan
- Frekuensi nyeri 2 x dalam sehari.
seperti.
- Pasien tampak gelisah.
- Pasien mengeluh sulit tidur
- Pasien tampak lemas
- Pasien mengeluh pola tidurnya berubah
- Terpasang infus RL 16tpm dipasang pada
selama dirumah sakit
tangan kanan.

- BB : 50 Kg.

- TB : 145 cm

- Pasien tampak lelah

TTV

TD : 120 / 60 mmhg

N : 80 x/ menit

S : 36℃

P : 20x/ menit

25 | F a k u l t a s I l m u K e s e h a t a n
No. DATA ETIOLOGI MASALAH
KEPERAWATAN
1 2 3 4

DS
Agen cedera fisiologis

- Pasien mengatakan nyeri pada anus Atau
pantat Pembengkakan pada

- Pasien mengatakan nyeri yang Daerag

dirasakan disebabkan karena sakit pantat

pada anus ↓
- Pasien mengatakan nyerinya dirasakan Respon nyeri
seperti. Tertusuk-tusuk ↓
Nyeri akut

DO

- Pasien tampak meringis.


1 Nyeri Akut
- Skala nyeri 7

- Durasi nyeri 2 – 5 menit

- Frekuensi nyeri 2 x dalam sehari.

- Pasien tampak gelisah.

TTV

TD : 120 / 60 mmhg

N : 80 x/ menit

S : 36℃

P : 20x/ menit

ANALISA DATA

Nama Pasien : Tn.T Dx.Medik : Ci Rekti


Umur : 76 tahun Ruangan : MAWAR
26 | F a k u l t a s I l m u K e s e h a t a n
Jenis Kelamin : laki-laki Tanggal : 28 - 02 - 2023

27 | F a k u l t a s I l m u K e s e h a t a n
Nyeri
DS :

- Pasien mengeluh sulit tidur.
Pasien merasa tidak
- Pasien mengeluh pola tidurnya berubah nyaman
selama dirumah sakit ↓

DO Sulit tidur

- Pasien tampak lelah
Gangguan pola tidur
2 TTV Ganggua

TD : 120 / 80 mmhg

N : 80 x/ menit

S : 36℃

P : 20x/ menit

28 | F a k u l t a s I l m u K e s e h a t a n
29 | F a k u l t a s I l m u K e s e h a t a n
DIAGNOSA
KEPERAWATAN

Nama Pasien : Tn. T Dx.Medik : Ci rekti


Umur : 76 tahun Ruangan : MAWAR
Jenis Kelamin : Perempuan Tanggal : 28- 02 - 2023

NO. DIAGNOSA KEPERAWATAN TGL T


DITEMUKAN TER
1 Nyeri Akut berhubungan dengan agen
07-02-2024 08-02
cedera fisik.
2 Gangguan pola tidur berhubungan dengan
07-02-2024 08-02
nyeri

30 | F a k u l t a s I l m u K e s e h a t a n
INTERVENSI
KEPERAWATAN

Nama Pasien : Tn.T Dx.Medik : Ci Rekti


Umur : 76 tahun Ruangan : MAWAR
Jenis Kelamin : Laki-laki Tanggal : 07 -02 - 2024

NO. DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN & KRITERIA INTERVENS


HASIL
1 2 3 4

1 Nyeri akut berhubungan dengan agen


Setelah diberikan intervensi Manajemen Nyeri
selama 1 x 24 jam Tingkat Observasi
cedera fisiologis, ditandai dengan :
Nyeri menurun dengan  Identifikasi
DS
kriteria hasil :
lokasi,karakteristik,durasi,fr
- Pasien mengatakan nyeri pada - Keluhan nyeri menurun.
nitas nyeri.
anus dan pantat - Meringis menurun..
 Identifikasi skala nyeri.
- Gelisah menurun.
- Pasien mengatakan nyeri yang Terapeutik.
dirasakan disebabkan  Berikan teknik nonfarmoko
karena sakit pada pantat mengurangi rasa nyeri.
Pasien mengatakan nyerinya  Kontrol lingkungan yang m

31 | F a k u l t a s I l m u K e s e h a t a n
dirasakan seperti.tertusuk nyeri.

DO

- Pasien tampak meringis.

- Skala nyeri 7

- Durasi nyeri 2 – 5 menit

- Frekuensi nyeri 2 x dalam


sehari.

- Pasien tampak gelisah.

TTV

TD : 120 / 60 mmhg

N : 80 x/ menit

S : 36℃

P : 20x/ menit

32 | F a k u l t a s I l m u K e s e h a t a n
SPO₂ : 98 %
2 Gangguan Pola Tidur Setelah diberikan Dukungan T
berhubungan dengan nyeri, intervensi selama 1 x 24 Observasi
ditandai dengan :
jam Pola tidur membaik  Identifikasi faktor penggang
DS : dengan kriteria hasil : Terapeutik
- Pasien mengeluh sulit tidur. - Keluhan sulit tidur  Modifikasi lingkungan
meningkat (mis.pencahayaan,kebisinga
- Pasien mengeluh pola tidurnya
- Keluhan pola tidur tempat tidur).
berubah selama dirumah
berubah menurun Edukasi
sakit
 Ajarkan relaksasi otot autog
DO
nonfarmakologis lainnya.
- Pasien tampak lelah

TTV

TD : 100 / 80 mmhg

N : 80 x/ menit

S : 36℃

P : 20x/ menit

SPO₂ : 98 %

33 | F a k u l t a s I l m u K e s e h a t a n
IMPLEMENTASI
DAN EVALUASI
KEPERAWATAN

Nama Pasien : Tn. T Dx.Medik : Ci Rekti


Umur : 76 tahun Ruangan : MAWAR
Jenis Kelamin : laki-laki Tanggal : 07 - 02 - 2024

No. Jam
Impleme Evaluasi
Diagnosa ntasi
1 20.4 Mengidentifikasi Tanggal 08-02-2024
5
lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi,kualitas,intensit
Jam :20.20 wita
as nyeri.
S: Klien mengatakan nyeri
Hasil : pasien mengatakan nyeri pada
pada bagian pantat.
anus,durasi 2-5 menit,frekuensi 2 x sehari dan
O: Pasien tampak meringis
respon pasien tampak meringis.
kesakitan
Mengidentifikasi skala nyeri.
Hasil : skala nyeri pasien 7 A: masalah belum teratasi

Memberikan penanganan nyeri non- P: Lanjutkan Intervensi


farmakologi Hasil : pasien mengerti dan mampu
1. Buscopan
untuk mengurangi nyeri yang dirasakan.
2. Pemberian obat
Mengontrol lingkungan yang dapat
omeprazole
mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan,
3. Berikan teknik
pencahayaan dan kebisingan.
nonfarmokologis untuk
Hasil : pasien dan keluarga mengerti untuk mengurangi nyeri.
mengurangi
kebisingan dan menurunkan suhu ruangan
dengan mematikan kipas atau mengatur
suhunya .
2 21.0 Mengidentifikasi faktor pengganggu tidur Tanggal 08-02-2024
0
(fisik atau fisiologis ) Jam : 20.20 wita
Hasil : pasien mampu mengatasi sulit tidur yang
S : Pasien mengatakan sakit
disebabkan nyeri pada pantat
34 | F a k u l t a s I l m u K e s e h a t a n
Memodifikasi lingkungan (mis pada anus
pencahayaan,kebisingan,suhu,matras, dan tempat O : pasien tampak gelisah.
tidur) Hasil : pasien dak keluarga pasien mampu
A : Masalah belum teratasi
mengatasi lingkungan dengan cara mengurangi
pencahayaan dengan cara mematikan sebagian P : lanjutkan intervensi
lampu dan mengurangi kebisingan yang 1. Memberikan obat untuk
disebabkan oleh suara tivi mengatasi nyeri yaitu obat
buscopan dan
dan keluarga pasien lainnya dan mengurangi suhu
ruangan. omeprazole.
Mengajarkan relaksasi otot autogenik
2. Atur posisi pasien
atau cara nonfarmokologis lainnya. senyaman mungkin
Hasil : pasien dan keluarga pasien mampu
mempraktikan cara relaksasi otot autogenik.

35 | F a k u l t a s I l m u K e s e h a t a n
IMPLEMENTASI
DAN EVALUASI
KEPERAWATAN

Nama Pasien : Tn.T Dx.Medik : Ci Rekti


Umur : 76 tahun Ruangan : MAWAR
Jenis Kelamin : Perempuan Tanggal : 07-02-2024

No. Jam
Implementasi Evaluasi
Diagnosa

1 21.0 Mengidentifikasi Tanggal 08-02-2024


0
lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi,kualitas,inte
Jam :21.15 wita
nsitas nyeri.
S: Klien mengatakan nyeri
Hasil : pasien mengatakan nyeri pada
yang dirasakan belum
anus,durasi 2-3 menit,frekuensi 2 x sehari berkurang
dan respon pasien sudah tidak meringis.
O: Pasien tampak meringis
Mengidentifikasi skala nyeri.7 kesakitan
Hasil : skala nyeri pasien 7.
A: masalah belum teratasi
Memberikan penanganan nyeri non-
farmakologi dan berikan analgetik untuk P: Lanjutkan Intervensi

mengurangi nyeri 1. Pemberian obat


Hasil : pasien mengerti dan mampu omeprazole
melakuakn penanganan untuk 2. Buscopan
mengurangi nyeri
3. Berikan teknik
Mengontrol lingkungan yang memperberat nonfarmokologis
rasa nyeri, misalnya suhu dan kebisingan. untuk mengurangi
Hasil : pasien dan keluarga mengerti untuk nyerinya dan
menonton vidio yang
mengurangi kebisingan dan menurunkan suhu bisa mengurangi
ruangan dengan mematikan kipas atau nyeri.
mengatur suhu.

36 | F a k u l t a s I l m u K e s e h a t a n
2 21.0 Mengidentifikasi faktor pengganggu tidur Tanggal 08-02-2024
0
(fisik atau fisiologis ) Jam : 21.00 wita
Hasil : pasien mampu mengatasi sulit tidur
S : Pasien mengatakan
yang disebabkan nyeri ulu hatinya.
anusnya sudah tidak terlalu
Memodifikasi lingkungan (mis nyeri
pencahayaan,kebisingan,suhu,matras, dan
O : pasien sudah tidak terlalu
tempat tidur) Hasil : pasien dak keluarga gelisah.
pasien mampu mengatasi
lingkungan dengan cara mengurangi A : Masalah belum teratasi
pencahayaan dengan cara mematikan
P : lanjutkan intervensi
sebagian lampu dan mengurangi kebisingan
1. Memberikan obat untuk
yang disebabkan oleh suara tv dan keluarga
mengatasi nyeri yaitu obat
pasien lainnya dan mengurangi suhu ruangan buscopan dan omeprazole.
yaitu kipas atau mematikan kipas.
Menjelaskan kepada
Mengajarkan relaksasi otot autogenik keluarga untuk mengurangi
atau cara nonfarmokologis lainnya. kebisingan.
Hasil : pasien dan keluarga pasien
mampu mempraktikan cara relaksasi
otot autogenik dan menonton vidio
atau mendengar musik untuk
mengurangi nyeri sehingga pasien bisa tidur.

37 | F a k u l t a s I l m u K e s e h a t a n
IMPLEMENTASI
DAN EVALUASI
KEPERAWATAN

Nama Pasien : Tn. T Dx.Medik : Ci Rekti


Umur : 76 tahun Ruangan : MAWAR
Jenis Kelamin : laki-Laki Tanggal : 07-02-2024

No. Jam
Implementasi Evaluasi
Diagnosa

1 22.00 Mengidentifikasi Tanggal 08-02-2024


lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi,kualitas,i
Jam :22.15 wita
ntensitas nyeri.
S: Klien mengatakan nyeri yang
Hasil : pasien mengatakan nyeri pada
dirasakan sudah tidak ada lagi
anus, durasi sudah tidak ada,frekuensi
O: Pasien tidak meringis
tidak ada dan respon pasien tidak
kesakitan lagi
meringis lagi.
Mengidentifikasi A: masalah teratasi

skala nyeri. Hasil : P: pertahankan intervensi


skala nyeri pasien 1
Menganjurkan keluarga pasien
Memberikan untuk mempertahankan
tingkatkan istieahat implementasi yang telah
diajarkan terhadap pasien.
Hasil : pasien mengerti dan mampu untuk
mengurangi nyeri yang dirasakan.
Mengontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri, misalnya suhu
dan kebisingan.
Hasil : pasien dan keluarga mengerti untuk
mengurangi kebisingan dan menurunkan
suhu ruangan dengan
mematikan kipas atau mengatur dinginnya.

38 | F a k u l t a s I l m u K e s e h a t a n
2 22.00 Mengidentifikasi faktor pengganggu Tanggal 08-01-
tidur (fisik atau fisiologis ) 2024Jam : 22.20 wita
Hasil : pasien mampu mengatasi sulit tidur
S : Pasien mengatakan sudah bisa
yang disebabkan nyeri pada anus.
tidur dengan baik.
Memodifikasi lingkungan (mis
O : pasien sudah tidak gelisah.
pencahayaan,kebisingan,suhu,matras, dan
tempat tidur) Hasil : pasien dak keluarga A : Masalah teratasi
pasien mampu mengatasi lingkungan P : pertahankan intervensi
dengan cara mengurangi pencahayaan
Menganjurkan keluarga pasien dan
dengan cara mematikan sebagian lampu pasien untuk
dan mengurangi kebisingan yang mempertahankan implementasi
disebabkan oleh suara tv dan keluarga yang telah diajarkan kepada

pasien lainnya dan mengurangi suhu


ruangan yaitu kipas atau mematikan kipas.

39 | F a k u l t a s I l m u K e s e h a t a n
Mengajarkan relaksasi otot autogenik atau cara pasien
nonfarmokologis lainnya.
Hasil : pasien dan keluarga pasien mampu
mempraktikan cara relaksasi otot autogenik dan
menonton vidio atau mendengar musik untuk
mengurangi nyeri sehingga pasien bisa tidur.

40 | F a k u l t a s I l m u K e s e h a t a n
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah.Vol. 2.
Jakarta:EGC

Doenges at al. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan, Ed.3. Jakarta: EGC.

Gale, Danielle & Charette, Jane, 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi,
EGC, Jakarta.

Herdman, T.H. 2012. Nanda International : Diagnosa Keperawatan Definisi dan


Klasifikasi 2012-2014.Jakarta:EGC.

Mansjoer, A. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jakarta: Penerbit Buku


Kedokteran EGC.

Price, Sylvia A., & Wilson, Lorraine M., 2006, Patofisiologi ; Konsep Klinis Proses–
Proses Penyakit Vol. 1, Edisi 4, EGC, Jakarta.

Samsuhidajat, R. 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku

Smeltzer, Suzanne C. & Bare, Brenda G., 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah Brunner & Suddarth Vol. 2, Edisi 8, EGC, Jakarta.

Sudjatmiko. 2012. Kolon-Rektum dan Anus. Laboratorium Ilmu Bedah, Fakultas


Kedokteran Universitas Airlangga.

41 | F a k u l t a s I l m u K e s e h a t a n

Anda mungkin juga menyukai