Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN

PENDAHULUAN

BENING NEOPLASM OF REKTUM

A.DEFINISI

Ca Rekti adalah kanker yang terjadi pada rektum. Rektum terletak di anterior sakrum dan
coccygeus panjangnya kira kira 15 cm. Rectosigmoid junction terletak pada bagian akhir
mesocolon sigmoid. Bagian sepertiga atasnya hampir seluruhnya dibungkus oleh
peritoneum. Di setengah bagian bawah rektum keseluruhannya adalah ektra peritoneal
Kanker rektal adalah suatu tumor malignan yang muncul dari dari rectum (Smeltzer, 2002).
Kanker merupakan suatu proses pembelahan sel-sel (proliferasi) yang tidak mengikuti aturan
baku terdapat dalam tubuh (proliferasi abnormal).Karsinoma merupakan suatu proses
pembelahan sel-sel (proliferasi) yang tidak mengikuti aturan baku proliferasi yang terdapat
dalam tubuh (proliferasiabnormal). Proliferasi ini di bagi atas non-neoplastik dan neoplastik,
non-neoplastik dibagi atas :

1. Hiperplasia adalah proliferasi sel yang berlebihan. Hal ini dapat bertujuan untuk
perbaikan dalam kondisi fisiologis tertentu misalnya kehamilan.
2. Hipertrofi adalah peningkatan ukuran sel yang menghasilkan tanpa ada pertambahan
jumlah sel.
3. Metaplasia adalah perubahan dari satu jenis tipe sel yang membelah menjadi tipe yang
lain biasanya dalam kelas yang sama tapi kurang terspesialisasi.
4. Displasia adalah kelainan perkembangan selular, produksi dari selab normal yang
mengiringi hiperplasia dan metaplasia. Perubahan dalam hal ini terdiri dari
bertambahnya mitosis produksi dari pada jumlah besar dan tendensi untuk tidak
teratur.
B. ANATOMI
Secara anatomi rectum terbentang dari vertebre sakrum ke-3 sampai garis anorektal.
Secara fungsional dan endoskopik rektum dibagi menjadi bagian ampula dan sfingter.
Bagian sfingter disebut juga annulus.

Hemoroidalis di kelilingi oleh muskulus levator ani dan fasia coli dari fasia supra-ani.
Bagian ampula terbentang dari sakrum ke-3 ke difragma pelvis pada insersi muskulus
levator ani Panjang rektum berkisar 10-15 cm dengan keliling 15 cm pada rectosigmoid
junction dan 35 cm pada bagian ampula yang terluas. Pada orang dewasa dinding
rektum mempunyai 4 lapisanmukosasu uskularis (sirkuler dan longitudinal) dan lapisan
serosa.
Perdarahan arteri daerah anorektum berasal dari arteri media dan inferior Arteri
hemoroidalis superior yang merupakan kelanjutan dari a. Mesenterika inferior arteri ini
bercabang 2 kiri dan kanan Arteri hemoroidalis merupakan cabang a. Iliaka interna arteri
hemoroidalis inferior cabang dari a. Pudenda interna Vena hemoroidalis superior
berasaldari 2 plexus hemoroidalis internus dan berjalan ke arah kranial ke dalam
v.Mesenterika inferior dan seterusnya melalui v. Lienalis menuju v. Porta Vena ini tidak
berkatup sehingga tekanan alam rongga perut menentukan tekanan di dalamnya
Karsinoma rektum dapat menyebar sebagai embolus vena kedalam hati. Vena
hemoroidalis inferior mengalirkan darah ke v. Pudenda interna v. Iliaka interna dan
sistem vena kava.
Pembuluh limfe daerah anorektum membentuk pleksus halus yang mengalirkan isinya
menuju kelenjar limfe inguinal yang selanjutnya mengalir ke kelenjar limfe iliaka. Infeksi
dan tumor ganas pada daerah anorektal dapat mengakibatkan limfa denopati inguinal.
Pembuluh rekrum di atas garis anorektum berjalan seiring dengan v. Hemoroidalis
seuperior dan melanjut kekelenjar limfe mesenterika inferior dan aorta.Persarafan
rektum terdiri atas sistem simpatik dan parasimpatik berasal dari pleksus mesenterikus
inferior yang berasal dari lumbal 2 3 dan 4 serabut ini mengatur fungsi emisi air mani
dan ejakulasi. Serabut parasimpatis berasal dari sakral 2 3 dan 4 serabut ini mengatur
fungsi ereksi penis klitoris dengan mengatur aliran darah ke dalam jaringan.
C.ETIOLOGI
kanker kolorektal hingga saat ini masih belum diketahui Penelitian saat ini menunjukkan
bahwa faktor genetik memiliki untuk kanker kolorektal. Mutasi dari gen APC adalah
penyebab familial adenomatosa poliposis (FAP) yang mempengaruhi individu membawa
resiko hampir 100% mengembangkan kanker usus besar pada usia 40 tahun (Tomislav
Dragovich, 2014). Banyak faktor yang dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker
kolorektal diantarany adalah.
1. Diet tinggi lemak rendah serat.
2. Usia lebih dari 50 tahun.
3. Riwayat keluarga satu tingkat generasi dengan riwayat kanker resiko lebih besar 3
kali lipat.
4. Familial polyposis coli Gardner syndrome dan Turcot syndrome. Padasemua pasien
ini tanpa dilakukan kolektomi dapat berkembang menjadi kangker rektum.
5. Resiko sedikit meningkat pada pasien Juvenile polyposis syndrome Peutz Jeghers
6. Syndrome dan Muir syndrome.
7. Terjadi pada 50 % pasien kanker kolorektal herediter nonpolyposis.
8. Inflammatory bowel disease.
9. Kolitis Ulseratif (resiko 30 % setelah berumur 25 tahun).
10. Crohn disease, berisiko 4 sampai 10 kali lipat
D.Tanda Gejala
dan tanda dini kanker kolorektal tidak ada. Umumnya gejala pertama timbul karena
penyulit yaitu gangguan faal usus obstruksi akibat penyebaran Kanker kolon kiri dan
rektum menyebabkan perubahan pola defekasi seperti konstipasi Makin ke distal
letak tumor feses makin menipis atau seperti kotoran kambing, atau lebih cair
disertai darah atau lendir Perdarahan akut jarang dialami, demikian juga nyeri di
daerah panggul berupa tanda penyakit lanjut Pada obstruksi penderita merasa lega
saat flatus (Price,2005). Tanda dan gejala yang mungkin muncul pada kanker
kolorektal antara lain ialah:
1. Perubahan pada kebiasaan BAB atau adanya darah pada feses baik itu darah segar
maupun yang berwarna hitam.
2. Diare konstipasi atau merasa bahwa isi perut tidak benar benar kosong saat BAB
3. Feses yang lebih kecil dari biasanya.
4. Keluhan tidak nyaman pada perut seperti sering flatus kembung rasa penuh pada
perut atau nyeri.
5. Penurunan berat badan yang tidak diketahui sebabnya.
6. Mual dan muntah.
7. Rasa letih dan lesu.
8. Pada tahap lanjut dapat muncul gejala pada traktus urinariu dan nyeri pada
daerah gluteus

E.PATOFISIOLOGI
Umumnya kanker rektal adalah yang berkembang dari polip adenoma Insiden
tumor dari kolon kanan meningkat meskipun umumnya masih terjadi di rektum dan
kolon sigmoid Pertumbuhan tumor secara tipikal tidak terdeteksi menimbulkan
beberapa gejala Pada saat timbul gejala penyakit mungkin sudah menyebar ke
dalam lapisan lebih dalam dari jaringan usus dan organ-organ yang berdekatan
Kanker rektal menyebar dengan perluasan langsung ke sekeliling permukaan usus
submukosa luar usus Struktur yang berdekatan seperti hepar kurvatura mayor
lambung duodenum usus halus pankreas limpa saluran genitourinari dan dinding
abdomen juga dapat dikenai oleh perluasan Metastase ke kelenjar getah bening
regional sering berasal dari penyebaran tumor Tanda ini tidak selalu terjadi bisa saja
kelenjar yang jauh sudah dikenai namun kelenjar regional (Price, 2006) Sel sel
kanker dari tumor primer dapat juga menyebar melalui sistem limpatik atau sistem
sirkulasi ke area sekunder seperti otak tulang dan ginjal Awalnya sebagai nodul
kanker usus sering tanpa gejala hingga tahap lanjut karena pola pertumbuhan
lamban 5 sampai 15 tahun sebelum muncul gejala (Price, 2006). Manifestasi
tergantung pada lokasi tipedan perluasan serta komplikas sering sebagai manifestasi
yang membawa pasien datang berobat. Gejala awal yang lain sering terjadi
perubahan kebiasaan buang air besar diare atau konstipasi Karekteristik lanjut
adalah nyeri anoreksia dan kehilangan berat badan. Mungkin dapat teraba massa di
abdomen atau rektumBi pasien tampak anemis akibat dari perdarahan Prognosis
kanker kolorektal tergantung pada stadium penyakit saat terdeteksi dan
penanganan nya Sebanyak 75 % pasien kanker kolorektal mampu bertahan hidup
selama 5 tahun Daya tahan hidup buruk / lebih rendah pada usia dewasa tua
Komplikasi primer dihubungkan dengan kangker kolorektal (1) obstruksi usus diikuti
dengan penyempitan lumen akibat lesi.
(2) perforasi dari dinding usus oleh tumor diikuti kontaminasi dari rongga peritoneal
oleh isi usus (3) perluasan langsung tumor ke organorgan yang berdekatan.
The American Joint Committee on Cancer (AJCC)
staging system yang menempatkan kanker menjadi satu dalam 4 stadium (Stadium
I-IV).
1. Stadium 0Kanker ditemukan hanya pada bagian paling dalam rectum yaitu
padamukosa saja. Disebut juga carcinoma in situ.
2. Stadium IKanker telah menyebar menembus mukosa sampai lapisan muskularis
danmelibatkan bagian dalam dinding rektum tapi tidak menyebar ke bagian
terluar dinding rektum ataupun keluar dari rektum. Disebut juga Dukes Arectal
cancer.
3. Stadium IIKanker telah menyebar keluar rektum ke jaringan terdekat namun ke
limfonodi Disebut juga Dukes B rectal cancer.
4. Stadium IIIKanker telah menyebar ke limfonodi terdekat tapi tidak menyebar ke
bagian tubuh lainnya Disebut juga Dukes C rectal cancer.
5. Stadium telah menyebar ke bagian lain tubuh seperti hati paru atau ovarium
disebut Dukes D rectal cancer.
G. KOMPLIKASI
kasinoma kolon dapat bermetastase dengan jalan
1.) Langsung perkontinuitatum dinding usus dan organ disekitarnya
2.) Hematogen
3.) Linefogen Metastasis sering terjadi ke kelenjar getah bening dan organ lain
misal ke hati paru dan otak.Komplikasi lainnya
1. Pertumbuhan tumor dapat menyebabkan obstruksi usus pertial / lengkap.
2. Pertumbuhan dan ulserasi dapat menyerang pembuluh darah sekitar
kolonyang menyebabkan hemoragi.
3. Perforasi dapat terjadi yang menyebabkan pembentukan abses.
4. Peritonitis / sepsis yang dapat menimbulkan syock.
H. PENATALAKSANAAN
1. Pembedahan.
a.Untuk kanker rectum atas dilakukan rekto dan dibuat anastromosis
decending kolakteral.
b.Untuk kanker rectum bawah dilakukan protakolektum dan dibuat anastomosis
kolocinal.
2. Radiasi Setelah dilakukan tindakan pembedahan perlu dipertimbangkan untuk
melakukan radiasi dengan dosis adekuat.
3. Kemoterapi Kemoterapi yang biasa diberikan ialah 5 florourasil (5FU).
I. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tumor kecil pada tahap dini tidak teraba pada palpasi perut bila teraba
menunjukan keadaan sudah lanjut Massa pada sigmoid lebih jelas teraba dari
pada massa di bagian lain kolon Karena kanker kolorektal sering berkembang
lamban dan penanganan stadium awal sangat dibutuhkan makaorganisasi
kanker Amerika merekomendasikan prosedur skrining rutin bagi deteksi awal
penyakit Rekomendasinya sebagai berikut :
1. Pemeriksaan rektal tusse untuk semua orang usia lebih dari 40 tahun.
2. Test Guaiac untuk pemeriksaan darah feses bagi usia lebih dari 50 tahun.
3. Sigmoidoskopi tiap 3-5 tahun untuk tiap orang usia lebih dari 50 tahun
Mengenai diagnosis kanker kolorektal ditegakkan berdasarkan anamnesis
speisik colok dubur dan rektosigmoidoskopi atau fotokolon dengan kontras
ganda (De Jong 2005). Pasien dengan dugaan kangker dapat dilakukan prosedur
diagnostik lanjut untuk pemeriksaan fisik test laboratorium radiograpi dan biopsi
untuk memastikan.Test laboratorium yang dianjurkan sebagai berikut 1.Jumlah
sel-sel darah untuk evaluasi anemia. Anemia mikrositik ditandai dengan sel-sel
darah merah yang kecil tanpa terlihat penyebab adalah indikasi umum untuk
test diagnostik selanjutnya untuk kanker rektal.
2.Test Guaiac pada feses untuk mendeteksi bekuan darah di dalam feses karena
semua kanker rektal mengalami perdarahan intermitten.
3. CEA (carcinoembryogenic antigen) adalah ditemukannya gliko protein
dimembran sel pada banyak jaringan termasuk kanker kolorektal. Karena tesini
tidak spesifik bagi kanker kolorektal dan positif pada lebih dari separuh pasien
dengan lokalisasi penyakit ini tidak termasuk dalam skrining atau
Test diagnostik dalam pengobatan penyakit. Ini terutama digunakan sebagai
prediktor pada prognosis postoperatif dan untuk deteksi kekambuhan mengikuti
pemotongan pembedahan.
4.Pemeriksaan kimia darah alkaline phosphatase dan kadar bilirubin dapat
meningkat indikasi telah mengenai hepar. Test laboratorium serum protein
kalsium dan kreatinin.
5.Barium enema sering digunakan untuk deteksi atau konfirmasi ada
tidaknyadan lokasi tumor. Bila medium kontras seperti barium dimasukkan
kedalamusus bagian bawah, kanker tampak sebagai massa mengisi lumen
usus,konstriksi atau gangguan pengisian. Dinding usus terfiksir oleh tumor dan
pola mukosa normal hilang. Meskipun pemeriksaan ini berguna untuk
tumorkolon, sinar-X tidak nyata dalam mendeteksi rektum.
6.CT (computed tomography) scan, magnetic resonance imaging (MRI) atau
pemeriksaan ultrasonic dapat digunakan untuk mengkaji apakah sudah
mengenai organ lain melalui perluasan langsung atau dari metastase tumor.
7.Endoskopi (sigmoidoskopi atau kolonoskopi) adalah test diagnostik utama di
gunakan untuk mendeteksi dan melihat tumor Sekalian dilakukan biopsi jaringan
Sigmoidoskopi fleksibel dapat mendeteksi 50-65% dari kanker kolorektal.
Pemeriksaan endoskopi dan kolonoskopi direkomendasikan untuk mengetahui
lokasi dan biopsi lesi pada pasien dengan perdarahan rektum. Bila kolonoskopi
dilakukan dan visualisasi sekum barium enema mungkin tidak dibutuhkan Tumor
dapat tampak membesar merah ulseratif
Sentral seperti penyakit divertikel ulseratif kolitis dan penyakit Crohns
(Smeltzer, 2002).
J. Pengkajian
Riwayat keperawatan yang perlu dikaji adalah :
1. Aktivitas /Istirahat
Gejala:
a. Kelemahan keletihan kelelahan b.Perubahan pola istirahat / malam hari
adanya faktor-faktor tidur misalnya nyeri ansietas dan berkeringat di malam
hari
c. Pekerjaan / profesi dengan pemajaan karsinogen lingkungan tingkat stress
tinggi
2. Sirkulasi Tanda Dapat terjadi perubahan denyut nadi dan tekanan darah
3. Integritas : Ego gejala
a.Faktor stress
b.Masalah terhadap perubahan penampilan
c.Menyangkal diagnosis perasaan tidak berdaya putus asa tidak mampu tidak
bermakna rasa bersalah kehilangan control depresi Tanda Menyangkal menarik
diri
4. Eliminasi
Gejal Perubahan pola defekasida ada feses nyeri pada saat defekasi Riwayat
kesehatan diambil untuk mendapatkan informasi tentang
a.Perasaan lelah
b.Nyeri abdomen atau rectal dan karakternya (lokasi frekuensi durasi
berhubungan dengan makan atau defekasi)
c.Pola eliminasi terdahulu dan saat ini
d.Deskripsi tentang warna bau dan konsistensi feses mencakup adanya darah
atau mucus.
e.Riwayat penyakit usus inflamasi kronis atau polip kolorektal
f.Riwayat keluarga dari penyakit kolorektal dan terapi obat saat ini
g.Kebiasaan diet ( masukan lemak serat & konsumsi alcohol ) jugariwayat
penurunan BB.Pengkajian objekif meliputi :
a.Auskultasi abdomen terhadap bising usus b.Palpasi abdomen untuk area nyeri
tekan distensi dan massa padat
c.Inspeksi specimen terhadap karakter dan adanya darah.
K.Diagnosa Keperawatan
1.Pre Operasi
a.Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis
b.PK: Anemia
c.Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidak mampuan mengabsorpsi nutrient
d.Konstipasi berhubungan dengan obstruksi akibat tumor
e.Kurang pengetahuan mengenai penyakit dan prosedur pembedahan
berhubungan dengan kurang paparan informasi
2. Post-operasi
a. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional
b. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisi
c. Risiko infeksi.
d. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan pembedahan (kolostomi) dan
adanya stoma.

Anda mungkin juga menyukai