A. ANATOMI
Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu dan
rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses. Pada mamalia, kolon
terdiri dari kolon menanjak (ascending), kolon melintang (transverse), kolon
menurun (descending), kolon sigmoid, dan rektum. Bagian kolon dari usus buntu
hingga pertengahan kolon melintang sering disebut dengan "kolon kanan",
sedangkan bagian sisanya sering disebut dengan "kolon kiri"
kandung kemih.
ke system portal.
lumen usus dengan obstruksi dan ulserasi pada dinding usus serta
I. KONSEP DASAR
A. DEFINISI
Tumor adalah suatu benjolan atau struktur yang menempati area tertentu
pada tubuh, dan merupakan neoplasma yang dapat bersifat jinak atau ganas
(FKUI,2008 : 268).
Sedangkan Kanker adalah suatu penyakit yang di tandai dengan
pembagian sel yang tidak teratur dan kemampuan sel-sel ini untuk menyerang
jaringan biologis lainnya, baik dengan pertumbuhan langsung di jaringan yang
bersebelahan (invasi) atau dengan migrasi sel ke tempat yang jauh (metastasis).
Pertumbuhan yang tidak teratur ini menyebabkan kerusakan DNA,
menyebabkan mutasi di gen vital yang mengontrol pembagian sel dan fungsi
lainnya (Gale, 2000 : 177).
Kanker kolon adalah suatu bentuk keganasan dari masa abnormal /
neoplasma yang muncul dari jaringan epithelial dari kolon. Kanker kolon/usus
besar adalah tumbuhnya sel kanker yang ganas di dalam permukaan usus besar
atau rektum. Kanker kolon adalah pertumbuhan sel yang bersifat ganas yang
tumbuh pada kolon dan menginvasi jaringan sekitarnya( Brunner and Suddarth
,2001: 810 )
Dari beberapa pengertian di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa
kanker kolon adalah suatu pertumbuhan tumor yang bersifat ganas dan
merusak sel DNA dan jaringan sehat di sekitar kolon (usus besar).
B. ETIOLOGI
Penyebab dari kanker kolon antara lainnya :
1) Diet
Makanan yang mengandung zat kimia menyebabkan kanker pada usus
besar. Makanan tersebut juga mengurangi waktu peredaran pada perut, yang
mempercepat usus besar menyebabkan terjadinya kanker. Makanan yang
tinggi lemak trutama lemak hewan dari daging merah, menyebabkan sekresi
asam dan bakteri anaerob, menyebabkan timbulnya kanker di dalam usus
besar. Diet dengan karbohidrat murni yang mengandung serat dalam jumlah
yang banyak dapat mengurangi waktu peredaran dlam usus besar. Beberapa
kelommpok menyarankan diet yang mengandung sedikit lemak hewan dan
tinggi sayuran & buah-buahan (e.g Mormons, seventh Day Adventists).
Makanan yang harus di hindari :
Daging merah, lemak hewan, makanan berlemak, daging atau ikan
goreng panggang, karbohidrat yang di saring (example: sari yang di
saring).
Makanan yang harus di konsumsi
Buah-buahan dan sayur-sayuran khususnya Craciferous Vegetables dari
golongan kubis (seperti brokoli, brussels sprouts), butir padi yang utuh,
cairan cukup terutama air.
2) Kelainan kolon
Adenoma di kolon : degenerasi maligna menjadi adenokarsinoma.
Familial poliposis : polip di usus mengalami degenerasi maligna
karsinoma.
Kondisi ulserative : penderita colitis ulserativa menahun mempunyai
risiko terkena karsinoma kolon.
3) Genetik
Anak yang berasal dari orangtua yang menderita karsinoma kolon
mempunyai frekuensi 3 ½ kali lebih banyak dari pada anak-anak yang
orang tuanya sehat.
C. PATOFISIOLOGI
1) Anatomi fisiologi kolon
Usus besar atau kolon adalah bagian usus antara usus buntu dan rektum.
Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses. Pada mamalia,
kolon tediri dari kolon menanjak (ascending), kolon melintang
transverse), kolon menurun (descending), sigmoid, dan rektum. Bagian
kolon dari usus buntu hingga pertengahan kolon melintng sering di sebut
dengan “kolon kanan”, sedangkan bagian sisanya serng di sebut dengan
“kolon kiri” .
2) Perubhan patologi
Karsinoma kolon sebagian besar menghasilkan adenomatus polip.
Biasanya tumor ini tumbuh tidak terdeteksi sampai gejala-gejala muncul
secara perlahan dan tampak membahayakan. Penyakit ini menyebar
dalam beberapa metode. Tumor mungkin menyebar dalam tempat
tertentu pada lapisan dalam di perut, mencapai serosa dan mesenterikfat,
kemudian umor ini mulai mendekat pada organ yang ada di sekitarnya,
kemudian meluas ke dalam lumen pada usus besar atau menyebar ke
limfa atau pada sistem sirkulasi. Sistem sirkulasi ini langsumg masuk
dari tumor utama melewati pembuluh darah pada usus besar melalui
limfa, setelah sel tumor masuk pada sistem sirkulasi, biasanya sel
bergerak menuju liver. Tempat yang kedua adalah tampat yang jauh
kemudian metastase ke paru-paru.
Tempat metastase yang lain di antaranya :
Kelenjar Adrenalin, Ginjal, Kulit, Tulang, Otak.
Penambahan untuk infeksi secara langsung dan menyebar melalui
limfa dan sistem sirkulasi, tumor kolon juga dapat menyebar pada
bagian peritonial sebelum pembedahan tumor di lakukan. Penyebaran
terjadi ketika tumor di hilangkan dan sel kanker dari tumor pecah
menuju ke rongga peritonial.
D. KLASIFIKASI
Klasifikasi kanker kolon menurut modifikasi DUKES adalah sebagai berikut:
A: Kanker hanya terbatas pada mukosa dan belum ada metastasis.
B1: kanker telah meinfiltrasi lapisan muskularis mukosa.
B2: kanker telah menembus lapisan muskularis sampai lapisan propria.
C1 : kanker telah mengadakan metastasis ke kelenjar getah bening sebanyak
satu sampai empat buah
C2 : kanker telah mengadakan metastasis ke kelenjar getah bening lebih
dari lima buah.
D : kanker telah mengadakan metastasis regional tahap lanjut dan
penyebaran yang luas dan tidak dapat di operasi lagi.
E. KOMPLIKASI
Komplikasi terjadi sehubungan dengan bertambahnya pertumbuhan
pada lokasi tumor atau melalui penyebaran metastase yang termasuk :
· Perforasi usus besar yang di sebabkan peritonitis
· Pembentukn abses
Biasanya tumor menyerang pembuluh darah dan sekitarnya
yang menyebabkan perdarahan. Tumor tumbuh kedalam usus besar secara
berangsur-angsur membantu usus besar dan pada akhirnya tidak bisa sama
sekali. Perluasan tumor melebihi perut dan mungkin menekan pada organ
yang berada di sekitarnya (uterus, urinary bladder, dan ureter) dan penyebab
gejala-gejala tersebut tertutupi oleh kanker.
G. STADIUM KLINIS
Tabel : stadium pada ca. Kolon yang di temukan dengan system TMN
STADIUM TINGKAT PENYEBARAN
TIS Carsinoma in situ
T1 Belum mengenai otot dinding, polipoid/papiler
T2 Sudah mengenai otot dinding
T3 Semua lapis dinding terkena, penyebaran ke
sekitar
T4 Sama dengan T3 dengan fistula
N Limfonodus terkena
M Ada metastasis
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1) Endoskopi
Pemeriksaan endoskopi perlu di lakukan baik sigmoidoskopi maupun
kolonoskopi.
2) Radiologis
Pemeriksaan radiologis yang dapat di lakukan antara lain adalah
foto dada dan foto kolon ( barium enema). Pemeriksaan dengan enema
barium mungkin dapat memperjelas keadaan tumor dan
mengidentifikasikan letaknya. Tes ini menggambarkan adanya
kebuntuan pada isi perut, dimana terjadi pengurangan ukuran tumor
pada lumen. Luka yang kecil kemungkinan tidak teridentifikasi dengan
tes ini. Enema barium secara umum di lakukan setelah sigmoidoscopy
dan colonoscopy.
3) Computer Tomografi (CT)
Membantu memperjelas adanya massa dan luas penyakit. Chest X-
ray dan liver scan mungkin dapat menemukan tempat yang jauh yang
sudah metastasis.
4) Histopatologi
Biopsy di gunakan untuk menegakkan diagnosis. Gambar
histopatologis karsinoma kolon adalah adenokarsinoma dan perlu
ditentukan diferensiansi sel.
·5) Laboratorium
Pemeriksaan Hb penting untuk memeriksa kemungkinan pasien
mengalami perdarahan. Nilai hemoglobin dan hematocrit biasanya
turun dengan indikasi anemia. Hasil tes Gualac positif untuk accult
blood pada feces memperkuat perdarahan pada GI Tract. Pasien harus
menghindari daging, makanan yang mengandung peroksidase
(tanaman lobak dan gula bit) aspirin dan vitamin C untuk 48 jam
sebelum diberikan feces spesimen.
·6) Ultrasonografi (USG)
Sulit dilakukan untuk memeriksa kanker pada kolon, tetapi digunakan
untuk melihat ada tidaknya metastasis kanker ke kelenjar getah
bening di abdomen dan hati.
I. PENATALAKSANAAN MEDIS
Bila sudah pasti karsinoma kolon, maka kemungkinan pengobatan adalah
sebagai berikut ;
a. Pembedahan (operasi)
Operasi adalah penanganan yang paling efektif dan cepat untuk tumor
yang diketahui lebih awal dan masih belum metastasis , tetapi tidak
menjamin semua sel kanker telah terbuang. Oleh sebab itu dokter bedah
biasanya juga menghilangkan sebagian besar jaringan sehat yang
mengelilingi sekitar kanker.
b. Penyinaran (Radioterapi)
Terapi radiasi memakai sinar gelombang partikel berenergi tinggi
misalnya sinar X, atau sinar gamma, di fokuskan untuk merusak daerah
yang di tumbuhi tumor, merusak genetik sehingga membunuh kanker.
Terapi radiasi merusak se-sel yang pembelahan dirinya cepat, antara lain
sel kanker, sel kulit, sel dinding lambung dan usus, sel darah.. Kerusakan
sel tubuh menyebabkan lemas, perubahan kulit dan kehilangan nafsu
makan.
c. Kemotherapy
Chemotherapy memakai obat anikanker yang kuat, dapat masuk ke
dalam sirkulasi darah, sehingga sangat bagus untuk kanker yang telah
menyebar. Obat chemotherapy ini ada kira-kira 50 jenis. Biasanya di
injeksi atau di makan, pada umumnya lebih dari satu macam obat, karena
digabungkan akan memberikan efek yang lebih bagus.
d. Kolostomi
Kolostomi merupakan tindakan pembuatan lubang (stoma) yang
dibentuk dari pengeluaran sebagian bentuk kolon (usus besar) ke dinding
abdomen (perut), stoma ini dapat bersifat sementara atau permanen.
Jenis-Jenis Kolostomi.
1. Jenis kolostomi berdasarkan sifatnya:
a. Sementara
Indikasi untuk kolostomi sementara :
1). Hirschprung disease
2). Luka tusuk atau luka tembak
3). Atresia ani letak tinggi
4). Untuk mempertahankan kelangsungan anastomosis distal usus
setelah tindakan operasi (mengistirahatkan usus).
5). Untuk memperbaiki fungsi usus dan kondisi umum sebelum
dilakukan tindakan operasi anastomosis.
b. Permanen
Indikasi untuk kolostomi permanen :
Penyakit tumor ganas pada kolon yang tidak memungkinkan
tindakan operasi reseksi-anastomosis usus.
1. Pengkajian
A. Identitas
Meliputi nama, umur, alamat, pendidikan, pekerjaan, suku bangsa, no reg.
B. Pemeriksaan fisik
a) Pengkajian yang dilakukan pada pola persepsi kesehatan dan
pemeliharaan kesehatan adalah kebiasaan olahraga pada pasien,
kemudian diit rendah serat, selain itu juga perlu dikaji mengenai
kebiasaan klien tentang minum kurang dari 1.000 cc/hari minimal.
b) Pengkajian mengenai pola nutrisi metabolik pada klien adalah mengenai
berat badan klien apakah mengalami obesitas atau tidak. Selain itu juga
perlu dikaji apakah klien mengalami anemia atau tidak. Pengkajian
mengenai diit rendah serat (kurang makan sayur dan buah) juga penting
untuk dikaji.
c) Pengkajian pola eliminasi pada klien adalah mengenai kondisi klien
apakah sering mengalami konstipasi atau tidak. Keluhan mengenai
nyeri waktu defekasi, duduk, dan saat berjalan. Keluhan lain mengenai
keluar darah segar dari anus. Tanyakan pula mengenai jumlah dan
warna darah yang keluar. Kebiasaan mengejan hebat waktu defekasi,
konsistensi feces, ada darah/nanah.
d) Pengkajian pola aktivitas dan latihan pada klien mengenai kurangnya
aktivitas dan kurangnya olahraga pada klien. Pekerjaan dengan kondisi
banyak duduk atau berdiri, selain itu juga perlu dikaji mengenai
kebiasaan mengangkat barang-barang berat.
e) Pengkajian pola persepsi kognitif yang perlu dikaji adalah keluhan
nyeri pada anus.
f) Pengkajian pola tidur dan istirahat adalah apakah klien mengalami
gangguan pola tidur karena nyeri atau tidak.
g) Pola mekanisme koping dan toleransi terhadap penyakit. Koping yang
digunakan dan alternatif pemecahan masalah
2. Diagnosa Keperawatan
a. Perubahan proses pikir berhubungan dengan perubahan kimia misalnya
penggunaan obat-obat farmasi, hipoksia, lingkungan terapeutik yang
terbatas misalnya stimulus sensori yang berlebihan ; stress fisiologis.
b. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan pembatasan
pemasukan cairan tubuh secara oral, pengeluaran integritas
pembuluh darah
c. Nyeri berhubungan dengan insisi pembedahan, trauma
muskuloskletal, kehancuran yang terus-menerus (misalnya
lokalisasi)
d. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan luka pembedahan.
e. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan mual / muntah
f. Konstipasi berhubungan dengan penurunan asupan cairan dan serat,
kelemahan otot abdomen sekunder akibat mekanisme kanker
kolon.
g. Ansietas berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri,
ancaman terhadap perubahan status kesehatan, ancaman terhadap
pola interaksi dengan orang yang berarti, krisis stuasi atau krisis
maturasi.
3. Intervensi Keperawatan
- Setelah
debridement, R : balutan dapat di
ganti balutan ganti satu atau dua
sesuai dengan kali sehari tergantung
kebutuhan. kondisi
parah/tidaknya luka,
- Kolaborasi agar tidak terjadi
pemberian infeksi
antibiotik
sesuai R : antibiotik berguna
indikasi untuk mematikan
mikroorganisme
patogen pada daerah
yang beresiko terjadi
infeksi
KOLOSTOMI KEMBUNG
BAB BERCAMPUR
FAKTOR
STADIUM I TERAPI
STADIUM II
DIIT TINGGI LEMAK-ALKOHOLIK-
KURANG PENGETUHAN
<AKTIVITAS STADIUM III
CEMAS
STADIUM IV
JINAK NEOPLASMA
OBSTRUKSI
DESCENDEN ALIRAN BALIK KE
VENA
(KONSTIPASI)
PENUMPUKAN DISTENSI
VASODILATASI
SIGMOID DAN
RECTUM
KOMPENSASI PERUT
(FESES HEMOROID
LENDIR,DARAH,NYERI
BAWAH PINGGUL) MERANGSANG NYERI
SYARAF
TEKANAN