Anda di halaman 1dari 11

ILMU PENYAKIT DAN KEGANASAN DALAM ANATOMI

PENUNJANG FISIOLOGI (KANKER KOLON)

DIAGNOSA By : LISNA BENGU, S.Kep.,NS


KOMPETENSI DASAR
 Menerapkan pemeriksaan keganasan dalam anatomi fisiologi
 Melakukan pemeriksaan keganasan dalam anatomi fisiologi
PENGANTAR ANATOMI DAN FISIOLOGI

Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus


antara usus buntu dan rektum.
Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses.
Pada mamalia, kolon terdiri dari kolon menanjak
(ascending), kolon melintang (transverse), kolon menurun
(descending), kolon sigmoid, dan rektum. Bagian kolon
dari usus buntu hingga pertengahan kolon melintang sering
disebut dengan "kolon kanan", sedangkan bagian sisanya
sering disebut dengan "kolon kiri".
PENGERTIAN
• Kanker kolon suatu bentuk keganasan dari masa abnormal / neoplasma yang muncul
dari jaringan ephitel dari kolon.
• Kanker kolorektal adalah keganasan yang berasal dari jaringan usus besar,
terdiri dari kolon (bagian terpanjang dari usus besar) dan atau rectum.
• Kanker kolorektal merupakan suatu tumor malignant yang muncul pada jaringan
ephitelial dari colon/rectum
ETIOLOGI
Beberapa faktor yang menpengaruhi kejadian kanker kolorektal :
 Usia
Risiko terkena kanker kolon meningkat dengan bertambahnya usia.
 Polip
Adanya polip pada kolon, khususnya polip jenis adenomatosa. Jika polip ini
langsung dihilangkan pada saat ditemukan, tindakan penghilangan tersebut akan bisa
mengurangi risiko terjadinya kanker kolon di kemudian hari.
 Riwayat kanker
Seseorang yang pernah terdiagnosis mengidap kanker kolon ( bahkan pernah dirawat
untuk kanker kolon ) berisiko tinggi terkena kanker kolon lagi dikemudian hari.
 Kebiasaan merokok.
Perokok memiliki risiko jauh lebih besar untuk terkena kanker kolon dibandingkan
dengan yang bukan perokok.
 Kebiasaan makan
•Pernah diteliti bahwa kebiasaan makan banyak daging merah ( dan sebaliknya
sedikit makan buah, sayuran serta ikan ) turut meningkatkan risiko terjadinya
kanker kolon.
•Kebiasaan mengonsumsi minuman beralkohol, khususnya bir. Usus mengubah
alkohol menjadi asetilaldehida yang meningkatkan risiko terkena kanker kolon.
•Bekerja sambil duduk seharian. Misalnya para eksekutif, pegawai administrasi, atau
pengemudi kendaran umum
KLASIFIKASI
Klasifikasi kanker kolon
A: Kanker hanya terbatas pada mukosa dan belum ada metastasis.
B1: kanker telah meinfiltrasi lapisan muskularis mukosa.
B2: kanker telah menembus lapisan muskularis sampai lapisan propria.
C1 : kanker telah mengadakan metastasis ke kelenjar getah bening sebanyak satu
sampai empat buah
C2 : kanker telah mengadakan metastasis ke kelenjar getah bening lebih dari lima
buah.
D : kanker telah mengadakan metastasis regional tahap lanjut dan penyebaran yang
luas dan tidak dapat di operasi lagi
MANIFESTASI KLINIS

Gejala sangat di tentukan oleh lokasi kanker, tahap penyakit, dan fungsi segmen usus
tempat kanker berlokasi. Adanya perubahan dalam defekasi, darah pada feses,
konstipasi, perubahan dalam penampilan feses, tenesmus, anemia dan perdarahan
rectal merupakan keluhan yang umum terjadi.

 
1. Kanker kolon kanan

Isi kolon berupa cairan, cenderung teteap tersamar hingga stadium lanjut. Sedikit
kecenderungan menimbulkan obstruksi, karena lumen usus besar dan feses masih
encer. Anemia akibat perdarahan sering terjadi, dan darah bersifat samar dan hanya
dapat dideteksi dengan tes Guaiak (suatu tes sederhana yang dapat di lakukan di
klinik). Mucus jarang terlihat, karena tercampur dalam feses. Pada orang yang kurus,
tumor kolon kanan mungkin dapat teraba, tetapi jarang pada stadium awal. Penderita
mungkin mengalami perasaan tidak enak pada abdomen, dan kadang-kadang pada
epigastrium.
2. Kanker kolon kiri dan rectum

Cenderung menyebabkan perubahan defekasi sebagai akibat iritasi dan respon


refleks. Diare, nyeri kejang, dan kembung sering terjadi. Karena lesi kolon kiri
cenderung melingkar, sering timbul gangguan obstruksi. Feses bisa kecil dan
berbentuk pita. Baik mucus maupun darah segar sering terihat pada feses. Dapat
terjadi anemia karena kehilangan darah kronik. Pertumbuhan pada sigmoid atau
rectum dapat mengenairadiks saraf, pembuluh limfe atau vena, menimbulkan gejala-
gejala pada tungkai atau perineum. Hemoroid, nyeri pinggang bawah, keinginan
defekasi atau sering berkemih dapat timbul sebagai akibat tekanan pada alat-alat
tersebut. Gejala yang mungkin dapat timbul pada lesi rectal adalah evakuasi feses
yang tidak lengkapsetelah defekasi, konstipasi dan diare bergantian, serta feses
KOMPLIKASI

Komplikasi terjadi sehubungan dengan bertambahnya pertumbuhan pada lokasi


tumor atau melalui penyebaran metastase yang termasuk :
· Perforasi usus besar yang di sebabkan peritonitis
· Pembentukn abses
Biasanya tumor menyerang pembuluh darah dan sekitarnya yang menyebabkan
perdarahan. Tumor tumbuh kedalam usus besar secara berangsur-angsur membantu
usus besar dan pada akhirnya tidak bisa sama sekali. Perluasan tumor melebihi perut
dan mungkin menekan pada organ yang berada di sekitarnya (uterus, urinary
bladder, dan ureter) dan penyebab gejala-gejala tersebut tertutupi oleh kanker.

Anda mungkin juga menyukai