Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN

FRAKTUR FEMUR

Disusun oleh:

Nurhafizah

P07120421032

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES MATARAM

JURUSAN KEPERAWATAN

PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN

TAHUN AKADEMIK 2023/2024


LAPORAN PENDAHULUAN
CA. COLON

I. KONSEP DASAR
A. DEFINISI
Tumor adalah suatu benjolan atau struktur yang menempati area tertentu pada tubuh,
dan merupakan neoplasma yang dapat bersifat jinak atau ganas (FKUI,2008 : 268).
Sedangkan Kanker adalah suatu penyakit yang di tandai dengan pembagian sel yang
tidak teratur dan kemampuan sel-sel ini untuk menyerang jaringan biologis lainnya, baik
dengan pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan (invasi) atau dengan migrasi
sel ke tempat yang jauh (metastasis). Pertumbuhan yang tidak teratur ini menyebabkan
kerusakan DNA, menyebabkan mutasi di gen vital yang mengontrol pembagian sel dan
fungsi lainnya (Gale, 2000 : 177).
Kanker kolon adalah suatu bentuk keganasan dari masa abnormal / neoplasma yang
muncul dari jaringan epithelial dari kolon. Kanker kolon/usus besar adalah tumbuhnya sel
kanker yang ganas di dalam permukaan usus besar atau rektum. Kanker kolon adalah
pertumbuhan sel yang bersifat ganas yang tumbuh pada kolon dan menginvasi jaringan
sekitarnya( Brunner and Suddarth ,2001: 810 )
Dari beberapa pengertian di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa kanker kolon
adalah suatu pertumbuhan tumor yang bersifat ganas dan merusak sel DNA dan jaringan
sehat di sekitar kolon (usus besar).

B. ETIOLOGI
Penyebab dari kanker kolon antara lainnya :
1) Diet
Makanan yang mengandung zat kimia menyebabkan kanker pada usus besar.
Makanan tersebut juga mengurangi waktu peredaran pada perut, yang mempercepat
usus besar menyebabkan terjadinya kanker. Makanan yang tinggi lemak trutama lemak
hewan dari daging merah, menyebabkan sekresi asam dan bakteri anaerob,
menyebabkan timbulnya kanker di dalam usus besar. Diet dengan karbohidrat murni
yang mengandung serat dalam jumlah yang banyak dapat mengurangi waktu peredaran
dlam usus besar. Beberapa kelommpok menyarankan diet yang mengandung sedikit
lemak hewan dan tinggi sayuran & buah-buahan (e.g Mormons, seventh Day
Adventists).
 Makanan yang harus di hindari :
Daging merah, lemak hewan, makanan berlemak, daging atau ikan goreng
panggang, karbohidrat yang di saring (example: sari yang di saring).
 Makanan yang harus di konsumsi
Buah-buahan dan sayur-sayuran khususnya Craciferous Vegetables dari golongan
kubis (seperti brokoli, brussels sprouts), butir padi yang utuh, cairan cukup terutama
air.
2) Kelainan kolon
Adenoma di kolon : degenerasi maligna menjadi adenokarsinoma.
Familial poliposis : polip di usus mengalami degenerasi maligna karsinoma.
Kondisi ulserative : penderita colitis ulserativa menahun mempunyai risiko
terkena karsinoma kolon.
3) Genetik
Anak yang berasal dari orangtua yang menderita karsinoma kolon mempunyai
frekuensi 3 ½ kali lebih banyak dari pada anak-anak yang orang tuanya sehat.

C. PATOFISIOLOGI
1) Anatomi fisiologi kolon
Usus besar atau kolon adalah bagian usus antara usus buntu dan rektum. Fungsi
utama organ ini adalah menyerap air dari feses. Pada mamalia, kolon tediri dari
kolon menanjak (ascending), kolon melintang transverse), kolon menurun
(descending), sigmoid, dan rektum. Bagian kolon dari usus buntu hingga
pertengahan kolon melintng sering di sebut dengan “kolon kanan”, sedangkan
bagian sisanya serng di sebut dengan “kolon kiri”.
2) Perubhan patologi
Karsinoma kolon sebagian besar menghasilkan adenomatus polip. Biasanya tumor
ini tumbuh tidak terdeteksi sampai gejala-gejala muncul secara perlahan dan tampak
membahayakan. Penyakit ini menyebar dalam beberapa metode. Tumor mungkin
menyebar dalam tempat tertentu pada lapisan dalam di perut, mencapai serosa dan
mesenterikfat, kemudian umor ini mulai mendekat pada organ yang ada di
sekitarnya, kemudian meluas ke dalam lumen pada usus besar atau menyebar ke
limfa atau pada sistem sirkulasi. Sistem sirkulasi ini langsumg masuk dari tumor
utama melewati pembuluh darah pada usus besar melalui limfa, setelah sel tumor
masuk pada sistem sirkulasi, biasanya sel bergerak menuju liver. Tempat yang kedua
adalah tampat yang jauh kemudian metastase ke paru-paru.
Tempat metastase yang lain di antaranya :
 Kelenjar Adrenalin, Ginjal, Kulit, Tulang, Otak.
 Penambahan untuk infeksi secara langsung dan menyebar melalui limfa dan
sistem sirkulasi, tumor kolon juga dapat menyebar pada bagian peritonial
sebelum pembedahan tumor di lakukan. Penyebaran terjadi ketika tumor di
hilangkan dan sel kanker dari tumor pecah menuju ke rongga peritonial.
D. KLASIFIKASI
Klasifikasi kanker kolon menurut modifikasi DUKES adalah sebagai berikut:
A: Kanker hanya terbatas pada mukosa dan belum ada metastasis.
B1: kanker telah meinfiltrasi lapisan muskularis mukosa.
B2: kanker telah menembus lapisan muskularis sampai lapisan propria.
C1 : kanker telah mengadakan metastasis ke kelenjar getah bening sebanyak satu
sampai empat buah
C2 : kanker telah mengadakan metastasis ke kelenjar getah bening lebih dari lima
buah.
D : kanker telah mengadakan metastasis regional tahap lanjut dan penyebaran yang
luas dan tidak dapat di operasi lagi.

E. KOMPLIKASI
Komplikasi terjadi sehubungan dengan bertambahnya pertumbuhan pada lokasi tumor
atau melalui penyebaran metastase yang termasuk :
- Perforasi usus besar yang di sebabkan peritonitis
- Pembentukn abses
Biasanya tumor menyerang pembuluh darah dan sekitarnya yang menyebabkan
perdarahan. Tumor tumbuh kedalam usus besar secara berangsur-angsur membantu usus
besar dan pada akhirnya tidak bisa sama sekali. Perluasan tumor melebihi perut dan
mungkin menekan pada organ yang berada di sekitarnya (uterus, urinary bladder, dan
ureter) dan penyebab gejala-gejala tersebut tertutupi oleh kanker.

F. MANIFESTASI KLINIS KANKER KOLON


Gejala sangat di tentukan oleh lokasi kanker, tahap penyakit, dan fungsi segmen usus
tempat kanker berlokasi. Adanya perubahan dalam defekasi, darah pada feses, konstipasi,
perubahan dalam penampilan feses, tenesmus, anemia dan perdarahan rectal merupakan
keluhan yang umum terjadi.
1. Kanker kolon kanan
Isi kolon berupa cairan, cenderung teteap tersamar hingga stadium lanjut.
Sedikit kecenderungan menimbulkan obstruksi, karena lumen usus besar dan feses
masih encer. Anemia akibat perdarahan sering terjadi, dan darah bersifat samar dan
hanya dapat dideteksi dengan tes Guaiak (suatu tes sederhana yang dapat di lakukan
di klinik). Mucus jarang terlihat, karena tercampur dalam feses. Pada orang yang
kurus, tumor kolon kanan mungkin dapat teraba, tetapi jarang pada stadium awal.
Penderita mungkin mengalami perasaan tidak enak pada abdomen, dan kadang-
kadang pada epigatrium.
2. Kanker kolon kiri dan rectum
Cenderung menyebabkan perubahan defekasi sebagai akibat iritasi dan respon
refleks. Diare, nyeri kejang, dan kembung sering terjadi. Karena lesi kolon kiri
cenderung melingkar, sering timbul gangguan obstruksi. Feses bisa kecil dan
berbentuk pita. Baik mucus maupun darah segar sering terihat pada feses. Dapat
terjadi anemia karena kehilangan darah kronik. Pertumbuhan pada sigmoid atau
rectum dapat mengenairadiks saraf, pembuluh limfe atau vena, menimbulkan gejala-
gejala pada tungkai atau perineum. Hemoroid, nyeri pinggang bawah, keinginan
defekasi atau sering berkemih dapat timbul sebagai akibat tekanan pada alat-alat
tersebut. Gejala yang mungkin dapat timbul pada lesi rectal adalah evakuasi feses
yang tidak lengkapsetelah defekasi, konstipasi dan diare bergantian, serta feses
berdarah.

G. STADIUM KLINIS
Tabel : stadium pada ca. Kolon yang di temukan dengan system TMN

STADIUM TINGKAT PENYEBARAN


TIS Carsinoma in situ
T1 Belum mengenai otot dinding, polipoid/papiler
T2 Sudah mengenai otot dinding
T3 Semua lapis dinding terkena, penyebaran ke sekitar
T4 Sama dengan T3 dengan fistula
N Limfonodus terkena
M Ada metastasis

H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1) Endoskopi
Pemeriksaan endoskopi perlu di lakukan baik sigmoidoskopi maupun kolonoskopi.
2) Radiologis
Pemeriksaan radiologis yang dapat di lakukan antara lain adalah foto dada dan
foto kolon ( barium enema). Pemeriksaan dengan enema barium mungkin dapat
memperjelas keadaan tumor dan mengidentifikasikan letaknya. Tes ini
menggambarkan adanya kebuntuan pada isi perut, dimana terjadi pengurangan
ukuran tumor pada lumen. Luka yang kecil kemungkinan tidak teridentifikasi
dengan tes ini. Enema barium secara umum di lakukan setelah sigmoidoscopy dan
colonoscopy.
3) Computer Tomografi (CT)
Membantu memperjelas adanya massa dan luas penyakit. Chest X-ray dan liver
scan mungkin dapat menemukan tempat yang jauh yang sudah metastasis.
4) Histopatologi
Biopsy di gunakan untuk menegakkan diagnosis. Gambar histopatologis
karsinoma kolon adalah adenokarsinoma dan perlu ditentukan diferensiansi sel.
·5) Laboratorium
Pemeriksaan Hb penting untuk memeriksa kemungkinan pasien mengalami
perdarahan. Nilai hemoglobin dan hematocrit biasanya turun dengan indikasi
anemia. Hasil tes Gualac positif untuk accult blood pada feces memperkuat
perdarahan pada GI Tract. Pasien harus menghindari daging, makanan yang
mengandung peroksidase (tanaman lobak dan gula bit) aspirin dan vitamin C
untuk 48 jam sebelum diberikan feces spesimen.
·6) Ultrasonografi (USG)
Sulit dilakukan untuk memeriksa kanker pada kolon, tetapi digunakan untuk
melihat ada tidaknya metastasis kanker ke kelenjar getah bening di abdomen dan
hati.

I. PENATALAKSANAAN MEDIS
Bila sudah pasti karsinoma kolon, maka kemungkinan pengobatan adalah sebagai berikut ;
a. Pembedahan (operasi)
Operasi adalah penanganan yang paling efektif dan cepat untuk tumor yang
diketahui lebih awal dan masih belum metastasis , tetapi tidak menjamin semua sel
kanker telah terbuang. Oleh sebab itu dokter bedah biasanya juga menghilangkan
sebagian besar jaringan sehat yang mengelilingi sekitar kanker.
b. Penyinaran (Radioterapi)
Terapi radiasi memakai sinar gelombang partikel berenergi tinggi misalnya sinar
X, atau sinar gamma, di fokuskan untuk merusak daerah yang di tumbuhi tumor,
merusak genetik sehingga membunuh kanker. Terapi radiasi merusak se-sel yang
pembelahan dirinya cepat, antara lain sel kanker, sel kulit, sel dinding lambung dan
usus, sel darah.. Kerusakan sel tubuh menyebabkan lemas, perubahan kulit dan
kehilangan nafsu makan.
c. Kemotherapy
Chemotherapy memakai obat anikanker yang kuat, dapat masuk ke dalam
sirkulasi darah, sehingga sangat bagus untuk kanker yang telah menyebar. Obat
chemotherapy ini ada kira-kira 50 jenis. Biasanya di injeksi atau di makan, pada
umumnya lebih dari satu macam obat, karena digabungkan akan memberikan efek
yang lebih bagus.
d. Kolostomi
Kolostomi merupakan tindakan pembuatan lubang (stoma) yang dibentuk dari
pengeluaran sebagian bentuk kolon (usus besar) ke dinding abdomen (perut), stoma
ini dapat bersifat sementara atau permanen.

Tujuan Pembuatan Kolostomi adalah.


Untuk tindakan dekompresi usus pada kasus sumbatan / obstruksi usus. Sebagai
anus setelah tindakan operasi yang membuang rektum karena adanya tumor atau
penyakit lain. Untuk membuang isi usus besar sebelum dilakukan tindakan operasi
berikutnya untuk penyambungan kembali usus (sebagai stoma sementara).

Jenis-Jenis Kolostomi.
1. Jenis kolostomi berdasarkan sifatnya:
a. Sementara
Indikasi untuk kolostomi sementara :
1). Hirschprung disease
2). Luka tusuk atau luka tembak
3). Atresia ani letak tinggi
4). Untuk mempertahankan kelangsungan anastomosis distal usus setelah
tindakan operasi (mengistirahatkan usus).
5). Untuk memperbaiki fungsi usus dan kondisi umum sebelum dilakukan
tindakan operasi anastomosis.
b. Permanen
Indikasi untuk kolostomi permanen :
Penyakit tumor ganas pada kolon yang tidak memungkinkan tindakan operasi
reseksi-anastomosis usus.
2. Jenis kolostomi berdasarkan letaknya :
Colostoy Asendens Colostomy Colostomi
Transversal Desendens
Lokasi Colon Asendens Colon Colon Desendens
Tansversum
Konsistensi Cair atau lunak Lunak Padat
feses
Iritasi kulit Mudah terjadi, Mungkin terjadi Kadang terjadi
karena kontak karena lembab
dengan enzim terus menerus
pencernaan
Komplikasi Striktur atau retraksi
stoma

3. Jenis kolostomi berdasarkan tekhnik pembuatan :


a. Single Barreled Colostomy
b. Double Barreled Colostomy
c. Loop Colostomy
II. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Riwayat Keperawatan

1) Pengkajian

Pada tahap pengkajian dapat dilakukan anamnesa/wawancara terhadap pasien dengan


fraktur femur yaitu :

2) Identitas pasien

a) Nama : Nama pasien

b) Usia : usia pasien

c) Suku : Suku pasien

d) Pekerjaan : Pekerjaan pasien

e) Alamat : Alamat Pasien

1. Riwayat keperawatan

a) Riwayat perjalanan penyakit


I. Keluhan utama klien datang ke RS atau pelayanan
kesehatan

II. Apa penyebabnya, waktu

III. Bagaimana dirasakan, adanya nyeri, panas, bengkak dll

IV. Perubahan bentuk, terbatasnya gerakan

V. Kehilangan fungsi

b) Riwayat pengobatan sebelumnya


I. Apakah klien pernah mendapatkan pengobatan sebelumnya

II. Apakah klien pernah menggunakan obat-obatan

III. Berapa lama klien mendapatkan pengobatan tersebut

IV. Kapan klien mendapatkan pengobatan terakhir

2. Pemeriksaan fisik
Tanda-tanda Ca Colon tergantung pada letak tumor.Tanda-tanda yang biasanya
terjadi adalah :

 Perdarahan pada rektal


 Anemia
 Perubahan feces
Kemungkinan darah ditunjukan sangat kecil atau lebih hidup seperti mahoni atau
bright-red stooks.Darah kotor biasanya tidak ditemukan tumor pada sebelah kanan
kolon tetapi biasanya (tetapi bisa tidak banyak) tumor disebelah kiri kolon dan rektum.

Hal pertama yang ditunjukkan oleh Ca Colon adalah :

 teraba massa
 pembuntuan kolon sebagian atau seluruhnya
 perforasi pada karakteristik kolon dengan distensi abdominal dan nyeri
Ini ditemukan pada indikasi penyakit Cachexia.

1) Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium

Nilai hemaglobin dan Hematocrit biasanya turun dengan indikasi


anemia. Hasil tes Gualac positif untuk accult blood pada feces
memperkuat perdarahan pada GI Tract. Pasien harus menghindari
daging, makanan yang mengandung peroksidase (Tanaman lobak
dan Gula bit) aspirin dan vitamin C untuk 48 jam sebelum
diberikan feces spesimen. Perawat dapat menilai apakah klien pada
menggumakan obat Non steroidal anti peradangan (ibu profen)
Kortikosteroid atau salicylates. Kemudian perawat dapat konsul ke
tim medis tentang gambaran pengobatan lain. Makanan-makanan
dan obat-obatan tersebut menyebabkan perdarahan. Bila sebenarnya
tidak ada perdarahan dan petunjuk untuk kesalahan hasil yang
positif. Dua contoh sampel feses yang terpisah dites selama 3 hari
berturut-turut, hasil yang negatif sama sekali tidak menyampingkan
kemungkinan terhadap Ca Colon. Carsinoma embrionik antigen
(CEA) mungkin dihubungkan dengan Ca Colon, bagaimanapun ini
juga tidak spesifik dengan penyakit dan mungkin berhubungan
dengan jinak atau ganasnya penyakit. CEA sering menggunakan
monitor untuk pengobatan yang efektif dan mengidentifikasi
kekambuhan penyakit.

b. Pemeriksaan radiografi

Pemeriksaan dengan enema barium mungkin dapat memperjelas


keadaan tumor dan mengidentifikasikan letaknya. Tes ini mungkin
menggambarkan adanya kebuntuan pada isi perut, dimana terjadi
pengurangan ukuran tumor pada lumen. Luka yang kecil
kemungkinan tidak teridentifikasi dengan tes ini. Enema barium
secara umum dilakukan setelah sigmoidoscopy dan colonoscopy.
Computer Tomografi (CT) membantu memperjelas adanya massa
dan luas dari penyakit. Chest X-ray dan liver scan mungkin dapat
menemukan tempat yang jauh yang sudah metastasis.
1. Diagnosa Keperawatan
a. Perubahan proses pikir berhubungan dengan perubahan kimia misalnya
penggunaan obat-obat farmasi, hipoksia, lingkungan terapeutik yang terbatas
misalnya stimulus sensori yang berlebihan ; stress fisiologis.
b. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan pembatasan pemasukan
cairan tubuh secara oral, pengeluaran integritas pembuluh darah
c. Nyeri berhubungan dengan insisi pembedahan, trauma muskuloskletal,
kehancuran yang terus-menerus (misalnya lokalisasi)
d. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan luka pembedahan.
e. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual /
muntah
f. Konstipasi berhubungan dengan penurunan asupan cairan dan serat, kelemahan
otot abdomen sekunder akibat mekanisme kanker kolon.
g. Ansietas berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri, ancaman
terhadap perubahan status kesehatan, ancaman terhadap pola interaksi dengan
orang yang berarti, krisis stuasi atau krisis maturasi.
2. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Tujuan dari Rencana Tindakan Rasional
keperawatan kriteria hasil
1. Perubahan proses Tujuan : Orientasikan R : karena pasien telah
piker meningkatkan kembali pasien meningkat
berhubungan tingkat kesadarn. secara terus- kesadarannya, maka
dengan gangguan Criteria hasil: menerus setelah dukungan dan jaminan
aktivitas dan pasien mampu keluar dari akan membantu
kerja kognitif mengenali pengaruh anastesi ; menghilangkan
(misalnya, keterbatasan diri nyatakan bahwa ansietas.
pikiran sadar, dan mencari operasi telah
orientasi realita, sumber bantuan selesai dilakukan
pemecahan sesuai kebutuhan.
masalah, dan Bicara dengan
penilaian yang pasien dengan
terjadi pada suara yang jelas R : tidak dapat di
individu) dan normal tanpa tentukan kapan pasien
membentak, sadar akan sadar penuh,
penuh akan apa namun sensori
yang di ucapkan pendengaran
merupakan
Gunakan bantalan kemampuan yang
pada tepi tempat pertama kali akan pulih
tidur, lakukan
pengikatan jika R : berikan keamanan
diperlukan bagi pasien selama
tahap darurat,
mencegah terjadinya
cedera pada kepala dan
ekstermits bila pasien
melakukan perlawanan
selama masa
disorientasi

2. Kekurangan Tujuan : - Ukur dan catat R : dokumentasi yang


volume cairan keseimbangan pemasukan dan akurat akan membantu
berhubungan cairan tubuh pengeluaran. dalam mengidentifikasi
dengan adekuat Tinjau ulang pengeluaran
pembatasan Criteria hasil : catatan intra cairan/kebutuhan
pemasukan tidak ada tanda- operasi. penggantian dan
cairan tubuh tanda dehidrasi pilihan yang
secara oral (tanda-tanda vital mempengaruhi
stabil, kualitas intervensi
denyut nadi baik, - Kaji pengeluaran
turgor kulit urinarius, terutama R : mungkin akan
normal, untuk tipe prosedur terjadi penurunan
membrane operasi yang di ataupun penghilangan
mukosa lembab lakukan setelah prosedur pada
dan pengeluaran sistem genitourinarius
urine yang dan struktur yang
sesuai) berdekatan
mengindikasikan
Pantau tanda-tanda
malfungsi ataupun
vital
obstruksi sistem
urinarius
R : hipotensi, takikardi,
peningkatan
- Pantau suhu kulit, pernapasan
palpasi denyut mengindikasikan
perifer. kekurangan cairan

R : kulit yang
dingin/lembab, denyut
yang lemah
mengindikasikan
penurunan sirkulasi
perifer dan di butuhkan
untuk penggantian
cairan tumbuhan.

3. Nyeri Tujuan : pasien - Evaluasi rasa sakit R : sediakan informasi


berhubungan mengatakan secara reguler, mengenai
dengan insisi bahwa rasa nyeri catat karakteristik, kebutuhan/efektivitas
pembedahan, telah terkontrol lokasi dan intervensi
trauma atau hilang. intensiltas (0-10)
musculoskeletal Criteria hasil :
pasien tampak - Kaji tanda-tanda R : dapat
rileks, dapat vital, perhatikan mengindikasikan rasa
beristirahat / tidur takikardi, sakit akut dan
dan melakukan hipertensi dan keidaknyamanan
pergerakan yang peningkatan
berarti sesuai pernapasan,
toleransi. bahkan jika pasien
menyangkal
adanya rasa sakit.

Berikan
iinformasikan R : pahami penyebab
mengenai sifat ketidaknyamanan ,
ketidaknyamanan, sedangkan jaminan
sesuai kebutuhan emosional

Observasi efek
analgetik R : respirasi mungkin
menurun pada
pemberian narkotik,
dan mungkin
menimbulkan efek-
efek sinergestik dengan
zat-zat anastesi.

4. Kerusakan Tujuan : Kaji kulit dan R : mengetahui sejauh


integritas kulit mencapai identifikasi pada mana perkembangan
berhubungan penyembuhan tahap luka mempermudah
dengan luka pada waktu perkembangan luka dalam melakukan
perubahan yang sesuai. tindakan yang tepat.
keadaan kulit Criteria hasil : Kaji lokasi, ukuran,
yang tidak di tidak ada warna, bau, serta R : mengindentifikasi
inginkan tanda-tanda jumlah dan tipe tingkat keparahan luka
infeksi seperti cairan luka akan mempermudah
pus intervensi.
luka bersih Pantau
tidak lembab dan peningkatan suhu
tidak kotor tubuh R : suhu tubuh yang
tanda-tanda meningkat dapat
vital dalam batas diidentifikasikan
normal atau dapat Jika pemulihan sebagai adanya proses
di toleransi. tidak terjadi peradangan
kolaborasi tindakan R : agar benda asing
lanjutan, misalnya atau jaringan terinfeksi
debridement. tidak menyebar luas
pada area kulit normal
Setelah lainnya.
debridement, ganti
balutan sesuai
dengan kebutuhan.
R : balutan dapat di
Kolaborasi ganti satu atau dua kali
pemberian sehari tergantung
antibiotik sesuai kondisi parah/tidaknya
indikasi luka, agar tidak terjadi
infeksi
R : antibiotik berguna
untuk mematikan
mikroorganisme
patogen pada daerah
yang beresiko terjadi
infeksi

5. Perubahan nutrisi Tujuan : klien Kaji sejauh mana R : menganalisa


kurang dari mampu ketidakadekuatan penyebab
kebutuhan tubuh mempertahankan nutrisi pasien melaksanakan
berhubungan & meningkatkan intervensi.
dengan mual / intake nutrisi. Timbang berat
muntah Criteria hasil : badan sesuai R : mengawasi
klien akan indikasi kefektifan secara diet
memperlihatkan
perilaku Anjurkan makan
mempertahankan sedikit tapi sering R : tidak memberi rasa
atau bosan dan pemasukan
meningkatkan nutrisi dapat di
berat badan Tawarkan minum tingkatkan
dengan nilai saat makan bila R : dapat mengurangi
laboratorium toleran mual dan
normal. menghilangkan gas.
Klien mengrti Kolaborasi dengan
dan mengikuti ahli gizi pemberian R : Menstimulasi nafsu
anjuran diet makanan yang makan dan
Tidak ada bervariasi mempertahankan
mual / muntah. intake nutrisi yang
adekuat.

6. Konstipasi Tujuan : pola kaji warna dan R : penting untuk


berhubungan eliminasi dalam konsistensi feses, menilai keefektifan
dengan rentang yang di frekuensi, intervensi, dan
penurunan harapkan : feses keluarnya flatus, memudahkan rencana
frekuensi lembut dan bising usus dan selanjutnya.
defekasi yang berbentuk. nyeri tekan
normal pada Criteria hasil abdomen R : keadaan ini dapat
seseorang di klien akan pantau tanda gejala menjadi penyebab
sertai dengan menunjukkan rupture usus. kelemahan otot
kesulitan pengetahuan akan abdomen dan
keluarnya feses program defekasi penurunan peristaltik
yang tidak yang di butuhkan usus, yang dapat
lengkap atau melaporkan Kaji faktor menebabkan
keluarnya feses keluarnya feses penyebab konstipasi.
yang keras dan dengan konstipasi R : mengetahui dengan
kering berkurangnya jelas faktor penyebab
nyeri dan memudahkan pilihan
mengejan intervensi yang tepat
7. Ansietas Tujuan : ansietas Kaji dan R : memudahkan
berhubungan berkurang atau dokumentasikan intervensi
dengan perasaan terkontrol. tingkat kecemasan
ketidaknyamanan Criteria hasil : pasien.
yang tidak klien mampu
mudah atau dread merencanakan Kaji mekanisme
yang di sertai stategi koping koping yang di R : mempertahankan
dengan respons untuk situasi gunakan pasien mekanisme koping
autonomis yang membuat untuk mengatasi adaftif, meningkatkan
stress. ansietas di masa kemampuan
Klien mampu lalu mengontrol ansietas
mempertahankan
penampilan peran Lakukan
Klien melaporkan pendekatan dan
tidak ada berikan motivasi
gangguan kepada pasien
persepsi sensori untuk R : pendekatan dan
Klien mengungkapkan motivasi membantu
melaporkan tidak pikiran dan pasien untuk
ada manisfestasi perasaan. mengeksternalisasikan
kecemasan secara
fisik.
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall. (1999). Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan. Edisi 2.
(terjemahan). Penerbit buku Kedokteran EGC. Jakarata.

Carpenito, Lynda Juall. (2000.). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8.


(terjemahan). Penerbit buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Doenges, Marilynn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. (terjemahan).


Penerbit buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Engram, Barbara. (1998). Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Volume 2,


(terjemahan). Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Junadi, Purnawan. (1982). Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta: Media Aesculapius


Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
FESES TETAP

KONSTIPASI GAS PECAH


DIIT SERAT,KONSUMSI
PENCAHAR, MINUM

KOLOSTOMI KEMBUNG
BAB BERCAMPUR

RESIKO KERUSAKAN RESIKO DEFISIT


INTEGRITAS VOLUME
INFEKSI
KULIT
PATHWAY

FAKTOR
STADIUM I TERAPI

STADIUM II
KURANG PENGETUHAN DIIT TINGGI LEMAK-ALKOHOLIK-
<AKTIVITAS STADIUM III
CEMAS
STADIUM IV

JINAK NEOPLASMA

KOLONOSKOPI,BEDA RAWAT LUKA,


ASCENDEN H,KHEMOTERAPI PENKES
GANAS KHEMOTERAPI
(DIARE)

DESCENDEN OBSTRUKSI
ALIRAN BALIK KE VENA
(KONSTIPASI)

PENUMPUKAN DISTENSI
VASODILATASI
SIGMOID DAN
RECTUM
KOMPENSASI PERUT
(FESES HEMOROID
LENDIR,DARAH,NYERI
BAWAH PINGGUL)
NYERI
MERANGSANG
SYARAF
TEKANAN

Anda mungkin juga menyukai