Anda di halaman 1dari 30

OLEH KELOMPOK

ASUHAN
1. ASMUL
2. HARMIS NELVINA
KEPERAWATAN
3. MARDINAL PADA PASIEN
4. MUHAMMAD DESMUR
5. NOVIA ASNINA
DENGAN
6. RIMA YANTI CA COLON
7. RINI NOFRIYENTI
8. SETIAWAN
9. SUSI YETRI
10.TRISNA YANTI
11.VINI VEIRA SARI
12.YATI SRIWAHYUNI
13.YENNY RIKO SRI DEWI
14.YESSY RIANI
ANATOMI FISIOLOGI COLON
Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu dan
rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses. Usus besar terdiri dari :
a) Kolon asendens (kanan)
b) Kolon transversum
c) Kolon desendens (kiri)
d) Kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum)
Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna
beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi. Bakteri di dalam
usus besar juga berfungsi membuat zat-zat penting, seperti vitamin K.
 Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus. Beberapa penyakit serta
antibiotik bisa menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri didalam usus
besar. Akibatnya terjadi iritasi yang bisa menyebabkan dikeluarkannya lendir
dan air, dan terjadilah diare.
Usus buntu atau sekum dalam istilah anatomi adalah suatu kantung yang
terhubung pada usus penyerapan serta bagian kolon menanjak dari usus
besar. Organ ini ditemukan pada mamalia, burung, dan beberapa jenis reptil.
Lanjutan…
Rektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar
(setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Organ ini berfungsi sebagai
tempat penyimpanan sementara feses. Biasanya rektum ini kosong
karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon
desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam
rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar (BAB).
Mengembangnya dinding rektum karena penumpukan material di dalam
rectum akan memicu sistem saraf yang menimbulkan keinginan untuk
melakukan defekasi. Jika defekasi tidak terjadi, sering kali material akan
dikembalikan ke usus besar, di mana penyerapan air akan kembali
dilakukan. Jika defekasi tidak terjadi untuk periode yang lama, konstipasi
dan pengerasan feses akan terjadi.
Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan
limbah keluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan
tubuh (kulit) dan sebagian lannya dari usus. Pembukaan dan penutupan
anus diatur oleh otot sphinkter. Feses dibuang dari tubuh melalui proses
defekasi (buang air besar  BAB), yang merupakan fungsi utama anus.
Definisi Penyakit
Kanker adalah sebuah penyakit yang ditandai dengan pembagian sel yang
tidak teratur dan kemampuan sel-sel ini untuk menyerang jaringan biologis
lainnya, baik dengan pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan
(invasi) atau dengan migrasi sel ke tempat yang jauh (metastasis). Pertumbuhan
yang tidak teratur ini menyebabkan kerusakan DNA, menyebabkan mutasi di gen
vital yang mengontrol pembagian sel, dan fungsi lainnya (Gale, 2000).
Kanker kolon adalah suatu bentuk keganasan dari masa abnormal atau
neoplasma yang muncul dari jaringan epithelial dari colon (Brooker, 2001).
Colorectal Cancer atau dikenal sebagai Ca. Colon atau Kanker Usus Besar
adalah suatu bentuk keganasan yang terjadi pada kolon, rektum, dan appendix
(usus buntu).
Kanker kolon atau usus besar adalah tumbuhnya sel kanker yang ganas di
dalam permukaan usus besar atau rektum (Boyle & Langman, 2000).
Kanker kolon adalah pertumbuhan sel yang bersifat ganas yang tumbuh pada
kolon dan menginvasi jaringan sekitarnya (Tambayong, 2000).
Dari beberapa pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kanker kolon
adalah suatu pertumbuhan kanker kolon yang bersifat ganas dan merusak sel
DNA dan jaringan sehat disekitar kolon (usus besar).
Etiologi
Penyebab dari pada kanker Colon tidak diketahui. Diet dan pengurangan waktu
peredaran pada usus besar (Aliran depan feces) yang meliputi faktor kausatif. Petunjuk
pencegahan yang tepat dianjurkan oleh Amerika Cancer Society, The National Cancer
Institute, dan organisasi kanker lainnya. Faktor resiko telah teridentifikasi. Faktor resiko
untuk kanker kolon
1. Usia lebih dari 40 tahun
2. Darah dalam feses
3. Riwayat polip rektal atau polip kolon
4. Adanya polip adematosa atau adenoma villus
5. Riwayat keluarga dengan kanker kolon atau poliposis dalam keluarga
6. Riwayat penyakit usus inflamasi kronis
7. Diet tinggi lemak, protein, daging dan rendah serat.
Makanan-makanan yang pasti di curigai mengandung zat-zat kimia yang menyebabkan
kanker pada usus besar. Makanan tersebut juga mengurangi waktu peredaran pada
perut,yang mempercepat usus besar menyebabkan terjadinya kanker. Makanan yang tinggi
lemak terutama lemak hewan dari daging merah,menyebabkan sekresi asam dan bakteri
anaerob, menyebabkan timbulnya kanker didalam usus besar. Daging yang di goreng dan
di panggang juga dapat berisi zat-zat kimia yang menyebabkan kanker. Diet dengan
karbohidrat murni yang mengandung serat dalam jumlah yang banyak dapat mengurangi
waktu peredaran dalam usus besar.
Klasifikasi
Klasifikasi kanker kolon dapat ditentukan dengan sistem TNM (T = kanker
kolon, N = kelenjar getah bening regional, M =jarak metastese).
T Kanker kolon primer
TO Tidak ada kanker kolon
TI Invasi hingga mukosa atau sub mukosa
T2 Invasi ke dinding otot
T3 Kanker kolon menembus dinding otot
N Kelenjar limfa
N0 Tidak ada metastase
N1 Metastasis ke kelenjar regional unilateral
N2 Metastasis ke kelenjar regional bilateral
N3 Metastasis multipel ekstensif ke kelenjar regional
M Metastasis jauh
MO Tidak ada metastasis jauh
MI Ada metastasis jauh
Klasifikasi kanker kolon menurut modifikasi DUKES adalah
 sebagai berikut :
A kanker hanya terbatas pada mukosa dan belum ada metastasis.
B1 kanker telah menginfiltrasi lapisan muskularis mukosa.
B2 kanker telah menembus lapisan muskularis sampai lapisan propria.
C1 kanker telah mengadakan metastasis ke kelenjar getah  bening sebanyak satu
sampai empat buah.
C2 kanker telah mengadakan metastasis ke kelenjar getah  bening lebih dari 5 buah.
kanker telah mengadakan metastasis regional tahap lanjut dan penyebaran yang
D
luaspada
Stadium & tidakpasien
dapat dioperasi
kankerlagi.
kolon menurut Syamsu Hidyat (1197)
diantaranya:
1. Stadium I bila keberadaan sel-sel kanker masih sebatas pada lapisan dinding
usus besar (lapisan mukosa).
2. Stadium II terjadi saat sel-sel kanker sudah masuk ke jaringan otot di bawah
lapisan mukosa.
3. Pada stadium III sel kanker sudah menyebar ke sebagian kelenjar limfe yang
banyak terdapat di sekitar usus.
4. Stadium IV terjadi saat sel-sel kanker sudah menyerang seluruh kelenjar
limfe atau bahkan ke organ-organ lain.
Patofisiologi
Penyebab jelas kanker usus besar belum diketahui secara pasti, namun makanan
merupakan faktor yang penting dalam kejadian kanker tersebut. Yaitu berkorelasi dengan
faktor makanan yang mengandung kolesterol dan lemak hewan tinggi, kadar serat yang
rendah, serta adanya interaksi antara bakteri di dalam usus besar dengan asam empedu
dan makanan, selain itu dapat juga dipengaruhi oleh minuman yang beralkohol, khususnya
bir.
Kanker kolon dan rektum terutama berjenis histopatologis (95%) adenokarsinoma
(muncul dari lapisan epitel dalam usus = endotel). Munculnya kanker kolon biasanya dimulai
sebagai polip jinak, yang kemudian dapat menjadi ganas dan menyusup, serta merusak;
jaringan normal dan meluas ke dalam struktur sekitarnya. Kanker kolon dapat berupa masa
polipoid, besar, tumbuh ke dalam lumen, dan dengan cepat meluas ke sekitar usus sebagai
striktura annular (mirip cincin). Lesi annular lebih sering terjadi pada bagi rektosigmoid,
sedangkan lesi polipoid yang datar lebih sering terjadi pada sekum dan kolon asendens.
Kanker kolon dapat menyebar melalui :
1. Infiltrasi langsung ke struktur yang berdekatan, seperti ke dalam kandung kemih (vesika
urinaria).
2. Penyebaran lewat pembuluh limfe limfogen ke kelenjar limfe perikolon dan mesokolon.
3. Melalui aliran darah, hematogen biasanya ke hati karena kolon mengalirkan darah balik
ke sistem portal.
Manifestasi Klinis
1. Kanker kolon kanan
a) Isi kolon berupa cairan
b) Obstruksi
c) Melena
d) Nyeri dangkal abdomen
e) Anemia
f) Mucus jarang terlihat
g) Pada orang yang kurus, kanker kolon kolon kanan mungkin dapat teraba, tetapi jarang pada stadium awal.
Penderita mungkin mengalami perasaan tidak enak pada abdomen, dan kadang – kadang pada epigastrium.

2. Kanker kolon kiri dan rectum


h) Cenderung menyebabkan perubahan defekasi
i) Diare
j) Nyeri kejang
k) Kembung
l) Sering timbul gangguan obstruksi
m)Feses dapat kecil dan berbentuk seperti pita
n) Mucus maupun darah segar sering terlihat pada feses.
o) Anemia
p) Keinginan defekasi atau sering berkemih
q) Gejala yang mungkin dapat timbul pada lesi rectal adalah evakuasi feses yang tidak lengkap setelah defekasi,
konstipasi dan diare bergantian, serta feses berdarah (Gale, 2000).
Pemeriksaan Penunjang
1. Endoskopi
Pemeriksaan endoskopi perlu dilakukan baik sigmoidoskopi maupun kolonoskopi. Gambaran yang khas
karsinoma atau ulkus akan dapat dilihat dengan jelas pada endoskopi, dan untuk menegakkan diagnosis
perlu dilakukan biopsi.

2. Radiologis
Pemeriksan radiologis yang dapat dilakukan antara lain adalah foto dada dan foto kolon (barium enema).
Foto dada dilakukan untuk melihat apakah ada metastasis kanker ke paru. Pemeriksaan dengan enema
barium mungkin dapat memperjelas keadaan kanker kolon dan mengidentifikasikan letaknya. Tes ini
mungkin menggambarkan adanya kebuntuan pada isi perut, dimana terjadi pengurangan ukuran kanker
kolon pada lumen. Luka yang kecil kemungkinan tidak teridentifikasi dengan tes ini. Enema barium secara
umum dilakukan setelah sigmoidoscopy dancolonoscopy.
3. Computer Tomografi (CT)
Computer tomografi membantu memperjelas adanya massa dan luas dari penyakit. Chest X-ray dan liver
scan mungkin dapat menemukan tempat yang jauh yang sudah metastasis.
4. Pemeriksaan foto dada
Selain untuk melihat ada tidaknya metastasis kanker pada paru juga bisa digunakan untuk persiapan
tindakan pembedahan. Pada foto kolon dapat dapat terlihat suatu filling defect pada suatu tempat atau
suatu striktura.
5. Ultrasonografi (USG)
Sulit dilakukan untuk memeriksa kanker pada kolon, tetapi digunakan untuk melihat ada tidaknya
metastasis kanker ke kelenjar getah bening di abdomen dan hati.
Lanjutan…
6. Histopatologi
Biopsy digunakan untuk menegakkan diagnosis. Gambar histopatologis
karsinoma kolon adalah adenokarsinoma dan perlu ditentukan diferensiansi sel.
7. Laboratorium
Pemeriksaan Hb penting untuk memeriksa kemungkinan pasien mengalami
perdarahan (FKUI, 200). Kanker kolon marker (petanda kanker kolon) yang biasa
dipakai adalah CEA. Kadar CEA lebih dari 5 mg/ ml biasanya ditemukan
karsinoma kolorektal yang sudah lanjut. Berdasarkan penelitian, CEA tidak bisa
digunakan untuk mendeteksi secara dini karsinoma kolorektal, sebab
ditemukan titer lebih dari 5 mg/ml hanya pada sepertiga kasus stadium III.
Pasien dengan buang air besar lendir berdarah, perlu diperiksa tinjanya secara
bakteriologis terhadap shigella dan juga amoeba.
8. Scan (misalnya, MR1. CZ: gallium) dan ultrasound
Dilakukan untuk tujuan diagnostik, identifikasi metastatik, dan evaluasi respons
pada pengobatan.
 
PENATALAKSANAAN
A. Penatalaksanaan Medis
Bila sudah pasti karsinoma kolon, maka kemungkinan pengobatan adalah sebagai berikut :
1. Pembedahan (Operasi)
Pembedahan adalah tindakan primer untuk kebanyakan kanker kolon dan rektal, pembedahan dapat bersifat kuratif
atau paliatif. Kanker yang terbatas pada satu sisi dapat diangkat dengan kolonoskop. Kolostomi laparoskopik dengan
polipektomi merupakan suatu prosedur yang baru dikembangkan untuk meminimalkan luasnya pembedahan pada beberapa
kasus. Laparoskop digunakan sebagai pedoman dalam membuat keputusan dikolon, massa tumor kemudian di eksisi.
Reseksi usus diindikasikan untuk kebanyakan lesi kelas A dan semua kelas B serta lesi C. Pembedahan kadang dianjurkan
untuk mengatasi kanker kolon kelas D. Tujuan pembedahan dalam situasi ini adalah paliatif. Apabila kanker kolon sudah
menyebar dan mencakup struktur vital sekitar, operasi tidak dapat dilakukan. Tipe pembedahan tergantung dari lokasi dan
ukuran kanker kolon.
Prosedur pembedahan pilihan adalah sebagai berikut:
 Reseksi segmental dengan anastomosis (pengangkatan tumor dan porsi usus pada sisi pertumbuhan, pembuluh darah dan
nodus limfatik)
 Reseksi abominoperineal dengan kolostomi sigmoid permanen (pengangkatan tumor dan porsisigmoid dan semua rektum
serta sfingter anal)
 Kolostomi sementara diikuti dengan reseksi segmental dan anastomosis serta reanastomosis lanjut dari kolostomi
 Kolostomi permanen atau iliostomy (untuk menyembuhkan lesi obstruksi yang tidak dapat direseksi)
2. Penyinaran (Radioterapi)
Terapi radiasi memakai sinar gelombang partikel berenergi tinggi misalnya sinar X, atau sinar gamma, difokuskan untuk
merusak daerah yang ditumbuhi kanker kolon, merusak genetic sehingga membunuh kanker. Terapi radiasi merusak sel-sel yang
pembelahan dirinya cepat, antara alin sel kanker, sel kulit, sel dinding lambung & usus, sel darah. Kerusakan sel tubuh
menyebabkan lemas, perubahan kulit dan kehilangan nafsu makan.
3. Kemotherapy
Chemotherapy memakai obat antikanker yang kuat, dapat masuk ke dalam sirkulasi darah, sehingga sangat bagus untuk
kanker yang telah menyebar. Obat chemotherapy ini ada kira-kira 50 jenis. Biasanya di injeksi atau dimakan, pada
umumnya lebih dari satu macam obat, karena digabungkan akan memberikan efek yang lebih bagus (FKUI, 2001)

B. Penatalaksanaan Keperawatan
1. Dukungan adaptasi dan kemandirian.
2. Meningkatkan kenyamanan.
3. Mempertahankan fungsi fisiologis optimal.
4. Mencegah komplikasi.
5. Memberikan informasi tentang proses/ kondisi penyakit, prognosis, dan kebutuhan pengobatan

C. Penatalaksanaan Diet
• Cukup mengkonsumsi serat, seperti sayur-sayuran dan buah-buahan. Serat dapat melancarkan pencemaan dan buang air
besar sehingga berfungsi menghilangkan kotoran dan zat yang tidak berguna di usus, karena kotoran yang terlalu lama
mengendap di usus akan menjadi racun yang memicu sel kanker.
• Kacang-kacangan (lima porsi setiap hari)
• Menghindari makanan yang mengandung lemak jenuh dan kolesterol tinggi terutama yang terdapat pada daging hewan.
• Menghindari makanan yang diawetkan dan pewarna sintetik, karena hal tersebut dapat memicu sel karsinogen / sel kanker.
• Menghindari minuman beralkohol dan rokok yang berlebihan.
• Melaksanakan aktivitas fisik atau olahraga secara teratur.
KOMPLIKASI
Komplikasi pada pasien dengan kanker kolon yaitu:
1. Pertumbuhan tumor dapat menyebabkan obstruksi usus parsial atau lengkap.
2. Metastase ke organ sekitar, melalui hematogen, limfogen dan penyebaran langsung.
3. Pertumbuhan dan ulserasi dapat juga menyerang pembuluh darah sekitar kolon yang menyebabkan
hemorragi.
4. Perforasi usus dapat terjadi dan mengakibatkan pembentukan abses.
5. Peritonitis dan atau sepsis dapat menimbulkan syok.
6. Pembentukan abses
Pembentukan fistula pada urinari bladder atau vagina. Biasanya tumor menyerang pembuluh darah dan
sekitarnya yang menyebabkan pendarahan. Tumor tumbuh kedalam usus besar dan secara berangsur-
angsur membantu usus besar dan pada akirnya tidak bisa sama sekali. Perluasan tumor melebihi perut
dan mungkin menekan pada organ yang berada disekitanya (Uterus, urinary bladder,dan ureter) dan
penyebab gejala-gejala tersebut tertutupi oleh kanker.
PENCEGAHAN
Pencegahan Kanker Kolon.
1. Konsumsi makanan berserat. Untuk memperlancar buang air besar dan menurunkan derajat keasaman,
kosentrasi asam lemak, asam empedu, dan besi dalam usus besar.
2. Asam lemak omega-3, yang terdapat dalam ikan tertentu.
3. Kosentrasi kalium, vitamin A, C, D, dan E dan betakarotin.
4. Susu yang mengandung lactobacillus acidophilus.
5. Berolahraga dan banyak bergerak sehingga semakin mudah dan teratur untuk buang air besar.
6. Hidup rileks dan kurangi stress.
KASUS
Ny T masuk RS Harapan Kita tanggal 21 maret 2014 pukul 08.00 WIB dengan keluhan nyeri pada perut
bagian kuadran IV, tidak nafsu makan dan juga nyeri sedang BAB. Pasien masuk rumah sakit dengan
Ca Colon. Pasien akan dilakukan operasi Colostomy pada tanggal 22 Maret 2014. Pasien mengalami
pendarahan sebanyak 400cc dan HB pre-operasi 12,3% , Pasien mengatakan nyeri kurang lebih 5
bulan yang lalu. Hasil pemeriksaan fisik kesadaran Composmentis, TD 120/80 mmHg, Nadi80 x/menit ,
Suhu 37 ˚C via aksila , RR 24 x/menit. Nyeri dirasakan pada skala 5, distensi abdomen, nyeri tekan di
abdomen.

A. PENGKAJIAN
Tanggal Pengkajian : 21 maret 2014
Jam Pengkajian : 12.00 WIB
Ruang : Bedah
I. BIODATA
a. Identitas Pasien
Nama : Ny.T Tanggal Masuk RS : 21 Maret 2014
Umur : 45 tahun Jam Masuk RS : 08.00 WIB
Jenis Kelamin : Perempuan Diagnosa Medis: Ca Colon Post Operasi
Suku/Bangsa : Indonesia No. Registrasi : B314977
Agama : Islam
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn.T
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku/Bangsa : Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Wiraswasta
Hub.dgn Pasien : Anak kandung
Alamat : Jl. Mawar no.2 Semarang

II. Keluhan Utama


Pasien mengatakan nyeri pada perut bagian kuadran IV

III. Riwayat Keperawatan


a. Riwayat Keperawatan Sekarang
Pasien masuk RS Harapan Kita tanggal 21 maret 2014 pukul 08.00 WIB dengan keluhan nyeri
pada perut bagian kuadran IV. Pasien masuk rumah sakit dengan Ca Colon. Pasien akan dilakukan
operasi Colostomy pada tanggal 22 maret 2014. Pasien mengalami pendarahan sebanyak 400cc
dan HB pre-operasi 12,3%
b. Riwayat Keperawatan Dahulu
Pasien mengatakan merasakan nyeri sejak kurang lebih 5 bulan yang lalu.
c. Riwayat Keperawatan Keluarga
Pasien mengatakan keluarga tidak ada yang menderita atau mempunyai penyakit seperti pasien
dan penyakit menular lainnya.
IV. POLA KESEHATAN FUNGSIONAL GORDON
a. Persepsi terhadap kesehatan – Manajemen Kesehatan
Pasien dan keluarga mengatakan apabila ada salah satu anggota keluarganya yang sakit biasanya
dibelikan obat diwarung atau dibawa ke pelayanan kesehatan seperti puskesmas atau dokter praktek
swasta.

b. Pola aktivitas dan latihan


Sebelum sakit pasien mengatakan dapat melakukan aktivitas sehari hari sebagai pedagang dan ibu
rumah tangga. Akan tetapi selama dirawat dirumah sakit pasien mengatakan tidak dapat melakukan
aktivitasnya secara mandiri dan segala aktivitasnya dilakukan ditempat tidur. Pola aktivitas selama
pasienAktivitas 0 :
sakit adalah sbb 1 2 3 4
Mandi V
Berpakaia V
n
Eliminasi V
Makan V
Mobilisasi V

Keterangan:
0 : mandiri
1 : dibantu sebagian
2 : perlu bantuan orang lain
3 : perlu bantuan orang lain dan alat
c. Pola istirahat tidur
Tidak terkaji

d. Pola nutrisi dan metabolic


Sebelum sakit pola makan pasien teratur 3x sehari dengan menu nasi, lauk, sayur satu porsi habis
dan pasien minum kurang lebih 6-8 gelas/hari. Selama dirawat diRS, pasien mengatakan makan 3x
sehari dengan menu lunak(bubur, lauk, sayur)dan hanya menghabiskan ½ porsi saja. Pasien minum
kurang lebih 5-6gelas/hari. Saat dikaji pasien mengatakan sedang puasa.

e. Pola eliminasi
Sebelum sakit pasien mengatakan BAB 3hari sekali dan pasien mengatakan sebelum dirawat di RS
sejak 5 bulan yg lalu pasien mengalami kesulitan BAB. Saat BAB pasien merasakan sakit pada
anusnya. Fesesnya berbentuk kecil tipis berwarna coklat tua dengan kosistensi keras. Pasien
mengatakan BAK tidak mengalami gangguan. Pasien BAK 4-5 x/hari dengan warna kuning jernih.
Jumlah urine sekali BAK 500cc. Setelah dirawat diRS pasien mengatakan belum BAB sejak 5hari yang
lalu pasien BAK 4- 5x/hari dengan warna kuning jernih, jumlah urine sekali BAK kurang lebih 470cc.

f. Pola kognitif dan perseptual


Sebelum dan selama sakit pasien tidak mengalami gangguan pada indra pendengaran,
penglihatan, perasaan, dan penciuman. Semua fungsi indra masih berfungsi dengan baik. Pasien
mengatakan nyeri dengan managejemen nyeri sbb:
P : Luka post operasi
Q: nyeri dirasa cekit-cekit
R : Nyeri dirasakan pada perut kuadran ke-IV
S : Nyeri dirasakan pada skala 5
g. Pola Konsep Diri
Pasien mengatakan ingin cepat sembuh

h. Pola Koping
Tidak terkaji

i.Pola Sexual –Reproduksi


Pasien mengatakan sudah lupa usia berapa pertama kali menstruasi. Pasien sudah menikah dan
memiliki 2 orang anak. Sebelum sakit pola seksual pasien baik. Pasien mengatakan saat mulai
merasakan sakit pada anusnya pasien tidak nyaman saat berhubungan seksual dengan suaminya.

j. Pola Peran dan Hubungan


Hubungan pasien dan keluarga baik dan harmonis

k. Pola Nilai dan Kepercayaan


Pasien beragama islam

V. PEMERIKSAAN FISIK
l. Keadaan Umum : Lemah
m. Tingkat kesadaran : Composmentis
n. TTV : TD 120/80 mmHg
Nadi 80 x/menit
Suhu 37˚ C via aksila
RR 24 x/menit
d. Anthropometri : TB 150 cm
BB 44 kg
e. Kepala : Bentuk kepala mesoshepal, kulit kepala bersih, tidak ada ketombe, rambut hitam
bergelombang
f. Mata : Konjungtiva tidak anemis
g. Hidung : Bentuk simetris, fungsi penciuman baik, tidak ada epitaksis, tidak ada pernafasan
cuping hidung
h. Mulut : Mulut bibir tidak sianosis, mukosa mulut lembab berwarna merah muda, tidak ada
stomatitis, susunan gigi rapi, lengkap dan bersih
i. Leher : Leher tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid, trakea lurus fungsi menelan baik
j. Abdomen : Bentuk perut datar, terdapat stoma pada kuadran kiri bawah, warna merah muda
Au : bising usus 4 x/menit
Pa : Tidak teraba pengerasan VU, tidak teraba pembesaran hepar dan lien
Pe : Tymphani
k. Ekstremitas Atas : Tangan kiri terpasang infuse RL 20 tpm, capillary refill ka=ki ≤ 2 detik, tangan
kanan dan kiri tidak ditemukan edema dan sianosis
l. Genetalia : Terpasang dower chateter ukuran 16, pada anus teraba benjolan

VI. DATA PSIKOLOGIS


Status Emosi : Pasien kooperatif

VII. DATA SPIRITUAL


Tidak terkaji
VIII. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tanggal pemeriksaan : 21 maret 2014
HEMATOLOGY
Parameter Hasil Satuan Normal
Hemoglobin 12,20 % 13-16
Hematrokit 37,3 % 35-47
Eritrosit 4,26 juta/mmk 3,5-5,6
Lekosit 12,9 ribu/mmk 4-11
Trombosit 372 ribu/mmk
MCH 28,6 Pg 27-32
MCV 87,5 Fl 75-96
MCHC 32,7 g/dl 29-36
LAJU ENDAP DARAH
LED 1 jam 23 mm
LED 2 jam 49 mm
Albumin 3,3 gr/dl

PROGRAM TERAPI ( 21 maret 2014)


Instruksi post operasi :
a. Diit lunak 1900 kkalori (bubuk,lauk,sayur)
b. Infuse RL 20 tpm
c. Injeksi cefotaxime 2x1 gram
d. Tramadol 3x30 gram
e. Bising Usus+: boleh makan
A DATA Nama : Ny. T No CM : B 31 49 77
N Tanggal/Ja DATA FOKUS MASALAH ETIOLOGI TT
o m D
1 22 maret DS: Pasien mengatakan nyeri pada perut bagian Nyeri Akut Trauma
2014 kuadran IV jaringan
12.00 WIB Manajemen nyeri: dan reflek
P : Pasien mengatakan nyeri post op. spasme
Q : Pasien mengatakan nyeri terasa cekit-cekit otot
R : Pasien mengatakan nyeri pada perut bag.kuadran sekunder
IV akibat
S: skala nyeri 5 operasi
T : nyeri terus – menerus
DO : Pasien mengatakan memegangi perut bagian yang
nyeri dan merintih kesakitan
2 22 maret DS : Pasien mengatakan tidak nafsu makan Keseimban Pemenuha
2014 12.00 Pasien mengatakan hanya menghabiskan ½ porsi gan nutrisi n nutrisi
WIB makan kurang dari yang tidak
DO : A→ TB : 150cm BB : 44kg IMT : 19,56 kebutuhan adekuat
B→ HB : 12,20 % Albumin : 3,3 gr/dl tubuh
D→ Diit lunak 1900 kkalori (bubur, lauk, sayur)
3 22 maret DS : Pasien mengatakan ingin menggaruk-garuk daerah Resiko Pasca
2014 12.00 sekitar stoma DO : Didapatkan luka stoma yang terlihat infeksi pembedah
WIB basah dan merah (H1) Lekosit : 12,9 ribu /mmk an
4 22 maret DS : Pasien mengatakan perlu bantuan orang lain untuk Defisit Kelemaha
X. Diagnosa Keperawatan :
Nama : Ny. T
No CM : B 31 49 77

1. Nyeri akut b.d trauma jaringan dan reflek spasme otot sekunder akibat
operasi
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d peningkatan
kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori yang mencukupi
sekunder akibat kanker
3. Resiko infeksi b.d tempat masuknya organism sekunder akibat pembedahan
4. Defisit perawatan diri b.d kelemahan atau nyeri post operasi
ANA TINDAKAN Nama : Ny. T No CM : B 31 49 77
No Tangg DIAGNOS TUJUAN INTERVENSI RASIONAL IMPLEMENTASI EVALUASI
al A &KRITERIA
/Jam KEPERAW HASIL
ATAN
1 22 Nyeri akut Setelah dilakukan 1. Memonitor TTV *Dapat mengindikasikan 06.00 wib S: Pasien
maret b.d trauma tindakan rasa sakit akut dan 1. Memonitor TTV mengatakan
2014 jaringan keperawatan ketidaknyamanan nyerinya
15.00 dan reflek selama 1x 24 jam 2. Kaji ulang *Pendekatan PQRST 07.00 wib sudah
WIB spasme nyeri berkurang memanajemen dapat secara 2. Memberikan berkurang
otot dengan KH : nyeri dan lakukan komprehensif menggali obat analgetik dan merasa
sekunder 1. Skala nyeri pengkajian ulang kondisi nyeri pasien , (tramadol 3x30g) lebih
akibat berkurang dari 5 nyeri P,Q,R,S,T apabila pasien sesuai advis nyaman,
operasi menjadi 3 mengalami skala nyeri 3 Dokter dengan
2. Pasien ( 0-4) , keadaan ini pengkajian
mengatakan lebih merupakan yang perlu ulang nyeri
nyaman perawat waspadai P: Pasien
3. Pasien terlihat karena memberikan mengatakan
tidak memegangi manifestasiklinik yang nyeri terasa
bag.yang nyeri 3. Posisikan pasien bervariasi dari 07.10 wib menusuk-
4. Pasien mampu senyaman mungkin komplikasi pascabedah 3. Memposisikan nusuk
untuk melakukan relaksasi dengan reseksi kolon klien senyaman Q: Pasien
tehnik relaksasi latihan nafas dalam *Pengaturan posisi mungkin mengatakan
dengan latihan semiflower dapat nyeri karena
nafas dalam dan membantu merelaksasi post op
tehnik distraksi 4. Ajarkan teknik oto-otot abdomen R: Pasien
5. TTV 110140/80- relaksasi dengan pascabedah sehingga 07.20 wib mengatakan
90 mmHg latihan nafas dalam dapat menurunkan 4. Mengajarkan nyeri pada
6. Nadi stimulas nyeri dari luka teknik relaksasi perut
80100x/menit 5. Ajarkan teknik pascabedah dengan cara kuadran IV
distraksi *Meningkatkan intake latihan nafas S: Skala nyeri
persepsi nyeri dikonteks O: Pasien
serebri sehingga nyeri tampak lebih
berkurang nyaman dan
terlihat tidak
memegangi
bagian perut
yang nyeri
TD: 120/80
mmHg
N: 78x/menit

A: Masalah
nyeri akut
teratasi
sebagian

P: Lanjutkan
intervensi
2 22 Ketidakseim Setelah dilakukan 1. Berikan porsi *Makanan dapat lewat 06.30 wib S: Pasien
Maret bangan tindakan makan sedikit tapi dengan mudah ke lambung, 1. mengatakan
2014 nutrisi keperawatan sering dan membuat lambung Menganjurkan mau makan
15.00 kurang dari selama 2x24jam, tidak bekerja lebih keras pasien makan dan mampu
wib kebutuhan kebutuhan nutrisi dengan porsi menghabiskan
tubuh b.d klien terpenuhi 2. Anjurkan untuk *Dapat merangsang nafsu sedikit tapi 1 porsi
peningkatan dengan kriteria makan selagi makan sering makanan
kebutuhan hasil : makanan masih
kalori dan 1. Nafsu makan hangat 06.45 wib O: TB: 150 kg
kesulitan pasien 3. Monitor BB tiap *Agar mengetahui 2. BB: 44,1 kg
dalam meningkat hari peningkatan atau Menganjurkan IMT: 19,6
mencerna ditandai penurunan dari tindakan makan selagi Albumin: 3,7
kalori yang dengan yang kita lakukan makanan masih gr/dl
mencukupi pasien 4. Berikan penkes * Sebagian pasien tidak hangat Hb: 14,6 %
3. Nilai albumin 6. Anjurkan pasien * Agar kebutuhan protein 11.00 wib P:
dan Hb normal makan makanan dan zat besi terpenuhi 4. Memberikan Pertahankan
(albumin 3,5-5,0 yang mengandung penkes tentang intervensi 1,
gr/dl, Hb 13-16 %) protein (telur, pentingnya 5, 6
daging, tempe, nutrisi bagi
tahu) dan tubuh
makanan yang
mengandung zat 12.00 wib
besi (sayuran 5. Memonitor
hijau, daging, dll) pemberiat diit

15.00 wib
6. Menganjurkan
pasien untuk
makan makanan
yang
mengandung
protein dan zat
besi
KESIMPULAN

Kanker kolon adalah suatu kanker yang berada di colon. Kanker kolon merupakan
penyakit yang bukan sembarangan namun bukan pula penyakit yang tidak bisa
disembuhkan.Kanker kolon adalah penyebab kedua kematian di Amerika Serikat setelah
kanker paru-paru ( ACS 1998). Penyakit ini termasuk penyakit yang mematikan karena
penyakit ini sering tidak diketahui sampai tingkat yang lebih parah. Kanker usus bila
dideteksi dan ditangani dengan cepat maka peluang untuk sembuh total pun akan
semakin besar peluangnya. Pembedahan adalah satu-satunya cara untuk mengubah
kankerkolon.
Penyebab dari pada kanker Colon tidak diketahui. Diet dan pengurangan waktu
peredaran pada usus besar (aliran depan feces) yang meliputi faktor kausatif. Petunjuk
pencegahan yang tepat dianjurkan oleh Amerika Cancer Society (The National Cancer
Institute), dan organisasi kanker lainnya.

Anda mungkin juga menyukai