PENDAHULUAN
1
B. Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian dari Hipotesis?
2. Apa saja jenis-jenis Hipotesis?
3. Apa Kegunaan Hipotesis?
4. Bagaimana Karakteristik Hipotesis?
5. Apa Dasar Perumusan Hipotesis?
6. Bagaimana Cara Merumuskan Hipotesis?
7. Bagaimana Tahap-Tahap Pembentukan Hipotesis Secara Umum?
8. Bagaimana Prosedur Pengujian Hipotesis?
9. Bagaimana Karakteristik Hipotesis yang Baik?
C. Tujuan
1) Untuk mengetahui pengertian dari hipotesis
2) Untuk mengetahui jenis-jenis hipotesis
3) Untuk mengetahui kegunaan hipotesis
4) Untuk mengetahui bagaimana karakteristik hipotesis
5) Untuk mengetahui dasar perumusan hipotesis
6) Untuk mengetahui cara merumuskan hipotesis
7) Untuk mengetahui tahap-tahap pembentukan hipotesis secara
umum
8) Untuk mengetahui prosedur pengujian hipotesis
9) Untuk mengetahui karakteristik hipotesis yang baik.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hipotesis
Hipotesis berasal dari dua penggal kata, hypo=di bawah;
thesa=kebenaran. Jadi hipotesis secara etimologis artinya kebenaran yang
masih diragukan. Hipotesis dapat diartika sebagai suatu jawaban yang
bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti
kebenarannya melalui data yang terkumpul.
Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap masalah
penelitian, yang kebenaranya masih harus di uji secara empiris. Dalam
langkah-langkah peneliltian, hipotesis merupakan rangkuman dari
kesimpulan-kesimpulan teoretis yang di peroleh dari penelaahan
kepustakaan. Hipotesis merupakan jawaban terhadap masalah penelitian
yang secara teoritis di anggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat
kebenaranya.
Secara teknis, hipotesis dapat di definisikan sebagai pernyataan
mengenai populasi yang di uji kebenarannya berdasarkan data yang
diperoleh dari sample penelitian secara statistik. Hipotesis merupakan
pernyataan mengenai keadaan parameter yang akan di uji melalui statistic
sample.
Secara implicit, hipotesis juga menyatakan prediksi, misalnya,
hipotesis yang menyatakan bahwa metode diskusi lebih baik daripada
metode ceramah secara implicit mengandung predikasi bahwa kelas-kelas
yang di ajar terutama dengan metode diskusi akan lebih baik hasil
belajarnya dari pada kelas-kelas yang diajar terutama dengan metode
ceramah.
Menurut Nana Sudjana, hipotesis berasal dari kata hipo, artinya
bawah dan tesis, artinya pendapat. Hipotesis berarti pendapat yang
kebenarannya masih belum meyakinkan. Kebenaran pendapat tersebut
perlu diuji atau dibuktikan.
3
Contoh:
Apabila terlihat awan hitam dan langit menjadi pekat, maka
seseorang dapat saja menyimpulkan (menduga-duga) berdasarkan
pengalamannya bahwa (karena langit mendung, maka…) sebentar lagi
hujan akan turun. Apabila ternyata beberapa saat kemudian hujan benar
turun, maka dugaan terbukti benar. Secara ilmiah, dugaan ini disebut
hipotesis. Namun apabila ternyata tidak turun hujan, maka hipotesisnya
dinyatakan keliru.
Ketika berfikir untuk sehari-hari, orang sering menyebut hipotesis
sebagai sebuah anggapan, perkiraan, dugaan, dan sebagainya. Hipotesis
juga berarti sebuah pernyataan atau proposisi yang mengatakan bahwa
diantara sejumlah fakta ada hubungan tertentu Proposisi inilah yang akan
membentuk proses terbentuknya sebuah hipotesis di dalam penelitian,
salah satu diantaranya yaitu Penelitian sosial.
Proses pembentukan hipotesis merupakan sebuah proses penalaran,
yang melalui tahap-tahap tertentu. Hal demikian juga terjadi dalam
pembuatan hipotesis ilmiah, yang dilakukan dengan sadar, teliti, dan
terarah. Sehingga dapat dikatakan bahwa sebuah Hipotesis merupakan satu
tipe proposisi yang langsung dapat diuji.
Taraf ketepatan prediksi itu akan sangat tergantung kepada taraf
kebenaran dan taraf ketepatan landasan teoritis yang mendasarinya. Dasar
teori yang kurang sehat (sound) akan melahirkan hipotesis yang di
prediksinya kurang tepat, dan sebaliknya.
4
B. Jenis-jenis Hipotesis
1. Hipotesis berdasarkan kategori rumusannya dapat di bagi atas dua
jenis yaitu :
a. Hipotesis penelitian ( Hipotesis alternatif ) atau hipotesis kerja
5
2. Hipotesis Berdasarkan sifat variabel yang akan di uji
6
b. Hipotesis Minor
C. Kegunaan Hipotesis
Secara garis besar, hipotesis memberikan beberapa kegunaan
dalam sebuah penelitian yaitu sebagai berikut:
1. Memberikan batasan serta memperkecil jangkauan penelitian dan kerja
peneliti;
2. Mensiagakan peneliti kepada kondisi fakta dan hubungan antar fakta;
7
3. Sebagai alat sederhana dalam memfokuskan fakta yang bercerai berai
tanpa koordinasi kedalam suatu kesatua penting dan menyeluruh;
4. Sebagai panduan dalam pengujian serta penyesuaian dengan fakta dan
antar fakta (M. Nazir, 1999 : 183).
5. Memfokuskan masalah
6. Mengidentifikasikan data-data yang relevan untuk di kumpulkan.
7. Menunjukan bentuk desain penelitian, termasuk teknis analisis yang
akan di gunakan.
8. Menjelaskan gejala sosial
9. Mendapat kerangka penyimpulan, dan
10. Merangsang penelitian lebih lanjut
D. Karakteristik Hipotesis
Satu hipotesis dapat diuji apabila hipotesis tersebut dirumuskan
dengan benar. Kegagalan merumuskan hipotesis akan mengaburkan hasil
penelitian. Meskipun hipotesis telah memenuhi syarat secara proporsional,
jika hipotesis tersebut masih abstrak bukan saja membingungkan prosedur
penelitian, melainkan juga sukar diuji secara nyata. Untuk dapat
memformulasikan hipotesis yang baik dan benar, sedikitnya harus
memiliki beberapa ciri-ciri pokok, yakni:
1. Hipotesis diturunkan dari suatu teori yang disusun untuk
menjelaskan masalah dan dinyatakan dalam proposisi-proposisi.
Oleh sebab itu, hipotesis merupakan jawaban atau dugaan
8
sementara atas masalah yang dirumuskan atau searah dengan
tujuan penelitian.
2. Hipotesis harus dinyatakan secara jelas, dalam istilah yang benar
dan secara operasional. Aturan untuk, menguji satu hipotesis secara
empiris adalah harus mendefinisikan secara operasional semua
variabel dalam hipotesis dan diketahui secara pasti variabel
independen dan variabel dependen.
3. Hipotesis menyatakan variasi nilai sehingga dapat diukur secara
empiris dan memberikan gambaran mengenai fenomena yang
diteliti. Untuk hipotesis deskriptif berarti hipotesis secara jelas
menyatakan kondisi, ukuran, atau distribusi suatu variabel atau
fenomenanya yang dinyatakan dalam nilai-nilai yang mempunyai
makna.
4. Hipotesis harus bebas nilai. Artinya nilai-nilai yang dimiliki
peneliti dan preferensi subyektivitas tidak memiliki tempat di
dalam pendekatan ilmiah seperti halnya dalam hipotesis.
5. Hipotesis harus dapat diuji. Untuk itu, instrumen harus ada (atau
dapat dikembangkan) yang akan menggambarkan ukuran yang
valid dari variabel yang diliputi. Kemudian, hipotesis dapat diuji
dengan metode yang tersedia yang dapat digunakan untuk
mengujinya sebab peneliti dapat merumuskan hipotesis yang
bersih, bebas nilai, dan spesifik, serta menemukan bahwa tidak ada
metode penelitian untuk mengujinya. Oleh sebab itu, evaluasi
hipotesis bergantung pada eksistensi metode-metode untuk
mengujinya, baik metode pengamatan, pengumpulan data, analisis
data, maupun generalisasi.
6. Hipotesis harus spesifik. Hipotesis harus bersifat spesifik yang
menunjuk kenyataan sebenarnya. Peneliti harus bersifat spesifik
yang menunjuk kenyataan yang sebenarnya. Peneliti harus
memiliki hubungan eksplisit yang diharapkan di antara variabel
dalam istilah arah (seperti, positif dan negatif).
9
Sementara menurut Moh.Nazir ciri-ciri hipotesis yang baik yaitu :
a) Harus menyatakan hubungan.
b) Harus sesuai dengan fakta.
c) Harus berhubungan dengan ilmu, serta sesuai dengan tumbuhnya
ilmu pengetahuan.
d) Harus dapat diuji.
e) Harus sederhana.
f) Harus bisa menerangkan fakta.
10
3) Fakta yang diperoleh dari orang mengidentifikasi dengan jalan
menyusunnya dalam bentuk abstract reasoning (penalaran absrtak).
11
1) Memberikan batasan dan memperkecil jangkauan penelitian dan
kerja penelitian.
2) Menyiagakan peneliti kepada kondisi fakta dan hubungan antar
fakta, yang kadangkala hilang begitu saja dari perhatian peneliti.
3) Sebagai alat yang sederhana dalam memfokuskan fakta yang
bercerai-berai tanpa koordinasi ke dalam suatu kesatuan penting
dan menyeluruh.
4) Sebagai panduan dalam pengujian serta penyesuaian dengan fakta
dan antar fakta.
12
Tahap-tahap pembentukan hipotesis pada umumnya sebagai berikut:
1. Penentuan masalah
Dasar penalaran ilmiah ialah kekayaan pengetahuan ilmiah yang
biasanya timbul karena sesuatu keadaan atau peristiwa yang terlihat tidak
atau tidak dapat diterangkan berdasarkan hukum atau teori atau dalil-dalil
ilmu yang sudah diketahui. Dasar penalaran pun sebaiknya dikerjakan
dengan sadar dengan perumusan yang tepat. Dalam proses penalaran
ilmiah tersebut, penentuan masalah mendapat bentuk perumusan masalah.
2. Hipotesis pendahuluan atau hipotesis preliminer (preliminary
hypothesis)
Dugaan atau anggapan sementara yang menjadi pangkal bertolak
dari semua kegiatan. Ini digunakan juga dalam penalaran ilmiah. Tanpa
hipotesa preliminer, observasi tidak akan terarah. Fakta yang terkumpul
mungkin tidak akan dapat digunakan untuk menyimpulkan suatu konklusi,
karena tidak relevan dengan masalah yang dihadapi. Karena tidak
dirumuskan secara eksplisit, dalam penelitian, hipotesis priliminer
dianggap bukan hipotesis keseluruhan penelitian, namun merupakan
sebuah hipotesis yang hanya digunakan untuk melakukan uji coba sebelum
penelitian sebenarnya dilaksanakan.
3. Pengumpulan fakta
Dalam penalaran ilmiah, diantara jumlah fakta yang besarnya tak
terbatas itu hanya dipilih fakta-fakta yang relevan dengan hipotesa
preliminer yang perumusannya didasarkan pada ketelitian dan ketepatan
memilih fakta.
4. Formulasi hipotes
Pembentukan hipotesa dapat melalui ilham atau intuisi, dimana
logika tidak dapat berkata apa-apa tentang hal ini. Hipotesa diciptakan saat
terdapat hubungan tertentu diantara sejumlah fakta. Sebagai contoh sebuah
anekdot yang jelas menggambarkan sifat penemuan dari hipotesa,
diceritakan bahwa sebuah apel jatuh dari pohon ketika Newton tidur di
bawahnya dan teringat olehnya bahwa semua benda pasti jatuh dan
13
seketika itu pula dilihat hipotesanya, yang dikenal dengan hukum
gravitasi.
5. Pengujian hipotesa
Artinya mencocokkan hipotesa dengan keadaan yang dapat
diobservasi dalam istilah ilmiah hal ini disebut verifikasi(pembenaran).
Apabila hipotesa terbukti cocok dengan fakta maka disebut konfirmasi.
Terjadi falsifikasi (penyalahan) jika usaha menemukan fakta dalam
pengujian hipotesa tidak sesuai dengan hipotesa, dan bilamana usaha itu
tidak berhasil, maka hipotesa tidak terbantah oleh fakta yang dinamakan
koroborasi(corroboration). Hipotesa yang sering mendapat konfirmasi atau
koroborasi dapat disebut teori.
6. Aplikasi/penerapan
Apabila hipotesa itu benar dan dapat diadakan menjadi ramalan
(dalam istilah ilmiah disebut prediksi), dan ramalan itu harus terbukti
cocok dengan fakta. Kemudian harus dapat diverifikasikan/koroborasikan
dengan fakta.
Maka dari itu kita juga harus mengetahui manfaat dari sebuah
hipotesis, karena hipotesis banyak memberikan manfaat, baik dalam
proses dan langkah penelitian maupun dalam memberikan penjelasan
suatu gejala yang diteliti. Manfaat hipotesis bagi proses dan langkah
penelitian, terutama dalam menentukan proses pengumpulan data, seperti
metode penelitian, instrument yang harus digunakan, sampel atau sumber
data, dan teknik analisis data. Unsur-unsur tersebut dapat ditetapkan
berdasarkan rumusan hipotesis. Dengan kata lain, hipotesis dapat member
petunjuk yang baik terhadap kegiatan penelitian, khususnya proses
pengumpulan data.
Adapun manfaat hipotesis dalam hal penjelasan gejala yang diteliti
dapat dilihat dari pernyataan hubungan variable-variabel penelitian.
Manfaat lain dari hipotesis ialah memudahkan peneliti dalam menarik
kesimpulan penelitian, yakni menarik pernyataan-pernyataan hipotesis
14
yang telah teruji kebenarannya. Dengan demikian, akan mempermudah
peneliti maupun pembaca menangkap makna kesimpulan penelitian.
15
2) Dinyatakan dalam kalimat yang jelas, sehingga tidak menimbulkan
berbagai penafsiran .
3) Dapat diuji dengan data yang dikumpulkan dengan metode-metode ilmiah.
16
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Hipotesis berasal dari dua penggal kata, hypo=di bawah;
thesa=kebenaran. Jadi hipotesis secara etimologis artinya kebenaran yang
masih diragukan. Hipotesis dapat diartika sebagai suatu jawaban yang
bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti
kebenarannya melalui data yang terkumpul
Adapun karakteristik yang dimiliki oleh sebuah hipotesis ialah;
hipotesis diturunkan dari suatu teori yang disusun untuk menjelaskan
masalah dan dinyatakan dalam proposisi-proposisi, hipotesis harus
dinyatakan secara jelas, hipotesis menyatakan variasi nilai sehingga dapat
diukur secara empiris dan memberikan gambaran mengenai fenomena
yang diteliti, hipotesis harus bebas nilai, hipotesis harus dapat diuji, dan
hipotesis harus spesifik. Sementara bentuk-bentuk yang dimiliki oleh
sebuah hipotesis, yaitu diantaranya; hipotesis deskriptif, hipotesis
komparatif, dan hipotesis asosiatif.
Good dan Secates secara khusus memberikan beberapa sumber
yang dapat dijadikan sebagai dasar bagi perumusan hipotesis, yaitu seperti
kebudayaan dimana ilmu tersebut dibentuk, ilmu itu sendiri yang
menghasilkan teori dan teori memberi arah kepada penelitian, analogi
merupakan sumber hipotesis, dan reaksi individu terhadap sesuatu dan
pengalaman.
Hipotesis merupakan dugaan sementara yang mengandung
pernyataan-pernyataan ilmiah, tetapi masih memerlukan pengujian. Maka
dari itu, merumuskan hipotesis bukanlah hal yang mudah, yaitu; tidak
adanya kerangka, kurangnya kemampuan untuk menggunakan kerangka
teori yang sudah ada, dan gagal berkenalan dengan tekhnik-tekhnik
penelitian yang ada untuk dapat merangkaikan kata-kata dalam membuat
hipotesis secara benar.Tahap-tahap pembentukan hipotesis pada umumnya
ialah; penentuan masalah, hipotesis pendahuluan atau hipotesis preliminer,
17
pengumpulan fakta, formulasi hipotes, pengujian hipotesa, dan
aplikasi/penerapan.
Secara garis besar, hipotesis memberikan beberapa kegunaan
dalam sebuah penelitian yaitu seperti; memberikan batasan serta
memperkecil jangkauan penelitian dan kerja peneliti, mensiagakan peneliti
kepada kondisi fakta dan hubungan antar fakta, sebagai alat sederhana
dalam memfokuskan fakta yang bercerai berai tanpa koordinasi kedalam
suatu kesatua penting dan menyeluruh, sebagai panduan dalam pengujian
serta penyesuaian dengan fakta dan antar fakta.
Dalam menguji hipotesis ini, ada beberapa langkah yang harus
dilalui, dikenel dengan prosedur pengujian hipotesis, yaitu menentukan
formulasi hipotesisnya, menentukan syaraf nyata dan nilai table,
menentukan kriteria pengujian, melakukan uji statistik, dan membuat
kesimpulan. Tetapi selain itu, karakteristik dari sebuah hipotesis juga
merupakan dugaan terhadap keadaan variabel mandiri, dan dinyatakan
dalam kalimat yang jelas, dan dapat diuji dengan data yang dikumpulkan
dengan metode-metode ilmiah.
18
DAFTAR PUSTAKA
Sylvie,2010.Penelitian.[Online].
(http://sylvie.edublogs.org/2007/05/08/merumuskan-masalah-penelitian/),
diakses 9 Oktober 2015 pukul 14.47
19