Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEPERAWATAN CANCER COLON

Disusun oleh :

Iis Rismagi (24191081)


Puspa Dias Virangesti (24191082)
Riesky Ardian P (24191083)

SEKOLAH TINGGI KESEHATAN AL-ISLAM YOGYAKARTA


PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT atas rahmat dan


karunianya kami dapat menyelesaikan tugas makalah KMB 1 yang berjudul
“ASUHAN KEPERAWATAN CANCER COLON” kami menyadari bahwa
laporan ini belum maksimal dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
kami mengharap masukan , kritikan dan saran para pembaca untuk kesempurnaan
laporan ini.
Akhirnya, semoga amal baik semua pihak diterima oleh Allah SWT dan
mendapatkan balasan darinya dengan pahala yang setimpal dan semoga makalah
ini bermanfaat bagi kami dan juga bagi pembaca sekalian. AAmiin.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Yogyakarta, 5 Desember 2020


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................2

DAFTAR ISI...........................................................................................................3

BAB I KONSEP DASAR TEORI.........................................................................3

A. DEFINISI.....................................................................................................4

B. ETIOLOGI..................................................................................................4

C. PATOFISIOLOGI......................................................................................5

D. KLASIFIKASI............................................................................................6

E. STADIUM KLINIS.....................................................................................6

F. MANIFESTASI KLINIS KANKER KOLON.........................................7

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG...............................................................8

H. PENATALAKSANAAN MEDIS...............................................................9

BAB II KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN...............................................11

A. Analisa data...............................................................................................11

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN..............................................................12

C. Rencana Keperawatan..............................................................................13

D. Implementasi dan Evaluasi......................................................................16

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................18
BAB 1
KONSEP DASAR TEORI
BAB I KONSEP DASAR TEORI
A. DEFINISI

Kanker adalah sebuah penyakit yang ditandai dengan pembagian sel yang tidak
teratur dan kemampuan sel-sel ini untuk menyerang jaringan biologis lainnya,
baik dengan pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan (invasi) atau
dengan migrasi sel ke tempat yang jauh (metastasis). Pertumbuhan yang tidak
teratur ini menyebabkan kerusakan DNA, menyebabkan mutasi di gen vital yang
mengontrol pembagian sel, dan fungsi lainnya (Gale, 2000 : 177).

Kanker kolon adalah suatu bentuk keganasan dari masa abnormal/neoplasma


yang muncul dari jaringan epithelial dari colon (Brooker, 2001 : 72).

Kanker kolon adalah pertumbuhan sel yang bersifat ganas yang tumbuh pada
kolon dan menginvasi jaringan sekitarnya (Tambayong, 2000 : 143).

Kanker kolon/usus besar adalah tumbuhnya sel kanker yang ganas di dalam
permukaan usus besar atau rektum (Boyle & Langman, 2000 : 805).

B. ETIOLOGI

Terdapat empat etiologi utama kanker kolon (Davey, 2006 : 334) yaitu :

1. Diet : kebiasaan mengkonsumsi makanan yang rendah serat (sayur-


sayuran, buah-buahan), kebiasaan makan makanan berlemak tinggi dan
sumber protein hewani.
2. Kelainan kolon
 Adenoma di kolon : degenerasi maligna menjadi adenokarsinoma.
 Familial poliposis : polip di usus mengalami degenerasi maligna
menjadi karsinoma.
 Kondisi ulserative : Penderita colitis ulserativa menahun
mempunyai risiko terkena karsinoma kolon.
3. Genetik
Anak yang berasal dari orangtua yang menderita karsinoma kolon
mempunyai frekuensi 3 ½ kali lebih banyak daripada anak – anak yang
orangtuanya sehat (FKUI, 2001 : 207).

C. PATOFISIOLOGI
a. Anatomi Fisiologi Kolon
Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus
buntu dan rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses.
Pada mamalia, kolon terdiri dari kolon menanjak (ascending), kolon
melintang (transverse), kolon menurun(descending),kolon sigmoid, dan
rektum.Bagian kolon dari usus buntu hingga pertengahan kolon melintang
sering disebut dengan “kolon kanan”, sedangkan bagian sisanya sering
disebut dengan “kolon kiri”.
b. Patologi
Kebanyakan kanker usus besar berawal dari pertumbuhan sel yang tidak
ganas atau disebut adenoma, yang dalam stadium awal membentuk polip
(sel yang tumbuh sangat cepat). Pada stadium awal, polip dapat diangkat
dengan mudah. Tetapi, seringkali pada stadium awal adenoma tidak
menampakkan gejala apapun sehingga tidak terdeteksi dalam waktu yang
relatif lama dan pada kondisi tertentu berpotensi menjadi kanker yang dapat
terjadi pada semua bagian dari usus besar (Davey, 2006 : 335). Kanker
kolon dan rektum terutama (95 %) adenokarsinoma (muncul dari lapisan
epitel usus). Dimulai sebagai polip jinak tetapi dapat menjadi ganas dan
menyusup serta merusak jaringan normal serta meluas ke dalam sturktur
sekitarnya. Sel kanker dapat terlepas dari tumor primer dan menyebar ke
bagian tubuh yang lain ( paling sering ke hati).Kanker kolon dapat
menyebar melalui beberapa cara yaitu :
1. Secara infiltratif langsung ke struktur yang berdekatan, seperti ke dalam
kandung kemih.
2. Melalui pembuluh limfe ke kelenjar limfe perikolon dan mesokolon.
3. Melalui aliran darah, biasanya ke hati karena kolon mengalirakan darah
ke system portal.
4. Penyebaran secara transperitoneal
5. Penyebaran ke luka jahitan, insisi abdomen atau lokasi drain.
Pertumbuhan kanker menghasilkan efek sekunder, meliputi penyumbatan
lumen usus dengan obstruksi dan ulserasi pada dinding usus serta
perdarahan. Penetrasi kanker dapat menyebabkan perforasi dan abses,
serta timbulnya metastase pada jaringan lain (Gale, 2000 :177).

D. KLASIFIKASI

Klasifikasi kanker kolon menurut modifikasi DUKES adalah sebagai berikut:

A : Kanker hanya terbatas pada mukosa dan belum ada metastasis.

B1 : kanker telah meinfiltrasi lapisan muskularis mukosa.

B2 : kanker telah menembus lapisan muskularis sampai lapisan propria.

C1 : kanker telah mengadakan metastasis ke kelenjar getah bening sebanyak


satu sampai empat buah

C2 : kanker telah mengadakan metastasis ke kelenjar getah bening lebih dari


lima buah.

D : kanker telah mengadakan metastasis regional tahap lanjut dan penyebaran


yang luas dan tidak dapat di operasi lagi.
E. STADIUM KLINIS
Tabel : stadium pada ca. Kolon yang di temukan dengan system TMN

STADIUM TINGKAT PENYEBARAN


TIS Carsinoma in situ
T1 Belum mengenai otot dinding,
polipoid/papiler
T2 Sudah mengenai otot dinding
T3 Semua lapis dinding terkena,
penyebaran ke sekitar
T4 Sama dengan T3 dengan fistula
N Limfonodus terkena
M Ada metastasis

F. MANIFESTASI KLINIS KANKER KOLON

Gejala sangat di tentukan oleh lokasi kanker, tahap penyakit, dan fungsi
segmen usus tempat kanker berlokasi. Adanya perubahan dalam defekasi, darah
pada feses, konstipasi, perubahan dalam penampilan feses, tenesmus, anemia dan
perdarahan rectal merupakan keluhan yang umum terjadi.

1. Kanker kolon kanan


Isi kolon berupa cairan, cenderung teteap tersamar hingga stadium lanjut.
Sedikit kecenderungan menimbulkan obstruksi, karena lumen usus besar dan
feses masih encer. Anemia akibat perdarahan sering terjadi, dan darah bersifat
samar dan hanya dapat dideteksi dengan tes Guaiak (suatu tes sederhana yang
dapat di lakukan di klinik). Mucus jarang terlihat, karena tercampur dalam
feses. Pada orang yang kurus, tumor kolon kanan mungkin dapat teraba,
tetapi jarang pada stadium awal. Penderita mungkin mengalami perasaan
tidak enak pada abdomen, dan kadang-kadang pada epigatrium.
2. Kanker kolon kiri dan rectum
Cenderung menyebabkan perubahan defekasi sebagai akibat iritasi dan
respon refleks. Diare, nyeri kejang, dan kembung sering terjadi. Karena lesi
kolon kiri cenderung melingkar, sering timbul gangguan obstruksi. Feses bisa
kecil dan berbentuk pita. Baik mucus maupun darah segar sering terihat pada
feses. Dapat terjadi anemia karena kehilangan darah kronik. Pertumbuhan
pada sigmoid atau rectum dapat mengenairadiks saraf, pembuluh limfe atau
vena, menimbulkan gejala-gejala pada tungkai atau perineum. Hemoroid,
nyeri pinggang bawah, keinginan defekasi atau sering berkemih dapat timbul
sebagai akibat tekanan pada alat-alat tersebut. Gejala yang mungkin dapat
timbul pada lesi rectal adalah evakuasi feses yang tidak lengkapsetelah
defekasi, konstipasi dan diare bergantian, serta feses berdarah.

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Endoskopi
Pemeriksaan endoskopi perlu di lakukan baik sigmoidoskopi maupun
kolonoskopi.
 Radiologis
Pemeriksaan radiologis yang dapat di lakukan antara lain adalah foto dada
dan foto kolon (barium enema). Pemeriksaan dengan enema barium mungkin
dapat memperjelas keadaan tumor dan mengidentifikasikan  letaknya. Tes ini
menggambarkan adanya kebuntuan pada isi perut, dimana terjadi
pengurangan ukuran tumor pada lumen. Luka yang kecil kemungkinan tidak
teridentifikasi dengan tes ini. Enema barium  secara umum di lakukan setelah
sigmoidoscopy dan colonoscopy.
Computer Tomografi (CT) membantu memperjelas adanya massa dan luas
penyakit. Chest X-ray dan liver scan mungkin dapat menemukan tempat yang
jauh yang sudah metastasis.
  Histopatologi
Biopsy di gunakan untuk menegakkan diagnosis. Gambar histopatologis
karsinoma kolon adalah adenokarsinoma dan perlu ditentukan diferensiansi
sel.
 Laboratorium
Pemeriksaan Hb penting untuk memeriksa kemungkinan pasien mengalami
perdarahan. Nilai hemoglobin dan hematocrit biasanya turun dengan indikasi
anemia. Hasil tes Gualac positif untuk accult blood pada feces memperkuat
perdarahan pada GI Tract. Pasien harus menghindari daging, makanan yang
mengandung peroksidase (tanaman lobak dan gula bit) aspirin dan vitamin C
untuk 48 jam sebelum diberikan feces spesimen.
 Ultrasonografi (USG)
Sulit dilakukan untuk memeriksa kanker pada kolon, tetapi digunakan untuk
melihat ada tidaknya metastasis kanker ke kelenjar getah bening  di abdomen
dan hati.

H. PENATALAKSANAAN MEDIS

Bila sudah pasti karsinoma kolon, maka kemungkinan pengobatan adalah sebagai
berikut ;

a. Pembedahan (operasi)
Operasi adalah penanganan yang paling efektif dan cepat untuk
tumor yang diketahui lebih awal dan masih belum metastasis , tetapi  tidak
menjamin semua sel kanker telah terbuang. Oleh sebab itu dokter bedah
biasanya juga menghilangkan sebagian besar jaringan sehat yang
mengelilingi sekitar kanker.
b. Penyinaran (Radioterapi)
Terapi radiasi memakai sinar gelombang partikel berenergi tinggi
misalnya sinar X, atau sinar gamma, di fokuskan untuk merusak daerah
yang di tumbuhi tumor, merusak genetik sehingga membunuh kanker.
Terapi radiasi merusak se-sel yang pembelahan dirinya cepat, antara lain
sel kanker, sel kulit, sel dinding lambung dan usus, sel darah.Kerusakan
sel tubuh menyebabkan lemas, perubahan kulit dan kehilangan nafsu
makan.
c. Kemotherapy
Chemotherapy memakai obat anikanker  yang kuat, dapat masuk
ke dalam sirkulasi darah, sehingga sangat bagus untuk kanker yang telah
menyebar. Obat chemotherapy ini ada kira-kira 50 jenis. Biasanya di
injeksi atau di makan, pada umumnya lebih dari satu macam obat, karena
digabungkan akan memberikan efek yang lebih bagus.
d. Kolostomi
Kolostomi merupakan tindakan pembuatan lubang (stoma) yang
dibentuk dari pengeluaran sebagian bentuk kolon (usus besar) ke dinding
abdomen (perut), stoma ini dapat bersifat sementara atau permanen.
BAB II
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
BAB II KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
Kasus :

Seorang pasien laki-laki berusia 31th dirawat di RS ALIslam setelah menjalani


operasi kanker kolon, saat dipeiksa pasien mengeluhkan nyeri perut, ps
mengatakan nyeri akan bertambah jika tidur saja dan nyeri akan berkurang jika
digunakan untuk jalan-jalan. Dari penuturan ps nyeri seperti ditusuk-tusuk pada
perut kiri dan kadang muncul kadang tidak. Ps selalu mengeluhkan sakit. Ps
terlihat memegangi perutnya. Wajah pasien nampak meringis menahan sakit.
Hasil pemeriksaan didapatkan hasil TTV ( TD : 120/80mmHg, S: 36,5°C, N :
90x/menit, RR : 20x/menit). Skala sakitnya 3. Pasien mengatakan dipasang
kantong kolostomi. Luka pada kantong kolostomi bersih. Pasien nampak
menutupi luka pada kantong kolostomi dan pasien juga mengatakan malu karena
menjalani operasi kolostomi

A. Analisa data
Data Fokus Problem Etiologi
Ds: pasien mengatakan Nyeri Ca colon
nyeri perut kiri
P: nyeri bertambah jika
Obstruksi
dipakai tidur saja, nyeri
berkurang jika dipakai
jalan – jalan Penumpukan di colon
Q: seperti di tusuk – tusuk
R: perut kiri
Distensi
S: skala 3
T: hilang timbul
Do: Perut bawah
-       pasien mengeluh sakit
-       pasien memegangi
Ssp
perut kiri
-       wajah grimace Nyeri
-       TD : 120 / 80 mmHg
S : 36,5 0 C
N : 90 x / menit Kerusakan integritas

RR : 20 x / menit kulit

2.    Ds: pasien mengatakan


dipasang kantong Kerusakan integritas
colostomi kulit
Do:
Oprasi kolostomi
-       terpasang kantong
colostomi
-       luka colostomi bersih

Gangguan citra tubuh


3.      Ds: pasien mengatakan
Gangguan citra tubuh
malu dengan oprasi
kolostominya
Do: pasien nampak
menutupi luka kolostomi

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nyeri b/d kompresi jaringan sekunder akibat obstruksi

Kerusakan integritas kulit b/d tindakan keperawatan

Gangguan citra tubuh b/d oprasi

C. Rencana Keperawatan
No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan
1. Nyeri b/d Setelah 1)    Pantau tempat 1) Mengetahui
kompresi dilakukan dan respons cara mengatasi
jaringan tindakan pasien terhadap nyeri yang tepat
sekunder keperawatan nyeri 2) Pasien merasa
akibat 2 x 24 jam2)    Ajarkan lebih nyaman dan
obstruksi dengan tujuan: tindakan untuk pasien bisa
- Skala meningkatkan mengatasi nyerinya
nyeri kenyamanan
berkurang : 1 perubahan
- Pasien posisi, gosokan 3) Meningkatkan

merasa (massase) dan istirahat dan tidur


nyaman teknik relaksasi yang adekuat untuk
3)   Ciptakan memfasilitasi

lingkungan yang peredaan nyeri


kondusif untuk 4) Mengurangi

relaksasi, rasa nyeri

membatasi
pengunjung

4)   Kolaborasi
pemberian
analgetik

Kerusakan 1) Mengetahui
Setelah penanganan yang
integritas kulit 1)    Pantau tanda –
dilakukan tepat
b/d tindakan tanda kerusakan
tindakan 2) Tetap bersih
keperawatan integritas kulit
keperawatan dan menghindari
2 x 24 jam2)    Jelaskan dan
dari infeksi
dengan tujuan: ajarkan 3)
cara
Menghindari
- Tidak perawatan kulit dari infeksi
ada tanda atau pasca oprasi
gejala infeksi 3)    Berikan barier
- Tidak kulit sesuai
terjadi resep
nekrosis

Gangguan 1) Mengerti
citra tubuh b/d Setelah perasaan dengan
operasi dilakukan 1)    Dorong klien terpasangnya

tindakan untuk kantong kolostomi

keperawatan mengatakan
2) Memberikan
2 x 24 jam perasaan tentang
pengertian yang
dengan tujuan: pemasangan
tepat dengan
- Pasien kolostominya
menerima diri2)    Kaji ulang terpasangnay

sesuai alasan untuk kantong kolostomi


3) Pasien dapat
perubahan ke pembedahan dan
dalam konsep harapan masa menerima keadaan

diri tanpa yang akan yang dialami


sekarang
harga dieri datang
rendah
3)    Berikan
kesempatan 4) Menguatkan

pada klien untuk pikiran positif

menerima tentang keadaan

ostomi melalui klien


partisipasi pada
perawatan diri
4)    Pertahankan
pendekatan
positif selama
aktifitas
perawatan.
Hindari ekspresi
menghina atau
reaksi berubah
mendadak

D. Implementasi dan Evaluasi


Implementasi Evaluasi
1)    Memantau lokasi nyeri danS: P: nyeri sedikit terasa kalau saya pakai
respons pasien terhadap nyeri jalan – jalan
2)    Menyarankan tindakan untuk Q: ditusuk pelan
meningkatkan kenyamanan dengan R: perut kiri
merubah posisi, massase S: skala 1
3)    Membimbing klien untuk T: hilang timbul
mengurangi nyeri dengan distraksi O: - kadang mengeluh sakit
dan relaksasi seperti napas panjang, -   Grimace (-)
jalan – jalan, mainan hp -   Pasien nampak nyaman
-       TD: 120 / 80 mmHg
S: 36,50C
1)    Memantau tanda – tandaN: 80 x/ menit
kerusakan integritas kulit RR: 20 x/ menit
2)    Menjelaskan dan mengajarkan A: masalah teratasi sebagian
cara perawatan kulit pasca oprasi P: ulangi intervensi 1,2 dan rencana
3)    Menanyakan pada klien perasaan oprasi
tentang terpasangnya kolostomi S: “sudah saya bersihkan”
O: - tidak ada tanda – tanda infeksi
-   Kolostomi bersih
1)    Mengkaji ulang alasan untuk
A: masalah teratasi
pembedahan
P: ulangi intervensi 1
2)    Memberikan kesempatan klien
untuk menerima keadaan
S: “biar tidak
dengan
bau rutin saya buang”
merawat kolostomi O:
secara
- mengungkapkan
mandiri keadaan luka kolostominya
3)    Mempertahankan pendekatan -   Menutupi luka kolostomi dan hanya
positif selama aktifitas perawatan menunjuk pada bagian luka
4)    Menghindari ekspresiA: masalah teratasi sebagian
menghina atau reaksi berubah P: ulangi intervensi 1,2,3,4
mendadak.

1) Mempertahankan posisi
senyaman mungkin untuk
mengurangi reaksi nyeri
2) Membimbing klien untuk
mengurangi nyeri dengan distraksi
dan relaksasi seperti napas dalam
dan jalan – jalan

1) Memantau tanda – tanda


kerusakan integritas kulit
2) Menjelaskan dan mengajarkan
cara perawatan kulit pasca oprasi
3) Menanyakan pada klien
perasaan tentang terpasangnya
kolostomi

1) Memberikan kesempatan klien


untuk menerima keadaan dengan
merawat kolostomi secara mandiri
2) Mempertahankan pendekatan
positif selama aktifitas perawatan
3) Menghindari ekspresi
menghina atau reaksi berubah
mendadak

DAFTAR PUSTAKA

Brown,Sandra Clark.2004.Nursing Outcomes Classification (NOC).US :


ELSEVIER

2004 Nursing Intervention Classificatio (NIC) US : ELSEVIER

Brunner and Suddart .2002.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Jakarta : EGC

Herdman,T.Heather.2010.Diagnosa Keperawatan: definisi dan klasifikasi 2009-


2011Jakarta

:EGC

Price, Sylvia Anderson, Wilson, Lorraine Mc Carty, 1995,Patofisiologi Konsep


Klinis

Proses-proses Penyakit, EGC, Jakarta.

Sjamsuhidajat.R.1997.Buku Ajar Ilmu Bedah .Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai