Anda di halaman 1dari 16

GANGGUAN OKSIGENASI (HIPOKSIA)

Disusun oleh :

Nama kelompok 3 :
Siti Hamidah (24191086)

Dyah Ayu Surya Wulandari (24191075)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AL ISLAM YOGYAKARTA


PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
2020
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam selalu
tercurahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan
syafa’atnya di akhirat nanti.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah GANGGUAN OKSIGENASI (HIPOKSIA) untuk memenuhi tugas
Kebutuhan Dasar Manusia II . Dalam kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih kepada
Ibu Pamulatsih Dwi Oktivianti, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Dosen Pengampu yang telah
meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam mengajarkan kami selama mengikuti
perkuliahan.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik
serta saran yang membangun dari pembaca untuk makalah ini. Agar makalah ini kedepannya
lebih baik lagi.
Demikian, Terima kasih.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Yogyakarta, 27 Februari 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................... 1
1.2 Permasalahan .......................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ..................................................................................................................... 1
1.4 Pembatasan Masalah .............................................................................................. 2
1.5 Metode Pengumpulan Data .................................................................................... 2
1.6 Sistematika Penulisan ............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Gangguan Oksigenasi (Hipoksia )............................................................. 3
2.2 Tanda – tanda Hipoksia .......................................................................................... 3
2.3 Penyebab Hipoksia ................................................................................................. 3
2.4 Komplikasi Hipoksia .............................................................................................. 4
2.5 Cara Mengobati dan Mencegah Hipoksia .............................................................. 4
2.6 Kasus .......................................................................................................................4
2.7 ASKEP ....................................................................................................................4
BAB III Penutup
3.1 Simpulan ................................................................................................................11
3.2 Saran ......................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Oksigenasi adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung oksigen
(O2) kedalam tubuh serta menghembuskan karbon dioksida (CO2) sebagai hasil sisa oksidasi.
Kebutuhan oksigenasi adalah kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kelangsungan
mtabolisme sel tubuh mempertahankan hidup dan aktivitas berbagai organ atau sel (SlideShare,
2014). Kekurangan oksigen menyebabkan metabolisme berlangsung tidak sempurna, adanya
kekurangan O2 ditandai dengan keadaan hipoksia yang dalam proses selanjutnya dapat
menyebabkan kematian jaringan bahkan dapat mengancam kehidupan {Journal Umy, 2016}.
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2013 menunjukkan
angka prevelensi asma di Indonesia mencapai 4,5% dengan kejadian tertinggi di Provinsi Jawa
Tengah sebanyak 7,8% diikuti Nusa Tenggara Timur 7,3% dan DIY sebanyak 6,9% {Dwi
Istiyani,2015}. Penyebab awal gawat darurat medis pada pasien di rumah sakit st Elisabeth
Semarang adalah kondisi hipoksia. Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2007, tiga
penyebab utama kematian perinatal di Indonesia adalah gangguan pernafasan/resporatory
disorders (35,9%), prematuritas (32,4%) dan sepsis neonaorum (12,0%) {Journal Umy,2016}.
Mereka yang mengalami gangguan oksigenasi dapat diselamatkan dengan penanganan
yang cepat dan tepat. Kebutuhan oksigenasi sangatlah penting, untuk itu kami tertarik untuk
mengetahui tentang cara penanganan gangguan oksigenasi (hipoksia). Karena banyak orang-
orang yang mengalami gangguan oksigenasi dan memerlukan penanganan yang benar.

1.2 Permasalahan
1. Apa definisi gangguan oksigenasi (hipoksia) ?
2. Bagaimana tanda - tanda hipoksia ?
3. Apa penyebab hipoksia ?
4. Apa komplikasi hipoksia ?
5. Bagaimana cara mengobati dan mencegah hipoksia ?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui definisi gangguan oksigenasi hipoksia
2. Mengetahui tanda - tanda hipoksia
3. Mengetahui penyebab hipoksia
4. Mengetahui komplikasi hipoksia
5. Mengetahui cara mengobati dan mencegah hipoksia

1.4 Pembatasan Masalah

1
2

Gangguan oksigenasi sangatlah luas dan kompleks. Agar pembahasan lebih terarah,
karya tulis ini hanya membahas definisi, tanda dan gejala, penyebab, komplikasi , cara
mengobati dan mencegah hipoksia.

1.5 Metode Pengumpulan Data


Data yang dikemukakan dalam karya tulis ini diperoleh dengan membaca diberbagai
cara. Pertama, dengan membaca buku NANDA, NIC, NOC. Kedua, melalui berbagai journal
dan website.

1.6 Sistematika Penulisan


Karya tulis disusun dengan urutan sebagai berikut,
Bab I Pendahuluan
Menjelaskan latar belakang, tujuan, pembatasan masalah, metode pengumpulan data,
dan sistematika penulisan
Bab II Pembahasan,
Mengemukakan pembahasan masalah bersumber pada data yang diperoleh
dibandingkan dengan teori yang terdapat pada berbagai sumber.
Bab III Penutup,
Memuat simpulan dan saran.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Gangguan oksigenasi (hipokisa)


Hipoksia adalah suatu keadaan dimana jumlah oksigen yang diperlukan oleh sel
jaringan untuk memenuhi kebutuhan suatu organ atau jaringan tidak mencukupi.

2.2 Tanda – tanda Hipoksia


1. kelelahan
2. kecemasan
3. konsentrasi menurun
4. pernafasan cepat dan dalam
5. sianosis
6. sesak nafas

2.3 Penyebab Hipoksia


1. hipoksia hipoksik, ketika kadar oksigen dalam pembuluh arteri turun.
Penyebab :
a. berada di situasi dengan kadar oksigen rendah contoh : saat kebakaran,
tenggelam, dan berada di ketinggian
b. terdapat penyakin paru-paru seperti asma, gagal nafas, pneumonia, edema
paru, penyakit paru obstruktif kronis, dan sleep apnea
c. keadan yang membuat berhenti bernafas, contohnya saat penggunaan obat
fentanyl.
2. hipoksia stagnan atau hipoperfusi, terjadi akibat ganguan aliran darah.
Penyebab :
a. gangguan jantung seperti bradikardia dan fibrilasi ventrikel
b. terhentinya aliran darah arteri ke organ, contohnya pada orang dengan luka
tembak atau trobosis arteri
3. hipoksia anemik , terjadi ketika kemampuan darah yang membawa oksigen
berkurang kapasitasnya. Sehingga darah tidak kaya lagi akan oksigen.
Penyebab :
a. anemia dan kondisi dimana fungsi sel darah merah rusak seperti pada penyakit
methemoglobinemia

3
4. hipoksia histotoksik, ketika terjadi gangguan pada sel dalam menggunakan oksigen.
Keracunan sianida merupakan salah satu contoh hipoksia hipoksik
5. cytopathic hypoksia, penyebab hipoksia karena peradangan dan sepsis
(alodokter,2017)

2.4 Komplikasi Hipoksia


1. katarak
2. vertigo
3. kejang
4. pneumonia

2.5 Cara Mengobati dan Mencegah Hipoksia


2.5.1 Cara mengobati hipoksia
1. pemberian oksigen tambahan , menggunakan selang atau maser yang
disambungkan ke tabung oksigen. Semakin cepat kadar oksigen dalam tubuhnya
menjadi normal maka semakin kecil risiko kerusakan organ tubuh
2. alat bantu nafas atau ventilator, saluran pernafasan akan disambungkan dengan
mesin ventilator, mengunakan selang yang dimasukkan dari tenggorokan sampai
melewati pita suara.
3. terapi oksigen hiperbarik (TOHB) , penderita hipoksia yang disebabkan oleh
keracunan karbon monoksida akan dimasukkan ke dalam ruangan bertekanan
tinggi (hiperbarik) dengan oksigen murni.
2.5.2 Cara mencegah hipoksia
Dilakukan dengan cara menghindari lingkungan yang dapat menurunkan kadar
oksigen atau menggunakan oksigen tambahan dari tabung oksigen sebelum
hipoksia muncul. Hipoksia yang disebabkan oleh asma bisa dihindari dengan cara
menjalani pengobatan asma sesuai dengan petunjuk dokter. Terapi tersebut juga
bisa membantu pasien mengendalikan asma.

2.6 Kasus
Ny.x (19 tahun) dibawa ke UGD pada tanggal 01-03-2020 usai kecelakaan lalu lintas.
Saat ditemui Ny.x terlihat pucat dan gelisah karena perdarahan dibagian tangan kanan
dan kaki kanannya. Pasien mengatakan sesak nafas, nyeri dan sakit kepala. Hasil
pemeriksaan didapat , TD : 120/90 mmHg , R : 11x/menit , N : 110x/menit .

2.7 ASKEP
A. Identitas Pasien.
Nama (inisial) : Ny.x

4
Tempat, Tanggal lahir : Jakarta, 20 maret 2001
Umur : 19 tahun
Jenis kelamin : perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : Jalan merdeka jaya, blok A NO 189, Jakarta pusat
No. Register : -
Tanggal masuk rumah sakit : 01 Maret 2020
Status pernikahan : belum menikah
Nama penanggung jawab/ keluarga : Tn, X
Alamat penanggung jawab : Jalan merdeka jaya, blok A NO 198, Jakarta pusat
Hubungan dengan pasien : ayah
Alasan masuk rumah sakit :
A. Riwayat kesehatan
a) Keluhan utama:
Pasien mengeluh:
Nyeri dan pandangan kabur
Riwayat penyakit sekarang:
Nyeri dan pandangan kabur
b) Riwayat penyakit dahulu:
Tidak ada
c) Riwayat penyakit keluarga:
Kurang lebih 5 tahun yang lalu ibu pasien menderita asma dan
dirawat dirumah sakit.
d) Riwayat pengobatan/alergi
Makanan :
Tidak ada
Obat – obatan:
Tidak ada
Lain – lain:
Tidak ada
e) Genogram

B. Pola fungsi kesehatan

5
a. Preepsi dan pemeliharaan kesehatan
Sebelum sakit:
Pasien mengatakan bahwa biasanya dia berolahraga, satu kali
dalam seminggu
Setelah sakit:
pasien saat ini sedang dirawat di rumah sakit.
b. Nutrisi
Sebelum sakit :
Pasien mengatakan bahwa dia makan 3 kali sehari menggunakan
sayur dan nasi, pasien juga minum kurang lebih 2 liter air putih
perhari.
Setelah sakit :
Pasien mengikuti diet yang sudah diprogramkan oleh dokter
c. Aktivitas dan latihan
Sebelum sakit:
Pasien mengatakan bahwa aktifitasnya mandiri
Setelah sakit:
ADL 0 1 2 3 4 Keterangan
Makan/ minum √ 0: mandiri
Toileting √ 1: dengan alat bantu
Berpakaian √ 2: dibantu dengan orang
lain
Mobilitas dari √ 3: dibantu orang lain
tempat tidur dan alat
Berpindah √ 4: tergantung total
Ambulasi √

d. Tidur dan istirahat


Sebelum sakit:
Pasien mengatakan bahwa dia tidur setiap hari cukup 8 jam
perhari dan tidur nyenyak
Setelah sakit:
Pasien mengatakan bahwa dirinya kurang tidur karena nyeri di
bagian tangan kanan dan kaki kanan.

6
e. Eliminasi
Sebelum sakit:
Pasien mengatakan bahwa BAKnya berwarna putih jernih,
berbau amonik, BABnya bertekstur lembek, berbau khas feses,
berwarna kuning, BAB 1 kali setiap pagi.
Setelah sakit:
BAKnya berwarna putih jernih, berbau amonik, BABnya
bertekstur lembek, berbau khas feses, berwarna kuning, BAB 1
kali setiap pagi.
f. Seksual reproduksi :
Pasien berkelamin perempuan, dia tidak memiliki riwayat
penyakit kelamin.
g. Kognitif prseptual.
Pasien mengatakan bahwa dirinya percaya akan cepat sembuh
dan kembali ke aktivitas secara sehat.
h. Pola presepsi diri/konsep diri
Pasien mengatakan bahwa dirinya percaya dia akan cepat sembuh
dan kembali ke aktivitas secara sehat.
i. Pola hubungan dan peran
Pasien berjenis kelamin perempuan, dia berperan sebagai anak,
mahasiswa dan adik secara seimbang.
j. Pola nilai dan keyakinan
Pasien mengatakan bahwa dirinya selalu sholat 5 waktu dan
berdoa.

C. Pengkajian fisik
1. Umum
Keadaan umum:
lemah
Kesadaran:
compos mentis
Berat badan:
40 kg
Tinggi badan:
150 cm

7
2. Tanda tanda vital
Tekanan darah: 110/90mmHg, Nadi: 110x/menit , R: 10x/menit
3. Kepala:
Mata:
Simetris, konjungtiva berwarna anemis.
Hidung:
Simetris, tidak ada pendarahan, tidak ada benjolan.
Telinga:
Simetris, tidak ada serumen, tidak ada pembekakkan.
Mulut:
Tidak ada bau tidak sedap.
4. Leher
Inspeksi:
Tidak ada lesi, tidak ada pembekakan, warna kulit sama dengan
yang lain.
Palpasi:
Tidak ada nyeri tekan,
5. Thorax
a. Paru – paru
Inspeksi:
pergerakan dada menngembang saat inspirasi dan seimbang.
Palpasi:
Fremitus kanan dan kiri sama.
Perkusi:
Sonor.
Aukultasi:
Vestikuler.
b. Jantung
Inspeksi:
Tidak ada pembekakan
Palpasi:
Tidak ada nyeri tekan.
Perkusi:
Redup.
Aukultasi:

8
Leguler
Abdomen
Inspeksi:
Tidak ada lesi, warna kulit sama.
Auskultasi:
Terdapat bisisng usus.
Perkusi:
Tympani.
Palpasi:
Tidak ada nyeri tekan.
Integumen
Inspeksi:
Tidak ada hipermentasi, warna kulit sama.
Palpasi:
Tidak ada defermitas.
Muskoloskeletal:
Inspeksi
Atas:
Tidak ada balutan dan tidak ada lesi.
Bawah:
Tidak ada balutan dan tidak ada lesi.
Palpasi
Atas:
Tidak ada nyeri tekan.
Bawah:
Tidak ada nyeri tekan.
Data penunjang

ANALISA DATA
Data fokus Problem Etiologi
DS : Pasien mengatakan Gangguan Pertukaran Gas Ventilasi - Perfusi
sesak nafas.
DO : Pasien terlihat pucat
dan gelisah karena
perdarahan dibagian
tangan kanan dan kaki
kanan.
9
DS : pasien mengatakan Nyeri akut Agen cedera fisik
nyeri karena pendarahan di
bagian tangan kanan dan
kaki kiri.
DO : Pasien terlihat pucat
dan gelisah karena
perdarahan dibagian
tangan kanan dan kaki
kanan.
P: Tergores
Q:Nyeri permukaan seperti
teriris-iris
R:Tangan kanan dan kaki
kanan
S: 5
T: Terus menerus.

PRIORITAS MASALAH :
1. Gangguan Pertukaran Gas b/d Ventilasi-perfusi
2. Nyeri Akutt b/d Agen cedera fisik

PERENCANAAN
No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan
1 Gangguan Tujuan : Managemen Jalan 1. Memposisikan
Pertukaran Gas Setelah dilakukan Nafas (label 1) pasien dengan
b/d Ventilasi - pemeriksaan selama 1. Posisikan pasien menggunakan
Perfusi 3x24jam, maka pasien untuk sungkup
akan menunjukkan hasil : memaksimalkan sederhana untuk
Kriteria hasil : ventilasi menstabilkan
Pertukaran Gas, 2. Posisikan untuk ventilasinya.
Gangguan (label 1) meringankan 2. Memposisikan
1. Pasien dapat sesak nafas. pasien untuk
bernafas dengan 3. Monitor status miring atau
normal pernafasan dan duduk .
(18x/menit). oksigenasi 3. Mengkaji
2. Pasien dapat pernafasan dan
melihat dengan oksigenasi untuk
jelas. mengetahui
3. Ventilasi – perkembangan
Perfusi seimbang. respirasi pasien.

10
Implementasi Evaluasi
1. Memposisikan pasien untuk S : pasien mengatakan bahwa dia sudah
memaksimalkan ventilasi. dapat bernafas dengan lega (14x/menit).
2. Memposisikan pasien untuk O : pasien terlihat tenang, wajah tampak
meringankan sesak nafas. cerah.
3. Memonitor status pernafasan dan A : masalah teratasi sebagian
oksigenasi. P : lanjutkan intervensi 3
- Memonitor status pernafasan dan
oksigenasi.

BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Dari makalah ini dapat diketahui bagaimana cara mengobati dan mencegah hipoksia.
Selain itu dapat diketahui juga tanda – tanda , penyebab, dan komplikasi hipoksia.
3.2 Saran
1. Hidari rokok
2. Memakai masker saat bekerja
3. Lakukan latihan nafas untuk memperbaiki ventilasi alveoli atau memelihara
pertukaran gas.

DAFTAR PUSTAKA

1. Journal umy.ac.id (diakses pada 26 Februari 2020)


2. https://www.slideshare.net (diakses pada 27 Februari 2020)
3. https://www.alodocter.com (diakses pada 27 Februari 2020)

11
12

Anda mungkin juga menyukai