Anda di halaman 1dari 13

1

MAKALAH
KONSEP DASAR ASKEP PADA
KLIEN DENGAN GANGGUAN OKSIGENISASI

Dosen Pengampu: Ns Keumalahayati, M. Kep, Sp. Mat

Disusun Oleh:

Kelompok 3

Dhaivina Zahira, Friska Putri Al Husna,


Juaibah Aslamiyah, Siti Nuralija, Eka Ramadani,
Khairunnisa, Amalia Mahira Putri, Muhammad Reza
Rahmada, Azwi Saramah Bengi, Muhammad Farhan Ariz

POLITEKNIK KESEHATAN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN LANGSA
2022/2023
i

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Konsep Dasar Askep kepada
Klien Gangguan Oksigenisasi”. Makalah sederhana ini telah kami susun
dengan snagat maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah
meluangkan waktu untuk berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih


ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.
Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan
kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.Akhir kata
kami berharap semoga makalah “Konsep Dasar Askep kepada Klien
Gangguan Oksigenisasi” ini dapat memberikan manfaat terhadap
pembaca.

Langsa, 10 Oktober 2022

Kelompok 3

i
i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................

DAFTAR ISI....................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................

1.1 Latar Belakang.........................................................................................

1.2 Rumusan Masalah....................................................................................

1.3 Tujuan......................................................................................................

BAB II LANDASAN TEORI..........................................................................

2.1 Definisi Oksigenisasi...............................................................................

2.2 Gangguan Oksigen...................................................................................

2.3 Konsep Dasar Askep................................................................................

BAB III PEMBAHASAN................................................................................

3.1 Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Oksigenisasi..........

BAB IV KESIMPULAN..................................................................................

4.1 Kesimpulan..............................................................................................

4.2 Saran.........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................10

ii
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pernapasan adalah proses pertukaran gas antara individu dengan


lingkungan. Fungsi utama pernafasan adalah untuk memperoleh oksigen
agar dapat digunakan oleh sel-sel tubuh dan mengeluarkan karbondioksida
yang dihasilkan oleh sel. Pada orang sehat sistem pernafasan dapat yang
menyediakan kadar oksigen yang cukup untuk memenehi kebutuhan tubu
akan tetapi dalam keadaan sakit tertentu , proses oksigenasi tersebut dapat
terhambat sehingga dapat mengangu pemenuhan oksigen tubuh.
Oksigen memegang peranan penting dalam semua proses tubuh secara
fungsional. Tidak adanya oksigen akan menyebabkan tubuh secara
fungsional mengalami kemunduran atau bahkan dapat menimbulkan
kematian. Oleh karena itu, kebutuhan oksigen merupakan kebutuhan yang
paling utama dan sangat vital bagi tubuh. Dalam kaitanya pemenuhan
kebutuhan oksigenasi tidak terlepas dari peranan fungsi sistem pernapasan
kardiovaskuler yang menyuplai kebutuhan oksigen tubuh.
Penyampaian O² ke jaringan tubuh ditentukan oleh interaksi sistem
respirasi, kardiovaskuler dan keadaan hematologis. Adanya kekurangan
oksigen ditandai dengan keadaan hipoksia, yang dalam proses lanjut
dapat menyebabkan kematian jaringan bahkan dapat mengancam kehidupan.
Peran perawat untuk merawat pasien dengan gangguan pada oksigen
adalah melalui pendekatan proses keperawatan. Asuhan keperawatan yang
diberikan melalui pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan,
implementasi keperawatan dan evaluasi keperawatan. Perawat juga perlu
memberikan dukungan dan motivasi kepada pasien dan keluarga untuk tetap
menjaga kesehatan, menyarankan kepada pasien dan keluarga agar tetap
tabah, sabar, dan berdoa agar diberikan kesembuhan, serta keluarga dapat
merawat pasien dirumah dengan mengikuti semua anjuran dokter dan
perawat.

1
2

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat ditarik rumusan masalah


tentang:
1. Apa itu definisi oksigenisasi dan bagaimana jenis gangguannya?
2. Bagaimana bentuk konsep dasar aspek keperawatan?
3. Bagaimana bentuk aspek keperawatan pada klien dengan gangguan
oksigenisasi?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui definisi oksigenisasi dan bagaimana jenis gangguannya


2. Mengetahui bentuk konsep dasar aspek keperawatan
3. Memahami bentuk aspek keperawatan pada klien dengan gangguan
oksigenisasi

2
3

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Oksigenisasi

Oksigen adalah gas untuk bertahan hidup yang diedarkan ke sel-sel


dalam tubuh melalui system pernapasan dan system kardiovaskuler. Dalam
keadaan normal, proses oksigenasi terjadi tanpa disertai pemikiran serius
mengenai apa yang terjadi. Namun, ketika tubuh kekurangan oksigen,
seorang dapat segera merasakan efeknya. (Bennita, 2013).
Oksigenasi adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang
mengandung oksigen (O²) kedalam tubuh serta menghembuskan
karbondioksida (CO²) sebagai hasil sisa oksidasi.
Terapi oksigen adalah pemberian oksigen dengan konsentrasi yang
lebih tinggi dari yang ditemukan dalam atmosfir lingkungan. Pada
ketinggian laut, konsentrasi oksigen dalam udara ruangan adalah 21%.
Penggunaan oksigen berkesinambungan ( > 15 jam sehari) dapat
meningkatkan harapan hidup bagi pasien-pasien yang mengalami
kegagalan respirasi kronis, dan memperbaiki tekanan arteri pulmonary,
polisitemia (hematokrit > 55 %), mekanik paru, dan status mental. (Ikawati,
2016).

2.2 Gangguan Oksigen

Masalah untuk gangguan pemenuhan kebutuhan yang sering terjadi adalah:


(Alimul, 2011).
a. Hipoksia
Hipoksia merupakan kondisi tidak tercapainya pemenuhan
kebutuhan oksigen dalam tubuh akibat defisiensi oksigen atau
peningkatan oksigen dalam tingkat sel, ditandai dengan adanya warna
kebiruan pada kulit (sianosis) secara umum. Terjadinya hipoksia
disebabkan oleh menurunya kadar HB, menurunnya difusi O² dari alveoli

3
4

ke dalam darah, menurunnya perfusi jaringan, atau ventilasi yang dapat


menurunkan kosentrasi oksigen.
b. Perubahan Pola Pernapasan
Gangguan ini terbagi ke dalam bebrapa jenis Tachypnea,
Bradypnea, Hiperventilasi, Hipoventilasi, Dispnea, Orthopnea, Cheyne
stokes, Pernapasan paradoksial, Biot dan Stridor.

c. Obstruksi Jalan Nafas


Obstruksi jalan napas (bersihan jalan napas) merupakan kondisi
pernapasan yang tidak normal akibat ketidak mampuan batuk secara
efektif, dapat disebabkan oleh sekresi yang kental atau berlebihan
akibat penyakit infeksi, imobilisasi, stasis sekresi, dan batuk tidak
efektif karena penyakit persarafan seperti cerebro vascular accident
(CVA), efek pengobatan sedatif.

d. Pertukaran Gas
Pertukaran gas merupakan kondisi penurunan gas, baik oksigen
maupun karbondioksida antara alveoli paru dan sistem vaskuler, dapat
disebabkan oleh sekresi yang kental atau imobilisasi akibat penyakitsistem
saraf, depresi susunan saraf pusat, atau penyakit radang pada paru.

2.3 Konsep Dasar Askep

Standar asuhan keperawatan terdiri dari:


 Standar I : Pengkajian
 Standar II : Diagnosa Keperawatan
 Standar III : Perencanaan
 Standar IV : Intervensi dan Implementasi
 Standar V : Evaluasi

1. Standar I
Asuhan keperawatan memerlukan data yang lengkap dan dikumpulkan
secara terus menerus, tentang keadaan atau hasil dari pasien untuk
menentukan kebutuhan asuhan keperawatan yang akan diberikan selanjutnya.
Data kesehatan harus bermanfaat bagi semua anggota tim kesehatan.

4
5

2. Standar II
Diagnosa keperawatan dilihat dari atau berdasarkan data status pasien
atau status kesehatan pasien, diagnosa keperawatan diluhat dari penyebab dan
pemenuhan kebutuhan pasien, dibuat sesuai dengan wewenang seorang
perawat, kosepnya terdiri dari gejala, penyebab/masalah atau terdiri dari
masalah dan penyebab, bersifat aktual apabila masalah kesehatan pasien sudah
nyata terjadi atau bener bener terjadi.

3. Standar III
Perencanaan keperawatan disusun berdasarkan diagnosa keperawatan.
Komponennya meliputi:
 Prioritas masalah dengan kriteria
 Tujuan asuhan keperawatan dengan kriteria : spesifik, bisa diukur, bisa
dicapai, realistik, ada batas waktu.
 Rencana Tindakan

4. Standar IV
Intervensi keperawatan adalah pelaksanaan rencana tindakan yang diten
tukan dengan maksud agar kebutuhan pasien terpenuhi secara maksimal yang
mencakup aspek peningkatan, pencegahan, pemeliharaan serta pemulihan
Kesehatan.

5. Standar V
Evaluasi keperawatan dilakukan secara periodik, sistimatis dan
berencana, untuk melihat perkembangan pasien , setiap tindakan keperawatan
dilakukan evaluasi terhadap apa yang telah dilakukan dan hasil evaluasi
segera dicatat dan dikomunikasikan.

5
6

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Oksigenisasi

1. Pengkajian
Pengkajian keperawatan adalah tahap awal dari proses keperawatan dan
merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari
berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status
kesehatan klien. Pengkajian keperawatan merupakan dasar pemikiran
dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien
(Budiono, 2016)
Berdasarkan hasil pengkajian akan diperoleh keterangan tentang
riwayat kesehatan klien, keluhan utama yang dirasakan oleh klien,
kemudian dilakukan pemriksaan dan dokter akan memberikan saran.
Pemeriksaan fisik juga dilakuakn yakni mengukur tanda-tanda vital dan
pengukuran lainnya. Pemeriksaan serta pemeriksaan semua bagian tubuh.
Pemeriksaan fisik menggunakan teknik inspeksi, palpasi, perkusi, dan
auskultasi (Potter dan Perry, 2005).
Pada kasus gangguan oksigenisasi, dilakukan batasan karakteristik
bersihan jalan napas tidak efektif yang meliputi batasan mayor yaitu secara
objektif ada gejala batuk tidak efektif, tidak mampu batuk, sputum berlebih,
mengi, wheezing, dan/atau ronchi kering, mekonium dijalan napas (pada
neonatus), batasan minor secara subjektif menyatakan dispnea, sulit bicara,
ortopnea, secara objektif tampak gelisah, sianosis, bunyi napas menurun,
frekuensi napas berubah, pola napas berubah.
Demikian juga batasan karakteristik pada ganguan pola tidur yang
meliputi batasan mayor yaitu : mengeluh sulit tidur, mengeluh sering terjaga,
mengeluh tidak puas tidur, mengeluh pola tidur berubah, mengeluh istirahat
tidak cukup batasan minor secara subjektif menyatakan mengeluh
beraktivitas menurun.

6
7

2. Diagnosis
Diagnosis Keperawatan adalah suatu penilaian klinis mengenai respon
klien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik
yang berlangsung aktual maupun potensial. Diagnosis keperawatan ini
bertujuan untuk mengidentifikasi respon klien individu, keluarga dan
komunitas terhadap situasi yang berkaitan dengan kesehatan ( PPNI, 2016 ).
Untuk kasus gangguan oksoigenisasi, menurut diagnosis keperawatan
SDKI (2016), diagnosa keperawatan yang dapat terjadi pada pasien, misal
dengan contoh kasus penyakit asma bronkhial:
1) Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan, hiper sekresi
jalan napas
2) Pola napas tidak efektif berhubungan dengan deformitas tulang
dada.
3) Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan
irama jantung
4) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidak seimbangan antara
suplai dan kebutuhan oksigen (hipoksia)
5) Ansietas berhubungan dengan krisis situasional
6) Gangguan pola tidur berhubungan dengan hambatan lingkungan.
Dengan demikian akan diketahui masalah keperawatan apa saja yang
tidak ditemukan. Ini merupakan kesenjangan yang terjadi antara teori
dengan kenyataan yang ada.

3. Rencana
Untuk mengatasi masalah utama gangguan oksigenisai. Maka rencana
tindakan yang akan dilakukan penulis menyusun intervensi yang telah
disesuaikan, dengan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia dengan
Label latihan batuk efektif, yaitu tindakan Observasi : Identifikasi
kemampuan batuk, Terapeutik : Atur posisi semi fowler atau fowler, Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif, Anjurkan tarik napas dalam

7
8

melalui dinding selama 4 detik, di tahan selama 2 detik, kemudian keluarkan


dari mulut dengan bibir mencucu (dibulatkan) selama 8 detik.

Diagnosa kedua dalam perencanaanya adalah gangguan pola tidur


berhubungan dengan hambatan lingkungan memodifikasi lingkungan
(misalnya : pencahayaan, kebisingan, suhu, matras, dan tempat tidur), Batasi
waktu tidur siang jika perlu, Tetapkan jadwal tidur rutin, Jelaskan pentingnya
tidur cukup selama sakit, Anjurkan menepati kebiasaan waktu tidur.
Dari kedua perencanaan yang ditegakan untuk dua perencanaan yang di
tegakan penulis melakukan perencanaan yang tidak jauh berbeda dari
masing- masing diagnosa dimana dari masing-masing diagnosa mempunyai
kriteria hasil yang berbeda-beda (Sunaryo, 2011).

4. Implementasi
Pelaksanaan tindakan keperawatan mengacu kepada rencana
keperawatan yang telah ditetapkan pada teori. Dalam rencana tindakan
semua dilakukan oleh penulis Untuk membantu melengkapi tindakan
keperawatan maka penulis melihat tindakan yang dilakukan perawat
ruangan, penulis melihat dan membaca dibuku laporan tindakan yang
ditulis oleh perawat. Tindakan keperawatan dilakukan sesuai waktu yang
telah ditetapkan. Tindakan keperawatan adalah perilaku atau aktivitas
spesifik yang di kerjakan oleh perawat untuk mengimplementasikan
intervensi Keperawatan (PPNI, 2018).

5. Evaluasi
Dalam tahap evaluasi penulis menggunakan metode SOAP S:
Subyektif data, O: Obyektif data, A: Analisis atau Assesment dan P:
Planning setelah melakukan implementasi selama beberapa hari. Tindakan
pada klien, dapat dilakukan penulis sesuai rencana tindakan keperawatan
yang ada. Saat melakukan tindakan keperawatan penulis tidak mengalami
kesulitan karena pasien kooperatif.

8
9

BAB IV
KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan
Oksigen merupakan kebutuhan dasar paling vital dalam kehidupan
manusia. Dalam tubuh, oksigen berperan penting dalam metabolism sel
tubuh. Kekurangan oksigen dapat menyebabkan hal yang berarti bagi tubuh,
salahsatunya adalah kematian. Karenanya, berbagai upaya perlu dilakukan
untuk menjamin pemenuhan kebutuhan oksigen tersebut agar terpenuhi
dengan baik. Dalam pelaksanaannya pemenuhan oksigen merupakan
garapan perawat tersendiri, oleh karena itu setiap perawat harus paham
dengan manifestasi tingkat pemenuhan oksigen pada kliennya serta mampu
mengatasi berbagai masalah yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan
oksigen.

4.2 Saran

Dalam penulisan Studi kasus ini, banyak kendala yang penulis temui
sehingga permasalahan ini mempengaruhi studi kasus ini. Kendala yang
ditemukan adalah kurangya ketersediaan fasilitas buku. Kendala lain yang
ditemukan penulis yaitu : keterbatasan waktu dalam penyusunan studi
kasus, dan waktu yang disediakan. Untuk itu, kami sungguh memerlukan
kritik dan saran dari para pembaca untuk penyusunan makalah yang lebih
baik ke depannya.

9
1

DAFTAR PUSTAKA

Alimul, Hidayat A. Aziz. (2011). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia


Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Bennita W. (2011). Keperawatan Dasar. Th. Arie Prabawati. (2013) (Alih


Bahasa). Yogyakarta: Rapha Publishing

Budiono. (2016). Konsep dasar Keperawata. Jakarta: Bumi Medika

Ikkawati Zullies. (2016). Penatalaksanaan Terapi penyakit sistem


Pernapasan. Yogyakarta: Bursa ilmu

Potter,P. A., & Perry, A.G. (2005). Buku ajar Fundamental Keperawatan (4 ed.,
Vol. 1). (D. Yulianti, M. Ester, Penyunt, Y. Asih., M. Sumarwati, D.
Evriyani, I. Mahmudah, E. Panggabean, Kusrini, ... E. Novieastari,
Penerj). Jakarta: EGC

PPNI, (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Jakarta: PPNI

PPNI, (2018). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Kategori Fisiologi.


Jakarta: PPNI

10

Anda mungkin juga menyukai