Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH I

TIDAK EFEKTIFNYA BERSIHAN JALAN NAFAS

Makalah disusun untuk memenuhi syarat tugas mata kuliah

Dosen : Ns. Lia Mulyati., S.Kep., M.Kep

Disusun oleh Kelompok 1:

1. Diah Komalasari Fajri R. (CKR0180231)


2. Dova Sintia (CKR0180232)
3. Hilman Rizqi (CKR0180238)
4. Inas Nabilah (CKR0180239)
5. Meti Yuniarti (CKR0180245)
6. Nihayatun Syolekha (CKR0180248)
7. Nurlaela (CKR0180250)
8. Puspita Sari (CKR0180252)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

STIKKU KAMPUS 2 RS. CIREMAI

Jl. Pangeran Drajat No. 40A Cirebon – Jawa Barat


Kode pos (45133) Telp. (0231) 248947
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita
nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga Kami mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas akhir dari mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah
dengan judul “Tidak Efektifnya Jalan Nafas”.

Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik
serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Cirebon, Oktober 2019

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i

DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii

BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang..................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah................................................................................................ 1

1.3 Tujuan .................................................................................................................. 1

BAB 2 PEMBAHASAN..................................................................................................... 2

2.1. Pengertian Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif................................................... 2

2.2. Konsep Teori Bersihan Jalan Nafas..................................................................... 2

2.3. Etiologi yang Mempengaruhi Kebutuhan Oksigen............................................. 4

2.4. Proses Terjadinya Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif....................................... 5

A. Manifestasi Klinis........................................................................................... 6

B. Pemeriksaan Diagnostik................................................................................. 6

C. Konsep Asuhan Keperawatan......................................................................... 7

BAB 3 PENUTUP.............................................................................................................. 10

3.1 Kesimpulan.......................................................................................................... 10
3.2 Saran .................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 11

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Bersihan jalan nafas merupakan kondisi pernafasan yang tidak


Normal akibat ketidak mampuan batuk secara efektif, dapat disebabkan
oleh sekret yang kental atau berlebihan akibat penyakit infeksi, imobilisasi,
statis sekret dan batuk tidak efektif karena penyakit persyarafan seperti
cerebro vasculer accident ( CVA ), efek pengobatan sedatif dan lain-lain.
Bersihan jalan nafas ( Obstruksi jalan nafas ) mempunyai tanda-tanda
seperti : Batuk tidak efektif tidak mampu mengeluarkan sekresi dijalan
nafas, suara nafas menunjukan adanya sumbatan dan jumlah irama dan
kedalaman pernafasan tidak normal ( Hidayat, 2009 ).

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian bersihan jalan nafas tidak efektif ?


2. Bagaimana konsep teori bersihan jalan nafas ?
3. Apa faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigen ?
4. Bagaimana Proses Terjadinya Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif ?

1.3 TUJUAN

Tujuan penulisan dari makalah ini yaitu mengetahui konsep teori


bersihan jalan nafas, proses terjadinya bersihan jalan nafas dan faktor yang
mempengaruhi kebutuhan oksigen.

1
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif

Bersihan jalan nafas tidak efektif merupakan suatu keadaan ketika


seseorang individu mengalami suatu ancaman yang nyata atau potensial
pada status pernafasan sehubungan dengan ketidak mampuan untuk batuk
secara efektif (Lynda Juall, Carpenito 2006).

Bersihan Jalan nafas tidak efektif merupakan ketidak mampuan dalam


membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernafasan untuk
menjaga bersihan jalan nafas (Nanda 2005-2006).

2.2 Konsep Teori Bersihan Jalan Nafas

A. Anatomi dan Fisiologi Sistem Pernafasan

Anatomi sistem pernafasan terdiri atas saluran pernafasan bagian atas,


bagian bawah dan paru.

a) Saluran Pernafasan Bagian Atas

Berfungsi untuk menyaring, menghangatkan, dan melembabkan


udara yang terhirup, saluran pernafasan bagian atas terdiri dari hidung,
faring, laring, dan epiglotis.

b) Saluran Pernafasan Bagian Bawah

Berfungsi untuk mengalirkan udara dan memproduksi surfaktan.


Saluran ini terdiri dari trakea, bronkus, bronkeolus.

c) Paru

Paru merupakan organ pertama bagi pernafasan. Paru terdiri atas


beberapa lobus yang diseliputi oleh pleura parientalis dan pleura
viselaris serta dilindungi oleh cairan pleura yang berisi cairan

2
surfaktan. Paru memiliki jaringan yang elastic berpori serta berfungsi
sebagai tempat pertukaran gas oksigen dan karbondioksida.

B. Fisiologi Sistem Pernafasan

Bernafas atau pernafasan merupakan proses pertukaran udara diantara


individu dengan lingkarannya dimana oksigen yang dihirup (inspirasi) dan
karbondioksida yang dibuang (ekspirasi).

Proses bernafas terdiri dari 3 bagian, yaitu :

1. Ventilasi

Ventilasi merupakan proses keluar masuknya oksigen dari atmosfer


ke dalam aluveoli keatmosfer. Proses ventilasi dipengaruhi oleh
beberapa hal yaitu adanya perbedaan torakdan paru pada alveoli dalam
melakukan ekspansi atau kembang-kempis adanya jalan nafas yang
dimulai dari hidung hingga alveoli yang terdiri atas beberapa otot polos
yang kerjaannya dipengaruhi oleh system saraf otonom, reflek batuk
dan mentah dan adanya peran mukus silraris sebagai barrier atau
penangkal benda asing yang mengandung interperon dan dapat
mengikat virus.

2. Difusi Gas

Difusi gas merupakan pertukaran antara oksigen di alveoli dengan


kapiler paru dan karbondioksida kapiler dengan alveoli. Proses
pertukaran ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu luas permukaan
paru, tebal membrane respirasi atau preamilitas yang terdiri atas epitel,
alveoli interstitial perbedaan tekanan dan konsentrasi oksigen.

3. Transportasi Gas

Transportasi gas merupakan proses pendistribusian O2 kapiler ke


jaringan tubuh CO2 jaringan tubuh kapiler. Pada proses transportasi O2
akan berikat dengan Hb, membentuk oksihemoglobin dan larut dalam
plasma dan sebagian menjadi HCO3 yang berada dalam darah.

3
2.3 Etiologi yang Mempengaruhi Kebutuhan Oksigen

Faktor – faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigen antara lain :

1. Saraf otonomik ( rangsangan saraf simpatis dan parasimpatis )

2. Peningkatan produksi sputum

3. Alergi pada saluran nafas

Faktor Fisiologis :

4. Menurunnya kemampuan mengikat O2

5. Menurunnya konsentrasi O2

6. Hipovolemia

7. Meningkatnya metabolisme

8. Kondisi yang mempengaruhi pegerakan dinding dada

Faktor Perkembangan :

9. Bayi premature

10. Bayi toddler

11. Anak usia sekolah dan remaja

12. Dewasa muda dan pertengahan

13. Dewasa tua

Faktor Perilaku :

14. Merokok

15. Aktivitas

16. Kecemasan

17. Substance abuse atau penggunaan narkotika

4
18. Status nutrisi

Faktor Lingkungan :

19. Tempat kerja atau polusi

20. Suhu lingkungan

21. Ketinggian tempat dari permukaan laut

2.4 Proses Terjadinya Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif

Kebiasaan merokok , polusi udara, paparan debu, asap dan gas – gas kimiawi, akibat kerja, infeksi saluran
pernafasan akibat jamur; bakteri;virus;dan protozoa, dan yang bersifat genetik.

Masuk ke dalam tubuh melalui


sistem pernafasan

Masuk ke alveoli melalui


pembuluh darah

Eksudat dan serous


masuk alveoli
melalui pembuluh
darah

Eksudat dan serous


masuk alveoli
melalui pembuluh

Lekosit dan fibrin


mengalami konsolidasi
dalam paru

Konsolidasi
jaringan paru

Konsolidasi di dalam
jaringan paru
meningkat

5
Traksi otot dada,
sputum mengental
dan meningkat, batuk
produktif

Kebersihan jalan napas tidak


efektif

A. Manifestasi Klinis

1. Batuk tidak efektif

2. Ketidakmampuan untuk mengeluarkan sekresi dalam nafas

3. Bayi nafas normal

4. Frekuensi, irama, kedalam pernafasan normal

5. Terdapat suara nafas tambahan yang menunjukkan adanya sumbatan


ronchi.

B. Pemeriksaan Diagnostik

1. Rongent Dada

Merupakan pemeriksaan yang dilakukan misalnya untuk melihat lesi


paru pada penyakit TB, adanya tumor, benda asing, pembengkakan
paru, penyakit jantung dan untuk melihat struktur abnormal.

2. Flouroskopi

Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui mekanisme


kardiopulmonum, misalnya kerja jantung, diafragma, dan kontraksi
paru.

3. Bronkografi

Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat secara visual bronkus


sampai dengan cabang bronkus pada penyakit gangguan bronkus.

4. Pelaksaan medis dan keperawatan

6
5. Pinatalaksanaan medis

6. Kolaborasi dalam pemberian oksigen tambahan

7. Penatalaksanaan keperawatan

8. Latihan nafas

Latihan nafas merupakan cara bernafas untuk memperbaiki ventilasi


alveoli atau memelihara pertukaran gas meningkatkan efisiensi, batuk
dan mengurangi stress.

9. Latihan batuk efektif

Merupakan cara untuk melihat pasien yang tdak memiliki


kemampuan batuk secara efektif dengan tujuan untuk membersihkan
laring, trakea, dan bronkiolus, dari sekret atau benda asing di jalan
nafas.

10. Pemberian oksigen

Pemberian oksigen pada pasien merupakan tindakan keperawatan


dengan cara memberikan oksigen kedalam paru, melalui saluran
pernafasan dengan menggunakan alat bantu oksigen.

11. Fisioterapi dada

Fisioterapi dada merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan


dengan cara postural drinase, clapping dan vibrating pada pasien
dengan gangguan system pernafasan.

C. Konsep Asuhan Keperawatan

1) Pengkajian

Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif

a. Data Subjektif

7
1. Pasien mengeluh sesak saat bernafas

2. Pasien mengeluh sesak saat banyak melakukan aktivitas

3. Pasien mengeluh batuk berdahak

b. Data Objektif

1. Pasien tampak sesak

2. Pasien tambah gelisah

3. Pasien terlihat menggunakan otot bantu nafas

2) Diagnosa Keperawatan

Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan inflamasi dan


obstruksi jalan nafas.

3) Rencana Keperawatan

Diagnosa : Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan


dengan inflamasi dan obstruksi jalan nafas.

Tujuan : Bersihan jalan nafas efektif.

Kriteria Hasil :

1. Menunjukan jalan nafas yang paten (bersih)

2. Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih,


tidak ada sianosis dan dyspnea.

3. Mampu mengidentifikasikan dan mencegah factor yang dapat


menghambat jalan nafas.

NOC :

1. Respiratory status : Ventilation

2. Respiratory status : Airway patency

8
NIC :

Airway suction
 Pastikan kebutuhan oral / tracheal suctioning
 Minta klien nafas dalam sebelum suction dilakukan.
 Informasikan pada klien dan keluarga tentang suctioning.
Airway Management
 Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi.
 Lakukan fisioterapi dada jika perlu.
 Keluarkan sekret dengan batuk atau suction.

4) Pelaksanaan

Pelaksanaan merupakan keseluruhan kegiatan yang di lakukan


sesuai dengan rencana tindakan keperawatan yang telah dibuat
sebelumnya (Lynda Juall, Cerpenito 2006).

5) Evaluasi

1. Pasien mengatakan tidak sesak lagi

2. Pasien mengatakan sudah merasa lega

3. Pasien mengatakan bisa batuk dan mengeluarkan dahak

4. Pasien terlihat tidak sesak lagi

5. Pasien tampak tidak gelisah

6. Pasien bisa batuk dan mengeluarkan dahak

9
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sistem pernafasan adalah salah satu sistem yang berperan vital dalam tubuh

manusia, sistem pernafasan berfungsi untuk pertukaran udara yang

mengandung oksigen dan karbondioksida, yang kemudian akan diteruskan

oleh sistem kardiovaskular untuk penyebarannya dalam tubuh. Sebagai salah

satu sistem yang sangat banyak perannya dalam tubuh, sistem pernafasan

harus dijaga agar tidak mengalami gangguan. Seorang perawat yang

merupakan tenaga kesehatan yang berinteraksi paling lama dengan pasien

harus mampu melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan

sistem pernafasan. Oleh karena itu perawat harus memahami semua diagnosa

yang berhubungan dengan gangguan sistem pernafasan.

3.2 Saran

Sebagai salah satu tenaga kesehatan yang sering berinteraksi dengan pasien,

perawat harus mampu memenuhi kebutuhan pasien, salah satunya adalah

kebutuhan yang berhubungan dengan sistem pernafasan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Vicky Thio. 21 Februari.

https://www.slideshare.net/mobile/vickyvicky127/makalah-patient-safety

( Di akses 7 Oktober ).

Riyadi, Sujono. 2011. Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

11

Anda mungkin juga menyukai