Disusun Oleh :
Nurhasanah (19.031)
Tk. 2A
B. ANATOMI FISIOLOGI
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai anus) adalah
sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya menjadi
zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang bagian
makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari tubuh.
1. Mulut
Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan di kunyah oleh gigi
belakang (molar, geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah dicerna.
Ludah dari kelenjar ludah akan membungkus bagian-bagian dari makanan tersebut
dengan enzim-enzim pencernaan dan mulai mencernanya.
2. Tenggorokan (faring)
Didalam lengkung faring terdapat tonsil ( amandel ) yaitu kelenjar limfe yang
banyak mengandung kelenjar limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi, disini
terletak bersimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan.
3. Kerongkongan (esofagus)
Esofagus adalah sebuah tube yang panjang. Sepertiga bagian atas adalah terdiri
dari otot yang bertulang dan sisanya adalah otot yang licin. Permukaannya diliputi
selaput mukosa yang mengeluarkan secret mukoid yang berguna untuk perlindungan.
4. Lambung
Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk
cincin (sfinter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan normal, sfinter
menghalangi masuknya kembali isi lambung ke dalam kerongkongan. Lambung
berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara ritmik untuk mencampur
makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel yang melapisi lambung menghasilkan 3 zat
penting :
- Lendir : Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung.
Setiap kelainan pada lapisan lendir ini, bisa menyebabkan kerusakan yang mengarah
kepada terbentuknya tukak lambung.
- Asam klorida : Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang
diperlukan oleh pepsin guna memecah protein.
- Prekursos pepsin (enzim yang memecahkan protein)
5. Usus halus
Terdiri dari duodenum, jejunum, dan ileum yang panjangnya kira-kira 6 meter
dengan diameter 2,5 cm. Usus menerima makanan yang sudah berbentuk chyme
(setengah padat) dari lambung untuk mengabsorbsi air, nutrisi, potassium, bikarbonat dan
enzim.
6. Usus besar
Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna
beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi, membuat zat-zat penting seperti
vitamin K.
7. Rektum/anus
Rektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah
kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Organ ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan
sementara feses. Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih
tinggi, yaitu pada kolon desendens.
IMT = Berat badan (kg) ATAU IMT = Berat badan (lb) x 704,5
Tinggi badan (m)2 Tinggi badan (in)2
katagori IMT
Kurus Kekurangan berat badan tingkat ringan <17,0
Kekurangan berat badan tingkat berat 17,0-18,5
Normal >18,5-25,0
Kelebihan berat badan tingkat ringan >25,0-27,0
Gemuk Kelebihan berat badan tingkat berat >27,0
G. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas
Dikaji tentang identitas klien, yang meliputi nama, umur, jenis kelamin, bangsa,
suku, pendidikan terakhir, status perkawinan, alamat, nomor rekam medik.
b. Riwayat Kesehatan
- Alasan masuk
Merupakan alasan yang mendasari klien dibawa kerumah sakit atau kronologis
yang menggambarkan klien dalam mencari pertolongan
- Keluhan Utama
Keluhan yang dirasakan klien saat dilakukan pengkajian
- Riwayat Kesehtatan Sekarang
Merupakan pengembangan dari keluhan utama yang dirasakan
- Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Riwayat penyakit yang lalu adalah riwayat penyakit yang sama yang pernah
dirasakan klien sebelumnya seperti jantung, ginjal.
2. Pemeriksaan fisik
a. Kepala dan wajah:
Kepala simetris terhadap terhadap bahu, ukuran normal, bentuk kepala
harus simetris dan garis kepala normal, tidak ada lesi, kulit kepala tidak terdapat
ketombe, tidak ada kutu rambut,nwarna rambut hitam,tidak bau, distribusi
rambut merata, tidak ada kerontokan dan tidak ada alopesia.
b. Mata :
Posisi mata sejajar dan simetris. Alis dengan kedua mata simetris, kedua
alis bergerak simetris. Tidak terdapat edema, kemerahan, Pada kelopak mata atas
posisi keduanya simetris, warna sama seperti kulit sekitarnya, tidak terdapat
edema dan benjolan, mampu menutup dan membuka kelopak mata secara
normal. Bulu mata melengkung ke arah luar dan berdistribusi merata. sklera
putih, kornea jernih dan permukaannya halus. Bentuk pupil keduanya bulat dan
simetris, berwarna hitam dan mengecil saat diberi cahaya. Iris terlihat berwarna
coklat.
c. Hidung :
Bentuk simetris, warna sama dengan sekitar, tidak terdapat nafas cuping
hidung, tidak terdapat kotoran, tidak ada pengeluaran cairan dan tidak terdapat
edema maupun lesi. Bagian dalam hidung terdapat mukosa merah muda, tidak
terdapat pendarahan, dan tidak ada pembengkakan.
d. Telinga :
Posisi sejajar dengan mata, warna sama dengan kulit sekitar, bentuk
simetris, nampak bersih, tidak ada luka, tidak ada pengeluaran cairan,
pendengaran tajam.
e. Mulut :
Bibir simetris, mukosa tidak pucat, tidak ada lesi maupun edema.
Mukosa pipi bagian dalam tampak lembab, bewarna merah muda, permukaannya
rata dan tidak ada luka, uvula berada di tengah berwarna merah muda bergerak
ke atas saat mengatakkan ada getaran suara, dapat membedakan rasa manis, asin,
asam, dan pahit.
f. Leher :
Leher berada tegak di tengah dan simetris dengan kepala, tidak ada lesi,
tidak ada benjolan, tidak ada pembengkakan.
g. Jantung :
Bentuk jantung normal tidak mengalami pembesaran, Tidak ada nyeri tekan saat
dilakukan palpasi
h. Abdomen :
simetris ,tidak terdapat lesi atau bekas operasi, warna kulit merata, tidak
terdapat nyeri tekan saat dilakukan palpasi
i. Ekstremitas atas :
Lengan simetris sama panjang, warna lengan sama dengan kulit lain,
jumlah jari 10, tidak terlihat kelainan bentuk, warna kuku merah muda, tidak ada
edema, dan turgor kulit kembali dengan cepat
j. Ekstremitas bawah :
Kedua kaki simetris, bentuk normal, warna kaki sama dengan sekitar,
jumlah jari 10, warna kuku kuku merah muda, tidak terdapat luka.
3. Analisa Data
DO :
4. Diagnosa keperawatan
2 0bessitas Setelah dilakukan Edukasi berat badan efektif 1. agar pasien mengetahui informasi
tindakan keperawatan 1. Identifikasi kesiapan dan tentang obesitas
3x24 jam denagan kemampuan menerima informasi 2.agar pasien lebih gampang
kriteria hasil : 2. Sediakan materi dan media memahami informasi.
- Berat badan edukasi 3. Memberikan perangahan kepada
menurun 3. Jadwalkan pendidikan kesehatan pasien.
- Tebal lipatan kulit sesuai kesepakatan 4. Agar berat badan tatap stabil
menurun 4. Jelaskan hubunga asupan 5. memberikan informasi tentang
- Indeks masa tubuh makanan, latihan, peningkatan risiko kegemukan
membaik dan penurunan berat badan 6. Membantu dalam identifikasi
5. Jelaskan kondisi medis yang malnutrisi protein-kalori, khususnya
dapat mempengaruhi berat badan bila berat badan kurang dari normal.
6. Jelaskan risiko kondisi 7. memberikan arahan menjaga pola
kegemukan (overweight), dan hidup sehat
kurus (underweight)
7. Jelaskan kebiasaan tradisi dan
budaya, serta faktor genetik yang
mempengaruhi berat badan
3 Kesiapan Setelah dilakukan Konseling nutrisi: 1. membiasakan pola makan teratur
Peningkatan Nutrisi tindakan keperawatan 1. Identifikasi kebiasaan makan dan agar hidup sehat
darah 3x24 jam denagan perilaku makan yang akan diubah 2. untuk membantu dalam
kriteria hasil : 2. Identifikasi kemajuan modifikasi identifikasi kemajuan modifikasi
- Kekuatan otot diet secara reguler diet secara regular
pengunyah 3. Monitor intake dan output cairan, 3. memantau peningkatan intake,
meningkat nilai hemogoblin,tekanan output, nilai hemoglobin, tekanan
- Kekuatan otot darah,kenaikan berat badan, dan darah, kenaikan berat badan.
menelan kebiasaan membeli makanan 4. membuat jadwal waktu makan
meningkat 4. Sepakati waktu pemberian agar lebih menyenangkan, yang
- Verbalisasi konseling dapat meningkatkan nafsu makan
5. Informasikan perlunya modifikasi 5. dengan pengetahuan yang baik
keinginan untuk diet tentang nutrisi akan memotovasi
meningkatkan 6. Jelaskan program gizi dan persepsi untuk pemenuhan nutrisi
nutrisi meningkat pasien terhadap diet yang 6. mengidentifikasi dan
menurun diprogramkan memprogram gizi dan presepsi
1. Rujuk ahli gizi jika perlu pasien terhadap diet agar
ketidakseimbangan nutrisi dan gizi
7. memberikan rujuakan dengan
ahli gizi
DAFTAR PUSTAKA
Maria Noviat, Arha Alam, dan Yursan. H. 2017. Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis. 5 (5), 610-615.
Nurfajri, Achmad. 2017. Asuhan Keperawatan pada Tn. M. Universitas Muhammadiyah Aziz
Alimul. H. (2006). Pengantar kebutuhan Dasar Manusia : Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan.
Jakarta : Salemba Medika
PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik (Edisi
1,cetakan III). Jakarta Selatan Dewan Pengurus Pusat persatuan Perawat Nasional Indonesia.
PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan Keperawatan (Edisi
1,cetakan II). Jakarta Selatan Dewan Pengurus Pusat persatuan Perawat Nasional Indonesia.
PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan
(Edisi 1,cetakan II). Jakarta Selatan Dewan Pengurus Pusat persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Tarwoto dan Wartanah.(2010). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan Edisi 4. Jakarta :
Salemba Medika.
Alfian, R. (2016). Penggunaan media pembelajaran i-spiring presenter untuk meningkatkan motivasi
belajar dan hasil belajar pada mata kuliah keperawatan dasar nutrisi. PEDAGOGIA, 14(2)