Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEBIDANAN KDPK DENGAN

GANGUAN NUTRISI DI RUANG BEDAH


RSUD dr.R.SOEDJONO SELONG

DI SUSUN OLEH:
Nama: RINI ASTUTI
NIM : 113422040

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


STIKES HAMZAR LOMBOK TIMUR
S1 PENDIDIKAN BIDAN
2023/2024
A. DEFINISI NUTRISI
Nutrisi adalah zat kimia organik dan non organik yang ditemukan dalam
makanan dan di peroleh untuk penggunaan fungsi tubuh (alfiansyah, 2016)
Nutrisi berfungsi untuk membentuk dan memelihara jaringan tubuh, mengatur
proses-proses dalam tubuh, sebagai sumber tenaga, serta untuk melindungi tubuh dari
serangan penyakit. Dengan demikian, fungsi utama nutrisi (suitor & hunter, 1980) adalah
untuk memberikan energy bagi aktivitas tubuh, membentuk struktur kerangkadan
jaringan tubuh, serta mengatur berbagai proses kimia dalam tubuh.
Menurut alimun (2015), nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat
makan oleh tubuh yang bertujuan menghasilkan energy dan digunakan dalam aktivitas
tubuh. Fungsi utama nutrisi adalah memberi energy bagi aktivitas tubuh ,membentuk
struktur kerangka dan jaringan tubuh, serta mengatur berbagai proses kimia dal,am di
dalam tubuh
Jadi masalah nutrisi erat kaitannya dengan intake makanan dan metabolisme
tubuh serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Secara umum faktor yang
mempengaruhi kebutuhan nutrisi adalah faktor fisiologis untuk kebutuhan metabolisme
basal, faktor patofisiologi seperti adanya penyakit tertentu yang mengganggu pencernaan
atau meningkatkan kebutuhan nutrisi, faktor sosio-ekonomi seperti adanya kemampuan
individu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi.

B. ANATOMI FISIOLOGI
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai anus) adalah
sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya menjadi
zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang bagian
makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari tubuh.
1. Mulut
Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan di kunyah oleh gigi
belakang (molar, geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah dicerna.
Ludah dari kelenjar ludah akan membungkus bagian-bagian dari makanan tersebut
dengan enzim-enzim pencernaan dan mulai mencernanya.
2. Tenggorokan (faring)
Didalam lengkung faring terdapat tonsil ( amandel ) yaitu kelenjar limfe yang
banyak mengandung kelenjar limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi, disini
terletak bersimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan.
3. Kerongkongan (esofagus)
Esofagus adalah sebuah tube yang panjang. Sepertiga bagian atas adalah terdiri
dari otot yang bertulang dan sisanya adalah otot yang licin. Permukaannya diliputi
selaput mukosa yang mengeluarkan secret mukoid yang berguna untuk perlindungan.
4. Lambung
Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk
cincin (sfinter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan normal, sfinter
menghalangi masuknya kembali isi lambung ke dalam kerongkongan. Lambung
berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara ritmik untuk mencampur
makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel yang melapisi lambung menghasilkan 3 zat
penting :
- Lendir : Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung.
Setiap kelainan pada lapisan lendir ini, bisa menyebabkan kerusakan yang mengarah
kepada terbentuknya tukak lambung.
- Asam klorida : Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang
diperlukan oleh pepsin guna memecah protein.
- Prekursos pepsin (enzim yang memecahkan protein)
5. Usus halus
Terdiri dari duodenum, jejunum, dan ileum yang panjangnya kira-kira 6 meter
dengan diameter 2,5 cm. Usus menerima makanan yang sudah berbentuk chyme
(setengah padat) dari lambung untuk mengabsorbsi air, nutrisi, potassium, bikarbonat dan
enzim.
6. Usus besar
Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna
beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi, membuat zat-zat penting seperti
vitamin K.
7. Rektum/anus
Rektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah
kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Organ ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan
sementara feses. Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih
tinggi, yaitu pada kolon desendens.

Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan


limbahkeluar dari tubuh. Pembukaan dan penutupan anus diatur oleh otot sphinkter.

C. KEBUTUHAN NUTRISI
1. Air
Merupakan komponen kritis dalam tubuh karena fungsi sel tergantung pada
lingkungan cairan. Air menyusun 60%-70% dari seluruh berat badan. Prosentase seluruh
air dalam tubuh lebih banyak untuk orang kurus daripada yang gemuk karena otot terdiri
dari banyak air dari pada jaringan lain kecuali darah
2. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energy utama. Setiap 1g karbohidrat
menghasilkan 4 kkal. Karbohidrat yang disimpan dalam hati dan otot berbentuk glikogen
dengan jumlah yang sangat sedikit. Glikogen adalah sintesis dari glukosa, pecahan energi
selama masa istirahat atau puasa. Kelebihan energi karbohidrat berbentuk asam lemak.
Metabolisme karbohidrat mengandung 3 proses, yaitu :
a. Katabolisme glikogen menjadi glukosa, karbon dioksida dan air disebut
glikogenolisis.
b. Anabolisme glukosa terbentuk glikogen disebut glikogenesis.
c. Perubahan dari asam amino dan gliserol menjadi glukosa disebut
glukoneogenesis.
3. Protein
Protein memberikan sumber energy dan juga penting untuk mensintesis/
membangun jaringan tubuh dalam pertumbuhan, pemeliharaan, dan perbaikan. Bentuk
protein yang paling sederhana adalah asam amino. Asam amino disimpan dalam jaringan
berbentuk hormone dan enzim. Asam amino esensial tidak dapat disintesis dalam tubuh,
tetapi harus didapat dari makanan.
4. Lemak
Merupakan sumber energi paling besar. 1g lemak akan menghasilkan 9 kkal.
Lipid adalah lemak yang dapat membeku pada suhu ruangan tertentu, dimana lipid
tersebut terdiri atas trigliserida dan asam lemak. Proses terbentuknya asam lemak disebut
lipogenesis
5. Vitamin
Merupakan substansi organic dalam jumlah kecil pada makanan yang esensial
untuk metabolisme normal. Tubuh tidak mampu mensintesis vitamin dalam jumlah yang
dibutuhkan dan tergantung pada asupan diet. Walau vitamin terkandung di banyak
makanan juga dipengaruhi oleh; proses penyimpanan/ persiapan. Kandungan tertinggi
terdapat pada makanan segar .Vitamin sebagai yang larut air (vit Cdan B) dan lemak.(Vit
A, D, E, dan K)
6. Mineral
- Macromineral : seseorang memerlukan setiap harinya sejumlah lebih dari 100 mg.
Contohnya : kalsium, phosphor, sodium, potasium, magnesium, klorida, dan sulfur.
- Micromineral : seseorang memerlukan setiap harinya sejumlah kurang lebih 100 mg.
Contohnya : besi, seng, mangan, iodium, selinium, cobalt, kromium, tembaga, dan
klorida.

D. PENILAIAN KEBUTUHAN NUTRISI


1. Pengukuran Atropometri
 Berat Badan ideal: (Tinggi Badan-100)±10%
 Penilaian IMT (Indeks Massa Tubuh)

IMT = Berat badan (kg) ATAU IMT = Berat badan (lb) x 704,5
Tinggi badan (m)2 Tinggi badan (in)2

 Tabel kategori ambang batas IMT untuk Indonesia

katagori IMT
Kurus Kekurangan berat badan tingkat ringan <17,0
Kekurangan berat badan tingkat berat 17,0-18,5
Normal >18,5-25,0
Kelebihan berat badan tingkat ringan >25,0-27,0
Gemuk Kelebihan berat badan tingkat berat >27,0

E. FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI


MANUSIA
a. Pengetahuan : Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat
mempengaruhi pola konsusmsi makan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya
informasi sehingga dapat terjadi kesalahan dalam memahami kebutuhan gizi.
b. Usia : Pada usia 0-10 tahun kebutuhan metabolisme basa bertambah dengan cepat hal
ini sehubungan dengan faktor pertumbuhan dan perkembangan yang cepat pada usia
tersebut. Setelah usia 20 tahun energy basal relative konstan.
c. Jenis kelamin : Kebutuhan metabolisme basal pada laki-laki lebih besar di
bandingkan dengan wanita pada laki-laki kebutuhan BMR 1,0 kkal/kg BB/jam dan
pada wanita 0,9 kkal/kgBB/jam.
d. Tinggi dan berat badan : Tinggi dan berat badan berpaengaruh terhadap luas
permukaan tubuh, semakin luas permukaan tubuh maka semakin besar pengeluaran
panas sehingga kebutuhan metabolisme basal tubuh juga menjadi lebih besar.
e. Ekonomi : Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi karena
penyediaan makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit,
Masyarakat dengan kondisi perekonomian tinggi biasanya mampu mencukupi
kebutuhan gizi keluarganya dibandingkan masyarakat dengan kondisi perekonomian
rendah.
f. Status kesehatan : Nafsu makan yang baik adalah tanda yang sehat . Anoreksia
(kurang nafsu makan) biasanya gejala penyakit atau karena efek samping obat.
g. Faktor Psikologis serti stress dan ketegangan : Motivasi individu untuk makan
makanan yang seimbang dan persepsi individu tentang diet merupakan pengaruh
yang kuat. Makanan mempunyai nilai simbolik yang kuat bagi banyak orang (mis.
Susu menyimbolkan kelemahan dan daging menyimbulkan kekuatan).

F. GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI MANUSIA


a. Kekurangan nutrisi
Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam keadaan
tidak berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat badan akibat ketidakmampuan
asupan nutrisi untuk kebutuhan metabolism.
b. Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai lebih dari
20% berat badan normal. Status nutrisinya adalah melebihi kebutuhan asupan kalori
dan penurunan dalam penggunaan kalori.
c. Malnutrisi
Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi
pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi yang tidak
sesuai dengan kebutuhan tubuh. Gejala umumnya adalah berat badan rendah dengan
asupan makanan yang cukup atau asupan kurang dari kebutuhan tubuh, adanya
kelemahan otot dan penurunan energi, pucat pada kulit, membrane mukosa,
konjungtiva dan lain- lain.
d. Diabetes mellitus
Diabetes Melitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai dengan
adanya gangguan metabolism karbohidrat akibat kekurangan insulin atau penggunaan
karbohidrat secara berlebihan.
e. Anoreksia nervosa
Anoreksia nervosa merupakan penurunan berat badan secara mendadak
dan berkepanjangan, ditandai dengan adanya kontipasi, pembengkakan badan,
nyeri abdomen, kedinginan.

G. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas
Dikaji tentang identitas klien, yang meliputi nama, umur, jenis kelamin, bangsa,
suku, pendidikan terakhir, status perkawinan, alamat, nomor rekam medik.
b. Riwayat Kesehatan
- Alasan masuk
Merupakan alasan yang mendasari klien dibawa kerumah sakit atau kronologis
yang menggambarkan klien dalam mencari pertolongan
- Keluhan Utama
Keluhan yang dirasakan klien saat dilakukan pengkajian
- Riwayat Kesehtatan Sekarang
Merupakan pengembangan dari keluhan utama yang dirasakan
- Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Riwayat penyakit yang lalu adalah riwayat penyakit yang sama yang pernah
dirasakan klien sebelumnya seperti jantung, ginjal.
2. Pemeriksaan fisik
a. Kepala dan wajah:
Kepala simetris terhadap terhadap bahu, ukuran normal, bentuk kepala
harus simetris dan garis kepala normal, tidak ada lesi, kulit kepala tidak terdapat
ketombe, tidak ada kutu rambut,nwarna rambut hitam,tidak bau, distribusi
rambut merata, tidak ada kerontokan dan tidak ada alopesia.
b. Mata :
Posisi mata sejajar dan simetris. Alis dengan kedua mata simetris, kedua
alis bergerak simetris. Tidak terdapat edema, kemerahan, Pada kelopak mata atas
posisi keduanya simetris, warna sama seperti kulit sekitarnya, tidak terdapat
edema dan benjolan, mampu menutup dan membuka kelopak mata secara
normal. Bulu mata melengkung ke arah luar dan berdistribusi merata. sklera
putih, kornea jernih dan permukaannya halus. Bentuk pupil keduanya bulat dan
simetris, berwarna hitam dan mengecil saat diberi cahaya. Iris terlihat berwarna
coklat.
c. Hidung :
Bentuk simetris, warna sama dengan sekitar, tidak terdapat nafas cuping
hidung, tidak terdapat kotoran, tidak ada pengeluaran cairan dan tidak terdapat
edema maupun lesi. Bagian dalam hidung terdapat mukosa merah muda, tidak
terdapat pendarahan, dan tidak ada pembengkakan.
d. Telinga :
Posisi sejajar dengan mata, warna sama dengan kulit sekitar, bentuk
simetris, nampak bersih, tidak ada luka, tidak ada pengeluaran cairan,
pendengaran tajam.
e. Mulut :
Bibir simetris, mukosa tidak pucat, tidak ada lesi maupun edema.
Mukosa pipi bagian dalam tampak lembab, bewarna merah muda, permukaannya
rata dan tidak ada luka, uvula berada di tengah berwarna merah muda bergerak
ke atas saat mengatakkan ada getaran suara, dapat membedakan rasa manis, asin,
asam, dan pahit.
f. Leher :
Leher berada tegak di tengah dan simetris dengan kepala, tidak ada lesi,
tidak ada benjolan, tidak ada pembengkakan.
g. Jantung :
Bentuk jantung normal tidak mengalami pembesaran, Tidak ada nyeri tekan saat
dilakukan palpasi
h. Abdomen :
simetris ,tidak terdapat lesi atau bekas operasi, warna kulit merata, tidak
terdapat nyeri tekan saat dilakukan palpasi
i. Ekstremitas atas :
Lengan simetris sama panjang, warna lengan sama dengan kulit lain,
jumlah jari 10, tidak terlihat kelainan bentuk, warna kuku merah muda, tidak ada
edema, dan turgor kulit kembali dengan cepat
j. Ekstremitas bawah :
Kedua kaki simetris, bentuk normal, warna kaki sama dengan sekitar,
jumlah jari 10, warna kuku kuku merah muda, tidak terdapat luka.

3. Analisa Data

No Data Menyimpang Etiologi (Pathway) Masalah

1. DS :

DO :

4. Diagnosa keperawatan

NO DIAGNOSA PERENCANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

TUJUAN INTERVENSI RASIONAL


KEPERAWATAN

1 Defisit nutrisi Setelah dilakukan Manajmen nutrisi 1. untuk mengetahui kekurangan


tindakan keperawatan 1. indentifikasi status nutrisi nutrisi pasien
3x24 jam denagan 2. identifikasi alergi dan intoleransi
2. agar dapat dilakukan intervensi
kriteria hasil : mnakanan
dalam pemberian makanan atau
- Porsi makan yang 3. identifikasi kebutuhan kalori dan
obat obatan pada pasien
dihabiskan jenis nutrien
- Verbalisasi 4. monitor asupan makanan 3. membantu dalam
keinginan untuk 5. berikan suplemen makanan jika mengidentifikasi malnutris protein
meningkatkan perlu protein
nutrisi 6. anjurkan posisi duduk, jika mampu 4. memantau jumlah asupan
- Pengetahuan 7. kolaborasi dengan ahli gizi untuk makanan yang masuk
tentang standar menentukan jumlah kalori dan
5. bisa memberi pemkes
asupan nutrisi jenis nutrien yang dibutuhkan
yang tepat 6. beri pengarahan pada pasien

7. memenuhi kebutuhan gizi dan


nutrisi yang dibutuhkan oleh klien

2 0bessitas Setelah dilakukan Edukasi berat badan efektif 1. agar pasien mengetahui informasi
tindakan keperawatan 1. Identifikasi kesiapan dan tentang obesitas
3x24 jam denagan kemampuan menerima informasi
2.agar pasien lebih gampang
kriteria hasil : 2. Sediakan materi dan media
memahami informasi.
- Berat badan edukasi
menurun 3. Jadwalkan pendidikan kesehatan 3. Memberikan perangahan kepada

- Tebal lipatan kulit sesuai kesepakatan pasien.

menurun 4. Jelaskan hubunga asupan 4. Agar berat badan tatap stabil


- Indeks masa tubuh makanan, latihan, peningkatan
5. memberikan informasi tentang
membaik dan penurunan berat badan
risiko kegemukan
5. Jelaskan kondisi medis yang
dapat mempengaruhi berat badan 6. Membantu dalam identifikasi
6. Jelaskan risiko kondisi malnutrisi protein-kalori, khususnya
kegemukan (overweight), dan
kurus (underweight) bila berat badan kurang dari normal.
7. Jelaskan kebiasaan tradisi dan
7. memberikan arahan menjaga pola
budaya, serta faktor genetik yang
hidup sehat
mempengaruhi berat badan

3 Kesiapan Setelah dilakukan Konseling nutrisi: 1. membiasakan pola makan teratur


Peningkatan Nutrisi tindakan keperawatan agar hidup sehat
1. Identifikasi kebiasaan makan dan
darah 3x24 jam denagan
perilaku makan yang akan diubah 2. untuk membantu dalam
kriteria hasil :
2. Identifikasi kemajuan modifikasi identifikasi kemajuan modifikasi
- Kekuatan otot
diet secara reguler diet secara regular
pengunyah
3. Monitor intake dan output cairan,
meningkat 3. memantau peningkatan intake,
nilai hemogoblin,tekanan
- Kekuatan otot output, nilai hemoglobin, tekanan
darah,kenaikan berat badan, dan
menelan darah, kenaikan berat badan.
kebiasaan membeli makanan
meningkat
4. Sepakati waktu pemberian 4. membuat jadwal waktu makan
- Verbalisasi agar lebih menyenangkan, yang
konseling
keinginan untuk
5. Informasikan perlunya modifikasi dapat meningkatkan nafsu makan
meningkatkan
diet 5. dengan pengetahuan yang baik
nutrisi meningkat
6. Jelaskan program gizi dan persepsi tentang nutrisi akan memotovasi
menurun
pasien terhadap diet yang untuk pemenuhan nutrisi
diprogramkan
6. mengidentifikasi dan
7. Rujuk ahli gizi jika perlu
memprogram gizi dan presepsi
pasien terhadap diet agar
ketidakseimbangan nutrisi dan gizi

7. memberikan rujuakan dengan


ahli gizi
DAFTAR PUSTAKA

Budaya, Nur Taufiq. Daryanto, Besut. 2019. A to Z BPH. Jakarta : UB Press

Maria Noviat, Arha Alam, dan Yursan. H. 2017. Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis. 5 (5), 610-615.

Nurfajri, Achmad. 2017. Asuhan Keperawatan pada Tn. M. Universitas Muhammadiyah Aziz
Alimul. H. (2006). Pengantar kebutuhan Dasar Manusia : Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan.
Jakarta : Salemba Medika

PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik (Edisi
1,cetakan III). Jakarta Selatan Dewan Pengurus Pusat persatuan Perawat Nasional Indonesia.

PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan Keperawatan (Edisi
1,cetakan II). Jakarta Selatan Dewan Pengurus Pusat persatuan Perawat Nasional Indonesia.

PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan
(Edisi 1,cetakan II). Jakarta Selatan Dewan Pengurus Pusat persatuan Perawat Nasional Indonesia.

Tarwoto dan Wartanah.(2010). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan Edisi 4. Jakarta :
Salemba Medika.

Alfian, R. (2016). Penggunaan media pembelajaran i-spiring presenter untuk meningkatkan motivasi
belajar dan hasil belajar pada mata kuliah keperawatan dasar nutrisi. PEDAGOGIA, 14(2)

Anda mungkin juga menyukai