PENCERNAAN MAKANAN
Sistem Pencernaan Makanan
7. Usus besar
Usus besar tidak memiliki jonjot usus tetapi daya regang yang cukup besar.
Usus besar terdiri atas usus tebal (kolon) dan poros usus (rektum). Usus besar
berfungsi untuk mengabsorbsi air dan elektrolit dari kimus yang tersisa sehingga
kimus menjadi semi padat, menjadi tempat bakteri yang mampu mencerna
selulosa serta mengeluarkan zat sisa berupa feses.
Zat Makanan
1. Karbohidrat
Karbohidrat adalah senyawa organik yang
terdiri atas karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen
(O). Berdasakan gugus gula yang menyusunnya,
karbohidrat dibedakan menjadi tiga, yaitu
monosakarida, disakarida, dan polisakarida.
Karbohidrat banyak berasal dari tumbuh-
tumbuhan yang melakukan fotosintesis.
Karbohidrat berfungsi sebagai sumber energi
utama, pengatur metabolisme lemak,
menghemat protein, dan membantu pengeluaran
feses.
2. Protein
Protein merupakan bagian terbesar tubuh sesudah air, yaitu seperlima dari bagian
tubuh. Protein dapat berasal dari sumber hewani maupun nabati. Protein berfungsi
sebagai sumber energi, penghasil jaringan baru, menggantikan protein yang hilang,
mengatur keseimbangan air, memelihara kenetralan tubuh, pembentuk antibodi, dan
pengangkut zat-zat gizi.
3. Lemak (Lipid)
Lemak adalah senyawa organik yang terdiri atas karbon (C), hidrogen (H), dan
oksigen (O). Komponen lemak terdiri dari asam lemak dan gliserol. Lemak bersifat
sukar larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut nonpolar, seperti etanol, eter,
kloroform, dan benzena. Lemak dibedakan menjadi tiga macam, yaitu lemak
sederhana, campuran, dan asli. Lemak dapat berasal dari sumber hewani maupun
nabati. Lemak berfungsi sebagai penghasil energi terbesar, pelindung organ, menjaga
suhu tubuh, penyedap makanan, ikut serta dalam membentuk jaringan tubuh,
menghemat protein, sebagai pelumas dan membantu pengeluaran sisa pencernaan
makanan, dan sebagai pelarut vitamin A, D, E dan K.
4. Vitamin
Vitamin adalah zat organik yang pada umumnya tidak dapat dibentuk oleh tubuh,
sehingga harus diperoleh dari makanan yang dikonsumsi. Vitamin berfungsi sebagai
koenzim (bagian dari enzim) dan biokatalisator yang mengatur proses metabolisme,
fungsi normal tubuh, serta pertumbuhan. Berdasarkan sifat kelarutannya, vitamin
dibedakan menjadi dua, yaitu vitamin yang larut dalam air (meliputi vitamin B dan C)
dan vitamin yang larut dalam lemak (meliputi vitamin A, D, E, dan K).
5. Mineral
Tubuh membutuhkan mineral dalam jumlah sedikit yaitu 4% dari kebutuhan kalori
total. Mineral berfungsi sebagai zat pembangun dan pengatur yang berperan dalam
memelihara fungsi tubuh pada tingkat sel, jaringan, organ dan tubuh secara
keseluruhan. Mineral dibedakan menjadi dua, yaitu mineral makro (diperlukan tubuh
dalam jumlah banyak) dan mineral mikro (diperlukan tubuh dalam jumlah sedikit).
6. Air
Air merupakan zat terpenting dan diperlukan oleh setiap sel dan jaringan. Air
berfungsi untuk melarutkan berbagai zat, mengangkut zat, dan menjaga stabilitas suhu
tubuh.
BMI dan BMR
Penghitungan jumlah energi yang dibutuhkan oleh tubuh dapat dilakukan
dengan cara menghitung metabolisme basalnya. Metabolisme basal adalah
energi yang diperlukan oleh tubuh dalam kondisi istirahat total.
Rumus yang digunakan untuk menghitung kebutuhan energi pada manusia
adalah metabolisme basal rata-rata (BMR). Sedangkan untuk mengetahui status
gizi seseorang dapat dihitung menggunakan rumus indeks massa tubuh yang
dikenal dengan BMI.
1. BMI
Body Mass Index (BMI) adalah pengukuran lemak tubuh berdasarkan tinggi
dan berat badan.
Apabila: BMI 16 - 18,4 artinya gizi kurang
Cara menghitung BMI = BB BMI 18,5 - <25 artinya gizi baik
(TB)2 BMI 25 – 30 artinya gizi lebih
BMI >30 artinya obesitas
2. BMR
Basal Metabolic Rate (BMR) adalah rata-rata energi yang dibutuhkan pada
proses metabolisme yang terjadi pada seseorang dalam keadaan istirahat total
dan berada dalam ruangan yang suhunya normal (20o-30oC). BMR pria adalah
1 kal per kg berat badan per jam sedangkan BMR wanita adalah 0,9 kal per kg
berat badan per jam. Makin bertambah umur, makin berkurang BMR-nya.
Untuk Orang yang berusia di atas 50 tahun BMR-nya berkurang hingga 10%.
Cara menghitung BMR :
Pria = 1 x BB kg x 24 jam
Wanita = 0,9 x BB kg x 24 jam
Gangguan Sistem Pencernaan Makanan
1. Diare : suatu keadaan dimana aliran feses dari perut ke usus terlalu cepat sehingga
defekasi menjadi lebih sering dengan feses yang banyak mengandung air.
2. Konstipasi/Sembelit : suatu keadaan dimana aliran feses dari perut ke usus terlalu
lambat sehingga feses menjadi keras dan kering.
3. Peritonitis : peradangan pada peritoneum (jaringan tipis yang melapisi organ-organ yang
terletak di dalam rongga perut).
4. Apendisitis : peradangan pada apendiks (umbai cacing).
5. Ulkus peptikum : radang pada lapisan lambung dekat duodenum.
6. Parositis/Gondongan : infeksi yang menyebabkan pembengkakan pada kelenjar parotid
(kelenjar ludah).
7. Xerostomia : gejala mulut kering akibat berkurangnya produksi ludah.
8. Sariawan : luka pada mulut yang berbentuk bercak putih kekuningan.
9. Pankreasitis : radang kelenjar pankreas.
10. Hepatitis : penyakit peradangan hati.
Teknologi Sistem Pencernaan Makanan
Peralatan untuk memeriksa dan menangani gangguan sistem pencernaan
makanan, yaitu :
1. Feeding tube : alat berupa selang untuk memberi makan pasien melalui
hidung.
2. Stomatch tube : alat berbentuk selang yang digunakan untuk mencuci
perut, memberi obat-obatan, atau untuk mengambil getah lambung.
3. Rectal tube : alat untuk membersihkan atau mengeluarkan gas-gas
dalam rektum.
4. Endoskop : peralatan alat berupa selang panjang fleksibel yang
dilengkapi dengan kamera dan alat-alat medis lainnya yang terhubung
dengan layar komputer.
Pencernaan Makanan Pada Hewan Ruminansia