6. PATOFISIOLOGI
Makanan dan minuman yang terkontaminasi bakteri salmonella
typhosa masuk melalui mulut terus sampai ke saluran pencernaan. Basil
diserap di usus halus, melalui pembuluh limfe halus masuk ke dalam
peredaran darah sampai di organ-organ terutama hati dan limfe.
Basil yang tidak dihancurkan berkembang biak dalam hati dan limfe,
sehingga organ tersebut akan membesar disertai nyeri pada perabaan. Basil
masuk kedalam darah dan menyebar keseluruh tubuh terutama kelenjar
limfoid usus halus, sehingga tukak berbentuk lonjong pada mukosanya,
mengakibatkan perdarahan dan perforasi usus, Gejala demam disebabkan
oleh endotoxin. Infeksi terjadi pada saluran pencernaan. Basil diserap di
usus halus.
Melalui pembuluh limfe halus masuk ke dalam peredaran darah
sampai di organ-organ terutama hati dan limpa sehingga organ-organ
tersebut akan membesar disertai nyeri pada perabaan. Kemudian basil
masuk kembali ke dalam darah (bakteremia) dan menyebar ke seluruh
tubuh terutama ke dalam kelenjar limfoid usus halus menimbulkan plak
peyeri. Tukak tersebut dapat mengakibatkan perdarahan dan perforasi usus.
Gejala demam disebabkan oleh endotoksin, sedangkan gejala pada saluran
pencernaan disebabkan oleh kelainan pada usus.
a. Produksi saliva menurun → mempengaruhi proses perubahan
kompleks karbohidrat menjadi disakorida
b. Fungsi ludah menurun → sukar menelan
c. Fungsi kelenjar pencenaan menurun → perut terasa tidak enak /
kembung
d. Banyak gigi yang lepas (ompong) → nafsu makan berkurang
e. Dengan proses menua terjadi gangguan motilitas otot polos oesofagus.
Dari proses perubahan-perubahan pada proses menua pada lansia
menyebabkan intake makanan pada lansia berkurang yang nantinya
akan mempengaruhi status gizi pada lansia.
B. ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN PEMENUHAN
KEBUTUHAN NUTRISI
1. PENGKAJIAN
Pengkajian keperawatan terhadap masalah gangguan pemenuhan
kebutuhan nutrisi yaitu :
a. Data Subyektif
1) Biodata
2) Alasan datang
3) Keluhan utama
4) Riwayat kesehatan pasien dan keluarga
b. Data Obyektif
1) Pemeriksaan fisik umum
2) Pemeriksaan fisik dengan cara inspeksi, palpasi, auskultasi dan
perkusi
3) Pemeriksaan khusus
4) Pemeriksaan penunjang
c. Status nutrisi seseorang dalam hal ini klien dengan gangguan status
nutrisi dapat dikaji :
1) Pengukuran antropometik (antropometik measuremant)
a) Tinggi badan. Pengukuran tinggi badan pada individu dewasa
dan balita dilakukan dalam posisi berdiri tanpa alas kaki,
sedangkan pada bayi dilakukan dalam posisi berbaring.
b) Berat badan
Alat serta skala ukur yang digunakan harus sama setiap kali
menimbang.
Pasien ditimbang tanpa alas kaki.
Pakaian diusahakan tidak tebal dan relatif sama beratnya
setiap kali menimbang.
Waktu penimbangan relatif sama, misalnya sebelum dan
sesudah makan.
c) Tebal lipatan kulit
Anjuran klien untuk membuka baju guna mencegah
kesalahan pada hasil pengukuran.
Perhatikan selalu privasi dan rasa nyaman klien.
Dalam pengukuran TSF utamakan lengan klien yang tidak
dominan.
Pengukuran TSF dilakukan pada titik lengan atas, antara
akromion dan olekranon.
Ketika pengukuran dilakukan, anjurkan klien untuk relaks
Alat yang digunakan adalah kaliper
d) Lingkaran tubuh : umumnya area tubuh yang digunakan untuk
pengukuran ini adalah kepala, dada dan otot bagian tengah
lengan atas.
2) Data biomedis (biomedical data)
3) Tanda-tanda klinis status nutrisi (clinical sign)
4) Diet (dietary)
Berikut ini adalah faktor yang menyebabkan gangguan nutrisi
a) Riwayat diet
Gangguan pada fungsi mengunyah dan menelan
Asupan makanan tidak adekuat
Diet yang salah atau ketat
Kurangnya persediaan bahan makanan selama 10 hari atau
lebih
Pemberian nutrisi melalui intravena selama 10 hari atau
lebih
Tidak adekuatnya dana untuk penyediaan bahan makanan
Tidak adekuatnya fasilitas penyiapan bahan makanan
Tidak adekuatnya fasilitas penyimpanan bahan makanan
Ketidakmampuan fisik
Lansia yang tinggal dan makan sendiri
b) Riwayat penyakit
Adanya riwayat berat badan berlebih atau berkurang
Penurunan berat badan dan tinggi badan
Mengalami penyakit tertentu
Riwayat pembedahan pada sistem gastrointestinal
Anoreksia
Mual dan muntah
Diare
Alkoholisme
Gangguan yang mengenai organ tertentu (kanker)
Disabilitas mental
Kehamilan remaja
Terapi radiasi
c) Riwayat pemakaian obat-obatan : aspirin, antibiotik, antasida,
anti-depresan, agens anti-hipersentivitas, agens anti-imflamasi,
agens anti-neoplastik, digitalis, laksatif, diuretik, natrium klorida
dan vitamin atau preparat nutrien lain.
d. Tujuan mengkaji kebutuhan nutrisi :
1) Mengidentifikasi adanya defisiensi nutrisi dan pengaruh terhadap
status kesehatan.
2) Mengumpulkan informasi khusus guna menetapkan rencana asuhan
keperawatan terkait nutrisi.
3) Menilai keefektifan asuhan keperawatan terkait nutrisi dan
kemungkinan untuk memodifikasi asuhan tersebut (Potter & Perry,
1992).
4) Mengidentifikasi kondisi kelebihan nutrisi yang berisiko
menyebabkan obesitas, diabetes melitus, penyakit jantung,
hipertensi.
5) Mengidentifikasi kebutuhan nutrisi pasien (Barkauskas, 1994).
e. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan yang dilakukan pada klien merupakan penilaian
kondisi fisik yang berhubungan dengan masalah malnutrisi. Prinsip
pemeriksaan ini adalah head to toe yaitu dari kepala sampai ke kaki.
f. Pemeriksaan biokimia
Nilai umum yang digunakan dalam pemeriksaan ini adalah kadar
total limfosit, albumin serum, zat besi, transferin serum, kreatinin,
hemoglobin, hemotokrit, keseimbangan nitrogen dan tes antigen kulit
(Barkaukas, 1995).Tanda dan gejala klinis defisiensi nutrisi.
Bagian tubuh Tanda klinis Kemungkinan
kekurangan
Tanda umum Penurunan berat badan, lemah, lesu -Kalori
Rasa haus adanya dehidrasi -Cairan
Pertumbuhan terhambat -Vitamin A
Rambut Kusut, kakuningan, kekurangan Protein
pigmen
Kulit Adanya radang pada kulit atau -Niasin, riboflavin
dermatitis danbiotinemak
Sedangkan pada bayi terjadi -Asam asetat
dermatosis adanya petechial
hemorhagik
Eksema -Pirodoksin
Mata Fotofebia atau penglihatan ganda -Roboflavin
Rabun senja -Vitamin A
Mulut Stomatis -Riboflavin
Glositis -Niasin, asam
volat,
sianokobalamin
(vit B12) dan zat
besi
Gigi Karies gigi Fluorida
Sistem Kejang -Vitamin D
neuramuskular Lemah otot -Kalium
Tulang Riketsia Vitamin D
Sistem Anoreksia atau nafsu makan -Tiamin
gastrointestinal menurun -Garam dapur
Mual dan muntah
Sistem Gondok Iodium
endrokin
Sistem Adanya pendarahan -Vitamin K
kardiovaskular Penyakit jantung -Tiamin
Anemia -Piridoksin dan zat
besi
Sistem saraf Kelainan mental -Sianokobalamin
Kelainan saraf perifer
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Menurut NANDA, diagnosis keperawatan terkait masalah nutrisi
dibagi menjadi tiga (Kozier, 2004) :
a. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
b. Ketidakseimbangan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh
c. Ketidakseimbangan nutrisi : potensial lebih dari kebutuhan tubuh.
3. PERENCANAAN
a. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh.
Yang berhubungan dengan :
1) Penurunan asupan oral, ketidaknyamanan pada mulut, mual,
muntah.
2) Penurunan absorpsi nutrisi
3) Muntah, anoreksia, gangguan digesti
4) Depresi, stres, isolasi sosial
Kriteria hasil yang dituju:
Klien akan mengonsumsi kebutuhan nutrisi harian sesuai dengan
tingkat aktivitas dan kebutuhan metabolik.
Indikator :
1) Menjelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat
2) Mengidentifikasi kekurangan atau defisiensi dalam asupan sehari-
hari
3) Menyebutkan metode-metode untuk meningkatkan nafsu makan
Intervensi umum :
1) Menjelaskan perlunya konsumsi karbohidrat, lemak, protein,
vitamin, mineral dan cairan yang adekuat.
2) Konsultasikan dengan ahli gizi untuk menetapkan kebutuhan kalori
harian dan jenis makanan yang sesuai dengan klien.
3) Diskusikan bersama klien kemungkinan penyebab hilangnya nafsu
makan.
4) Anjurkan klien untuk istirahat sebelum makan.
5) Tawarkan makanan dalam jumlah sedikit tetapi sering.
6) Pada kondisi menurunnya nafsu makan, batasi asupan cairan saat
makan dan hindari mengonsumsi cairan satu jam sebelum dan
sesudah makan.
7) Dorong dan bantu klien untuk menjaga kebersihan mulut yang baik.
8) Atur agar posisi makanan tinggi kalori dan tinggi protein disajikan
saat klien biasanya paling lapar.
9) Lakukan langkah-langkah untuk meningkatkan nafsu makan
a) Tentukan makanan kesukaan klien dan atur agar makanan
tersebut tersaji apabila memungkinkan.
b) Hilangkan bau dan pemandangan yang tidak sedap dari area
makan.
c) Kontrol rasa nyeri dan mual sebelum makan.
d) Anjurkan orang terdekat klien untuk membawa makanan yang
diperbolehkan dari rumah apabila memungkinkan.
e) Ciptakan lingkungan yang santai saat makan.
10) Beri klien daftar materi nutrisi diet yang terdiri atas :
a) Asupan tinggi karbohidrat kompleks dan serat.
b) Pengurangan asupan gula, garam, kolesterol, lemak total dan
lemak jenuh.
c) Penggunaan alkohol hanya dalam jumlah sedang.
d) Asupan kalori yang sesuai untuk mempertahankan berat badan
ideal.
4. IMPLEMENTASI
Merupakan tindakan-tindakan yang dilaksanakan untuk mengatasi
keluhan pasien berdasarkan intervensi-intervensi yang telah dibuat.
Implemetasi dilakukan sesuai dengan intervensi yang dibuat.
5. EVALUASI
Asuhan keperawatan yang kita berikan dikatakan berhasil bila :
a. Klien mampu mengatasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi diet.
b. Klien mampu mengontrol pola makannya.
c. Klien merasa nyaman saat makan.
DAFTAR PUSTAKA
Mubarak, Wahit Iqbal dan Nurul Chayatin. 2007. Buku Ajar Kebutuhan Dasar
Manusia: Teori dan Aplikasi dalam Praktik. Jakarta : EGC.