Anda di halaman 1dari 15

A Konsep Teori Kebutuhan

1. Definisi
Nutrisi adalah elemen yang dibutuhkan untuk proses dan fungsi tubuh.
Kebutuhan energi didapatkan dari berbagai nutrisi seperti: karbohidrat, protein,
lemak, air, vitamin, dan mineral. Makanan terkadang dideskripsikan berdasarkan
kepadatan nutrisi mereka yaitu proporsi nutrisi yang penting berdasarkan jumlah
kalori. Makanan dengan kepadatan nutrisi yang rendah seperti alcohol atau gula
adalah makanan yang tinggi kalori tetapi rendah nutrisi, (Potter&Perry, 2010;
274).
Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan
dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima
makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-
bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan
sisanya.
Nutrisi berfungsi untuk membentuk dan memelihara jaringan tubuh, mengatur
proses-proses dalam tubuh, sebagai sumber tenaga, serta untuk melindungi tubuh
dari serangan penyakit.
Nutrisi adalah sejenis zat kimia organik atau anorganik yang terdapat dalam
makanan dan dibutuhkan oleh tubuh untuk menjalankan fungsinya. Enam zat
nutrisi esensial yaitu, karbohidrat, lemak, protein, vitamin, air dan mineral.
Nutrisi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi
normal dan sistem tubuh, pertumbuhan, dan pemeliharaan kesehatan, (Richa,
2013).
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah intake nutrisi
yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik. ( NANDA, 2014)
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan adalah suatu keadaan ketika
individu tidak puasa mengalami atau beresiko mengalami penurunan berat badan
yang berhubungan dengan asupan yang tidak adekuat atau metabolism nutrient
yang tidak adekuat untuk kebutuhan metabolic ( Lynda Juall Carpenito ,2012)
Adapun jenis-jenis nutrisi, yaitu :
1) Karbohidrat
Karbohidrat merupakan zat gizi yang terdapat dalam makanan, pada umumnya
dalam bentuk amilum. Pembentukan amilum terjadi dalam mulut melalui
enzim ptialin yang ada dalam air ludah. Amilum diubah menjadi maltosa
kemudian diteruskan ke dalam lambung. Dari lambung hidrat arang dikirim
terus ke usus dua belas jari. Getah pankreas yang dialirkan ke usus dua belas
jari mengandung amilase. Dengan demikian sisa amilum yang belum diubah
menjadi maltosa oleh amilase pankreas diubah seluruhnya menjadi maltosa.
Maltosa ini kemudian diteruskan kedalam usus halus. Usus halus
mengeluarkan getah pankreas hidrat arang, yaitu maltose yang bertugas
mengubah maltosa menjadi dua molekul glukosa sakarosa yaitu fruktosa dan
glukosa. Laktose bertugas mengubah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa.
Setelah berada dalam usus halus, seluruhnya diubah menjadi monosakarida
oleh enzim-enzim tadi.
2) Lemak
Penyerapan lemak dimulai dalam lambung (walau hanya sedikit), karena
dalam mulut tidak ada enzim pemecah lemak. Lambung mengeluarkan enzim
lipase untuk menghubah sebagian kecil lemak menjadi asam lemak dan
gliserin, kemudian diangkut melalui getah bening dan selanjutnya masuk
kedalam peredaran darah untuk kemudian di hati. Sintesis kembali terjadi
dalam saluran getah bening, mengubah lemak gliserin menjadi lemak seperti
aslinya.Penyerapan lemak dillakuklan secara pasif setelah lemak diubah
menjadi gliserol asam lemak. Asam lemak mempunyai sifat empedu, asam
lemak yang termulsi inimampu di serap melawati dinding usus halus.
Penyerapan membutuhkan tenaga, lagi pula tidak semua lemak dapat diserap,
maka penyerapan lemak dapat dikatakan dengan cara aktif selektif.
3) Protein
Kelenjar ludah tidak dapat membuat enzim protease. Enzim proterase baru
terdapat dalam lambung, yaitu pepsin, yang mengubah protein menjadi
albumuminosa dan pepton.Kemudian, tripsin dalam usus dua belas jari yang
berasal dari pankreas mengubah sisa protein yang belum sempurna menjadi
albuminosa dan pepton. Dalam usus halus, albuminosa dan pepton seluruhnya
diubah oleh enzim pepsin menjadi asam-asam amino yang siap untuk diserap.
Protein yang telah diubah kedalam bentuk asam amino yang mudah larut
dalam air ini juga dapat diserap secara pasif dan memasuki langsung
pembuluh darah.
4) Mineral
Mineral hadir dalam bentu tertentu sehingga tubuh mudah untuk
memeprosesnya. Umumnya, mineral diserap dengan mudah melalui dinding
usus halus secara difusi pasif maupun transportasi aktif. Mekanisme
transprotasi aktif penting jika kebutuhan tubuh meningkat atau adanya diet
rendah kadar mineral. Hormon adalah zat yang memegang peranan penting
dalam mengatur mekanisme aktif ini. Penyerapan dapat lebih jauh dipengaruhi
oleh isi sistem pencernaan. Beberapa senyawa organik tertentu, seperti asam
oxalit, akan menghambat penyerapan kalsium. Beberapa dari mineral adalah
komponen esensial dari jaringan tubuh, sedang yang lainnya esensial pada
proses kimia tertentu.
5) Vitamin
Pencernaan vitamin melibatkan penguraiannya menjadi molekul-molekul yang
lebih kecil sehingga dapat diserap secara efektif. Beberapa penyerapn vitamin
dilakukan denagn difusi sederhana, tetapi sistem transportasi aktif sangat
penting untuk memastikan pemasulkan yang cukup. Vitamin yang larut dalm
lemak diserap oleh sistem transportasi aktif yang juga membawa lemak ke
seluruh tubuh, sedang vitamin yang larut dalam air mempunyai beberapa
variasi mekanisme transportasi aktif.
6) Air
Air merupakan zat makanan paling mendasar yang diperlukan oleh tubuh
manusia. Tubuh manusia terdiri 50%-70 air. Asupan air secara teratur sangat
penting bagi makhluk hidup untuk bertahan hidup dibandingkan dengan
pemasukan nutrisi lain. Bayi memiliki proporsi air yang lebih besar
dibandingkan orang dewasa. Semakin tua umur seseorang, maka proporsi air
dalam tubuhnya akan semakin berkurang. Pada orang dewasa asupan air
berkisar antara 1200-1500 cc per hari, namun dianjurkan sebanyak 1900 cc
sebagai batas optimum. Selain itu, air yang masuk ke tubuh melalui makanan
lain berkisar antara 500-900 cc per hari.
3. Proses Pembentukan Nutrisi Tubuh
Mulut merupakan jalan masuk menuju system pencernaan dan berisi organ
aksesori yang berfungsi dalam proses awal pencernaan. Makanan yang masuk
kedalam mulut dipotong menjadi bagian-bagian kecil dan bercampur dengan
saliva untuk membentuk bolus makanan yang dapat di telan. Didalam mulut
enzim petialin atau amylase mengubah karbohidrat menjadi maltose dan
polisakarida. Nutrisi yang telah di cerna oleh berbagai getah pencernaan yaitu
ludah, getah pancreas, dan sukus enterikus menjadi bentuk yang sederhana.
Akhirnya siap untuk di absorpsi di dalam usus halus melalui dua saluran yaitu
pembuluh kapiler darah dan saluran limfe divili usus halus dan oleh vena porta
dibawa ke hati untuk mengalami beberapa perubahan.
Kekurangan nutrisi dapat disebabkan oleh gangguan system gastrointestinal,
anoreksia, dan kesulitan menelan. Sehingga intake nutrisi menurun. Apabila
ketidak cukupan zat gizi ini berlangsung lama maka persediaan atau cadangan
jaringan akan digunakan untuk memenuhi ketidak cukupan itu. Jika keadaan ini
tidak ditangani maka akan terjadi kemerosotan jaringan yang ditandai dengan
penurunan berat badan, perubahan biokimia yang dapat di deteksi dengan
pemeriksaan laboratorium, perubahan fungsi serta perubahan anatomi.
Didalam tubuh nutrisi akan dipecah menjadi bentuk yang lebih sederhana oleh
bantuan hormone dan enzyme. Bila hormone dan enzyme tersebut tidak mampu
lagi memecah nutrisi yang masuk ke dalam tubuh. Maka nutrisi tersebut akan
tertimbun dan menyebabkan kelebihan nutrisi didalam tubuh.
4. Gangguan Pemenuhan Nutrisi.
Secara umum, gangguan kebutuhan nutrisi terdiri atas kekeurangan dan kelebihan
nutrisi, obesitas, malnutrisi, Diabetes Melitus, Hipertensi, Jantung Koroner,
Kanker, Anoreksia Nervosa.
1) Kekurangan nutrisi
Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam
keadaan tidak berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat badan akibat
ketidakmampuan asupan nutrisi untuk kebutuhan metabolisme.
a. Tanda klinis :
 Berat badan 10-20% dibawah normal
 Tinggi badan dibawah ideal
 Lingkar kulit triseps lengan tengah kurang dari 60% ukuran standar
 Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot
 Adanya penurunan albumin serum
 Adanya penurunan transferin
b. Kemungkinan penyebab:
 Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna
kalori akibat penyakit infeksi atau kanker.
 Disfagia karena adanya kelainan persarafan
 Penurunan absorbsi nutrisi akibat penyakit crohn atau intoleransi
laktosa
 Nafsu makan menurun
2) Kelebihan nutrisi
Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang yang
mempunyai resiko peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan
metabolisme secara berlebihan.
a. Tanda klinis :
 Berat badan lebih dari 10% berat ideal
 Obesitas (lebih dari 20 % berat ideal)
 Lipatan kulit trisep lebih dari 15 mm pada pria dan 25 mm pada wanita
 Adanya jumlah asupan berlebihan aktivitas menurun atau monoton.
b. Kemungkinan penyebab :
 Perubahan pola makan
 Penurunan fungsi pengecapan dan penciuman.
3) Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai
lebih dari 20% berat badan normal. Status nutrisinya adalah melebihi
kebutuhan asupan kalori dan penurunan dalam penggunaan kalori.
4) Malnutrisi
Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat
gizi pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi
yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh. Gejala umumnya adalah berat
badan rendah dengan asupan makanan yang cukup atau asupan kurang dari
kebutuhan tubuh, adanya kelemahan otot dan penurunan energi, pucat pada
kulit, membrane mukosa, konjungtiva dan lain- lain.
5) Diabetes mellitus
Diabetes Melitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai
dengan adanya gangguan metabolism karbohidrat akibat kekurangan insulin
atau penggunaan karbohidrat secara berlebihan.
6) Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh
berbagai masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari adanya
obesitas, serta asupan kalsium, natrium, dan gaya hidup yang berlebihan.
7) Penyakit jantung koroner
Penyakit jantung koroner merupakan gangguan nutrisi yang sering
disebabkan oleh adanya peningkatan kolesterol darah dan merokok. Saat ini,
penyakit jantung koroner sering dialami karena adanya perilaku atau gaya
hidup yang tidak sehat, obesitas dan lain-lain.
8) Kanker
Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan oleh
pengonsumsian lemak secara berlebihan.
5. Faktor-Faktor Mempengaruhi Pemenuhan Nutrisi
1) Pengetahuan
Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat
mempengaruhi pola konsusmsi makan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh
kurangnya informasi sehingga dapat terjadi kesalahan dalam memahami
kebutuhan gizi.
2) Usia
Pada usia 0-10 tahun kebutuhan metabolisme basa bertambah dengan cepat hal
ini sehubungan dengan factor pertumbuhan dan perkembangan yang cepat
pada usia tersebut. Setelah usia 20 tahun energy basal relative konstan.
3) Jenis kelamin
Kebutuhan metabolisme basal pada laki-laki lebih besar di bandingkan dengan
wanita pada laki-laki kebutuhan BMR 1,0 kkal/kg BB/jam dan pada wanita
0,9 kkal/kgBB/jam.
4) Tinggi dan berat badan
Tinggi dan berat badan berpaengaruh terhadap luas permukaan tubuh, semakin
luas permukaan tubuh maka semakin besar pengeluaran panas sehingga
kebutuhan metabolisme basal tubuh juga menjadi lebih besar.
5) Ekonomi
Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi karena penyediaan
makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit. Oleh karena itu,
masyarakat dengan kondisi perekonomian tinggi biasanya mampu mencukupi
kebutuhan gizi keluarganya dibandingkan masyarakat dengan kondisi
perekonomian rendah.
6) Status kesehatan
Nafsu makan yang baik adalah tanda yang sehat . Anoreksia (kurang nafsu
makan) biasanya gejala penyakit atau karena efek samping obat.
7) Faktor Psikologis serti stress dan ketegangan
Motivasi individu untuk makan makanan yang seimbang dan persepsi individu
tentang diet merupakan pengaruh yang kuat. Makanan mempunyai nilai
simbolik yang kuat bagi banyak orang (mis. Susu menyimbolkan kelemahan
dan daging menyimbulkan kekuatan).
8) Alkohol dan Obat
Penggunaan alcohol dan obat yang berlebihan memberi kontribusi pada
defisiensi nutrisi karena uang mungkin dibelajakan untuk alcohol daripada
makanan. Alcohol yang berlebihan juga mempengaruhi organ gastrointestinal.
Obat-obatan yang menekan nafsu makan dapat menurunkan asupan zat gizi
esensial. Obat-obatan juga menghabiskan zat gizi yang tersimpan dan
mengurangi absorpsi zat gizi di dalam intestine.
6. Pemeriksaan Diagnostik
1) Hemoglobin (Hb) dan Hematokrit (HCT).
a. Hemoglobin
Hemoglobin merupakan parameter yang digunakan secara luas untuk
menetapkan prevalensi anemia. (Garby et al) menyatakan bahwa penentuan
status anemia yang hanya menggunakan kadar Hb ternyata kurang lengkap,
sehingga perlu ditambah dengan pemeriksaan yang lain.
Hb merupakan senyawa pembawa oksigen pada sel darah. Hemoglobin dapat
diukur secara kimia dan jumlah Hb/100 ml darah dapat digunakan sebagai
indeks kapasitas pembawa oksigen pada darah. Kandungan hemoglobin yang
rendah dengan demikian mengidentifikasikan anemia.
b. Hematokrit (HCT)
Hematokrit (HCT) adalah volume eritrosit yang dipisahkan dri plasma dengan
cara memutarnya di dalam tabung khusus yang nilainya dinyatakan dalam
persen (%).
Setelah sentrifugasi, tinggi kolom sel merah diukur dan dibandingkan dengan
tinggi darah penuh yang asli. Presentase massa sel merah pada volume darah
yang asli merupakan hematokrit. Darah penuh antikogualan disentrufugasi
dalam tabung khusus. Karena darah penuh di bentuk pada inti sel darah merah
dan plasma, setelah sentrifugasi presentase sel-sel merah memberikan etimasi
tidak langsung jumlah SDM/100 ml dari darah penuh (dengan demikian pada
gilirannya merupakan estimasi tidak langsung jumlah hemoglobin).
Cara perhitungan
Hm =tinggi volume eritrosit yang dimantapkan x 100% =….% tinggi total
volume darah.
7. Penatalaksanaan Gangguan Pemenuhan Nutrisi
1) Penatalaksanaan medis
a. Pemasangan IV perset dengan cairan fisiologis
b. Pemasangan NGT atau selang nasoenterik
2) Penatalaksanaan keperawatan
a. Pemberian asupan makanan melalui oral yang adekuat
b. Delegatif dalam pemberian infuse dan vitamin
c. Pemberian nutrisi melalui pipa penduga/ lambung.

B Tinjauan Teori Askep Kebutuhan Dasar


a. Pengkajian
1) Identitas pasien dan keluarga pasien
2) Riwayat keperawatan dan diet untuk mengidentifikasi penyebab gangguan
nutrisi meluputi:
 Anggaran makan, makan kesukaan, waktu makan
 Apakah ada diet yang dilakukan secara khusus
 Apakan penurunan dan peningkatan berat badan, dan berapa lama periode
waktunya?
 Apakah status fisik yang dapat meningkatan diet seperti luka bakar dan
demam?
 Apakah toleransi makanan/minuman tertentu?
3) Faktor yang mempengaruhi diet
 Status kesehatan
 Kultur dan kepercayaan
 Status sosial ekonomi
 Faktor psikologis
 Informasi yang salah tentang makanan dan cara berdiet
4) Pemeriksaan fisik
 Keadaan fisik: apatis, lesu
 Berat badan: obesitas, kurus. Otot: flaksia, tonus kurang, tidak mampu
bekerja
 Sistem saraf bingung, rasa terbakar, refleksi menerun
 Fungsi gastrointestinal: anoreksia, konstipasi, diare, pembesaran liver
 Kardiovaskuler: denyut nadi lebih dari 100x per menit, irama abnormal,
tekanan darah tinggi/rendah
 Rambut: kusam, kering, pudar, kemerahan, tipis, pecah/patah-patah
 Kulit: kering, pucat, iritasi, petekhie, lemak disubkutan tidak ada
 Bibir: kering pecah-pecah, bengkak, lesi, stomatitis, membran mukosa
pucat
 Gusi: perdarahan, peradangan
 Lidah: edema, hiperemasis
 Gigi: karies, nyeri kotor
 Mata: konjungtiva pucat, kering, eksotalamus, tanda-tanda infeksi
 Kuku: mudah patah.
5) Laboratorium
 Albumin (N:4-5,5mg/100ml)
 Transferin (N:170-25mg/100ml)
 Hb (N:12mg%)
 BUN (N:10-20mg/100ml)
 Eksresi kreatinin untuk 24 jam (N:laki-laki:0,6-1,13mg/100ml, wanita:0,5-
1,0 mg/100ml)
b. Diagnosa Keperawatan
Menurut north american nursing diagnosis association (NANDA),
Ketidakseimbangan nutrisi:kurang dari kebutuhan tubuh
Batasan karakteristik:
 Kurang minat pada makan
 Membran mukosa pucat
 Ketidakmampuan memakan makanan
 Kelemahan otot untuk menelan
Yang berhubungan dengan (NANDA, 2012):
 Faktor biologis
 Faktor ekonomi
 Ketidakmampuan untuk mengabsorpsi nutrien
 Ketidakmampuan untuk mencerna makanan
 Ketidakmampuan menelan makanan
 Faktor psikologis
Yang ditandai dengan (NIC NOC, 2012):
Subjektif:
 Kram abdomen
 Nyeri abdomen
 Menolak makan
 Persepsi ketidakmampuan untuk mencerna
 Melaporkan perubahan sensasi rasa
 Melaporkan kurangnya makanan
 Merasa cepat kenyang setelah mengkonsumsi makanan
Objectif:
 Pembuluh kapiler rapuh
 Diare atau steatore
 Kekurangan makanan
 Kehilangan rambut yang berlebihan
 Bising usus hiperaktif
 Kurang informasi, informasi yang salah
 Kurangnya minat terhadap makanan
 Salah paham
 Membran mukosa pucat
 Tonus otot buruk
 Rongga mulut terluka
 Kelemahan otot yang berfungsi untuk menelan atau mengunyah
c. Intervensi keperawatan
Penerapan intervensi keperawatan terkait masalah nutrisi bisa merujuk pada
intervensi yang diterapkan secara umum pada klien pada gangguang pemenuhan
nutrisi. Akan tetapi, pada khasus-khasus tertentu penerapan diagnosis tersebut
tentulah harus disesuaikan dengan kasus yang dihadapi.
Secara umum perencanaan untuk diagnosis diatas adalah sebagai berikut :
1. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
Prioritas : ketidak seimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
Tujuan : Kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi
Kriteria hasil
1) Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan
2) Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan
3) Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
4) Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
5) Menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan dari menelan
6) Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti.
Intervensi (NIC NOC, 2012)
Mandiri
1) Tentukan motivasi pasien untuk mengubah kebiasaan makan
2) Pantau nilai laboratorium, khususnya transferin, albumin dan elektrolit
3) Manajement Nutrisi (NIC)
 Ketahui makanan kesukaan pasien
 Tentukan kemampuan pasien untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
 Pantau kandungan nutrisi dan kalori pada catatan asupan
 Timbang pasien pada interval yang tepat
 Ajarkan metode untuk perencanaan makan
 Ajarkan pasien/keluarga tentang makanan yang bergizi dan tidak mahal
 Berikan informasi yang tepat tentang kebutuhan nutrisi dan bagaimana
memenuhinya
Kolaborasi
1) Diskusikan dengan ahli gizi dalam menentukan kebutuhan proteinpasien yang
mengalami ketidakdekuatan supan protein atau kehilangan protein.
2) Diskusikan dengan dokter kebutuhan stimulasi nafsu makan, makanan
pelengkap, pemberian makanan melalui selang atau nutrisi parenteral total
agar asupan kalori yang adekuat dapat dipertahankan
3) Rujuk kedokter untuk menentukan penyebab gangguan nutrisi
4) Rujuk keprogram gizi komunitas yang tepat jika pasien tidak dapat membeli
atau menyiapkan makanan yang adekuat
Rasional
1) Nutrisi berperan menyediakan sumber energi, membangun jaringan, dan
mengatur proses metabolisme tubuh
2) Dengan berkonsultasi, kita dapat menentukan metode diet yang memenuhi
asupan kalori dan nutrisi yang optimal
3) Faktor-faktor seperti nyeri, kelemahan, penggunaan analgesik, dan imobilitas
dapat menyebabkan anoreksia
4) Kondisi yang lemah lebih lanjut dapat menurunkan keinginan dan
kemampuan klien anoreksia untuk makan
5) Pembatasan asupan cairan saat makan membantu mencegah distensi lambung
6) Kebersihan mulut yang kurang menyebabkan bau dan rasa yang tidak sedap
yang dapat mengurangi nafsu makan
7) Menyediakan makanan tinggi kalori dan tinggi protein pada saat klien merasa
paling lapar meningkatkan kemungkinan klien untuk mengkonsumsi kalori
dan protein yang adekuat
8) Perencanaan diet berfokus pada upaya mencegah kelebihan nutrisi seperti
mengurangi konsumsi lemak, garam dan gula yang dapat menurunkan resiko
penyakit jantung, diabetes, penyakit kanker tertentu dan hypertensi.
d. Implementasi
Implementasi keperawatan merupakan serangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang
dihadapi kestatus kesehatan yang baik yang menggambarkan kriteria hasil yang
diharapkan (Potter & Perry, 2010). Ukuran intervensi keperawatan yang diberikan
kepada klien terkait dengan dukungan, pengobatan, tindakan untuk memperbaiki
kondisi, pendidikan untuk klien-keluarga, atau tindakan untuk mencegah masalah
kesehatan yang muncul dikemudian hari.
Untuk kesuksesan pelaksanaan implementasi keperawatan agar sesuai
dengan rencana keperawatan, perawat harus mempunyai kemampuan kognitif
(intelektual), kemampuan dalam hubungan interpersonal, dan keterampilan dalam
melakukan tindakan.
Proses pelaksanaan implementasi harus berpusat kepada kebutuhan klien,
faktor-faktor lain yang mempengaruhi kebutuhan keperawatan, strategi
implementasi keperawatan, dan kegiatan komunikasi.
Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana
keperawatan yang telah di susun pada tahap perencanaan.Ukuran intervensi
keperawatan yang diberikan kepada klien terkait dengan dukungan, pengobatan,
tindakan untuk memperbaiki kondisi, pendidikan untuk klien-keluarga, atau
tindakan untuk mencegah masalah kesehatan yang muncul dikemudian hari.Untuk
kesuksesan pelaksanaan implementasi keperawatan agar sesuai dengan rencana
keperawatan, perawat harus mempunyai kemampuan kognitif (intelektual),
kemampuan dalam hubungan interpersonal, dan keterampilan dalam melakukan
tindakan. Proses pelaksanaan implementasi harus berpusat kepada kebutuhan
klien, faktor-faktor lain yang mempengaruhi kebutuhan keperawatan, strategi
implementasi keperawatan, dan kegiatan komunikasi.
e. Evaluasi
1) Terjadi peningkatan berat badan sesuai batasan waktu,
2) Peningkatan status nutrisi.
3) Teridentifikasinya kebutuhan nutrisi dan berat badan yang terkontrol
4) Perencanaan control berat badan untuk yang akan datang.
5) Tidak terjadinya penurunan berat badan yang berlebihan.
Daftar Pustaka

Perry & Potter. 2010.Fundamental of Nursing Fundamental Keperawatan Buku 3 Ed.13.


Jakarta:EGC

Herlman, T. Heather.2012. NANDA International Diagnosis Keperawatan : Definisi dan


Klasifikasi 2012-2014. Jakarta : EGC

NANDA International.2011.Diagnosa Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi.2012-


2014. Jakarta: EGC

Mubarak, Wahit Iqbal dan Nurul Chayatin.2008.Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia: Teori
dan aplikasi dalam Praktik.Jakarta : EGC

Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8. Definisi dan
Klasifikasi. Jakarta : EGC
WOC

Penyakit saluran pencernaan Status kesehatan menurun

Erosi mukosa lambung Kelemahan otot menelan

Menurunnya tonus dan peristaltik lambung Gangguan menelan makanan

Refluksi duodenum ke lambung Asupan nutrisi tidak terpenuhi

Mual Penurunan berat badan

Muntah

Ketidakseimbangan nutrisi: kurang


dari kebutuhan tubuh

Sember: (Herlman, 2012)

Anda mungkin juga menyukai