Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI

OLEH:

AINUL FITRI, S. Kep


NIM: 21.300.0184

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS


UNIVERSITAS CAHAYA BANGSA
TAHUN 2022
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PENDAHULUAN
GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI

OLEH:

AINUL FITRI, S. Kep


NIM: 21.300.0184

Banjarmasin, 01 Februari 2022


Mengetahui,

Preseptor Akademik Preseptor Klinik

M. Saputra, S.Kep., Ners., MM Hj. Fauziah, S.Kep., Ners


LAPORAN PENDAHULUAN
GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI

A. Definisi
Nutrisi adalah zat-zat gizi lain yang berhubungan kesehatan dan penyakit,
termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan
atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan
tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuh serta mengeluarkan sisanya.
Nutrisi dapat dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat
lain yang terkandung, aksi reaksi dan keseimbangan yang berhubungan
dengan kesehatan penyakit (Wartonah 2010).
Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh
tubuh yang bertujuan menghasilkan Nutrisi adalah elemen yang dibutuhkan
untuk proses dan fungsi tubuh. Kebutuhan energi didapatkan dari berbagai
nutrisi seperti karbohidrat, protein, lemak, air, vitamin dan mineral (Perry &
Potter, 2010).

B. Anatomi Fisiologi
Organ sistem pencernaan meliputi:
1. Mulut
Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan. Bagian
dalam dari mulut dilapisi oleh selaput lendir. Pengecapan dirasakan oeh
organ perasa yang terdapat dipermukaan lidah. Pengecapan relative
sedrhana terdiri dari manis, asam, asin, pahit.
2. Tenggorokan
Tenggorokan (faring) adalah penghubung antara mulut dengan
kerongkongan. Di dalam lengkung faring terdapat tonsil (amandel) yaitu
kelenjar limfe yang banyak mengandung kelenjar limfosit dan merupakan
pertahanan terhadap infeksi, disini terletak bersimpangan antara jalan
napas dan jalan makanan, letaknya dibelakang rongga mulut dan rongga
hidung.
3. Kerongkongan (esophagus)
Esofagus adalah sebuah tube yang panjang. Sepertiga bagian atas
adalah terdiri dari otot yang bertulang dan sisanya adalah otot yang licin.
Permukaan diliputi selaput mukosa yang mengeluarkan secret mucoid
yang berguna untuk perlindungan.
4. Lambung
Merupakan organ otot berongga yang ebsar dan berbentuk seperti kacang
kedelai. Makanan masuk ke dalam lambung dan kerongkongana melalui
otot berbentuk cincin (spinter) yang bisa membuka dan menutup. Dalam
keadaan normal spinter menghalangi masuknya kembali isi lambung
kedalam rongga kerongkongan. Lambung berfungsi sebagai gudang
makanan yang berkontraksi secara ritmik untuk mencampur makanan
dengan enzim-enzim.
5. Usus Halus
Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan
yang terletak di antara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan
pembuluh darah yang mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui
vena porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan
air (yang membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna).
Dinding usus juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna
protein, gula dan lemak. Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua
belas jari (duodenum), usus kosong (jejunum), dan usus penyerapan
(ileum).
6. Usus Besar
Usus besar atau kolon adalah bagian usus antara usus buntu dan
rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses. Usus
besar terdiri dari kolon asendens (kanan), kolon transversum, kolon
desendens (kiri), kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum)
Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi
mencerna beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi. Bakteri
di dalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat penting, seperti
vitamin K. Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus. Beberapa
penyakit serta antibiotik bisa menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri
didalam usus besar. Akibatnya terjadi iritasi yang bisa menyebabkan
dikeluarkannya lendir dan air, dan terjadilah diare.
7. Rektum dan Anus
Rektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar
(setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Organ ini berfungsi sebagai
tempat penyimpanan sementara feses. Biasanya rektum ini kosong karena
tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens.
Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka
timbul keinginan untuk buang air besar (BAB).
Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana
bahan limbah keluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan
tubuh (kulit) dan sebagian lannya dari usus. Pembukaan dan penutupan
anus diatur oleh otot sphinkter. Feses dibuang dari tubuh melalui proses
defekasi (buang air besar) yang merupakan fungsi utama anus.
C. Jenis Nutrisi
1. Karbohidrat
Karbohidrat sebagai zat gizi merupakan nama kelompok zat-zat
organik yang mempunyai struktur molekul yang berbeda-beda meski
terdapat persamaan-persamaan dari sudut kimia dan fungsinya
(Sediaoetama, 2010). Sumber utama karbohidrat didalam makanan
berasal dari tumbuh-tumbuhan, dan hanya sedikit saja yang termasuk
bahan makanan hewani. Didalam tumbuhan karbohidrat mempunyai
dua fungsi utama, ialah sebagai simpanan energi dan sebagai
penguat struktur tumbuhan tersebut. Yang merupakan sumber energi
terutama terdapat dalam bentuk zat tepuntng (amylum) dan zat gula
(monodan disakarida.
2. Lemak
Pencernaan lemak dimulai dalam lambung (walaupun hanya
sedikit), karena dalam mulut tidak ada enzim pemecah lemak.
Lambung mengeluarkan enzim lipase untuk mengubah sebagian kecil
lemak menjadi asam lemak dan gliserin, kemudian diangkut melalui
getah bening dan selanjutnya masuk kedalam peredaran darah untuk
kemudian tiba di hati. Sintesis kembali terjadi dalam saluran getah
bening, mengubah lemak gliserin menjadi lemak seperti aslinya.
3. Protein
Merupakan zat gizi dasar yang berguna dalam pembentukan
protoplasma sel, selain itu tersedianya protein dalam jumlah yang
cukup penting untuk pertumbuhan dan perbaikan sel jaringan dan
sebagai larutan untuk keseimbangan osmotik. Protein ini terdiri dari 2
4asam amino diantaranya asam amino esensialm thrionin, valin, leusin,
isoleusin, lisin, triftofan, penilalanin, metionin dan histidin,selebihnya
asam amino non esensial. Jumlah protein dalam tubuh tersebut
harus tersedia dalam jumlah yang cukup apabila jumlahnya berlebih atau
tinggi dapat memperburuk insufisiensi ginjal demikian juga apabila
jumlahnya kurang maka dapat menyebabkan kelemahan, edema, dapat
kwhashiokor apabila kekurangan protein saja tetapi jika
kekurangan protein dan kalori menyebabkan marasmus.
4. Mineral
Mineral adalah unsur logam dalam jumlah yang sedikit yang
sangat penting untuk pertumbuhan gigi dan tulang yang sehat. Mineral
juga membantu dalam aktifitas sel yang berfungsi seperti enzim,
kontraksi otot, reaksi dan transmisi syaraf, kekebalan tubuh, dan
pembekuan darah. Mineral-mineral utama, kecuali sulfur, berada
dalam tubuh dalam bentuk ion.
5. Vitamin
Vitamin merupakan nutrien organik yang dibutuhkan dalam
jumlah kecil untuk berbagai fungsi biokimiawi dan yang umumnya
tidak disintesis oleh tubuh sehingga harus dipasok dari makanan.
Vitamin yang pertama kali ditemukan adalah vitamin A dan B, dan
ternyata masing-masing larut dalam lemak dan larut dalam air.
Kemudian ditemukan lagi. Vitamin-vitamin yang lain yang juga
bersifat larut dalam lemak atau larut dalam air. Sifat larut dalam lemak
atau larut dalam air dipakai sebagai dasar klasifikasi vitamin.Vitamin
yang larut dalam air, seluruhnya diberi symbol anggota B kompleks
kecuali (vitamin C ) dan vitamin larut dalam lemak yang baru
ditemukan diberi symbol menurut abjad (vitamin A,D,E,K).Vitamin
yang larut dalam air tidak pernahdalam keadaan toksisitas di didalam
tubuh karena kelebihan vitamin ini akan dikeluarkan melalui urine.

D. Macam-macam Gangguan Pemenuhan Nutrisi


Secara umum gangguan kebutuhan nutrisi terdiri atas gangguan
kekurangan dan kelebihan nutrisi, malnutrisi, diabetes mellitus, dan anoreksia
nervosa.
1. Kekurangan Nutrusi
Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang
dalam keadaan tidak berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat badan
akibat ketidakmampuan asupan nutrisi untuk kebutuhan metabolisme.
2. Kelebihan Nutrisi
Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami
seseorang yang mempunyai resiko peningkatan berat badan akibat asupan
kebutuhan metabolism secara berlebihan.
3. Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang
mencapai lebih dari 20% berat badan normal. Status nutrisi melebihi
kebutuhan asupan kalori dan penurunan dalam penggunaan kalori.
4. Malnutrisi
Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan
kekurangan zat gizi pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai
masalah asupan zat gizi yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh. Gejala
umumnya adalah berat badan rendah dengan asupan makan yang cukup
atau asupan kurang dari kebutuhan tubuh, adanya kelemahan otot dan
penurunan energy, pucat pada kulit, membrane mukosa dan konjungtiva.
5. Diabetes Melitus
Diabetes mellitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang
ditandai dengan adanya gangguan metabolism karbohidrat akibat
kekurangan insulin atau penggunaan karbohidrat secara berlebihan.
6. Anoreksia Nervosa
Anoreksisa nervosa merupakan penurunan berat badan secara
mendadak dan berkepanjangan ditandai dengan adanya konstipasi,
pembengakakan badan, nyeri abdomen, dan kedinginan.

E. Etiologi
Menurut Wartonah (2010) gangguan nutrisi dapat disebabkan oleh
beberapa hal diantaranya adalah sebagai berikut.
1. Efek dari pengobatan.
2. Mual dan muntah.
3. Gangguan intake makanan.
4. Radiasi/kemoterapi.
5. Penyakit kronis.
6. Penurunan absorbs nutrisi akibat penyakit.
7. Anoreksia.

F. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala gangguan nutrisi meliputi:

1. Berat badan kurang atau lebih dari 20% dari rentang berat badan ideal.
2. Bising usus hiperaktif.
3. Cepat kenyang setelah makan.
4. Diare.
5. Gangguan sensasi rasa.
6. Kram abdomen.
7. Mukosa pucat.
8. Anoreksia.
9. Nyeri abdomen.
10. Penurunan berat badan dengan asupan makanan adekuat.

G. Patofisiologi
Abnormalisasi saluran gastrointestinal bermacam-macam dan
menunjukkan banyak patologi yang dapat mempengaruhi sistem organ lain
seperti perdarahan perforasi, obstruksi, inflamasi dan kanker. Lesi congenital,
inflamasi, infeksi dan traumatic telah ditemukan pada setiap bagian dan pada
setiap sisi sepanjang saluran gastrointestinal. Bagian dari penyakit organik
dimana saluran gastrointestinal dicurigai terdapat banyak faktor ekstrinsik
yang menimbulkan gejala.
Stress dan ansietas sering menjadi keluhan utama berupa indegesti,
anoreksia, gangguan motoric usus halus, konstipasi, diare. Selain itu stastus
kesehatan mental, faktor fisik seperti kelelahan dan ketidakseimbangan
perubahan masukan diet yang tiba-tiba dapat mempengaruhi saluran
gastrointestinal sehingga menyebabkan perubahan nutrisi (Smeltzer, 2012).

H. Pemeriksaan Penunjang
1. Biokimia
Penilaian status nutrisi dengan biokimia adalah pemeriksaan
specimen yang diujikan secara laboratoris yang dilakuan pada berbagai
macam jaringan tubuh manusia. Jaringan tubuh yang digunakan antara
lain darah , urine , tinja dan juga beberapa jaringan tubuh lainnya. Seperti
hati dan otot. Pemeriksaan laboratorium ini berupa kadar total limfosit ,
serum albumin, serum transferrin, hemoglobin dan hematokrit ,
keseimbangan nitrogen dan tes antigen kulit (Mardalena, 2017).
2. Biofisik
Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan
status gizi dengan melihat kemampuan fungsi ( khususnya jaringan ) dan
melihat perubahan struktur dari jaringan.Umumnya dapat digunakan
dalam situasi tertentu Penilaian secara biofisik dapat dilakukan dengan
tiga cara yaitu uji radiologi, tes fungsi fisik, sitology (Mardalena, 2017).
3. Tes Antigen Kulit
Malnutrisi sering dihubungkan dengan gangguan sel imunitas dan
dapat diketahui dari tes antigen kulit. Kegagalan atau perlambatan respon
kutaneus dinamakan anergi dan merupakan hal yang spesifik malnutrisi.
Anergi mengindikasikan kemungkinan resiko terjadi spesies dan
infeksi.Antigen yang umum digunakan pada tes ini adalah mumps ,
candida albicans , streptokinase dan purifield protein derivate (PPD).
Antigen ini disuntikkan secara intra dermal dengan waktu kerja 24 - 48
jam

I. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Medis.
a. Nutrisi enteral
Metode pemberian makanan alternative untuk memastikan
kecukupan nutrisi meliputi metode anteral (melalui sistem
pencernaan). Nutrisi enteral juga disebut sebagai nutrisi enteral total
(TEN) diberikan apabila pasien tidak mampu menelan makanan atau
mengalami gangguan pada saluran pencernaan atas dan transport
makanan ke usus halus terganggu. Pemberian makanan lewat enteral
diberikan melalui NGT.
b. Nutrisi parenteral
Nutrisi parenteral (PN) juga disebut sebagai nutrisi parenteral total
(TPN) atau hiperalimentasi intravena (IVH), diberikan jika saluran
gastrointestinal tidak berfungsi karena terdapat gangguan dalam
kontinuitas fungsinya atau karena kemampuan penyerapannya
terganggu. Nutrisi parenteral diberikan secara intravena seperti
melalui kateter vena sentral ke vena cava superior. Makanan
parenteral adalah larutan dekstrosa, air, lemak, protein, elektrolit,
vitamin, dan unsur renik, semua ini memberikan semua kalori yang
dibutuhkan. Karena larutan TPN bersifat hipertonik larutan hanya
dimasukkan ke vena sentral yang beraliran tinggi, tempat larutan
dilarutkan oleh darah (Kozier, 2011).
2. Penatalaksanaan Keperawatan
a. Menstimulasi nafsu makan
1) Berikan makanan yang sudah dikenal yang memang disukai
pasien dan disesuaikan dengan kondisi pasien.
2) Palih porsi sedikit sehingga tidak menurunkan nafsu makan
pasien.
3) Hindari terapi yang tidak menyenangkan atau tidak nyaman sesaat
sebelum atau setelah makan.
4) Berikan lingkungan yang bersih dan bebas dari penglihatan dan
bau yang tidak enak.
5) Kurangi stress psikologi.
6) Berikan oral hygiene sebelum makan.
b. Membantu pasien makan.
c. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk memberikan diet sesuai dengan
kondisi (Kozier, 2011).

J. Konsep Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian
a. Identitas
Melakukan pengkajian yang meliputi nama pasien, jenis kelamin,
umur, status perkawinan, pekerjaan, alamat, pendidikan terakhir,
tanggal masuk, nomer register, diagnosa medis, dan lain-lain.

b. Riwayat Kesehatan
Riwayat makanan meliputi informasi atau keterangan tentang pola
makanan, tipe makanan yang dihindari ataupun diabaikan, makanan
yang lebih disukai, yang dapat digunakan untuk membantu
merencanakan jenis makanan untuk sekarang dan rencana makanan
untuk masa selanjutnya.
c. Keluhan Utama
Keluhan yang paling dirasakan oleh pasien saat dilakukan
pengkajian
d. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien bercerita tentang riwayat penyakit, perjalanan dari rumah ke
rumah sakit.
e. Riwayat Penyakit Dahulu
Data yang diperoleh dari pasien, apakah pasien mempunyai
penyakit di masa lalu maupun sekarang.
f. Riwayat Penyakit Keluarga
Data yang diperoleh dari pasien maupun keluarga pasien, apakah
keluarga ada yang memiliki riwayat penyakit menurun maupun
menular.
g. Tingkat Aktifitas sehari-hari
1) Pola Istirahat /Tidur
Waktu tidur yang dialami pasien pada saat sebelum sakit
dan dilakukan di rumah, waktu tidur yang diperlukan oleh pasien
untuk dapat tidur selama di rumah sakit. Waktu yang diperlukan
untuk mencapai dari suatu proses NREM ke posisi yang rileks,
waktu bangun dapat dikaji pada saat pasien sebelum sakit dan
pada saat pasien sudah di rumah sakit. Apa saja masalah-masalah
tidur yang dialami oleh pasien pada saat sebelum sakit dan pada
saat sudah masuk di rumah sakit. Hal-hal yang dapat membuat
pasien mudah untuk dapat tidur secara nyenyak. Hal-hal yang
menyangkut masalah tidur yang menyebabkan pasien secara
mudah terbangun (Nursalam. 2011).
2) Pola Eliminasi
Berapa kali BAK dalam sehari, adakah kelainan, berapa
banyak, dibantu atau secara mandiri. Kerutinan dalam eliminasi
alvi setiap harinya, bagaimanakah bentuk dari BAB pasien (encer,
keras, atau lunak). Kesulitan-kesulitan yang biasanya terjadi pada
pasien yang kebutuhan nutrisinya kurang, usaha pasien untuk
mengatasi masalah yang terjadi pada pola eliminasi.
3) Pola Makan dan Minum
Seberapa besar pasien mengkonsumsi makanan dan apa
saja makanan yang di konsumsi. Rentang waktu yang diperlukan
pasien untuk dapat mengkonsumsi makanan yang di berikan.
Berapakah jumlah dan apa sajakah cairan yang bisa dikonsumsi
oleh pasien yang setiap harinya di rumah maupun dirumah sakit.
Waktu yang di butuhkan pasien untuk mendapatkan asupan
cairan. Masalah-masalah yang dialami pasien saat akan ataupun
setelah mengkonsumsi makanan maupun minuman.
4) Keberisihan Diri
Kebiasaan pasien dalam pemeliharaan badan setiap harinya mulai
dari mandi, keramas, membersihkan kuku dan lain-lain. Rutinitas
membersihkan gigi, berapa kali pasien menggosok gigi dalam
sehari. Kegiatan yang biasa dilakukan oleh pasien dalam
pemeliharaan badan.

2. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
Kesadaran: composmentis, apatis, delirium, somnolen, stupor dan
koma.

b. Tanda-tanda Vital
Ukuran dari beberapa criteria mulai dari tekanan darah, nadi,
respirasi, dan suhu.
c. Pemeriksaan Kepala
Pada kepala yang dapat kita lihat adalah bentuk kepala,
kesimetrisan, penyebaran rambut, adakah lesi, warna, keadaan rambut.
d. Pemeriksaan Wajah
Inspeksi : adakah sianosis, bentuk dan struktur wajah
e. Pemeriksaan Mata
Pada pemeriksaan mata yang dapat dikaji adalah kelengkapan dan
kesimetrisan.
f. Pemeriksaan Hidung
Bagaimana kebersihan hidung, apakah ada pernafasan cuping
hidung, keadaan membrane mukosa dari hidung.
g. Pemeriksaan Telinga
Inspeksi: Keadaan telinga, adakah serumen, adakah lesi infeksi yang
akut atau kronis.
h. Pemeriksaan Leher
Inspeksi: adakah kelainan pada kulit leher.
Palpasi: palapasi trachea, posisi trachea (miring, lurus, atau bengkok),
adakah pembesaran kelenjar tiroid, adakah pembendungan vena
jugularis.
i. Pemeriksaan Integumen
Bagaimanakah keadaan turgor kulit, adakah lesi, kelainan pada
kulit, tekstur, warna kulit.
j. Pemeriksaan Thorax
Inspeksi dada, bagaimana bentuk dada, bunyi normal
k. Pemeriksaan Jantung
Inspeksi dan Palpasi: mendeteksi letak jantung, apakah ada
pembesaran jantung.
Perkusi : mendiagnosa batas-batas diafragma dan abdomen.
Auskultasi : bunyi jantung I dan II.
l. Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi: bagaimana bentuk abdomen (simetris, adakah luka, apakah
ada pembesaran abdomen).
Auskultasi: mendengarkan suara peristaltic usus 5-35 dalam 1 menit
Perkusi: apakah ada kelainan pada suara abdomen, hati (pekak),
lambung (timpani).
Palpasi: adanya nyeri tekanan atau nyeri lepas saat dilakukan palpasi.
m. Pemeriksaan Genetalia
Inspeksi: keadaan rambut pubis, kebersihan vagina atau penis, warna
dari kulit disekitar genetalia.
Palpasi: adakah benjolan, adakah nyeri saat di palpasi.
n. Pemeriksaan Anus
Lubang anus, peripelium, dan kelainan pada anus.
o. Pemeriksaan Muskuloskeletal
Kesimetrisan otot, pemeriksaan abdomen, kekuatan otot, kelainan
pada anus.

3. Diagnosa yang mungkin timbul


a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan asupan diet kurang.
b. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan mual dan muntah.
c. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan gangguan absorbsi.
4. NCP (Nursing Care Planning)

No Diagnosa Intervensi Rasional


. Keperawatan
1. Ketidakseimbangan 1. Tingkatkan 1. Cara khusus untuk
nutrisi kurang dari intake makanan. meningkatkan
kebutuhan tubuh 2. Jaga kebersihan nafsu makan.
berhubungan mulut pasien. 2. Mulut yang bersih
dengan asupan diet 3. Beri makanan meningkatkan
kurang. yang mudah nafsu makan.
dicerna dan 3. Meningkatkan
dalam keadaan selera makan
hangat. pasien.
4. Selingi makan 4. Memudahkan
dengan minum. masuknya
5. Pantau hasil makanan.
laboratrium. 5. Memantau status
nutrisi pasien.
2. Ketidakseimbangan 1. Lakukan 1. Informasi dasar
nutrisi lebih dari pengkajian pola untuk perencanaan
kebutuhan tubuh makan pasien. awal dan validasi
berhubungan 2. Diskusikan data.
dengan gangguan motivasi untuk 2. Membantu
perilaku makan. menurunkan memecahkan
berat badan. masalah.
3. Kolaborasi 3. Menentukan
dengan ahli makanan yang
gizi. sesuai dengan
4. Berikan pasien.
informasi 4. Memberikan
tentang program informasi dan
diet yang benar. mengurangi
komplikasi.

5. Implementasi
Pada tahap ini dilakukan pelaksanaan dari perencanaan
keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan untuk memenuhi
kebutuhan pasien secara optimal. Pelaksanaan adalah pengelolaan dan
perwujudan dari rencana yang telah disusun pada tahap perencanaan.
6. Evaluasi
Evaluasi bertujuan untuk mengetahui apaakah tujuan yang
direncanakan berhasil tidak dan untuk menentukan pengkajian ulang.
DAFTAR PUSTAKA

Andina, Yuni. (2017). Kebutuhan Dasar Manusia Teori dan Aplikasi dalam

Praktik Keperawatan Profesional. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Achmad S. (2010). Ilmu GiziUntuk Mahasiswa & Profesi .Jakarta: Dian Rakyat.

Alimuh H. (2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi, Konsep,

dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Hidayat, Uliyah. (2015). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba

Medika.

Nursalam. (2011). Peran dan Dokumentasi Keperawatan, Konsep dan Praktik.

Jakarta: Salemba Medika.

Proverawati, Kusumawati. (2011). Ilmu Gizi untuk keperawatan &


Gizi

kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.

Wartonah, Tarwoto. (2010). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses


Keperawatan.

Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai