Anda di halaman 1dari 11

A.

KONSEP DASAR

1. Definisi
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang

dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi. Berat lahir adalah berat lahir

yang ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir (Masruroh, 2016).

World Health Organization (WHO) semua bayi baru lahir yang berat

badan lahir kurang atau sama dengan 2500 gram di sebut Low Birth Weight

Infant (Bayi Berat Lahir Rendah/BBLR) karena morbiditas dan mortalitas

neonatus tidak hanya bergantung pada berat badannya tetapi juga pada tingkat

kematangan (maturitas) bayi tersebut. Defenisis WHO tersebut dapat disimpulkan

secara ringkas bahwa berat badan lahir rendah adalah bayi yang lahir dengan

berat badan kurang atau sama dengan 2500 gram (Pantiawati, 2010).

Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang berat

badannya kurang dari 2500 gram (Prawirohardjo, 2010). BBLR adalah

bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa

gastasi berat lahir yaitu bayi yang di timbang dalam 1 jam setelah bayi

lahir (Hanifah, 2010) . Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan

bahwa bayi berat lahir rendah adalah bayi baru lahir yang berat badannya

kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasinya.

2. Etiologi
Menurut Huda dan Hardhi, (2013) penyebab kelahiran bayi berat badan
lahir rendah yaitu :

A Prematur Murni
Premature Murni adalah neonates dengan usia kehamilan kurang
dari 37 minggu dan mempunyai berat badan yang sesuai dengan
masa kehamilan atau disebut juga neonates preterm atau BBLR.
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya persalinan premature
atau BBLR adalah:
.a Faktor ibu :
a) Riwayat kelahiran premature sebelumnya.
b) Umur kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun.
c) Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat.
d) Penyakit ibu:HT, jantung, gangguan pembuluh darah
(perokok ).
e) Primigravidarum: ibu yang pertama kali hamil 6) Usia
ibu < 20 tahun.
B Faktor kehamilan
.a Faktor janin
Seperti cacat bawaan,infeksi dalam rahim dan kehamilan
ganda, anomaly congenital.
.b Faktor kebiasaan : pekerjaan yang melelahkan.
3. Manifestasi klinik
Menurut Huda dan Hardhi, (2013), tanda dan gejala dari bayi berat badan
lahir rendah adalah:
A Sebelum bayi lahir
.a Pada anamnesa sering dijumpai adanya riwayat abortus,
partus prematurus, dan lahir mati.
.b Pembesaran uterus tidak sesuai tuanya kehamilan.
.c Pergerakan janin pertama terjadi lebih lambat, gerakan janin
lebih lambat walaupun kehamilannya sudah agak lanjut
.d Pertambahan berat badan ibu lambat dan tidak sesuai
menurut seharusnya. Sering dijumpai kehamilan dengan
oligradramnion gravidarum atau perdarahan anterpartum.
B. Setelah bayi lahir
a. Bayi dengan retadasi pertumbuhan intra uterin
b. Bayi premature yang lahir sebelum kehamilan 37 minggu
c. Bayi small for date sama dengan bayi retardasi
pertumbuhan intrauterine.
d. Bayi premature kurang sempurna pertumbuhan alat-alat
dalam tubuhnya.
a Selain itu ada gambaran klinis BBLR secara umum
adalah Berat kurang dari 2500 gram.
b Panjang kurang dari 45 cm.
c Lingkar dada kurang dari 30 cm.
d Lingkar kepala kurang dari 33 cm.
e Umur kehamilan kurang dari 37 minggu.
f Kepala lebih besar.
g Kulit tipis, transparan, rambut lanugo banyak, lemak
kurang.
h Otot hipotonik lemah.
i Pernapasan tak teratur dapat terjadi apnea.
j Eksremitas : paha abduksi, sendi lutut / kaki fleksi-lurus.
k Kepala tidak mampu tegak.
l Pernapasan 40 – 50 kali / menit.
m Nadi 100 – 140 kali / menit.

4. Patofisiologi
Secara umum bayi BBLR ini berhubungan dengan usia
kehamilan yang belum cukup bulan (premature) disamping itu juga
disebabkan dismaturitas. Artinya bayi lahir cukup bulan (usia
kehamilan 38 minggu),tapi berat badan (BB) lahirnya lebih kecil
ketimbang masa kehamilanya,yaitu tidak mencapai 2500 gram.
Biasanya hal ini terjadi karena adanya gangguan pertumbuhan bayi
sewaktu dalam kandungan yang disebabkan oleh penyakit ibu
seperti adanya kelainan plasenta, infeksi, hipertensi dan keadaan-
keadaan lain yang menyebabkan suplai makanan ke bayi jadi
berkurang. Gizi yang baik diperlukan seorang ibu hamil agar
pertumbuhan janin tidak mengalami hambatan,dan selanjutnya
akan melahirkan bayi dengan berat normal. Dengan kondisi
kesehatan yang baik, system reproduksi normal,tidak menderita
sakit, dan tidak ada gangguan gizi pada masa pra hamil maupun
saat hamil, ibu akan melahirkan bayi lebih besar dan lebih sehat
daripada ibu dengan kondisi kehamilan yang sebaliknya. Ibu
dengan kondisi kurang gizi kronis pada masa hamil sering
melahirkan bayi BBLR,vitalitas yang rendah dan kematian yang
tinggi,terlebih lagi bila ibu menderita anemia.Anemia dapat
didefinisikan sebagai kondisi dengan kadar HB berada di bawah
normal. Anemia defisiensi besi merupakan salah satu gangguan
yang paling sering terjadi selama masa kehamilan. Ibu hamil
umumnya mengalami deplesi besi sehingga hanya memberi sedikit
besi kepada janin yang dibutuhkan untuk metabolisme besi yang
normal. Selanjutnya mereka akan menjadi anemia pada saat kadar
hemoglobin ibu turun sampai di bawah 11 gr/dl selama trimester
III. Kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan atau
hambatan pada pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel otak.
Anemia gizi dapat mengakibatkan kematian janin didalam
kandungan,abortus,cacat bawaan,BBLR,anemia pada bayi yang
dilahirkan, hal ini menyebabkan morbiditas dan mortalitas ibu dan
kematian perinatal secara bermakna lebih tinggi. Pada ibu hamil
yang menderita anemia berat dapat meningkatkan resiko
morbiditas maupun mortalitas ibu dan bayi, kemungkinan
melahirkan bayi BBLR dan premature juga lebih besar.

6. Komplikasi
Menurut Mitayani (2013) Komplikasi yang dapat timbul
pada bayi berat badan lahir rendah adalah sebagai berikut :
a Sindrom aspirasi mekonium (menyebabkan kesulitan
bernapas pada bayi)
b Hipoglikemi simptomatik,terutama pada laki-laki
c Penyakit membrane hialin : disebabkan karena
surfaktan paru belum sempurna/cukup,sehingga alveoli
kolaps. Sesudah bayi mengadakan

inspirasi,tidak tertinggal udara residu dalam alveoli,sehingga selalu


dibutuhkan tenaga negatif yang tinggi untuk pernapasan berikutnya

a Aspiksia neonatrum
b Hiperbilirubinnemia : Bayi dismatur sering mendapatkan
hiperbilirubinemia,hal ini mungkin disebabkan karena
ganguan pertumbuhan hati
c Angka kejadian
a) Amerika serikat : prematur murni (7,1% orang kulit putih
dan 17,9 orang kulit berwarna) dan BBLR (6-16 %)
b) RSCM pada tahun 1986 sebesar 24% angka kematian
perinatal dan 73% disebabkan BBLR

7. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang menurut Arief, (2008) adalah sebagai
berikut:
a. Pemeriksaan glucose darah terhadap hipoglikemia
b. Pemantauan gas darah sesuai kebutuhan
c. Titer Torch sesuai indikasi
d. Pemeriksaan kromosom sesuai indikasi
e. Pemantauan elektrolit
f. Pemeriksaan sinar X sesuai kebutuhan ( missal : foto thorax )

8. Penatalaksanaan BBLR

Perawatan pada bayi dengan berat badan lahir rendah menurut Nurafif
& Hardi (2016)

a Pengaturan suhu
`Untuk mencegah hipotermi,diperlukan lingkungan yang cukup
hangat dan istirahat kosumsi O2 yang cukup.bila dirawat dalam
inkubator maka suhunya untuk bayi dengan BB 2 kg adalah 35
dan untuk bayi dengan BB 2-2,5 kg adalah 34 . Bila tidak ada
inkubator,pemanasan dapat dilakukan dengan membungkus
bayi dan meletakkan botol-botol hanyat yang dibungkus
dengan handuk atau lampu petromak didekat tidur bayi.bayi
dalam inkubator hanya dipakaikan popok untuk memudahkan
pengawasan mengenai keadaan umum,warna
kulit,pernafasan,kejang dan sebagainya sehingga penyakit
dapat dikenali sedini mungkin
b Pengaturan makanan/nutrisi
Prinsip utama pemberian makanan pada bayi prematur
adalah sedikit demi sedikit secara perlahan-lahan dan hati-
hati.pemberian makanan dini berupa glukosa,ASI atau PASI
mengurangi resiko hipoglikemia,dehidrasi atau
hiperbilirubinia.bayi yang daya isapnya baik dan tanpa sakit
berat dapat dicoba minum melalui mulut.umumnya bayi
dengan berat kurang dari 1500 gram memerlukan minum
pertama dengan pipa lambung karena belum adanya koordinasi
antara gerakan menghisap dengan menelan. Dianjurkan untuk
minum pertama sebanyak 1 ml larutan steril untuk bayi dengan
berat kurang dari 1000 gram,2-4 ml untuk bayi dengan berat
antara 1000-1500 gram dan 5-10 ml untuk bayi dengan berat
lebih dari 1500 gram. Apabila dengan pemberian makanan
pertama bayi tidak mengalami kesukaran,pemberian ASI/PASI
dapat dilanjutkan dalam waktu 12-48 jam.
a. Mencegah infeksi
Bayi premature mudah terserang infeksi.hal ini disebabkan
karena daya tubuh bayi terhadap infeks kurang antibody relatif
belum terbentuk dan daya fagositosis serta reaksi terhadap
peradangan belum baik.prosedur pencegahan infeksi adalah
sebagai berikut :
a) Mencuci tangan sampai ke siku dengan sabun dan air
mengalir selama 2 menit sebelum masuk keruangan
rawat bayi.
b) Mencuci tangan dengan zat anti septic/ sabun sebelum
dan sesudah memegang seorang bayi
c) Mengurangi kontaminasi pada makanan bayi dan
semua benda yang berhubungan dengan bayi
d) Membatasi jumlah bayi dalam satu ruangan
e) Melarang petugas yang menderita infeksi masuk ke
ruang bayi.

B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


1. Pengkajian

a. Biodata klien : nama,tempat lahir, jenis kelamin.


b. Orang tua : nama ayah/ibu, umur, agama, suku atau kebangsaan,
pendidikan dan alamat.
c. Riwayat kesehatan :
1) Riwayat antenatal :
a) Keadaan ibu selama hamil dengan anemia, HT,gizi
buruk,merokok, ketergantungan obat-obatan, DM, penyakit
kardiovaskuler dan paru.
b) Kehamilan dengan resiko persalinan preterm misalnya kelahiran
multiple, kelainan congenital.
c) Riwayat komplikasi persalinan juga mempunyai kaitan yang
sangat erat dengat permasalahan pada bayi baru lahir.
d) Kala I : perdarahan antepartumbaik solusio plasenta maupun
plasenta previa.
e) Kala II :persalinan dengan tindakan pembedahan, karena
pemakaian obat penenang (narkose) yang dapat menekan
system pusat pernafasan.
2) Riwayat post natal :
a) Apgar score bayi baru lahir 1 menit pertama dan 5 menit kedua

(0-3) , asfiksia berat (4-6), asfiksia sedang (7-10) asfiksia ringan.


b) Berat badan lahir : preterm atau BBLR < 2500 gram, untuk
aterm 2500 gram, LK kurang atau lebih dari normal (34-36)
c) Pola nutrisi yang perlu dikaji pada bayi dengan BBLR gangguan
absorbsi gastrointestinal, muntah, aspirasi, kelemahan
menghisap sehingga perlu diberikan cairan parenteral atau
personde sesuai dengan kondisi bayi untuk mencukupi
kebutuhan elektrolit, cairan, kalori dan juga untuk mengoreksi
dehidrasi, asidosis metabolik, hipoglikemi disamping untuk
pemberian obat intravena.
d) Pola eliminasi yang perlu dikaji pada neonates adalah BAB :

frekuensi,jumlah,konsisten. BAK : frekuensi dan jumlah.


e) Latar belakang sosial budaya kebudayaan yang berpengaruh
terhadap BBLR kebiasaan ibu merokok, obat-obatan jenis
psikotropika, kebiasaan ibu mengkonsumsi minuman
beralkohol, dan kebiasaan ibu melakukan diet ketat atau
pantangan makanan tertentu.
f) Hubungan psikologis. sebaiknya segera setelah bayi baru alhir
dilakukan rawat gabung dengan ibu jika kondisi bayi
memungkinkan.
g) Keadaan umum : pada neonates dengan BBLR keadaannya
lemah dan hanya merintih.kesadaran neonates dapat dilihat dari
responnya terhadap rangsangan. Adanya BB yang stabil,
panjang badan sesuai dengan usianya tidak ada pembesaran
lingkar kepala dapat menunjukan kondisi neonatos yang baik.
h) Tanda-tanda vital : neonates post asfiksia berat kondisi akan
baik apabila penanganan asfiksia benar, tepat dan cepat. Suhu
normal pada tubuh bayi n (36 C-37,5C), nadi normal antara
(120-140 x/m), untuk respirasi normal pada bayi (40-60 x/m),
sering pada bayi post asfiksia berat respirasi sering tidak teratur.
i) Kulit : warna kulit tubuh merah, sedangkan ekstremitas
berwarna biru, pada bayi preterm terdapat lanugo dan verniks.
j) Kepala : kemungkinan ditemukan caput succedaneum atau
cephal haematom, ubun-ubun besar cekung atau cembung
kemungkinan adanya peningkatan tekanan intrakranial.
k) Mata : warna conjungtiva anemis atau tidak anemis, tidak ada
bleeding conjungtiva, warna sklera tidak kuning, pupil
menunjukan refleksi terhadap cahaya.
l) Hidung : terdapat pernafasan cuping hidung dan terdapat
penumpukan lender.
m)Mulut : bibir berwarna pucat ataupun merah, ada lendir atau
tidak.

n) Telinga : perhatiakan kebersihannya dan adanya kelainan.


o) Leher : perhatikan keberhasilannya karena leher neonates
pendek.
p) Thorak : bentuk simetris,terdapat tarikan intercostals,perhatikan
suara wheezing dan ronchi,frekwensi bunyi jantung lebih dari
100 x/m.
q) Abdomen : bentuk silindris,hepar bayi terletak 1-2 cm dibawah
ascus costae pada garis papilla mamae, lien tidak teraba, perut
buncit berarti adanya asites atau tumor, perut cekung adanya
hernia diafragma,bising usus timbul 1-2 jam setelah masa
kelahiran bayi, sering terdapat retensi karena GI tract belum
sempurna.
r) Umbilicus : tali pusat layu, perhatikan ada perdarahan atau tidak
adanya tanda-tanda infeksi pada tali pusat.
s) Genetalia : pada neonates aterm testis harus turun, lihat adakah
kelainan letak muara uretra pada neonates laki-laki, neonates
perempuan lihat labia mayir dan labia minor, adanya sekresi
mucus keputihan, kadang perdarahan.
t) Anus : perhatikan adanya darah dalam tinja,frekwensi buang air
besar serta warna dari feces.
u) Ekstremitas : warna biru,gerakan lemah, akral dingin, perhatikan
adanya patah tulang atau adanya kelumpuhan syraf atau keadaan
jari-jari tangan serta jumlahnya.
v) Reflex : pada neonates preterm post asfiksia berat rflek moro
dan sucking lemah. Reflek moro dapat memberi keterangan
mengenai keadaan susunan syaraf pusat atau adanya patah
tulang.

d. Diagnosa keperawatan
Diagnosa yang bisa ditegakkan oleh seorang perawat pada bayi dengan

BBLR yaitu:

1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh


berhubungan dengan reflek menghisap dan menelan yang belum
sempurna Tujuan : Kebutuhan nutrisi kurang dapat terpenuhi kriteria
hasil : Turgor kulit membaik, BAB dan BAK lancer
Intervensi :
1. Observasi intake dan output setiap hari

Rasional : Mengidentifikasi keseimbangan antara perkiraan


pemasukan dan kebutuhan nutrisi

2. Monitor berat badan setiap hari

Rasional : membantu dalam memantau keefektifan aturan


terapeutik

3. Kolaborasi pemberian infus

Rasional : ketentuan dukungan nutrisi didasarkan pada perkiraan


kebutuhan bayi.

e. Implementasi Keperawatan

Pelaksanaan tindakan keperawatan yang diberikan sesuai dengan


rencana tindakan yang telah disusun, dimana tindakan keperawatan memenuhi
klien sehingga tujuan keperawatan dapat tercapai dengan baik. Hal ini
terlaksana karena adanya kerjasama yang baik dan partisipasi klien, keluarga
dan keperawatan suatu tim medis lainnya.

f.Evaluasi

Evaluasi adalah tahap terakhir proses keperawatan dengan cara menilai


sejauh mana dari rencana keperawatan tercapai atau tidak.(Hidayat,2011)
tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemapuan klien dalam mencapai
tujuan.hal ini dapat dilaksanakan dengan mengadakan hubungan dengan klien
berdasarkan respon klien terhadap tindakan keperawatan yang diberikan
sehingga perawat dapat mengambil keputusan
a. Mengakhiri tindakan keperawatan (klien telah mencapai tujuan yang
ditetapkan)

b. Memodifikasi rencana tindakan keperawatan (klien memerlukan waktu


yang lebih lama untuk mencapai tujuan)
DAFTAR PUSTAKA

Arief, Nurhaeni. 2008. Panduan Lengkap Kehamilan dan Kelahiran Sehat.


Yogyakarta : AR Group.

Hanifah, 2010. Perawatan Pediatic. Jakarta : TUSCA

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). 2004. Bayi Berat Lahir Rendah. Dalam :
Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak. Edisi I. Jakarta.

Mitayani. 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: Salemba Medika.

Nurarif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma. 2013. Aplikasi NANDA NIC NOC.
Yogyakarta : Media Action Publishing.

Prawirohardjo, 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka

Proverawati, 2010. Berat Badan Lahir Rendah. Yogyakarta : Muha Medika

Anda mungkin juga menyukai