Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)

Disusun Oleh:

DELA MEILIA

433811490122014

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI KESEHATAN HORIZON KARAWANG
Jl. Pangkal Perjuangan KM. 1 By Pass Karawang Barat
Telp. (0267) 412480, Fax: (0267) 410842
2022
1. PENGERTIAN
Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan kurang dari
2500 gram pada waktu lahir. (Amru sofian,2012)
Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru alhir yang berat
badannya 2500 gram atau lebih rendah. Dalam definisi ini tidak termasuk bayi-
bayi dengan berat badan kurang dari 1000 gram. (Nugroho Iman santosa)
Bayi berat badan lahir rendah ialah bayi baru lahir yang berat badannya
saat lahir kurang dari 2500 gram (WHO). Berat badan lahir rendah adalah bayi
dengan berat badan kurang dari 2500 gram pada waktu lahir.
Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir
dengan berat badan kurang dari 2500gram tanpa memperhatikan usia gestasi.
(Wong,2009)
BBLR merupakan bayi (neonates) yang lahir dengan memiliki berat badan
kurang dari 2500 gram atau sampai dengan 2499 gram. (Hidayah,2005)
2. KLASIFIKASI BBLR
Berkaitan dengan penanganan dan harapan hidupnya bayi berat lahir
rendah dibedakan dalam beberapa macam (Abdul Bari saifuddin,2001) :
1. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), berat lahir 1500 gram-2500 gram.
2. Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR),berat alhir kurang dari 1500 gram.
3. Bayi Berta Lahir Ekstrem Rendah (BBLER) berat lahir kurang dari 1000
gram.
Ada dua macam BBLR yaitu :
1. Prematuritas murni atau bayi yang kurang bulan (KB/SMK) : bayi yang
dilahirkan dengan umur kurang dari 37 minggu dengan berat badan sesuai.
2. Dismaturitas : bayi .lahir dengan berat badan kurang dari seharusnya untuk
masa gestasi itu.
3. ETIOLOGI
Menurut huda dan Hardhi dalam NANDA NIC-NOC (2013). Penyebab
kelahiran bayi berat badan lahir rendah,yaitu :
1.      Prematur Murni
Premature Murni adalah neonates dengan usia kehamilan kurang dari 37
minggu dan mempunyai berat badan yang sesuai dengan masa kehamilan
atau disebut juga neonates preterm atau BBLR. Faktor-faktor yang
mempengaruhi terjadinya persalinan premature atau BBLR adalah :
a. Faktor ibu :
    Riwayat kelahiran premature sebelumnya.
    Umur kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun.
    Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat.
    Penyakit ibu : HT, jantung, gangguan pembuluh darah
(perokok).
    Primigravidarum.
    Usia ibu < 20 tahun.
b. Faktor kehamilan
c. Faktor janin
Seperti cacat bawaan,infeksi dalam rahim dan kehamilan ganda,
anomaly congenital.
d. Faktor kebiasaan : pekerjaan yang melelahkan.
Karakteristik yang dapat ditemukan pada Premature Murni adalah :
 LK <33 cm, LD < 30 cm.
 Gerakan otot bmasih hipotonis.
 Umur kehamilan <37 minggu.
 Kepala lebih besar dari badan dan memiliki rambut tipis dan
halus.
 Pernapasan belum normal dan sering terserang apnea.
 Kulit tipis, lanugo banyak terutama pada bagian dahi dan pelipis
lengan.
 Genetelia belum sempurna, pada wanita labia minora belum
tertutup oleh labia mayora, pada laki-laki testis belum turun.
 Reflek menelan dan reflek batuk masih lemah.

2.      Dismature
Dismatur (IUGR) adalah bayi baru lahir dengan berat badan kurang
dari berat badan seharusnya untuk masa kehamilan dikarenakan
mengalami gangguan pertumbuhan dalam kandungan. Menurut Renfield
(1975) IUGR dibedakan menjadi dua yaitu :
a. Proportionate IUGR
Janin yang menderita distress yang lama dimana gangguan
pertumbuhan terjadi berminggu-minggu.
b. Disporpotionate IUGR
Terjadi karena distress subakut gangguan terjadi beberapa minggu
sampai beberapa hari sampai janin lahir. Factor-faktor yang
mempengaruhi BBLR pada dismatur adalah:
 Faktor ibu (HT,GGK,perokok,DM,toksemia, dan hipoksia ibu)
 Faktor utery dan plasenta (uterus bicornis,infark plasenta,insersi
tali pusat).
 Faktor janin (kelainan kromosom,gamelli,cacat bawaan, infeksi
dalam kandungan)
 Penyebab lain : keadaan sosial ekonomi yang rendah.
4. PATOFISIOLOGI (PATHWAY)
5. MANISFESTASI KLINIS
Menurut Huda dan Hardhi. (2013) tanda dan gejala dari bayi berat badan
rendah adalah :
a. Sebelum lahir
 Pembesaran uterus tidak sesuai dengan usia kehamilan.
 Pergerakan janin lebih lambat.
 Pertambahan berat badan ibu lambat dan tidak sesuai yang seharusnya.
b. Setelah bayi lahir
 Bayi dengan retadasi pertumbuhan intra uterin.
 Bayi premature yang alhir sebelum kehamilan 37 minggu.
 Bayi small for date sama dengan bayi retradasi pertumbuhan intra
uterine.
 Bayi premature kurang sempurna pertumbuhan alat-alat dalam
tubuhnya.
Selain itu ada gambaran klinis BBLR secara umum adalah :
1.  Berat badan dari 2500 gram.
2.  Panjang kurang dari 45 cm.
3.  LD < 30 cm.
4.  LK < 33 cm.
5.  Umur kehamilan < 37 minggu
6.  Kulit tipis, transparan, rambut lanugo banyak, lemak kurang.
7.  Otot hipotonik lemah.
8.  Pernapasan tidak teratur dapat terjadi apnea.
9.  Ekstremitas : paha abduks, sendi lutut atau kaki fleksi-lurus.

6. KOMPLIKASI BBLR
Ada beberapa hal yang dapat terjadi apabila BBLR tidak ditangani secepatnya
menurut Mitayanti, 2009 yaitu :
1. Sindrom aspirasi mekonium (menyababkan kesulitan bernapas pada bayi).
2. Hipoglikemia simtomatik.
3. Penyakit membrane hialin disebabkan karena surfaktan paru belum
sempurna,sehingga alveoli kolaps. Sesudah bayi mengadakan inspirasi,
tidak tertinggal udara residu dalam alveoli, sehingga selalu dibutuhkan
tenaga negative yang tinggi untuk yang berikutnya.
4. Asfiksia neonetorom.
5. Hiperbulirubinemia.

7. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1.   Pemeriksaan glucose darah terhadap hipoglikemia.
2.   Pemantauan gas darah sesuai kebutuhan.
3.   Titer torch sesuai indikasi.
4.   Pemeriksaan kromosom sesuai indikasi.
5.   Pemantauan elektrolit.
6.   Pemeriksaan sinar X sesuai kebutuhan (mis : fhoto thorak)

8. PENATALAKSANAAN BBLR
a. Penanganan bayi.
Semakin kecil bayi dan semakin premature bayi. Maka semakin besar
perawatan yang diperlukan, karena kemungkinan terjadi serangan sianosis
lebih besar. Semua perawatan bayi harus dilakukan didalam incubator.
b. Pelestarian suhu tubuh.
Untuk mencegah hipotermi diperlukan lingkungan yang cukup hangat
dan istirahat konsumsi O2 yang cukup. Bila dirawat dalam incubator maka
suhunya untuk bayi dengan BB 2 kg adalah 35C dan untuk bayi dengan BB
2-2,5 kg adalah 34c. bila tidak ada incubator hanya dipakai popok untuk
memudahkan pengawasan mengenai keadaan umum, warna
kulit,pernafasan, kejang dan sebagainyasehingga penyakit dapat dikenali
sedini mungkin.
c. Inkubator
Prosedur perawatan dapat dilakukan melalui jendela atau lengan baju.
Sebelum memasukan bayi kedalam incubator. Incubator terlebih dahulu
dihangatkan sampai sekitar 29,4 C untuk bayi dengan BB 1,7 kg dan 32,20
C untuk bayi yang lebih kecil.
d. Pemberian oksigen
Konsentrasi O2 diberikan sekitar 30-35% dengan menggunakan head
box.
e. Pencegahan infeksi
Prosedur pencegahan infeksi adalah sebagai berikut :
 Mencuci tangan samoai kesiku dengan sabun dan air mengalir selama
2 menit.
 Mencuci tangan dengan zat antiseptic sebelum dan sesudah
memegang bayi.Pemberian makanan.
f. Pemberian makanan sedini mungkin sangat dianjurkan untuk membantu
terjadinya hipoglikemi dan hiperbilirubin. ASI merupakan pilihan utama,
dianjurkan untuk minum pertama sebanyak 1 mllarutan glucose 5% yang
steril untuk bayi dengan berat badan kurang dari 1000 gram.

9. Rencana Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
a.   Biodata klien : nama,tempat lahir, jenis kelamin.
b.  Orang tua : nama ayah/ibu, umur, agama, suku atau
kebangsaan, pendidikan dan alamat.
c.  Riwayat kesehatan :
1) Riwayat antenatal :
Keadaan ibu selama hamil dengan anemia, HT,gizi
buruk,merokok, ktergantungan obat-obatan,DM, penyakit
kardiovaskuler dan paru.
2) Kehamilan dengan resiko persalinan preterm misalnya kelahiran
multiple,kelainan congenital.
3) Riwayat komplikasi persalinan juga mempunyai kaitan yang
sangat erat dengat permasalahan pada bayi baru lahir.
4) Kala I : perdarahan antepartumbaik solusio plasenta maupun
plasenta previa.
5) Kala II :persalinan dengan tindakan pembedahan, karena
pemakaian obat penenang (narkose) yang dapat menekan
system pusat pernafasan.
2. Riwayat post natal :
a. Apgar score bayi baru lahir 1 menit pertama dan 5 menit kedua (0-
3), asfiksia berat (4-6), asfiksia sedang (7-10) asfiksia ringan.
b. Berat badan lahir : preterm atau BBLR < 2500 gram, untuk aterm
2500 gram, LK kurang atau lebih dari normal (34-36)
c. Pola nutrisi yang perlu dikaji pada bayi dengan BBLR gangguan
absorbsi gastrointestinal, muntah, aspirasi, kelemahan menghisap
sehingga perlu diberikan cairan parenteral atau personde sesuai
dengan kondisi bayi untuk mencukupi kebutuhan elektrolit, cairan,
kalori dan juga untuk mengoreksi dehidrasi, asidosis metabolik,
hipoglikemi disamping untuk pemberian obat intravena.
d. Pola eliminasi yang perlu dikaji pada neonates adalah BAB :
frekuensi,jumlah,konsisten. BAK : frekuensi dan jumlah.
e. Latar belakang sosial budaya kebudayaan yang berpengaruh
terhadap BBLR kebiasaan ibu merokok, obat-obatan jenis
psikotropika, kebiasaan ibu mengkonsumsi minuman beralkohol,
dan kebiasaan ibu melakukan diet ketat atau pantangan makanan
tertentu.
f. Hubungan psikologis .sebaiknya segera setelah bayi baru alhir
dilakukan rawat gabung dengan ibu jika kondisi bayi
memungkinkan.
g. Keadaan umum : pada neonates dengan BBLR keadaannya lemah
dan hanya merintih.kesadaran neonates dapat dilihat dari
responnya terhadap rangsangan. Adanya BB yang stabil, panjang
badan sesuai dengan usianya tidak ada pembesaran lingkar kepala
dapat menunjukan kondisi neonatos yang baik.
h. Tanda-tanda vital : neonates post asfiksia berat kondisi akan baik
apabila penanganan asfiksia benar, tepat dan cepat. Suhu normal
pada tubuh bayi n (36 C-37,5C), nadi normal antara (120-140 x/m),
untuk respirasi normal pada bayi (40-60 x/m), sering pada bayi
post asfiksia berat respirasi sering tidak teratur.
i. Kulit : warna kulit tubuh merah, sedangkan ekstremitas berwarna
biru, pada bayi preterm terdapat lanugo dan verniks.
j. Kepala : kemungkinan ditemukan caput succedaneum atau cephal
haematom, ubun-ubun besar cekung atau cembung kemungkinan
adanya peningkatan tekanan intrakranial.
k. Mata : warna conjungtiva anemis atau tidak anemis, tidak ada
bleeding conjungtiva, warna sklera tidak kuning, pupil menunjukan
refleksi terhadap cahaya.
l. Hidung : terdapat pernafasan cuping hidung dan terdapat
penumpukan lender.
m. Mulut : bibir berwarna pucat ataupun merah, ada lendir atau tidak.
n. Telinga : perhatiakan kebersihannya dan adanya kelainan.
o. Leher : perhatikan keberhasilannya karena leher neonates pendek.
p. Thorak : bentuk simetris,terdapat tarikan intercostals,perhatikan
suara wheezing dan ronchi,frekwensi bunyi jantung lebih dari
100x/m.
q. Abdomen : bentuk silindris,hepar bayi terletak 1-2 cm dibawah
ascus costae pada garis papilla mamae, lien tidak teraba, perut
buncit berarti adanya asites atau tumor, perut cekung adanya hernia
diafragma,bising usus timbul 1-2 jam setelah masa kelahiran bayi,
sering terdapat retensi karena GI tract belum sempurna.
r. Umbilicus : tali pusat layu, perhatikan ada perdarahan atau tidak
adanya tanda-tanda infeksi pada tali pusat.
s. Genetalia : pada neonates aterm testis harus turun, lihat adakah
kelainan letak muara uretra pada neonates laki-laki, neonates
perempuan lihat labia mayir dan labia minor, adanya sekresi mucus
keputihan, kadang perdarahan.
t. Anus : perhatikan adanya darah dalam tinja,frekwensi buang air
besar serta warna dari feces.
u. Ekstremitas : warna biru,gerakan lemah, akral dingin, perhatikan
adanya patah tulang atau adanya kelumpuhan syraf atau keadaan
jari-jari tangan serta jumlahnya.
v. Reflex : pada neonates preterm post asfiksia berat rflek moro dan
sucking lemah. Reflek moro dapat memberi keterangan mengenai
keadaan susunan syaraf pusat atau adanya patah tulang.

10. Diagnosa Keperawatan


Diagnosa yang bisa ditegakkan oleh seorang perawat pada bayi dengan
BBLR yaitu:
1. Pola nafas yang tidak efektif yang berhubungan dengan imaturitas pusat
pernapasan, keterbatasan perkembangan otot penurunan otot atau
kelemahan, dan ketidakseimbangan metabolic
2. termoregulasi inefektif yang berhubungan dengan SSP imatur (pusat
regulasi residu, penurunan massa tubuh terhadap area permukaan,
penurunan lemak subkutan, ketidakmampuan merasakan dingin dan
berkeringat, cadangan metabolik buruk)
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan yang berhubungan dengan
penurunan simpanan nutrisi, imaturitas produksi enzim, otot abdominal
lemah, dan refleks lemah.
4. Resiko infeksi yang berhubungan dengan pertahanan imunologis yang
tidak efektif
5. Resiko kekurangan volume cairan yang berhubungan dengan usia dan
berat ekstrem, kehilangan cairan berlebihan (kulit tipis), kurang lapisan
lemak, ginjal imatur/ kegagalan mengonsentrasikan urine.
6. Resiko cedera akibat bervariasinya aliran darah otak, hipertensi atau
hipotensi sistemik, dan berkurangnya nutrient seluler (glukosa dan
oksigen) yang berhubungan dengan system sraf sentral dan respons stress
fisiologis imatur.
7. Nyeri yang berhubungan dengan prosedur, diagnosis dan tindakan.
8. Resiko gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang berhubungan
dengan kelahiran premature, lingkungan NICU tidak alamiah, perpisahan
dengan orang tua.
9. Resiko gangguan integritas kulit yang berhubungan dengan imobilitas,
kelembaban kulit.
11. Rencana Keperawatan

No Diagnosa Perawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi

1 Pola nafas tidak efektif Tujuan: 1. Letakkan bayi terlentang


berhubungan dengan dengan alas yang data, kepala
Kebutuhan O2 bayi
maturitas pusat lurus, dan leher sedikit
terpenuhi
pernafasan, keterbatasan tengadah/ekstensi dengan

perkembangan otot, Kriteria: meletakkan bantal atau selimut


diatas bahu bayi sehingga bahu
penurunan 1. Pernafasan normal 40-
terangkat 2-3 cm
energi/kelelahan, 60 kali permenit.
2. Bersihkan jalan nafas, mulut,
ketidakseimbangan 2. Pernafasan teratur.
hidung bila perlu.
metabolik. 3. Tidak cyanosis.
3. Observasi gejala kardinal dan
4. Wajah dan seluruh
tanda-tanda cyanosis tiap 4
tubuh Berwarna
jam
kemerahan (pink
4. Kolaborasi dengan team medis
variable).
dalam pemberian O2 dan
5. Gas darah normal
pemeriksaan kadar gas darah
      PH = 7,35 – 7,45
arteri
      PCO2 = 35 mm Hg

      PO2 = 50 – 90 mmHg     

2. Thermoregulasi tidak Tujuan 1. Letakkan bayi terlentang


efektif berhubungan diatas pemancar panas (infant
Tidak terjadi hipotermia
dengan kontrol suhu yang warmer)
imatur dan penurunan Kriteria 2. Singkirkan kain yang sudah

lemak tubuh subkutan. dipakai untuk mengeringkan


1. Suhu tubuh 36,5 –
tubuh, letakkan bayi diatas
37,5°C
tubuh, letakkan bayi diatas
2. Akral hangat
handuk / kain yang kering dan
3. Warna seluruh tubuh
hangat.
kemerahan
3. Observasi suhu bayi tiap 6
jam.
4. Kolaborasi dengan team
medis untuk pemberian Infus
Glukosa 5% bila ASI tidak
mungkin diberikan.

3. Gangguan kebutuhan Tujuan: Kebutuhan nutrisi 1. Lakukan observasi BAB dan 


nutrisi : kurang dari terpenuhi BAK jumlah dan frekuensi
kebutuhan tubuh serta konsistensi.
Kriteria
berhubungan dengan 2. Monitor turgor dan mukosa
ketidak mampuan 1. Bayi dapat minum mulut.
mencerna nutrisi karena pespeen / personde 3. Monitor intake dan out put.
imaturitas. dengan baik. 4. Beri ASI/PASI sesuai
2. Berat badan tidak turun kebutuhan.
lebih dari 10%. 5. Lakukan control berat badan
3. Retensi tidak ada. setiap hari.
6. Lakukan control berat badan
setiap hari.
4 Resiko infeksi Tujuan: 1. Lakukan teknik aseptik dan
berhubungan antiseptik dalam memberikan
Selama perawatan tidak
dengan pertahanan asuhan keperawatan
terjadi komplikasi (infeksi)
imunologis yang kurang. 2. Cuci tangan sebelum dan
Kriteria sesudah melakukan tindakan.
3. Pakai baju khusus/ short waktu
1. Tidak ada tanda-tanda
masuk ruang isolasi (kamar
infeksi.
bayi)
2. Tidak ada gangguan
4. Lakukan perawatan  tali pusat
fungsi tubuh.
dengan triple dye 2 kali sehari.

5. Jaga  kebersihan (badan,


pakaian) dan  lingkungan bayi.
6. Observasi tanda-tanda infeksi
dan gejala kardinal
7. Hindarkan bayi kontak dengan
sakit.
8. Kolaborasi dengan team medis
untuk pemberian antibiotik.

DAFTAR PUSTAKA

Anonymuous, 2015. http://www.pediatric.com/. Di akses Tanggal 10 April 2015.

Arizona Health Matters. 2015. Babies with Low Birth Weight.


http://www.arizonahealthmatters.org/modules.php?op=modload&name=NS-
Indicator&file=indicator&iid=17275074. Di akses Tanggal 10 April 2015.

Arief, Nurhaeni. 2008. Panduan Lengkap Kehamilan dan Kelahiran Sehat. Yogyakarta :
AR Group.

Betz, LC dan Sowden, LA. 2002. Keperawatan Pediatrik - Edisi 3. Jakarta : EGC.

Bobak, Irene M. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC.

Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Edisi 8. Jakarta :
EGC.

Doenges, E.Marilynn. 2012. Rencana Asuhan Keperawatan - Edisi 3. Jakarta : EGC.

Herdman, T. Heather. 2012. Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2012-


2014. Jakarta : EGC.

Mansjoer, Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid 1. Jakarta : EGC.

Maryunani, Anik. 2009. Ilmu Kesehatan Anak dalam Kebidanan. Jakarta : TIM.

Nurarif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma. 2013. Aplikasi NANDA NIC NOC.
Yogyakarta : Media Action Publishing.

Prawirohardjo, Sarwono. 2007. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal


dan Neonatal. Jakarta : Bina Pustaka

Wilkinson, Judith M. 2013. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai