1 Pengertian
Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram pada waktu
lahir (Amru sofian,2012).
Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru alhir yang berat badannya 2500 gram atau
lebih rendah. Dalam definisi ini tidak termasuk bayi-bayi dengan berat badan kurang dari 1000 gram.
(Nugroho Iman santosa)
Bayi berat badan lahir rendah ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500
gram (WHO). Berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram pada
waktu lahir. (Huda dan Hardhi, NANDA NIC-NOC, 2013).
Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir dengan berat badan kurang dari
2500 gram tanpa memperhatikan usia gestasi (Wong,2009).
BBLR merupakan bayi (neonates) yang lahir dengan memiliki berat badan kurang dari 2500 gram
atau sampai dengan 2499 gram. (Hidayah,2005).
Berkaitan dengan penanganan dan harapan hidupnya bayi berat lahir rendah dibedakan dalam
beberapa macam (Abdul Bari saifuddin,2001) :
1. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), berat lahir 1500 gram-2500 gram.
2. Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR),berat alhir kurang dari 1500 gram.
3. Bayi Berta Lahir Ekstrem Rendah (BBLER) berat lahir kurang dari 1000 gram.
1. Prematuritas murni atau bayi yang kurang bulan (KB/SMK) : bayi yang dilahirkan dengan umur
kurang dari 37 minggu dengan berat badan sesuai.
2. Dismaturitas : bayi .lahir dengan berat badan kurang dari seharusnya untuk masa gestasi itu.
2.3 Etiologi
Menurut huda dan Hardhi dalam NANDA NIC-NOC (2013). Penyebab kelahiran bayi berat
badan lahir rendah,yaitu :
1. Prematur Murni
Premature Murni adalah neonates dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu dan mempunyai berat
badan yang sesuai dengan masa kehamilan atau disebut juga neonates preterm atau BBLR. Faktor-faktor
yang mempengaruhi terjadinya persalinan premature atau BBLR adalah :
a. Faktor ibu :
· Primigravidarum.
b. Faktor kehamilan
c. Faktor janin
Seperti cacat bawaan,infeksi dalam rahim dan kehamilan ganda, anomaly congenital.
· Kepala lebih besar dari badan dan memiliki rambut tipis dan halus.
· Kulit tipis, lanugo banyak terutama pada bagian dahi dan pelipis lengan.
· Genetelia belum sempurna, pada wanita labia minora belum tertutup oleh labia mayora, pada laki-
laki testis belum turun.
2. Dismature
Dismatur(IUGR) adalah bayi baru lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk
masa kehamilan dikarenakan mengalami gangguan pertumbuhan dalam kandungan. Menurut Renfield
(1975) IUGR dibedakan menjadi dua yaitu :
a. Proportionate IUGR
Janin yang menderita distress yang lama dimana gangguan pertumbuhan terjadi berminggu-minggu.
b. Disporpotionate IUGR
Terjadi karena distress subakut gangguan terjadi beberapa minggu sampai beberapa hari sampai janin
lahir. Factor-faktor yang mempengaruhi BBLR pada dismatur adalah :
2.4 Patofisiologi (Pathway)
2.5 Manisfestasi Klinis
Menurut Huda dan Hardhi. (2013) tanda dan gejala dari bayi berat badan rendah adalah :
1. Sebelum lahir
· Pertambahan berat badan ibu lambat dan tidak sesuai yang seharusnya.
· Bayi small for date sama dengan bayi retradasi pertumbuhan intra uterine.
2.6 Komplikasi BBLR
Ada beberapa hal yang dapat terjadi apabila BBLR tidak ditangani secepatnya menurut Mitayanti, 2009
yaitu :
2. Hipoglikemia simtomatik.
3. Penyakit membrane hialin disebabkan karena surfaktan paru belum sempurna,sehingga alveoli
kolaps. Sesudah bayi mengadakan inspirasi, tidak tertinggal udara residu dalam alveoli, sehingga selalu
dibutuhkan tenaga negative yang tinggi untuk yang berikutnya.
4. Asfiksia neonetorom.
5. Hiperbulirubinemia.
2.7. Pemeriksaan Diagnostik
5. Pemantauan elektrolit.
2.8.Penatalaksanaan BBLR
1. Penanganan bayi.
Semakin kecil bayi dan semakin premature bayi. Maka semakin besar perawatan yang diperlukan,
karena kemungkinan terjadi serangan sianosis lebih besar. Semua perawatan bayi harus dilakukan
didalam incubator.
Untuk mencegah hipotermi diperlukan lingkungan yang cukup hangat dan istirahat konsumsi O2 yang
cukup. Bila dirawat dalam incubator maka suhunya untuk bayi dengan BB 2 kg adalah 35C dan untuk
bayi dengan BB 2-2,5 kg adalah 34c. bila tidak ada incubator hanya dipakai popok untuk memudahkan
pengawasan mengenai keadaan umum, warna kulit,pernafasan, kejang dan sebagainyasehingga
penyakit dapat dikenali sedini mungkin.
3. Inkubator
Prosedur perawatan dapat dilakukan melalui jendela atau lengan baju. Sebelum memasukan bayi
kedalam incubator. Incubator terlebih dahulu dihangatkan sampai sekitar 29,4 C untuk bayi dengan BB
1,7 kg dan 32,20 C untuk bayi yang lebih kecil.
4. Pemberian oksigen
5. Pencegahan infeksi
§ Mencuci tangan samoai kesiku dengan sabun dan air mengalir selama 2 menit.
§ Mencuci tangan dengan zat antiseptic sebelum dan sesudah memegang bayi.
6. Pemberian makanan.
Pemberian makanan sedini mungkin sangat dianjurkan untuk membantu terjadinya hipoglikemi dan
hiperbilirubin. ASI merupakan pilihan utama, dianjurkan untuk minum pertama sebanyak 1 mllarutan
glucose 5% yang steril untuk bayi dengan berat badan kurang dari 1000 gram.
2.9.1. Pengkajian
b. Orang tua : nama ayah/ibu, umur, agama, suku atau kebangsaan, pendidikan dan alamat.
c. Riwayat kesehatan :
1. Riwayat antenatal :
§ Keadaan ibu selama hamil dengan anemia, HT,gizi buruk,merokok, ktergantungan obat-obatan,DM,
penyakit kardiovaskuler dan paru.
§ Riwayat komplikasi persalinan juga mempunyai kaitan yang sangat erat dengat permasalahan pada
bayi baru lahir.
§ Kala II :persalinan dengan tindakan pembedahan, karena pemakaian obat penenang (narkose) yang
dapat menekan system pusat pernafasan.
§ Apgar score bayi baru lahir 1 menit pertama dan 5 menit kedua (0-3), asfiksia berat (4-6), asfiksia
sedang (7-10) asfiksia ringan.
§ Berat badan lahir : preterm atau BBLR < 2500 gram, untuk aterm 2500 gram, LK kurang atau lebih
dari normal (34-36)
§ Pola nutrisi yang perlu dikaji pada bayi dengan BBLR gangguan absorbsi gastrointestinal, muntah,
aspirasi, kelemahan menghisap sehingga perlu diberikan cairan parenteral atau personde sesuai dengan
kondisi bayi untuk mencukupi kebutuhan elektrolit, cairan, kalori dan juga untuk mengoreksi dehidrasi,
asidosis metabolik, hipoglikemi disamping untuk pemberian obat intravena.
§ Pola eliminasi yang perlu dikaji pada neonates adalah BAB : frekuensi,jumlah,konsisten. BAK :
frekuensi dan jumlah.
§ Latar belakang sosial budaya kebudayaan yang berpengaruh terhadap BBLR kebiasaan ibu merokok,
obat-obatan jenis psikotropika, kebiasaan ibu mengkonsumsi minuman beralkohol, dan kebiasaan ibu
melakukan diet ketat atau pantangan makanan tertentu.
§ Hubungan psikologis . sebaiknya segera setelah bayi baru alhir dilakukan rawat gabung dengan ibu
jika kondisi bayi memungkinkan.
§ Keadaan umum : pada neonates dengan BBLR keadaannya lemah dan hanya merintih.kesadaran
neonates dapat dilihat dari responnya terhadap rangsangan. Adanya BB yang stabil, panjang badan
sesuai dengan usianya tidak ada pembesaran lingkar kepala dapat menunjukan kondisi neonatos yang
baik.
§ Tanda-tanda vital : neonates post asfiksia berat kondisi akan baik apabila penanganan asfiksia benar,
tepat dan cepat. Suhu normal pada tubuh bayi n (36 C-37,5C), nadi normal antara (120-140 x/m), untuk
respirasi normal pada bayi (40-60 x/m), sering pada bayi post asfiksia berat respirasi sering tidak teratur.
§ Kulit : warna kulit tubuh merah, sedangkan ekstremitas berwarna biru, pada bayi preterm terdapat
lanugo dan verniks.
§ Kepala : kemungkinan ditemukan caput succedaneum atau cephal haematom, ubun-ubun besar
cekung atau cembung kemungkinan adanya peningkatan tekanan intrakranial.
§ Mata : warna conjungtiva anemis atau tidak anemis, tidak ada bleeding conjungtiva, warna sklera
tidak kuning, pupil menunjukan refleksi terhadap cahaya.
§ Mulut : bibir berwarna pucat ataupun merah, ada lendir atau tidak.
§ Abdomen : bentuk silindris,hepar bayi terletak 1-2 cm dibawah ascus costae pada garis papilla
mamae, lien tidak teraba, perut buncit berarti adanya asites atau tumor, perut cekung adanya hernia
diafragma,bising usus timbul 1-2 jam setelah masa kelahiran bayi, sering terdapat retensi karena GI tract
belum sempurna.
§ Umbilicus : tali pusat layu, perhatikan ada perdarahan atau tidak adanya tanda-tanda infeksi pada tali
pusat.
§ Genetalia : pada neonates aterm testis harus turun, lihat adakah kelainan letak muara uretra pada
neonates laki-laki, neonates perempuan lihat labia mayir dan labia minor, adanya sekresi mucus
keputihan, kadang perdarahan.
§ Anus : perhatikan adanya darah dalam tinja,frekwensi buang air besar serta warna dari feces.
§ Ekstremitas : warna biru,gerakan lemah, akral dingin, perhatikan adanya patah tulang atau adanya
kelumpuhan syraf atau keadaan jari-jari tangan serta jumlahnya.
§ Reflex : pada neonates preterm post asfiksia berat rflek moro dan sucking lemah. Reflek moro dapat
memberi keterangan mengenai keadaan susunan syaraf pusat atau adanya patah tulang.
2.9.2 Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang bisa ditegakkan oleh seorang perawat pada bayi dengan BBLR yaitu:
1. Pola nafas yang tidak efektif yang berhubungan dengan imaturitas pusat pernapasan, keterbatasan
perkembangan otot penurunan otot atau kelemahan, dan ketidakseimbangan metabolik
2. Resiko termoregulasi inefektif yang berhubungan dengan SSP imatur (pusat regulasi residu,
penurunan massa tubuh terhadap area permukaan, penurunan lemak subkutan, ketidakmampuan
merasakan dingin dan berkeringat, cadangan metabolik buruk)
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan yang berhubungan dengan penurunan simpanan nutrisi,
imaturitas produksi enzim, otot abdominal lemah, dan refleks lemah.
4. Resiko infeksi yang berhubungan dengan pertahanan imunologis yang tidak efektif
5. Resiko kekurangan volume cairan yang berhubungan dengan usia dan berat ekstrem, kehilangan
cairan berlebihan (kulit tipis), kurang lapisan lemak, ginjal imatur/ kegagalan mengonsentrasikan urine.
6. Resiko cedera akibat bervariasinya aliran darah otak, hipertensi atau hipotensi sistemik, dan
berkurangnya nutrient seluler (glukosa dan oksigen) yang berhubungan dengan system sraf sentral dan
respons stress fisiologis imatur.
9. Resiko gangguan integritas kulit yang berhubungan dengan imobilitas, kelembaban kulit.
10. Kecemasan orang tua berhubungan dengan kondisi penyakit bayinya ditandai dengan orang tua
klien tampak cemas dan khawatir malihat kondisi bayinya, dan berharap agar bayinya cepat sembuh.
1. Pola nafas yang tidak efektif yang berhubungan dengan imaturitas pusat pernapasan, keterbatasan
perkembangan otot penurunan otot atau kelemahan, dan ketidakseimbangan metabolic.
Intervensi Rasional
Mandiri:
2. Resiko termoregulasi inefektif yang berhubungan dengan SSP imatur (pusat regulasi residu,
penurunan massa tubuh terhadap area permukaan, penurunan lemak sebkutan, ketidakmampuan
merasakan dingin dan berkeringat, cadangan metabolik buruk).
Tujuan : termoregulasi menjadi efektif sesuai dengan perkembangan.
Kriteria hasil :
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan yang berhubungan dengan penurunan simpanan nutrisi,
imaturitas produksi enzim, otot abdominal lemah, dan refleks lemah.
Kriteria hasil :
§ Mempertahankan pertumbuhan dan peningkatan berat badan dalam kurva normal dengan
penambahan berat badan tetap, sedikitnya 20-30 gram/hari.
Intervensi Rasional
Kolaborasi :
§ Hipoglikemia dapat terjadi pada awal 3 jam
lahir bayi SGA saat cadangan glikogen dengan
cepat berkurang dan glukoneogenesis tidak
adekuat karena penurunan simpanan protein
obat dan lemak.
Kriteri hasil :
§ Leukosit 5.000-10.000
Intervensi Rasional
§ Yakinkan semua peralatan yang kontak § Untuk mencegah terjadinya infeksi yang
dengan bayi bersih dan steril berlanjut pada bayi
§ Cegah personal yang mengalami infeksi
menular untuk tidak kontak langsung
dengan bayi.
5. Resiko kekurangan volume cairan yang berhubungan dengan usia dan berat ekstrem, kehilangan
cairan berlebihan (kulit tipis), kurang lapisan lemak, ginjal imatur/ kegagalan mengonsentrasikan urine.
Kriteria hasil :
Intervensi Rasional
6. Resiko cedera akibat bervariasinya aliran darah otak, hipertensi atau hipotensi sistemik, dan
berkurangnya nutrient seluler (glukosa dan oksigen) yang berhubungan dengan system sraf sentral dan
respons stress fisiologis imatur.
Tujuan : pasien mendapatkan asuhan untuk mencegah cedera dan memeprtahankan aliran darah
sistemik dan otak memadai, glukosa dan oksigen otak adekuat; tidak memperlihatkan adanya
perdarahan intaventrikular.
Kriteria hasil:
§ Pasien tidak memperlihatkan tanda peningkatan tekanan intrakranial atau perdarahan intraventrikel.
Intervensi Rasional
§ Hindari memutar kepala ke samping § Akan mengurangi aliran arteri karotis dan
tiba-tiba oksigenasi ke otak
Kriteria hasil :
§ Pasien tidak memperlihatkan tanda nyeri atau tanda nyeri yang minimal.
Intervensi Rasional
§ Kaji keefektifan upaya kontrol nyeri § Beberapa upaya (misalnya menggosok) dapat
non farmakologis meningkatkan distres bayi prematur
§ Dorong orang tua untuk memberikan § Sebagai orang tua bayi, kenyamanan lebih
upaya kenyamanan bila mungkin efektif diberikan langsung oleh orang tua
kepada bayinya
§ Tunjukkan sikap sensitif dan kasih
sayang pada bayi § Seorang bayi sangat membutuhkan kasih
sayang, khususnya dari orang tua
8. Resiko gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang berhubungan dengan kelahiran
premature, lingkungan NICU tidak alamiah, perpisahan dengan orang tua.
Intervensi Rasional
Kriteria hasil:
Intervensi Rasional
§ Observasi tekstur dan warna kulit. § Untuk mengetahui adanya kelainan pada
kulit secara dini
§ Jaga kebersihan kulit bayi.
§ Meminimalkan kontak kulit bayi dengan zat-
§ Ganti pakaian setiap basah.
zat yang dapat merusak kulit pada bayi
§ Jaga kebersihan tempat tidur.
§ Untuk meminimalisir terjadinya iritasi pada
§ Lakukan mobilisasi tiap 2 jam. kulit bayi
10. Kecemasan orang tua berhubungan dengan kondisi penyakit bayinya ditandai dengan orang tua
klien tampak cemas dan khawatir malihat kondisi bayinya, dan berharap agar bayinya cepat sembuh.
Tujuan: keluarga mendapat informasi tentang kemajuan kondisi bayinya.
Kriteria hasil:
§ Orang tua atau keluarga mengekspresikan perasaan dan keprihatinan mengenai bayi dan prognosis
serta memperlihatkan pemahaman dan keterlibatan dalam asuhan.
Intervensi Rasional
§ Kaji tingkat pemahaman klien § Belajar tergantung pada emosi dan kesiapan
berikan instruksi /informasi pada klien fisik dan diingatkan pada tahapan individu
maupun keluarga tentang penyakitnya,
§ Menurunkan ansietas dan dapat
baik tertulis atau lisan.
menimbulkan perbaikan partisipasi pada
§ Jelaskan proses penyakit individu. rencana pengobatan.
Dorong orang terdekat menanyakan
§ Meningkatkan kerjasama dalam program
pertanyaan
pengobatan dan mencegah penghentian
§ Jelaskan tentang dosis obat, obatsesuai perbaikan kondisi pasien.
frekwensi, tujuan pengobatan dan
§ Mencegah/menurunkan ketidaknyaman
alasan tentang pemberian obat kepeda
sehubungan dengan terapi dan meningkatkan
keluarga
kerjasama.
§ Kaji potensial efek samping obat
2.9.4. Implementasi
Implementasi merupakan tindakan yang sesuai dengan yang telah direncanakan,mencakup tindakan
mandiri dan kolaborasi. Tindakan mandiri adalah tindakan keperawatan berdasarkan analisis dan
kesimpulan perawat dan bukan atas petunjuk tenaga kesehatan lain. Sedangkan tindakan kolaborasi
adalah tindakan keperawatan yang didasarkan oleh hasil keputusan bersama dengan dokter atau
petugas kesehatan lain.
2.9.5 Evaluasi
Merupakan hasil perkembangan klien dengan berpedoman kepada hasil dan tujuan yang hendak
dicapai.
DAFTAR PUSTAKA
Arief, Nurhaeni. 2008. Panduan Lengkap Kehamilan dan Kelahiran Sehat. Yogyakarta : AR Group.
Betz, LC dan Sowden, LA. 2002. Keperawatan Pediatrik - Edisi 3. Jakarta : EGC.
Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Edisi 8. Jakarta : EGC.
Herdman, T. Heather. 2012. Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2012-2014. Jakarta : EGC.
Mansjoer, Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid 1. Jakarta : EGC.
Maryunani, Anik. 2009. Ilmu Kesehatan Anak dalam Kebidanan. Jakarta : TIM.
Nurarif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma. 2013. Aplikasi NANDA NIC NOC. Yogyakarta : Media Action
Publishing.
Prawirohardjo, Sarwono. 2007. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta : Bina Pustaka