OLEH
NI PUTU MERRY TASIA S
219012669
2. Epidemiologi
Menurut data angka kejadian BBLR di Rumah sakit Dr. Cipto Mangunkusumo pada
tahun 1986 adalah 24%. Angka kematian perinatal di rumah sakit dan tahun yang sama
adalah 70% dan 73% dari seluruh kematian di sebabkan oleh BBLR (Prawirohardjo, 2005).
Melihat dari kejadian terdahulu BBLR sudah seharusnya menjadi perhatian yang mutlak
terhadap para ibu yang mengalami kehamilan yang beresiko karena dilihat dari frekuensi
BBLR di Negara maju berkisar antara 3,6 – 10,8 %, di Negara berkembang berkisar antara 10
– 43 %. Dapat di dibandingkan dengan rasio antara Negara maju dan Negara berkembang
adalah 1 : 4.
3. Etiologi
Penyebab kelahiran prematur tidak diketahui, tapi ada beberapa faktor yang
berhubungan, yaitu:
a. Faktor ibu
1) Penyakit
Penyakit yang berhubungan langsung dengan kehamilan misalnya: perdarahan
antepartum, trauma fisik dan psikologis, DM, toksemia gravidarum dan
nefritis akut.
2) Usia ibu
Angka kejadian prematuritas tertinggi ialah pada usia <20 tahun, dan multi
gravida yang jarak kelahiran terlalu dekat. Kejadian terendah ialah pada usia
antara 26 – 35 tahun.
3) Keadaan sosial ekonomi
Keadaan ini sangat berperan terhadap timbulnya prematuritas. Kejadian
tertinggi terdapat pada golongan sosial ekonomi rendah. Hal ini disebabkan
oleh keadaan gizi yang kurang baik dan pengawasan antenatal yang kurang.
Demikian pula kejadian prematuritas pada bayi yang lahir dari perkawinan
yang tidak sah. Ternyata lebih tinggi bila dibandingkan dengan bayi yang lahir
dari perkawinan yang sah. Selain itu angka prematur terjadi pada ibu yang
pekerja keras.
4) Sebab lain
Ibu perokok, ibu peminum alkohol dan pecandu obat narkotik.
b. Faktor kehamilan
1) Hamil dengan hidramnion, hamil ganda, perdarahan antepartum
2) Komplikasi kehamilan: preeklamsia atau eklamsia, ketuban pecah dini
c. Faktor plasenta disebabkan oleh: hidramnion, plasenta previa, solutio plasenta,
sindrom tranfusi bayi kembar (sindrom parabiotik), ketuban pecah dini.
d. Faktor janin
1) Cacat bawaan, infeksi dalam Rahim
e. Faktor lingkungan
Lingkungan yang berpengaruh antara lain: tempat tinggal di dataran tinggi,
terkena radiasi, serta terpapar zat beracun.
4. Patofisiologi
Penyebab pasti bayi lahir dengan berat badan rendah belum diketahui secara pasti,
tetapi ada beberapa faktor yang berhubungan dengan bayi yang lahir dengan berat badan
rendah seperti faktor ibu yang meliputi usia ibu yang kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35
tahun, faktor penyakit ibu seperti riwayat DM, hipertensi, perdarahan antepartum, trauma
fisik dan psikologis, faktor sosial ekonomi yang rendah atau faktor lainnya seperti riwayat ibu
perokok atau menggunkan zat adiktif. Faktor kehamilan seperti hidraniom, kehamilan ganda,
preeklamsi/eklamsi, ketuban pecah dini. Faktor janin seperti cacat bawaan dan infeksi dalam
rahim. Riwayat ibu yang perokok atau pecandu alkohol dapat menyebabkan terakumulasinya
nikotin dan zat adiktif dalam tubuh hal ini akan menyebabkan peningkatan jumlah
katekolamin dalam tubuh sehingga akan menyebabkan vasokontriki pembuluh darah. Selain
menyebabkan terakumulasinya nikotin dan zat adiktif, rokok dan alkohol akan menyebabkan
tertimbunnya bahan radikal bebas serta oksidan dalam tubuh. Hal tersebut akan menyebabkan
kerusakan endotel dan akhirnya menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah, sehingga suplai
oksigen dan nutri fetus menurun. Pada akhirnya semua faktor di atas akan menyebabkan
gangguan pertumbuhan fetus. Sehingga bayi akan lahir dengan berat badan rendah.
Semakin kecil dan semakin prematur bayi itu maka semakin tinggi risiko gizinya.
Beberapa faktor yang memberikan efek pada masalah gizinya antara lain menurunnya
simpanan zat gizi. Hampir semua lemak, glikogen, dan mineral, seperti zat besi, kalsium,
fosfor dan seng dideposit selama 8 minggu terakhir kehamilan. Dengan demikian bayi
preterm mempunyai peningkatan potensi terhadap hipoglikemia, rikets dan anemia.
BBLR memerlukan sekitar 120 kkal/kg/hari, dibandingkan neonatus aterm sekitar
108 kkal/kg/hari. Faktor berikutnya adalah belum matangnya fungsi mekanis dari saluran
pencernaan. Koordinasi antara isap dan menelan, dengan penutupan epiglotis untuk
mencegah aspirasi pneumonia, belum berkembang dengan baik sampai kehamilan 32-42
minggu. Penundaan pengosongan lambung dan buruknya motilitas usus sering terjadi pada
bayi preterm.
Pernafasan spontan bayi baru lahir bergantung kepada kondisi janin pada masa
kehamilan dan persalinan. Proses kelahiran sendiri selalu menimbulkan asfiksia ringan yang
bersifat sementara pada bayi (asfiksia transien), proses ini dianggap sangat perlu untuk
merangsang kemoreseptor pusat pernafasan agar terjadi “Primary Gasping” yang kemudian
akan berlanjut dengan pernafasan. Bila terdapat gangguan pertukaran gas/pengangkutan O2
selama kehamilan persalinan akan terjadi asfiksia yang lebih berat. Keadaan ini akan
mempengaruhi fugsi sel tubuh dan bila tidak teratasi akan menyebabkan kematian. Kerusakan
dan gangguan fungsi ini dapat reversibel/tidak tergantung kepada berat dan lamanya asfiksia.
Asfiksia yang terjadi dimulai dengan suatu periode apnu (primany apnea) disertai dengan
penurunan frekuensi jantung selanjutnya bayi akan memperlihatkan usaha bernafas (gasping)
yang kemudian diikuti oleh pernafasan teratur. Pada penderita asfiksia berat, usaha bernafas
ini tidak tampak dan bayi selanjutnya berada dalam periode apnu kedua (Secondary
apnea).Pada tingkat ini ditemukan bradikardi dan penurunan tekanan darah.
5. Pathway
(Terlampir)
6. Klasifikasi BBLR
Berdasarkan berat badan lahir, BBLR dibagi menjadi :
1. Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan
kurang dari 2500gr
2. Bayi berat lahir sangat rendah (BBLRS) atau very Low Birth Birth
Weight(VLBW) adalah bayi yang lahir dengan berat badan antara 1000-
1500gr
3. Bayi berat lahir amat sangat rendah (BBLASR) adalah bayi yang lahir
dengan berat badan kurang dari 1000gr
7. Gejala Klinis
a. Fisik
1) Bayi kecil
2) Pergerakan kurang dan masih lemah
3) Kepala lebih besar dari pada badan
4) Berat badan < 2500 gram
b. Kulit dan kelamin
1) Kulit tipis dan transparan
2) Lanugo banyak
3) Rambut halus dan tipis
4) Genetalia belum sempurna
c. Sistem syaraf
1) Refleks moro
2) Refleks menghisap, menelan, batuk belum sempurna
d. Sistem muskuloskeletal
1) Axifikasi tengkorak sedikit
2) Ubun – ubun dan satura lebar
3) Tulang rawan elastis kurang
4) Otot – otot masih hipotonik
5) Tungkai abduksi
6) Sendi lutut dan kaki fleksi
7) Kepala menghadap satu jurusan
e. Sistem pernafasan
1) Pernafasan belum teratur sering apnoe
2) Frekuensi nafas bervariasi
10. Komplikasi
Komplikasi yang dapat timbul pada bayi dengan berat lahir rendah (Mitayani, 2009):
a Sindrom aspirasi mekonium
Sindrom aspirasi mekonium adalah gangguan pernapasan pada bayi baru lahir
yang disebabkan oleh masuknya mekonium (tinja bayi) ke paru – paru sebelum atau
sekitar waktu kelahiran (menyebabkan kesulitan bernafas pada bayi).
b Hipoglikemi simptomatik
Hipoglikemi adalah kondisi ketidaknormalan kadar glokosa serum yang rendah.
Keadaan ini dapat didefinisikan sebagai kadar glukosa dibawah 40mg/dL.
Hipoglikemi sering terjadi pada BBLR, karena cadangan glukosa rendah, terutama
pada laki – laki.
c Penyakit membran hialin
Penyakit membran hialin disebabkan karena membran surfaktan belum sempurna
atau cukup, sehingga alveoli kolaps. Sesudah bayi mengadakan aspirasi, tidak
tertinggal udara dalam alveoli, sehingga dibutuhkan tenaga negative yang tinggi
untuk pernafasan berikutnya.
d Asfiksia neonatorum
Asfiksia neonatorum adalah suatu keadaan bayi baru lahir yang gagal bernafas
secara spontan dan teratur segera setelah lahir.
e Hiperbilirubinemia (gangguan pertumbuhan hati)
Hiperbilirubinemia (ikterus bayi baru lahir) adalah meningginya kadar bilirubin
di dalam jaringan ekstravaskuler, sehingga kulit, konjungtiva, mukosa dan alat tubuh
lainnya berwarna kuning.
4. Implementasi
BBLR
OLEH :
219012668
2021
KASUS
Seorang bayi perempuan usia 0 hari, lahir dengan berat lahir 2000gram. Pada pemeriksaam
fisik didapatkan : bayi belum ada reflek hisap dan cenderung malas untuk menghisap. Ibu
mengatakan air susunya belum keluar meskipun ibu sangat ingin menyusui anaknya.
Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium anak mengalami peningkatkan pada kadar
leukositnya. Susunlah asuhan keperawatan sesuai dengan ilustrasi kasus diatas
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN NEONATUS
KEPERAWATAN ANAK
STIKES WIRA MEDIKA BALI
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : By. A
Tempat/tgl lahir : Gianyar, 20 Januari 2021
Umur : 5 Hari
No register : 1256
Diagnosa medis : BBLR
Tanggal MRS : 20 Januari 2021
Nama ayah/ibu : Ibu Y
Pekerjaan Ayah : Swasta
Pendidikan Ayah : SMA
Alamat/No Telp : Gianyar
Agama : Hindu
B. Natal
Awal persalinan : Bayi lahir sc
Lama persalinan : ± 1 jam
Saat persalinan : premature/matur/serotinus
Komplikasi persalinan : Tidak terdapat komplikasi persalinan
Terapi yang diberikan : Ibu pasien mengatakan tidak ingat dengan terapi yang
diberikan
Cara melahirkan :
( ) pervaginam normal ( √ ) SC
( ) vakum ekstasion ( ) Lainnya : ………
Tempat melahirkan :
( √ ) Rumah Sakit ( ) Rumah bersalin
( ) Rumah ( ) Lainnya : ………
Penolong persalinan : Dokter
C. Post Natal
Usaha nafas
(√) dengan bantuan ( ) tanpa bantuan
Kebutuhan resusitasi
Jenis dan lamanya : -
APGAR Skor :8
Bayi langsung menangis : ya/tidak
Tangisan bayi : kuat/lemah/lainnya
Obat-obatan yang diberikan pada neonatus : Tidak terkaji
Interaksi orangtua dan bayi
Trauma lahir : ( ) ada ( √ ) tidak
Narcosis : ( ) ada ( √ ) tidak
Keluarnya urine/BAB : (√ ) ada ( ) tidak
By.
A
Keterangan :
D. Lingkungan rumah
Ibu pasien mengatakan tinggal di rumah yang padat penduduk tetapi lingkungan rumah
bersih, rumah memiliki ventilasi udara, terdapat tempat pembuangan sampah sehari –
hari.
E. Aktivitas
Sebelum sakit : Sejak lahir bayi dirawat di ruang Peri
Selama sakit : Bayi hanya menangis saat haus dan popoknya basah
F. Tindakan keperawatan yang telah dilakukan
1. Membersihkan bayi
2. Mengganti popok
3. Memberikan asupan nutrisi berupa asi
4. Mengukur tanda – tanda vital
G. Hasil laboratorium
Peningkatan kadar leukosit
H. Pemeriksaan penunjang
Tidak terkaji
I. Lain-lain
-
4. Reflex
( √ ) Moro ( √ ) Menggenggam ( ) Menghisap
( ) lain-lain, sebutkan ……………………………………………..
5. Tonus/aktivitas
a. (√ ) Aktif ( ) Tenang ( ) Letargi ( ) Kejang
b. ( ) Menangis keras (√ ) Lemah
( ) Melengking ( ) Sulit mengangis
6. Kepala/leher
a. Fontanel anterior
(√ ) Lunak ( ) Tegas ( ) Datar
( ) Menonjol ( ) Cekung
b. Sutura sagitalis
(√ ) Tepat ( ) Terpisah ( ) Menjauh
c. Gambaran wajah
(√ ) Simetris ( ) Asimetris
7. Mata
(√ ) Bersih ( ) Sekresi
8. THT
a. Telinga
(√ ) Normal ( ) Abnormal
b. Hidung
(√ ) Bilateral ( ) Obstruksi ( ) Cuping hidung
c. Palatum
(√ ) Normal ( ) Abnormal
9. Thoraks
a. (√ ) Simetris ( ) Asimetris
b. Retraksi : ( ) Derajat I ( ) Derajat II ( ) Derajat III
c. Klavikula : ( ) Normal ( ) Abnormal
10. Paru-paru
a. Suara nafas
( √ ) sama kanan-kiri ( ) tidak sama kanan-kiri ( ) Bersih
( ) Ronchi ( ) Rales ( ) Sekret
b. Bunyi nafas
(√ ) Terdengar di semua lapang paru
( ) Tidak terddengar ( ) Menurun
c. Respirasi
( √ ) Spontan, jumlah : 68x/menit
( ) Sungkup/ Boxhead, jumlah : ……..x/menit
( ) Ventilasi assisted CPAP
11. Jantung
a. (√ ) Bunyi normal sinus rhytm (NSR), jumlah : 140x/menit
( ) Murmur ( ) lain-lain, sebutkan ……………….
b. Waktu pengisian kapiler : batang tubuh < 2 detik
Ekstremitas < 2 detik
c. Nadi perifer
Kuat Lemah Tidak ada
Brachial kanan √
Brachial kiri √
Femoral kanan √
Femoral kiri √
12. Abdomen
a. (√ ) Lunak ( ) Tegas ( ) Datar ( ) Kembung
b. Liver : (√ ) kurang dari 2 cm ( ) lebih dari 2 cm
c. Umbilicus
(√ ) Normal ( ) Abnormal ( ) Inflamasi ( ) Drainase
13. Ekstremitas
a. (√ ) semua ekstremitas gerak ( ) ROM terbatas ( ) tidak dapat dikaji
b. Ekstremitas atas dan bawah : ( √ ) Simetris ( ) Asimetris
14. Genital
(√ ) Perempuan normal ( ) laki-laki normal ( ) Ambivalen
15. Anus
(√ ) Paten ( ) Imperforata
16. Spina
(√ ) Normal ( ) Abnormal
17. Kulit
a. Warna : (√ ) Pink ( ) Pucat ( ) Jaundice
b. ( ) Rash/kemerahan
c. ( ) Tanda lahir
18. Suhu
a. Lingkungan
( ) Penghangat radian ( ) Pengaturan suhu (√ ) Inkubator
( ) Suhu ruang ( ) Boks terbuka
b. Suhu kulit : 36,1o C
X. INFORMASI LAIN
Bayi lahir BBLR di RSUD Sanjiwani dengan persalinan SC, bb bayi saat lahir 2000gr.
XI. RINGKASAN RIWAYAT KEPERAWATAN
Bayi lahir di RSUD Sanjiwani dengan persalinan SC pada tanggal 20 januari 2021
kemudian langsung dirawat di ruang Peri dan diberikan tindakan keperawatan, bayi dirawat
di dalam incubator.
Defisit Nutrisi
Risiko Infeksi
XV. IMPLEMENTASI
No Hari/Tanggal/Ja No. Diagnosa Implementasi Respon Nama/
m TTD
1 Senin 1,2,3 Kaji TTV DS : -
25/01/2021 DO :
tasia
9.00 - Nadi : 140x/menit
- RR : 48/menit
- Suhu : 36,1o C
10.00 1,2,3 Mengganti popok bayi DS: -
DO :
- Bayi tampak kencing
tasia
DS: tasia
17.00 3 Menganjurkan ibu - Ibu pasien mengatakan
mencuci payudara mengerti dengan cara
sebelum memerah asi menyusui yang diajarkan
dan cuci tangan DO:
sebelum kontak - Ibu tampak kooperatif
dengan bayi
3 Rabu 1,2,3 Kaji TTV DS : - tasia
27/01/2021 DO :
09.00 - Nadi : 140x/menit
- RR : 40x/menit
- Suhu : 36,3o C
bayi DO:
- Reflek hisap bayi lemah
13.00 2 Mengajarkan ibu cara DS : tasia
menyusui dengan - Ibu pasien mengatakan
benar mengerti tentang cara
menyusui dengan benar
DO :
- Ibu pasien tampak
kooperatif
XVI. EVALUASI
O:
Ibu pasien tampak
mengerti
Ibu pasien tampak
kooperatif
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan kondisi pasien
3 Rabu Risiko Infeksi S: -
27/01/2021 O:
09.40 wita Tali pusat bayi tampak Iin
kering menghitam
Tidak ada tanda – tanda
infeksi
A: Masalah teratasi
P: Pertahankan Kondisi Pasien