OLEH :
Puji syukur khadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat-Nya sehingg saya
dapat menyelesaikan pembuatan laporan ini. Di laporan ini memaparkan beberapa hal terkait
“ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. E DENGAN DIAGNOSA MEDIS IHD
(ISCHEMIC HEART DISEASE) / PENYAKIT JANTUNG ISKEMIK DALAM
PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA DI RUANG SAKURA RSUD DR
DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA ”. Tidak lupa saya juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak telah memberikan motivasi baik materi maupun
pikirannya.
Dan harapan saya semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
laporan agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, saya yakin masih banyak
kekurangan dalam laporan ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari para pembaca demi kesempurnaan laporan ini ke depannya.
Penyusun
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
a. Infark miokard adalah nekrosis miokard akibat gangguan aliran darah ke otot jantung
(Arif Mansjoer dkk, 2001)
b. Infark adalah kematian sel-sel miokardium yang terjadi akibat kekurangan oksigen
berkepanjangan (Carwin.J. Elizabet, 2001)
c. Infark miokard adalah proses rusaknya jaringan jantung akibat suplai darah yang tidak
adekuat sehingga aliran darah koroner berkurang. (Brunner & Suddart, 2002)
d. Infark miokard adalah ketidakseimbangan antara kebutuhan oksigen dan suplai
oksigen ke myocord (Wayan, I Sudarta, 2007)
Ischemia adalah suatu keadaan kekurangan oksigen pada jaringan yang bersifat
sementara dan reversibel. Ischemia yang lama akan menyebabkan kematian otot atau
nekrosis. (Muttaqin.2009)
Ischemia adalah suplai darah yang tidak adekuat ke suatu daerah. Jika
mengalami ischemia, jaringan tersebut akan kehilangan suplai oksigen dan zat-zat makanan
yang dibutuhkan. (Price &Wilson. 2005)
1. Endokardium :Lapisan jantung paling dalam terdiri dari jaringan endotel/selaput lendir
3. Perikardium : Lapisan jantung paling luar yang merupakan lapisan pembungkus terdiri
dari lapisan yaitu lapisan perieatal dan viseral.
2.1.3 Etiologi
Terlapisnya suatu plak ateroskerotik dari salah satu arteri koroner dan kemudian
tersangkut dibagian hilir yang menyumbat aliran darah ke seluruh miokardium yang
dperdarahi oleh pembuluh darah tersebut.
IHD juga bisa terjadi apabila lesi membaik yang melekat ke suatu arteri yang rusak
membesar dan menyumbat total aliran darah ke bagian hilir atau apabila suatu ruang jantung
mengalami hipetrofi berat sehingga kebutuhan oksigennya tidak dapat dipenuhi.
Faktor resiko IHD:
a. Riwayat
b. Hipertensi, DM
c. Perokok, obesitas
d. Kadar kolesterol darah tinggi
e. Stress
Faktor pencetus
a. Kelelahan dan stress emosional
(Corwin, J Elizabeth, 2001)
2.1.4 Patofisiologi
Arteri koronaria merupakan satu – satunya arteri yang menyuplai darah pada seluruh
bagian jantung melalui cabang – cabang intramiokardial yang kecil. Arteri koroner menerima
sekitar 5% darah dari curah jantung dan bias meningkat sampai 25% sesuai kubutuhan
miokard. Gangguan pada arteri koronaria menyebabkan suplai darah yang membawa nutrisi
dan oksigen ke jaringan miokard juga terganggu. Berkurangnya suplai darah pada arteri
koronaria adalah pemicu terjadinya ischemic mikard. Berkurangnya aliran darah dalam arteri
koronaria dapat berupa aterosklerosis. Struktur anatomi arteri koronaria membuatnya rentan
terhadap mekanisme aterosklerosis. diameternya yang kecil dan dinding Arteri koronaria
yang terbentuk oleh jaringan yang berpilin dan berkelok kelok saat memasuki jantung,
menimbulkan kondisi yang rentan untuk terbentuknya ateroma. Ateroma yang terbentuk
menyebabkan suplai darah ke jaringan miokard menurun. Akibatnya nutrisi dan oksigen yang
menuju ke jaringan juga menurun.
Aterosklerosis sebenarnya sudah dimulai sejak usia anak – anak, tetapi proses ini
memerlukan waktu bertahun – tahun sampai membentuk suatu mature plaks yang
menyebabkan munculnya gejala klinis nyeri angina di kemudian hari. Tetapi, sebagian besar
plak yang ada pada pembuluh darah koroner relatif tidak berbahaya, plak ini hanya
mempersempit lumen pembuluh darah tetapi suplai oksigen ke miokard jantung masih dapat
terpenuhi dengan meningkatkan aliran darah melalui arteri koronaria. Gejala iskemik berupa
angina akan muncul pada saat pembuluh darah koronaria berkonstriksi atau terjadi spasme.
Klien dengan angina akan tetap stabil dan hidup lama sepanjang plak yang dimiliki juga
bersifat stabil atau hanya berkembang perlahan – lahan. Penelitian menunjukkan bahwa
stabilitas plak sangat bergantung pada komposisi dan kandungan seluler plak itu sendiri.
Kolagen yang dihasilkan oleh sel otot polos menunjang stabilitas plak, sedangkan lipid dan
makrofag bersifat mendestabilisasi plak, sehingga membuat plak menjadi lebih mudah
hancur. Koyaknya plak yang disertai trombosis merupakan penyebab utama sindrom koroner
akut yang terdiri atas angina tak stabil (plak terlepas dan menyumbat arteri koronaria yang
lebih halus), infark miokard dan mati mendadak.
Tegangan atau beban akhir merupakan fungsi variabel – variabel yang ditemukan pada
persamaan leplace, yaitu : tekanan intraventrikel, radius ventrikel dan tebal ventrikel. Oleh
karena itu, kerja jantung dan kebutuhan oksigen akan meningkat pada takikardia (denyut
jantung yang cepat) dan peningkatan daya kontraksi, hipertensi, hipertrofi serta dilatasi
ventrikel.
Bila kebutuhan oksigen mikardium meningkat, maka suplai oksigen juga harus
meningkat. Untuk meningkatkan suplai oksigen dalam jumlah yang memadai, aliran
pembuluh koroner haruslah ditingkatkan, karena ekstraksi oksigen miokardium dari darah
arteri hampir maksimal pada keadaan istirahat. Rangsangan yang paling kuat untuk
mendilatasi arteri koronaria dan meningkatkan aliran pembuluh koroner adalah hipoksia
jaringan lokal. Pembuluh koronaria normal dapat melebar dan meningkatkan aliran darah.
Iskemia adalah suatu keadaan kekuranga oksigen pada jaringan yang bersifat sementara
dan reversibel. Iskemia yang lama akan menyebabkan kematian otot atau nekrosis. Secara
klinis, nekrosis miokardium dikenal dengan nama infark miokardium.
2.1.5 Manifestasi Klinis
Ischemic miocard akan menyebabkan nyeri dengan derajat yang bervariasi, mulai dari
rasa tertekan pada dada atas sampai nyeri hebat yang disertai dengan rasa takut. Nyeri sangat
terasa pada dada di daerah belakang sternum atau sternum tengah (retrosternal). Meskipun
rasa nyeri biasanya terlokalisasi, namun nyeri tersebut dapat menyebar ke leher, dagu, bahu
dan aspek dalam ekstremitas atas. Pasien biasanya memperlihatkan rasa sesak, tercekik
dengan kualitas yang terus – menerus. Rasa lemah atau baal di lengan atas, pergelangan
tangan dan tangan akan menyertai serangan nyer. Selama terjadi nyeri fisik, pasien mungkin
merasa akan segera meninggal. Karakteristik utama nyeri angina adalah nyeri tersebut akan
berkurang apabila faktor presipitasinya dihilangkan. (Smeltzer, 2002).
Angina refrakter atau intraktabel Angina yang sangat berat sampai tidak tertahan
Asam laktat yang yang dihasilkan secara terus menerus akan menumpuk dalam
kapiler jaringan sehingga merangsang ujung – ujung saraf nyeri pada miokard. Stimulus ini
akan diterima oleh sistem saraf simpatis aferen sehingga memberikan sensasi nyeri di daerah
substernal. Stimulasi silang pada saraf simpatis eferen lainnya menyebabkan nyeri menyebar
ke leher, rahang, bahu kiri atau lengan kiri. (Brashers. 2007)
2.1.6 Komplikasi
Perubahan yang terjadi pada beberapa menit pertama masih bersifat reversibel,
misalnya pembersihan penyumbatan dan reperfusi aliran darah akan mengembalikan fungsi
sel menjadi normal kembali. Namun bila penyumbatan terjadi pada waktu yang lebih lama,
mengakibatkan kerusakan miokard yang ireversibel. Iskemia yang berlangsung lebih dari 30
– 45 menit akan menyebabkan kerusakan seluler yang ireversibel dan kematian otot atau
nekrosis. Jaringan yang mengalami infark dikelilingi oleh suatu daerah iskemik yang
berpotensi dapat hidup.
Ischemic miokard yang tidak diperhatikan akan berdampak pada infark miokard.
Komplikasi yang dapat muncul akibat infark miokard adalah :
Pemeriksaan diagnosis yang dilakukan pada penderita dengan ischemic miokard yang
menunjukkan gejala nyeri angina antara lain :
1) Istirahat total
2) Diet makanan lunak/saing serta rendah garam
3) Pasang infus dekstrosa 5% untuk persiapan pemberian obat intravena
4) Diberikan diuretik untuk meningkatkan aliran darah ginjal
5) Diberikan nitrat untuk mengurangi aliran balik vena dan melemaskan arteri
6) Oksigen 2-4 l/menit
7) Sedatif sedang seperti diazepam 3-4x 2-5 mg perhari. Pada insomnia dapat
ditambah fluratepam 15-30 mg
8) Anti koagulan.
9) Pain Managemen : Morfin 2,5 – 5 mg atau petidin 25-50 mg/m bisa diulang-
ulang. Lain-lain: nitra, antagonis kalsium, dan beta bloker
10) Resusitasi jantung paru bila terjadi fibrilasi jantung : Heparin 20.000-40.000
u/24jam iv tiap 4-6jam/drip iv dilakukan sesuai indikasi. Diteruskan aseta
kumoral/walfin
1.1.6 Implementasi
Implementasi tindakan keperawatan disesuaikan dengan rencana tindakan
keperawatan. Pada situasi nyata sering implementasi jauh berbeda dengan rencana. Hal
ini terjadi karena parawat belun terbiasa menggunakan rencana tertulis dalam
melaksanakan tindakan keperawatan. Yang biasa adalah rencana tidak tertulis yaitu apa
yang dipikirkan, dirasakan, itu yang dilaksanakan. ( Zaidin, 2001 )
1.1.7 Evaluasi
Evaluasi mengacu kepada penilaian, tahapan, dan perbaikan. Pada tahap ini
perawat menemukan penyebab mengapa suatu proses keperawatan dapat berhasil atau
gagal.(Alfaro-LeFevre, 1994). Perawat menemukan reaksi klien terhadap intervensi
keperawatan yang telah diberikan dan menetapkan apa yang menjadi sasaran dari rencana
keperawatan dapat diterima.Perencanaan merupakan dasar yang mendukung suatu
evaluasi.
DAFTAR PUSTAKA
Nurarif, A.H & Kusuma, H. (2015). Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan diagnosa
medis dan NANDA NIC-NOC. Jilid 2. Yogyakrta: Percetakan Mediaction Publishing
Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan, (1993) Proses keperawatan pada pasien dengan
gangguan sistem kardiovaskuler. Jakarta: Departemen Kesehatan.
Price, Sylvia Anderson. (1994). Patofisiologi: konsep klinis proses-proses penyakit edsi 4.
Jakarta: EGC