Disusun Oleh :
Mar’atus Solikhah
2311040154
1. Defenisi BBLR
Bayi berat badan lahir rendah ialah bayi baru lahir yang berat
badannya saat lahir kurang dari 2500 gram (WHO, 1961). Berat badan
lahir rendah adalah bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram pada
bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram tanpa
melahirkan).
Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan
kurang dari 2500 gram pada waktu lahir. (Amru Sofian, 2012).
2. Klasifikasi BBLR
Bari saifuddin,2001) :
a. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), berat lahir 1500 gram-2500 gram.
c. Bayi Berta Lahir Ekstrem Rendah (BBLER) berat lahir kurang dari
1000 gram.
minggu lengkap.
3. Etiologi
b. Infeksi
c. Bahan toksik
e. Radiasi
f. Faktor nutrisi
1) Paritas
3) Infertilitas
5) Jarak hamil dan persalinan terlalu dekat, pekerjaan yang terlalu berat
b. Faktor kehamilan
4. Patofisiologi BBLR
badan kurang dari 2500 gram pada waktu lahir. Secara umum
lain gizi saat hamil yang kurang dengan umur kurang dari 20
rahim. Hal ini akan menyebabkan bayi lahir dengan berat 2500
gram dengan panjang kurang dari 45 cm, lingkar dada kurang dari
Menurut Huda dan Hardhi. (2013), tanda dan gejala dari bayi berat
lanjut
pertumbuhan intrauterine.
dalam tubuhnya.
7. Komplikasi
Ada beberapa hal yang dapat terjadi apabila BBLR tidak
bayi).
b. Hipoglikemia simtomatik.
d. Asfiksia neonetorom.
e. Hiperbulirubinemia
b. Pemeriksaan glucose darah terhadap hipoglikemia.
e. Pemantauan elektrolit.
8. Penatalaksaan
a. Medis
1) Penanganan bayi
didalam incubator
bagi bayi yang berat sekitar 2000 gram, dan sampai 300C untuk
3) Inkubator
melalui “jendela“
4) Pemberin oksigen
bayi.
6) Pemberian makanan
B. Masalah Premature
masalah yang dapat terjadi pada bayi prematur baik dalam jangka
panjang maupun
jangka pendek. Masalah jangka pendeknya antara lain adalah sebagai berikut:
a. Hipotermia
b. Hipoglikemia
Hipoglikemia adalah kondisi ketidaknormalan kadar glukosa
serum yang rendah pada bayi yaitu kurang dari 45 mg/dL..
c. Hiperglikemia
intravena.
mengisap.
a. Gangguan imonologik
dikonsumsi ibu.
b. Asfiksia
prematur berhenti
bernapas.
e. Retrolental fibroplasia
a. Masalah perdarahan
Perdarahan pada bayi yang lahir prematur dapat
atau menurun.
b. Anemia
c. Gangguan jantung
f. Kejang
seluruh tubuh
g. Hipoglikemia
Suatu kondisi dimana kadar gula darah bayi yang rendah dan
a. Gangguan eliminasi
maupun fisiologis
b. Distensi abdomen
sehingga waktu
c. Gangguan pencernaan
d. Gangguan elektrolit
berikut:
C. Pemrikssaan penunjang
sebagai berikut:
awal kehidupan.
D. Penatalaksanaan
berikut:
dengan cermat.
4. Penimbangan ketat. Perubahan berat badan mencerminkan
5. Kain yang basah secepatnya diganti dengan kain yang kering dan
bersih serta pertahankan suhu tetap hangat.
RENDAH (BBLR)
A. Pengkajian
2. Orangtua meliputi : nama (ayah dan ibu, umur, agama, suku atau
3. Riwayat kesehatan
preterm.
plasenta previa.
(34-36 cm).
anetrecial aesofagal.
5. Pola eliminasi: Yang perlu dikaji pada neonatus adalah BAB : frekwensi,
mengkonsumsi minuman
makanan tertentu.
responnya terhadap
9. Tanda-tanda vital : neonates post asfiksia berat kondisi akan baik apabila
pada bayi (40-60 x/m), sering pada bayi post asfiksia berat
10. Kulit : warna kulit tubuh merah, sedangkan ekstremitas berwarna biru,
pada bayi preterm terdapat lanugo dan verniks.
11. Kepala : kemungkinan ditemukan caput succedaneum atau
kemungkinan adanya
12. Mata : warna conjungtiva anemis atau tidak anemis, tidak ada
penumpukan lender.
14. Mulut : bibir berwarna pucat ataupun merah, ada lendir atau tidak.
100x/m.
ascus costae pada garis papilla mamae, lien tidak teraba, perut
sempurna.
19. Umbilicus : tali pusat layu, perhatikan ada perdarahan atau tidak
20. Genetalia : pada neonates aterm testis harus turun, lihat adakah
perdarahan.
23. Reflex : pada neonates preterm post asfiksia berat rflek moro dan
RENCANA KEPERAWATAN
Diagnosa Perencanaan
No Tujuan Intervensi Rasional
(Sesuai Prioritas)
2 Risiko infeksi b.d Setelah dilakukan tindakan keperawatan Pencegahan infeksi (I.14539) - Untuk onitor tanda dan gejala infeksi
Peningkatan paparan selama 1x24 jam diharapkan tingkat ansietas Observasi lokal dan siskemik
organisme patogen menurun dengan kriteria hasil - Untuk membatasi jumlah pengunjung
- Monitor tanda dan gejala
lingkungan Tingkat infeksi (L.14137) - Untuk melakukan perawatan kulit
infeksi lokal dan siskemik
indikator A T - Untuk menjaga kebersihan tangan
Terapeutik
untuk pertahanan teknik aseptik pada
Demam 2 5
- Bataasi jumlah pengunjung pasien yang berisiko tinggi
kemerahan 2 5
- Berikan perawatan kulit - Untuk mengetahui tanda dan gejala
Keterangan :
- Cuci tangan sebelumdan infeksi
1. Meningkat
sesudah kontak dengan - Untuk mengajarkan cara cuci tangan
2. Cukup meningkat
pasien dan lingkungan yang benar
3. Sedang
4. Cukup menurun pasien
5. Menurun - Pertahankan teknik aseptik
indikator A T pada pasien berisiko tinggi
Kadar sel darah putih 2 5 Edukasi
Keterangan : - Jelaskan tanda dan gejala
1. Memburuk infeksi
2. Cukup memburuk - Ajarkan cara mencuci tangan
3. Sedang dengan benar
4. Cukup membaik
- Ajarkan etika batuk
5. Membaik
Diagnosa Perencanaan
No Tujuan Intervens Rasional
(Sesuai
Prioritas) i
3 Risiko termoreguasi Setelah dilakukan tindakan Edukasi termoregulasi
b.d suhu lingkungan keperawatan selama 1x24 jam ( I.12457) - Untuk mengidentifikasi persiapan dan kemampuan
diharapkan tingkat ansietas Observasi : menerima informasi
menurun dengan kriteria hasil - Untuk mempersiapkan materi, media terkait dengan
- Identifikasi persiapan
Termoregulasi neonatu (L.14135) dan kemampuan penkes
Indikator A T menerima informasi - Untuk mengetahui kompres hangat jika anak demam
Suhu 2 - Untuk mengetahui cara pengukuran suhu yang benar
Terapeutik
tubuh
- Sediakan materi dan
Suhu 2 5
media pendidikan
kulit
kesehatan
Pengisian 2 5
kapiler - Jadwalkan penkes
Keterangan : sesuai kesepakatan
1. Memburuk - Berikan kesempatan
2. Cukup memburuk untuk bertanya
3. Sedang Edukasi
4. Cukup membaik - Ajarkan kompres
5. Membaik hangat jika anak
demam
- Ajarkan cara
pengukuran suhu
badan
- Anjurkan
penggunaan pakaian
yang dapat menyerap
keringat
-
DAFTAR PUSTAKA
Fishman, Marvin A. 2007. Buku Ajar Pediatri, Volume 3
Edisi 20.
Jakarta:EGC.
Herdman, T. Heather. 2012. Diagnosis Keperawatan: Difinisi Dan
Klasifikasi 2012-2014/Editor,T. Heather Herdman; Alih
Bahasa, Made Suwarwati
Dan Nike Budhi Subekti. Jakarta: EGC.
Huda, Nuratif dan Hardhi Kusuma. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa NANDA NIC-NOC. Jakarta: Media Action.
Nurarif, H. K. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa
Medis dan Nanda NIc-NOC. (3, Ed.). Jogjakarta: Mediaction
publishing Ribek, Nyoman dkk. 2011. Aplikasi Perawatan
Bayi Resiko Tinggi
Berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi Program Keperawatan:
Digunakan Sebagai Bahan Pembelajaran Praktek Klinik dan Alat Uji
Kompetensi. Denpasar: Poltekkes Denpasar Jurusan Keperawatan.
Proverawati A, Sulistyorini CI (2010). Berat badan lahir rendah. Yogyakarta :
N
u
h
a
M
e
d
i
k
a
Purwanto, Fitri. 2001. Buku Pedoman Rencana Asuhan Keperawtan
Bedah
Anak. Jakarta : Amarta Jakarta
Rukiyah, Yulianti. 2012. Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta :
CV. Trans Info
Media
Sulistiarini, D., & Berliana, M. (2016). Faktor-Faktor yang Memengaruhi
Kelahiran Prematur di Indonesia : Analisis Data Riskesdas 2013. E-
Journal
Widya Kesehatan dan Lingkungan, 1(2), 109–115.
Wong, D.L,dkk. 2008. Pedoman Klinik Keperawatan Pediatrik.
Jakarta. Buku Kedokteran
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosa Keperawatan
Indonesia
(1st ed.). Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat
Nasional Indonesia. Retrieved from http://www.inna-ppni.or.id
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia (I).
Jakarta. Retrieved from http://www.inna-ppni.or.id
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia:
Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan (1st ed.). Jakarta:
Dewan Pengurus
Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Retrieved from http://www.innappni.or.id
Wong, Donna L, Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Wong (6 ed.).
Jakarta: EGC, 2012