2.Faktor kehamilan
a. Hamil dengan hidramnion, hamil ganda, perdarahan antepartum.
b. Komplikasi kehamilan : preeklamsia/eklamsia, ketuban pecah dini.
3.
Faktor janin
4.TANDA GEJALA
Menurut Huda dan Hardhi. (2013), tanda dan gejala dari bayi berat badan lahir rendah adalah:
1.Sebelum bayi lahir.
a.Pada anamnesa sering dijumpai adanya riwayat abortus, partus prematurus, dan lahir mati.
b.Pembesaran uterus tidak sesuai tuanya kehamilan.
c.Pergerakan janin pertama terjadi lebih lambat, gerakan janin lebih lambat walaupun
kehamilannya sudah agak lanjut.
d.Pertambahan berat badan ibu lambat dan tidak sesuai menurut seharusnya. Sering dijumpai
kehamilan dengan oligradramnion gravidarum atau perdarahan anterpartum.
2.Setelah bayi lahir
a. Bayi dengan retadasi pertumbuhan intra uterin.
b.Bayi premature yang lahir sebelum kehamilan 37 minggu.
c.Bayi small for date sama dengan bayi retardasi pertumbuhan intrauterine.
d.Bayi premature kurang sempurna pertumbuhan alat-alat dalam tubuhnya.
Selain itu ada gambaran klinis BBLR secara umum adalah :
1.Berat kurang dari 2500 gram.
2.Panjang kurang dari 45 cm.
3.Lingkar dada kurang dari 30 cm.
4. Lingkar kepala kurang dari 33 cm.
5. Umur kehamilan kurang dari 37 minggu.
6. Kepala lebih besar.
7. Kulit tipis, transparan, rambut lanugo banyak, lemak kurang.
8.Otot hipotonik lemah.
9.Pernapasan tak teratur dapat terjadi apnea.
10. Eksremitas : paha abduksi, sendi lutut / kaki fleksi-lurus.
11. Kepala tidak mampu tegak.
12. Pernapasan 40 50 kali / menit.
13. Nadi 100 140 kali / menit.
5.KLASIFIKASI BBLR
Menurut Ribek dkk. (2011), ada 3 klasifikasi dari berat badan lahir rendah, yakni:
a. Berat badan lahir rendah sedang yaitu bayi lahir dengan berat badan 1501 sampai 2500 gram.
b.Berat badan lahir sangat rendah yaitu bayi lahir dengan berat badan kurang dari 1500 gram.
c.Berat badan lahir sangat rendah sekali yaitu bayi lahir dengan berat badan kurang dari 1000
gram.
6.PENATALAKSANAAN
a.Medis :
menggunakan head box, konsentrasi o2 yang tinggi dalam masa yang panjangakan
menyebabkan kerusakan pada jaringan retina bayi yang dapat menimbulkan kebutaan.
Pencegahan infeksi
Bayi preterm dengan berat rendah, mempunyai system imunologi yang kurang berkembang,
ia mempunyai sedikit atau tidak memiliki ketahanan terhadap infeksi. Untuk mencegah
infeksi, perawat harus menggunakan gaun khusus, cuci tangan sebelum dan sesudah merawat
bayi.
Pemberian makanan
Pemberian makanan secara dini dianjurkan untuk membantu mencegah terjadinya
hipoglikemia dan hiperbillirubin. ASI merupakan pilihan pertama, dapat diberikan melalui
kateter ( sonde ), terutama pada bayi yang reflek hisap dan menelannya lemah. Bayi berat
lahir rendah secara relative memerlukan lebih banyak kalori, dibandingkan dengan bayi
preterm.
7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan glucose darah terhadap hipoglikemi.Pemantauan gas darah sesuai
kebutuhan titer torch sesuai indikasi. Pemeriksaan kromosom sesuai indikasi. Pemantauan
elektrolit.Pemeriksaan sinar X sesuai kebutuhan ( misal : foto thorax )
8. KOMPLIKASI
Sindrom aspirasi mekonium, asfiksia neonatorum, sindrom distres respirasi, penyakit
membran hialin.
Dismatur preterm terutama bila masa gestasinya kurang dari 35 minggu.
Hiperbilirubinemia, patent ductus arteriosus, perdarahan ventrikel otak..
Hipotermia, Hipoglikemia, Hipokalsemia, Anemi, gangguan pembekuan darah
Infeksi, retrolental fibroplasia, necrotizing enterocolitis (NEC).
Bronchopulmonary dysplasia, malformasi konginetal.
a. Riwayat antenatal yang perlu dikaji atau diketahui dari riwayat antenatal pada kasus BBLR
yaitu:
b.Keadaan ibu selama hamil dengan anemia, hipertensi, gizi buruk, merokok ketergantungan
obat-obatan atau dengan penyakit seperti diabetes mellitus, kardiovaskuler dan paru.
c. Kehamilan dengan resiko persalinan preterm misalnya kelahiran multiple, kelainan kongenital,
riwayat persalinan preterm.
d.Pemeriksaan kehamilan yang tidak kontinyuitas atau periksa tetapi tidak teratur dan periksa
kehamilan tidak pada petugas kesehatan.
e. Hari pertama hari terakhir tidak sesuai dengan usia kehamilan (kehamilan postdate atau
preterm).
f.Riwayat natalkomplikasi persalinan juga mempunyai kaitan yang sangat erat dengan
permasalahan pada bayi baru lahir. Yang perlu dikaji :
g.Kala I : perdarahan antepartum baik solusio plasenta maupun plasenta previa.
h. Kala II : Persalinan dengan tindakan bedah caesar, karena pemakaian obat penenang
(narkose) yang dapat menekan sistem pusat pernafasan.
b. Riwayat post natal
Yang perlu dikaji antara lain :
a.Apgar score bayi baru lahir 1 menit pertama dan 5 menit kedua AS (0-3) asfiksia berat, AS (46) asfiksia sedang, AS (7-10) asfiksia ringan.
b.Berat badan lahir : Preterm/BBLR < 2500 gram, untu aterm 2500 gram lingkar kepala kurang
atau lebih dari normal (34-36 cm).
c.Adanya kelainan kongenital : Anencephal, hirocephalus anetrecial aesofagal.
Hubungan psikologis
Sebaiknya segera setelah bayi baru lahir dilakukan rawat gabung dengan ibu jika kondisi bayi
memungkinkan. Hal ini berguna sekali dimana bayi akan mendapatkan kasih sayang dan
perhatian serta dapat mempererat hubungan psikologis antara ibu dan bayi. Lain halnya
dengan BBLR karena memerlukan perawatan yang intensif
2.
Data Obyektif
Data obyektif adalah data yang diperoleh melalui suatu pengukuran dan pemeriksaan dengan
menggunakan standart yang diakui atau berlaku.
a. Keadaan umum
Pada neonatus dengan BBLR, keadaannya lemah dan hanya merintih. Keadaan akan
membaik bila menunjukkan gerakan yang aktif dan menangis keras. Kesadaran neonatus
dapat dilihat dari responnya terhadap rangsangan. Adanya BB yang stabil, panjang badan
sesuai dengan usianya tidak ada pembesaran lingkar kepala dapat menunjukkan kondisi
neonatus yang baik.
b.Tanda-tanda Vital
Neonatus post asfiksia berat kondisi akan baik apabila penanganan asfiksia benar, tepat dan
cepat. Untuk bayi preterm beresiko terjadinya hipothermi bila suhu tubuh < 36 C dan
beresiko terjadi hipertermi bila suhu tubuh < 37 C. Sedangkan suhu normal tubuh antara
36,5C 37,5C, nadi normal antara 120-140 kali per menit respirasi normal antara 40-60
kali permenit, sering pada bayi post asfiksia berat pernafasan belum teratur .
c. Kulit
Warna kulit tubuh merah, sedangkan ekstrimitas berwarna biru, pada bayi preterm terdapat
lanugo dan verniks.
d.Kepala
Kemungkinan ditemukan caput succedaneum atau cephal haematom, ubun-ubun besar
cekung atau cembung kemungkinan adanya peningkatan tekanan intrakranial.
e.Mata
Warna conjunctiva anemis atau tidak anemis, tidak ada bleeding conjunctiva, warna sklera
tidak kuning, pupil menunjukkan refleksi terhadap cahaya.
f.Hidung
Terdapat pernafasan cuping hidung dan terdapat penumpukan lendir.
g.Mulut
Bibir berwarna pucat ataupun merah, ada lendir atau tidak.
h.Telinga
Perhatikan kebersihannya dan adanya kelainan
i. Leher
Perhatikan kebersihannya karena leher nenoatus pendek
j.Thorax
Bentuk simetris, terdapat tarikan intercostal, perhatikan suara wheezing dan ronchi, frekwensi
bunyi jantung lebih dari 100 kali per menit.
k.AbdomenBentuk silindris, hepar bayi terletak 1 2 cm dibawah arcus costaae
pada garis
papila mamae, lien tidak teraba, perut buncit berarti adanya asites atau tumor, perut cekung
adanya hernia diafragma, bising usus timbul 1 sampai 2 jam setelah masa kelahiran bayi,
sering terdapat retensi karena GI Tract belum sempurna.
l.Umbilikus
3. Data Penunjang
Data penunjang pemeriksaan laboratorium penting artinya dalam menegakkan diagnosa atau
kausal yang tepat sehingga kita dapat memberikan obat yang tepat pula. Pemeriksaan yang
diperlukan adalah :
Darah : GDA > 20 mg/dl
Test kematangan paru
CRP
Hb dan Bilirubin : > 10 mg/dl
2.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Resiko tinggi hipotermi atau hipertermi b/d imaturitas fungsi termoregulasi atau perubahan
suhu lingkungan
f.
Resiko tinggi terjadi gangguan perfusi jaringan b/d imaturitas fungsi kardiovaskuler
g.
h.
i.
j.
3.
INTERVENSI KEPERAWATAN
No
1.
Diagnosa Keperawatan
Ketidakefektifan pola nafas
b/d tidak adekuatnya
ekspansi paru
Tujuan/Kriteria
Pola nafas yang efektif
Kriteria :
Kebutuhan oksigen
menurun
Nafas spontan, adekuat
Tidak sesak.
Rencana Tindakan
Berikan posisi kepala sedikit M
ekstensi
Berikan oksigen dengan
metode yang sesuai.
Observasi irama, kedalaman
dan frekuensi pernafasan.
Kriteria :
perburukan pernafasan
Lapor dokter apabila
terdapat tanda-tanda
perburukan pernafasan.
Mendapatkan tindakan yang
tepat.
Kolaborasi dalam
Hidrasi baik
keseimbangan keseimbangan
Kriteria:
ketidakmampuan ginjal
mempertahankan
cc/kgbb/jam
Nutrisi adekuat
Kriteria :
elektrolit.
darah.
Observasi turgor kulit.
pemberiantotal parenteral
5
Kreteria:
lingkungan sesuai.
Hindarkan bayi kontak
kreteria:
perlu.
Observasi warna kulit.
M
Pengisian kembali kapiler <2 Observasi pengisian kembali
detik
Akral hangat dan tidak
sianosis
Produksi urin 1-2
cc/kgbb/jam
Kesadaran composmentis
kapiler.
Kolaborasi dalam
pemeriksaan laboratorium. O
Kolaborasi dalam pemberian
obat-obatan.
Kriteria :
Kesadaran composmentis
Gerakan aktif dan
terkoordinasi
Tidak ada kejang ataupun
melengking
Hasil USG kepala dalam
batas normal
twitching
Tidak ada tangisan
M
Observasi adanya kejang.
Lapor dokter apabila
observasi.
Kolaborasi dalam
pemeriksaan USG kepala.
8
Kriteria :
Kriteria :
struktur kulit
prosedur invasive.
Lakukan perawatan tali
pusat.
Observasi tanda-tanda vital.
Kolaborasi pemeriksaan
darah rutin.
Kolaborasi pemberian
antibiotika.
Kaji kulit bayi dari tandatanda kemerahan, iritasi,
Gangguan persepsi-sensori :
penglihatan, pendengaran,
Kriteria :
sensor.
Membelai bayi sebelum
malakukan tindakan.
perawatan intensif
DAFTAR PUSTAKA
Fishman, Marvin A. 2007. Buku Ajar Pediatri, Volume 3 Edisi 20. Jakarta:EGC.
Herdman, T. Heather. 2012. Diagnosis Keperawatan: Difinisi Dan Klasifikasi 2012-2014/Editor,T.
Heather Herdman; Alih Bahasa, Made Suwarwati Dan Nike Budhi Subekti. Jakarta: EGC.
Huda, Nuratif dan Hardhi Kusuma. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
NANDA NIC-NOC. Jakarta: Media Action.
Ribek, Nyoman dkk. 2011. Aplikasi Perawatan Bayi Resiko Tinggi Berdasarkan Kurikulum Berbasis
Kompetensi Program Keperawatan: Digunakan Sebagai Bahan Pembelajaran Praktek Klinik
dan Alat Uji Kompetensi. Denpasar: Poltekkes Denpasar Jurusan Keperawatan.