Disusun oleh :
- Indah Safitri
- Junior Setiawan
- Lofiyatul Fitri
- Marthatio Lenta Nauli S
- Maulida Julianta
- Nabilah Farhatun Wahidah
- Nadia Nur Alfu
- Salsa Regita Pasha
- Salsabila Akmaliyah A
- Salsabila Nur Amalia A
B. Klasifikasi BBLR
Berkaitan dengan penanganan dan harapan hidupnya bayi berat lahir rendah dibedakan dalam
beberapa macam (Abdul Bari saifuddin,2001) :
1. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), berat lahir 1500 gram-2500 gram.
2. Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR),berat lahir kurang dari 1500 gram.
3. Bayi Berta Lahir Ekstrem Rendah (BBLER) berat lahir kurang dari 1000 gram.
Sedangkan menurut WHO membagi Umur kehamilan dalam tiga kelompok :
1. Preterm : kurang dari 37 minggu lengkap
2. Aterm : mulai dari 37 minggu sampai kurang dari 42 minggu lengkap.
3. Pos term : 42 minggu lengkap atau lebih.
Ada dua macam BBLR yaitu :
1. Prematuritas murni atau bayi yang kurang bulan (KB/SMK) : bayi yang dilahirkan dengan umur kurang
dari 37 minggu dengan berat badan sesuai.
2. Dismaturitas : bayi .lahir dengan berat badan kurang dari seharusnya untuk masa gestasi itu.
C. Etiologi
Menurut Huda dan Hardhi dalam NANDA NIC-NOC (2013). Penyebab kelahiran bayi berat badan
lahir rendah, yaitu:
1. Faktor genetik atau kromosom
2. Infeksi
3. Bahan toksik
4. Insufisiensi atau disfungsi plasenta
5. Radiasi
6. Faktor nutrisi
7. Factor lain seperti merokok, peminum alkohol, bekerja berat pada masa kehamilan, plasenta previa,
kehamilan ganda, obat-obatan, dan sebagainya.
Selain penyebab diatas ada beberapa penyebab kelahiran berat badan lahir rendah yang
berhubungan, yaitu:
1. Faktor ibu
a. Paritas
b. Abortus spontan sebelumnya
c. Infertilitas
d. Gizi saat hamil yang kurang, umur kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun
e. Jarak hamil dan persalinan terlalu dekat, pekerjaan yang terlalu berat
f. Penyakit menahun ibu : hipertensi, jantung, gangguan pembuluh darah, perokok
2. Faktor kehamilan
a. Hamil dengan hidramnion, hamil ganda, perdarahan antepartum
b. Komplikasi kehamilan : preeklamsia/eklamsia, ketuban pecah dini
3. Faktor janin
a. Cacat bawaan, infeksi dalam rahim.
b. Infeksi congenital (missal : rubella)
4. Faktor yang masih belum diketahui
D. Patofisiologi BBLR
Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram pada waktu
lahir. Secara umum penyebab dari bayi berat badan lahir rendah dipengaruhi oleh beberapa factor antara
lain gizi saat hamil yang kurang dengan umur kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun, jarak hamil dan
persalinan terlalu dekat, pekerjaan yang terlalu berat, penyakit menahun ibu : hipertensi, jantung,
gangguan pembuluh darah, perokok.
BBLR biasanya disebabkan juga oleh hamil dengan hidramnion, hamil ganda, perdarahan, cacat
bawaan, infeksi dalam rahim. Hal ini akan menyebabkan bayi lahir dengan berat 2500 gram dengan
panjang kurang dari 45 cm, lingkar dada kurang dari 30 cm kepala lebih besar, kulit tipis, transparan,
rambut lanugo banyak, lemak kurang, otot hipotonik lemah, pernapasan tak teratur dapat terjadi apnea
biasanya terjadi pada umur kehamilan kurang dari 37 minggu.
Kemungkinan yang terjadi pada bayi dengan BBLR adalah Sindrom aspirasi mekonium, asfiksia
neonatorum, sindrom distres respirasi, penyakit membran hialin, dismatur preterm terutama bila masa
gestasinya kurang dari 35 minggu, hiperbilirubinemia, patent ductus arteriosus, perdarahan ventrikel otak,
F. Komplikasi
Ada beberapa hal yang dapat terjadi apabila BBLR tidak ditangani secepatnya menurut Mitayanti,
2009 yaitu :
1. Sindrom aspirasi mekonium (menyababkan kesulitan bernapas pada bayi).
2. Hipoglikemia simtomatik.
3. Penyakit membrane hialin disebabkan karena surfaktan paru belum sempurna,sehingga alveoli kolaps.
Sesudah bayi mengadakan inspirasi, tidak tertinggal udara residu dalam alveoli, sehingga selalu
dibutuhkan tenaga negative yang tinggi untuk yang berikutnya.
4. Asfiksia neonetorom.
5. Hiperbulirubinemia
G. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan glucose darah terhadap hipoglikemia.
2. Pemantauan gas darah sesuai kebutuhan.
3. Titer torch sesuai indikasi.
4. Pemeriksaan kromosom sesuai indikasi.
5. Pemantauan elektrolit.
6. Pemeriksaan sinar X sesuai kebutuhan (mis : fhoto thorak)
H. Penatalaksaan
1. Medis
a. Resusitasi yang adekuat, pengaturan suhu, terapi oksigen
b. Pengawasan terhadap PDA (Patent Ductus Arteriosus)
c. Keseimbangan cairan dan elektrolit, pemberian nutrisi yang cukup
d. Pengelolaan hiperbilirubinemia, penanganan infeksi dengan antibiotik yang tepat
2. Penanganan secara umum:
a. Penanganan bayi
Semakin kecil bayi dan semakin premature bayi, maka semakin besar perawatan yang diperlukan, karena
kemungkinan terjadi serangan sianosis lebih besar. Semua perawatan bayi harus dilakukan didalam
incubator
b. Pelestarian suhu tubuh
Bayi dengan berat lahir rendah, mempunyai kesulitan dalam mempertahankan suhu tubuh. Bayi akan
berkembang secara memuaskan, asal suhu rectal dipertahankan antara 35,50 C s/d 370 C.Bayi berat rendah
harus diasuh dalam suatu suhu lingkungan dimana suhu normal tubuhnya dipertahankan dengan usaha
metabolic yang minimal. Bayi berat rendah yang dirawat dalam suatu tempat tidur terbuka, juga
memerlukan pengendalian lingkungan secara seksama. Suhu perawatan harus diatas 25 0 C, bagi bayi
yang berat sekitar 2000 gram, dan sampai 300C untuk bayi dengan berat kurang dari 2000 gram
c. Inkubator
Bayi dengan berat badan lahir rendah, dirawat didalam incubator. Prosedur perawatan dapat dilakukan
melalui “jendela“ atau “lengan baju“. Sebelum memasukkan bayi kedalam incubator, incubator terlebih
dahulu dihangatkan, sampai sekitar 29,4 0 C, untuk bayi dengan berat 1,7 kg dan 32,2 0C untuk bayi yang
lebih kecil. Bayi dirawat dalam keadaan telanjang, hal ini memungkinkan pernafasan yang adekuat, bayi
dapat bergerak tanpa dibatasi pakaian, observasi terhadap pernafasan lebih mudah.
d. Pemberin oksigen
Ekspansi paru yang buruk merupakan masalah serius bagi bayi preterm BBLR, akibat tidak adanya
alveolo dan surfaktan. Konsentrasi O2 yang diberikan sekitar 30- 35 % dengan menggunakan head box,
konsentrasi o2 yang tinggi dalam masa yang panjang akan menyebabkan kerusakan pada jaringan retina
bayi yang dapat menimbulkan kebutaan.
e. Pencegahan infeksi
Bayi preterm dengan berat rendah, mempunyai system imunologi yang kurang berkembang, ia
mempunyai sedikit atau tidak memiliki ketahanan terhadap infeksi. Untuk mencegah infeksi, perawat
harus menggunakan gaun khusus, cuci tangan sebelum dan sesudah merawat bayi.
f. Pemberian makanan
Pemberian makanan secara dini dianjurkan untuk membantu mencegah terjadinya hipoglikemia dan
hiperbillirubin. ASI merupakan pilihan pertama, dapat diberikan melalui kateter ( sonde ), terutama pada
bayi yang reflek hisap dan menelannya lemah. Bayi berat lahir rendah secara relative memerlukan lebih
banyak kalori, dibandingkan dengan bayi preterm.
DAFTAR PUSTAKA
Huda, Nuratif dan Hardhi Kusuma. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
NANDA NIC-NOC. Jakarta: Media Action.
B. ASUHAN KEPERAWATAN
ASUHAN KEPERAWATAN
No.Reg : ……………………………………………………………………..
Tanggal Masuk RS : ……………………………………………………………………..
Nama Pengkaji : .............................................................................................
Nomor induk Mahasiswa : ...............................................................................................
Hari/Tanggal Pengkajian : Rabu – 1 – januari- 2020
I. PENGKAJIAN
1. Pengumpulan Data
A. Identitas Klien : (Data Subjektif )
Nama bayi : By.Ny.S
Umur : 1 Hari
Tanggal/jam lahir : 1 Januari 2020
Jenis kelamin : Perempuan
BIODATA IBU AYAH
Nama Ny. S Tn.S
Umur 25 Tahun 30 Tahun
Suku bangsa Sunda Sunda
Agama Islam Islam
Pendidikan SLTA SLTA
Pekerjaan IRT Swasta
Golongan darah B B
No. Medrec
Diagnosa Medis
Alamat rumah Kp. Sawah Dalam Kp. Sawah Dalam
No.Telp/Hp 0895331783436 089544774523
Status Perkawinan Menikah Menikah
C. Komplikasi kehamilan .
(√
a. Perdarahan : Ya ( ) tidak )
(√
b. Preeklampsi : ya ( ) tidak )
(√
c. Eklampsi ; ya ( ) tidak )
diameter : ..........................cm
jumlah cotiledon :........................buah
warna plasenta :.............................
panjang tali pusat :…………………cm
diameter tali pusat : ………………..cm
jumlah pembuku darah :
- vena :……………..buah
- arteri :……………..buah
g. Komplikasi persalinan
- Tidak terdapat komplikasi selama persalinan
h. APGAR skore
Warna kulit
Denyut jantung
Refleks
Aktivitas
Pernapasan
Jumlah
- Trauma persalinan :
Pasien mengatakan tidak ada trauma dalam persalinan dan klien mengatakan merasa bahagian
dengan kehamilannya.
E.Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
- kesadaran :Compos Mentis
- Denyut nadi : 107x/menit
- Pernapasan :57x/menit
- Aktivitas :
- Refleks :
Rooting. : Positif (√ ) negatif ( )
Sucking : Positif (√ ) negatif ( )
Tonic neck : Positif (√ ) negatif ( )
Reflek palmar : positif (√ ) negatif ( )
Reflek moro : Positif (√ ) negatif ( )
Reflek babinski : positif (√ ) negatif ( )
b. Pemeriksaan Sistematik
1. Kepala
- Coput sucsedanium : ada ( ) tidak (√ )
- Cephal haematome ; Ada ( ) tidak (√ )
- Lesi : ada ( ) tidak (√ )
2. Mata.
- Doll eyes .; Normal
- Strabismus. ; Normal
- Nistagmus. : Normal
- Kornea. ;
3. Telinga.
- letak telinga: normal
- Kelenturan daun telinga.: normal
4. Mulut.
Labiopalatoscisis : ada ( )tidak (√ )
5. Hidung.
- posisi : simetris (√ ) tidak simetris ( )
- septum : utuh (√ ) terbelah ( )
-
6. Leher .
Kekuatan : kuat ( ) lemah (v ).
7. Dada.
- bunyi paru : Tidak teratur
- bunyi jantung. : Tidak teratur
- Irama napas. : Tidak teratur
- Pembesaran mammae :.Ada
- Sekresi glandula mammae.:
8. Abdomen
- KeadaanTali pusat.( perdarahan ( ) Menonjol (v )
- Bising usus. ....................x Menit
9. Punggung.
- spina bifida : ada ( ) tidak (v )
- Mongolian Spot : ada ( ) tidak ( v)
- Lanugo: ada ( ) tidak (v )
- Verniks caseosa : ada ( ) tidak (v )
12. Genitalia
Pada bayi perempuan :
- labia mayora menutup labia minor : menutup (v ) tidak menutup ( )
- keadaan klitoris Menonjol (√ ) datar ( )
- Pseudomenstruasi ada (v ) tidak ada ( )
d. Eliminasi
1. BAB :
- warna : hitam (√ ) kuning ( ) putih ( ).
- Konsistensi : keras ( ) lembek (√) cair ( )
- Frekuensi : 5 X / 24 jam
2. BAK :
- warna : kuning jernih (√ ) kuning keruh ( )
- frekuensi : 5 X /24 jam
Analisa Data
- Kesadaran : CM
- Nafas terlihat sesak Insuf pernafasan
- RR : 57x/menit
Pola nafas tidak efektif
- Nadi : 107x/menit
- Suhu : 36 °C
- CRT >2 detik
2 DS : - BBLR Difisit Nutrisi
DO :
- KU : Lemah Organ perncernaan belum
- Kesadaran : CM matur
- Bayi terpasang OGT
- Reflek hisap lemah Reflek menelan dan
Difisit nutrisi
3 DS : - BBLR Resiko infeksi
DO :
- Usia kehamilan : Prematuritas
29 minggu
- BB Lahir : 1800 gram Penurunan daya tahan
Rencana Keperawatan
Diagnosa Perencanaan
No
Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
1. Pola nafas Pola Napas Pemantauan Respirasi
tidak efektif (L.01004) (I.01014), Manajemen
Edukasi
- Ajarkan cara mencuci
tangan dengan benar - Untuk meminimalkan
pertumbuhan bakteri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
obat. - Antibiotic untuk mencegah
Inj. Viccilin 2 x 150 mg terjadinya pertumbuhan
Inj. Gentamicin 1 x 15 bakteri
mg
Sukralfat 3 x 0,5 cc
Nymico 3 x 0,5 cc
Implementasi
No Tanggal / waktu Diagnosa Tindakan keperawatan Paraf
keperawatan
1. Rabu 6 april 2021 Pola nafas tidak Pemantauan Respirasi
efektif (I.01014), Manajemen Jalan
10:00-12:00 berhubungan
dengan Napas (I.01011)
imaturitas Observasi
neurologis - Monitor adanya
(D.0005)
sumbatan jalan napas
Respon :
- pernafasan normal 40
sampai 60 x
- kebutuhan o2 bayi
terpenuhi
- Monitor pola napas
(frekuensi, kedalaman,
usaha napas)
Respon :
-pernapasan teratur
Terapeutik
- Lakukan penghisapan
lender kurang dari 15
detik
- Berikan oksigen
Respon:
Defisit nutrisi 1. Pasien sudah
berhubungan
dengan dilakukan
ketidakmampuan pemberian oksigen
menelan
makanan (reflek
hisap dan Manajemen Nutrisi
menelan lemah) (I.03119), Pemantauan
(D.0019) Nutrisi (I.03123)
Observasi
- Identifikasi kemampuan
menelan (refleks
menelan)
Respon :
-bayi dapat menelan atau
meminum pespeen dengan
baik
- Identifikasi
kemungkinan penyebab
BB berkurang
Resiko infeksi Respon :
berhubungan
dengan -berat badan tidak turun
prematuritas lebih dari 10 %
(D.0142)
- Monitor asupan
makanan (ASI)
Respon : Asi sesuai
kebutuhan
Terapeutik
- Lakukan oral hygiene
sebelum makan, jika
perlu
- Sebelum memberi
makan, ibu selalu
membersihkan oral
bayi terlebih dahulu
Pencegahan Infeksi
(I.14539)
Observasi
- Monitor tanda dan
gejala infeksi lokal dan
sistemik
Respon:
Tidak ada tanda dan
juga gejala yang muncul
Terapeutik
- Cuci tangan sebelum
dan sesudah kontak
dengan pasien dan
lingkungan pasien
- Pertahankan teknik
aseptik pada pasien
berisiko tinggi
Respon:
- Selalu dilakukan
tindakan mencuci
dengan dengan
tujuan untuk
melindungi diri dan
juga klien
- Selalu dilakukan
tindakan aseptik,
agar sama sama
terlindungi
Edukasi
- Ajarkan cara mencuci
tangan dengan benar
Respon:
- Orang tua klien
dapat
melakukannya
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
obat.
Inj. Viccilin 2 x 150 mg
Inj. Gentamicin 1 x 15
mg
Sukralfat 3 x 0,5 cc
Nymico 3 x 0,5 cc
Respon:
- pemberian obat
injeksi viccilin
2x150 mg
- injeksi gentamicin
1x15 mg
- Sukralfat 3 x 0,5
cc
- Nymico 3 x 0,5 cc
2. Kamis 7 april 2021 Pola nafas tidak Pemantauan Respirasi
efektif (I.01014), Manajemen Jalan
08.00- 08.30 berhubungan
dengan Napas (I.01011)
imaturitas Observasi
neurologis - Monitor adanya
(D.0005)
sumbatan jalan napas
Respon :
- pernafasan normal 40
sampai 60 x
- kebutuhan o2 bayyi
terpenuhi
- Monitor pola napas
(frekuensi, kedalaman,
usaha napas)
Respon :
-pernafasan teratur
- tidak ada cyanosis
Terapeutik
- Lakukan penghisapan
lender kurang dari 15
detik
- Berikan oksigen
Respon:
Defisit nutrisi - tidak terdapat lendir
berhubungan - tidak dilakukan
dengan
ketidakmampuan pemberian oksigen
menelan
makanan (reflek Manajemen Nutrisi
hisap dan (I.03119), Pemantauan
menelan lemah) Nutrisi (I.03123)
(D.0019) Observasi
- Identifikasi kemampuan
menelan (refleks
menelan)
Respon :
-bayi dapat menelan atau
meminum pespeen dengan
baik
- Identifikasi
kemungkinan penyebab
BB berkurang
Respon :
-berat badan tidak turun
lebih dari 10 %
- Monitor asupan
makanan (ASI)
Respon : Asi sesuai
kebutuhan
Pencegahan Infeksi
(I.14539)
Observasi
- Monitor tanda dan
gejala infeksi lokal dan
sistemik
Respon:
- Tidak terdapat
infeksi
Terapeutik
- Cuci tangan sebelum
dan sesudah kontak
dengan pasien dan
lingkungan pasien
- Pertahankan teknik
aseptik pada pasien
berisiko tinggi
Respon:
- Tindakan cuci
tangan selalu
dilakukan oleh
keluarga klien
- Selalu dilakukan
teknik aseptik
Edukasi
- Ajarkan cara mencuci
tangan dengan benar
Respon:
- Keluarga klien
dapat
memahaminya
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
obat.
Inj. Viccilin 2 x 150 mg
Inj. Gentamicin 1 x 15
mg
Sukralfat 3 x 0,5 cc
Nymico 3 x 0,5 cc
Respon:
- pemberian obat
Inj. Viccilin 2 x
150 mg
- Inj. Gentamicin 1
x 15 mg
- Sukralfat 3 x 0,5
cc
- Nymico 3 x
0,5 cc
3. 8 april 2021 Pola nafas tidak Pemantauan Respirasi
efektif (I.01014), Manajemen Jalan
08.00- 08.30 berhubungan
dengan Napas (I.01011)
imaturitas Observasi
neurologis - Monitor adanya
(D.0005)
sumbatan jalan napas
Respon :
- pernafasan normal 40
sampai 60 x
- kebutuhan o2 bayyi
terpenuhi
- Monitor pola napas
(frekuensi, kedalaman,
usaha napas)
Respon :
-pernafasan teratur
- tidak ada cyanosis
Terapeutik
- Lakukan penghisapan
lender kurang dari 15
detik
- Berikan oksigen
Defisit nutrisi Respon:
berhubungan
dengan - Tidak terdapat
ketidakmampuan lendir
menelan
- Tidak dilakukan
makanan (reflek
hisap dan pemberian oksigen
menelan lemah)
(D.0019)
Manajemen Nutrisi
(I.03119), Pemantauan
Nutrisi (I.03123)
Observasi
- Identifikasi kemampuan
menelan (refleks
menelan)
Respon :
-bayi dapat menelan atau
meminum pespeen dengan
baik
- Identifikasi
kemungkinan penyebab
BB berkurang
Respon :
-berat badan tidak turun
lebih dari 10 %
- Monitor asupan
makanan (ASI)
Respon : Asi sesuai
kebutuhan
Resiko infeksi
berhubungan
dengan - Monitor berat badan
prematuritas Respon : berat badan selalu
(D.0142)
setabil tidak ada penurunan
berat badan
Terapeutik
- Lakukan oral hygiene
sebelum makan, jika
perlu
Respon:
- Ibu bayi selalu
membersihkan oral
bayi sebelum dan
juga sesudah makan
Pencegahan Infeksi
(I.14539)
Observasi
- Monitor tanda dan
gejala infeksi lokal dan
sistemik
Respon:
- Tidak terdapat
tanda dan juga
gejala infeksi
Terapeutik
- Cuci tangan sebelum
dan sesudah kontak
dengan pasien dan
lingkungan pasien
- Pertahankan teknik
aseptik pada pasien
berisiko tinggi
Respon:
- Selalu dilakukan
sebelum dan juga
sesudah melakukan
tindakan
- Keluarga pasien
selalu
mempertahankan
teknik aseptik
Edukasi
- Ajarkan cara mencuci
tangan dengan benar
Respon:
- Keluarga sudah
hapal betul mengenai
tindakan mencuci tangan
dengan benar
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
obat.
Inj. Viccilin 2 x 150 mg
Inj. Gentamicin 1 x 15
mg
Sukralfat 3 x 0,5 cc
Nymico 3 x 0,5 cc
Respon:
- pemberian obat.
- Inj. Viccilin 2 x
150 mg
- Inj. Gentamicin 1
x 15 mg
- Sukralfat 3 x 0,5
cc
- Nymico 3 x
0,5 cc
P : Lanjutkan intervensi
- Mengidentifikasi
kemampuan menelan
- Memonitor berat badan
Resiko infeksi S :-
berhubungan
dengan O:
prematuritas - Keadaan Umum bayi lemah
(D.0142) A : Masalah resiko infeksi belum
teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Memantau tanda gejala
infeksi
Kamis, 7 Pola nafas tidak S :-
April 2021 efektif
berhubungan O:
dengan imaturitas - Pernapasan sudah mulai
neurologis teratur
(D.0005) - Penggunaan oto bantu napas
menurun (4)
- Frekuensi napas membaik
(4)
- Tidak ada cyanosis
- Tidak ada wheezing, mengi,
ronkhi kering
- Tidak terdapat lendir
P : Lanjutkan intervensi
- Memonitor pola napas
Defisit nutrisi S :-
berhubungan
dengan O:
ketidakmampuan - Kekuatan otot menelan
menelan membaik (3)
makanan (Reflek - Berat badan membaik (4)
hisap dan
menelan lemah) A : Masalah deficit nutrisi teratasi
(D.0019) sebagian
P : Lanjutkan intervensi
- Mengidentifikasi
kemampuan menelan
- Memonitor berat badan
Resiko infeksi S :-
berhubungan
dengan O:
prematuritas - Keadaan Umum bayi lemah
(D.0142) - Tidak terdapat tanda gejala
infeksi
A : Masalah resiko infeksi belum
teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Memantau tanda gejala
infeksi
Jumat, 8 Pola nafas tidak S :
April 2021 efektif
berhubungan O:
dengan imaturitas - Penggunaan oto bantu napas
neurologis menurun (5)
(D.0005) - Frekuensi napas membaik
(5)
- Tidak ada cyanosis
- Tidak ada wheezing, mengi,
ronkhi kering
P : Intervensi dihentikan
Defisit nutrisi S :-
berhubungan
dengan O:
ketidakmampuan - Bayi dapat menelan pespeen
menelan dengan baik
makanan (Reflek - Kekuatan otot menelan
hisap dan membaik (4)
menelan lemah) - Berat badan membaik (5)
(D.0019)
A : Masalah deficit nutrisi teratasi
P : Hentikan intervensi
Resiko infeksi S :-
berhubungan
dengan O:
prematuritas - Keadaan Umum bayi baik
(D.0142) - Tidak terdapat tanda gejala
infeksi
A : Masalah resiko infeksi belum
teratasi
P : Intervensi dihentikan