Disusun Oleh :
ENY KISWOROWATI,AMK
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidyah-Nya penulis
dapat menyelesaikan laporan kasus dengan judul LAPORAN KASUS BY. NY.P dengan
BBLR Premature ini dengan lancar tanpa ada suatu hambatan apapun.
Laporan ini disusun guna memenuhi tugas. Dalam penyusunan laporan ini penulis
tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian laporan ini. Adapun ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada :
1. Allah SWT karena dengan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan tugas ini
2. SR.Aini,amk selaku pembimbing kami
3. Teman – teman yang membantu terselesaikannya laporan ini
4. Keluarga yang telah mendukung penuh pembuatan laporan ini
Penulis menyadari bahwa pembuatan laporan ini jauh dari sempurna, oleh karena
itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi kesempurnaan
laporan ini.
Demikianlah laporan ini penulis buat semoga laporan ini bermanfaat bagi penulis
khususnya dan pembaca pada umumnya.
Jakarta,23/5/20
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam beberapa dasawarsa ini perhatian terhadap janin yang mengalami gangguan
pertumbuhan dalam kandungan sangat meningkat. Hal ini disebabkan masih
tingginya angka kematian perinatal neonatal karena masih banyak bayi yang
dilahirkan dengan berat badan lahir rendah. Sejak tahun 1961 WHO telah mengganti
istilah premature baby dengan low birth weight baby ( bayi dengan berat lahir rendah
= BBLR ), karena disadari tidak semua bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gr
pada waktu lahir bukan bayi premature.
Menurut data statistic dari RS HerminaKematian perinatal pada bayi berat badan
lahir rendah 8 kali lebih besar dari bayi normal pada umur kehamilan yang sama.
Kalaupun bayi menjadi dewasa ia akan mengalami gangguan pertumbuhan, baik
fisik maupun mental. Prognosis akan lebih buruk lagi bila berat badan makin rendah.
Angka kematian yang tinggi terutama disebabkan oleh seringnya dijumpai kelainan
komplikasi neonatal seperti asfiksia, aspirasi pneumonia, perdarahan intrakranial,
dan hipoglikemia. Bila bayi ini selamat kadang-kadang dijumpai kerusakan pada
syaraf dan akan terjadi gangguan.
B. TUJUAN
Dengan pembahasan ini diharapkan setiap individu mengenal dan mengetahui
tentang pengertian, etiologi dan penatalaksanaan pada pasien dengan bayi BBLR
sehingga dapat mengaplikasikan dilapangan serta dapat memberi pengetahuan baru
di dunia kesehatan.
Dengan pembahasan dan laporan kasus ini mengenai bayi BBLR diharapkan
setiap perawat khususnya di rumah sakit hermina dapat melakukan asuhan
keperawatan pasien dengan BBLR mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi.
BAB II
KONSEP DASAR TEORI
A. MEDIS
1.DEFINISI
Bayi berat badan lahir rendah ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir
kurang dari 2500 gram ( WHO, 1961 ). Berat badan lahir rendah adalah bayi dengan
berat badan kurang dari 2500 gram pada waktu lahir. (Huda dan Hardhi, NANDA
NIC-NOC, 2013).
Menurut Ribek dkk. (2011). Berat badan lahir rendah yaitu bayi yang lahir dengan
berat badan kurang dari 2500 gram tanpa memperhatikan usia gestasi (dihitung satu
jam setelah melahirkan).
Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram
pada waktu lahir. (Amru Sofian, 2012). Dikutip dalam buku Nanda, (2013).
KLASIFIKASI
Menurut Ribek dkk. (2011), ada 3 klasifikasi dari berat badan lahir rendah, yakni:
a. Berat badan lahir rendah sedang yaitu bayi lahir dengan berat badan 1501 sampai
2500 gram.
b. Berat badan lahir sangat rendah yaitu bayi lahir dengan berat badan kurang dari
1500 gram.
c. Berat badan lahir sangat rendah sekali yaitu bayi lahir dengan berat badan kurang
dari 1000 gram.
2.ETIOLOGI
Menurut Huda dan Hardhi dalam NANDA NIC-NOC (2013). Penyebab kelahiran
bayi berat badan lahir rendah, yaitu:
a. Factor genetik atau kromosom
b. Infeksi
c. Bahan toksik
d. Insufisiensi atau disfungsi plasenta
e. Radiasi
f. Faktor nutrisi
g. Factor lain seperti merokok, peminum alkohol, bekerja berat pada masa
kehamilan, plasenta previa, kehamilan ganda, obat-obatan, dan sebagainya.
Selain penyebab diatas ada beberapa penyebab kelahiran berat badan lahir rendah
yang berhubungan, yaitu :
1. Faktor ibu
a. Paritas
b. Abortus spontan sebelumnya
c. Infertilitas
d. Gizi saat hamil yang kurang, umur kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun
e. Jarak hamil dan persalinan terlalu dekat, pekerjaan yang terlalu berat
f. Penyakit menahun ibu : hipertensi, jantung, gangguan pembuluh darah
2. Faktor kehamilan
a. Hamil dengan hidramnion, hamil ganda, perdarahan antepartum
b. Komplikasi kehamilan : preeklamsia/eklamsia, ketuban pecah dini
3. Factor janin
a. Infeksi congenital (missal : rubella)
b. Cacat bawaan, infeksi dalam rahim
4. Faktor yang masih belum diketahui
4.PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan glucose darah terhadap hipoglikemia
2. Pemantauan gas darah sesuai kebutuhan
3. Titer Torch sesuai indikasi
4. Pemeriksaan kromosom sesuai indikasi
5. Pemantauan elektrolit
6. Pemeriksaan sinar X sesuai kebutuhan ( misal : foto thorax )
5.PATHOFISIOLOGY
Menurunnya simpanan zat gizi.Hampir semua lemak, glikogen, dan mineral, seperti
zat besi, kalsium, fosfor dan seng dideposit selama 8 minggu terakhir
kehamilan.Dengan demikian bayi preterm mempunyai peningkatan potensi terhadap
hipoglikemia, rikets dan anemia.
Meningkatnya kkal untuk bertumbuh. BBLR memerlukan sekitar 120 kkal/ kg/hari,
dibandingkan neonatus aterm sekitar 108 kkal/kg/hari
Belum matangnya fungsi mekanis dari saluran pencernaan.Koordinasi antara isap
dan menelan, dengan penutupan epiglotis untuk mencegah aspirasi pneumonia,
belum berkembang dengan baik sampai kehamilan 32-42 minggu.Penundaan
pengosongan lambung dan buruknya motilitas usus sering terjadi pada bayi preterm.
Kurangnya kemampuan untuk mencerna makanan. Bayi preterm mempunyai lebih
sedikit simpanan garam empedu, yang diperlukan untuk mencerna dan mengabsorbsi
lemak , dibandingkan bayi aterm. Produksi amilase pankreas dan lipase, yaitu enzim
yang terlibat dalam pencernaan lemak dan karbohidrat juga menurun.Kadar laktase
juga rendah sampai sekitar kehamilan 34 minggu.
Paru-paru yang belum matang dengan peningkatan kerja bernafas dan kebutuhan
kalori yang meningkat. Masalah pernafasan juga akan mengganggu makanan secara
oral.
Potensial untuk kehilangan panas akibat luasnya permukaan tubuh dibandingkan
dengan berat badan, dan sedikitnya lemak pada jaringan bawah kulit memberikan
insulasi.Kehilangan panas ini meningkatkan keperluan kalori. (Moore, 1997)
6.PENATALAKSANAAN
Medis
a. Resusitasi yang adekuat, pengaturan suhu, terapi oksigen
b. Pengawasan terhadap PDA (Patent Ductus Arteriosus)
c. Keseimbangan cairan dan elektrolit, pemberian nutrisi yang cukup
d. Pengelolaan hiperbilirubinemia, penanganan infeksi dengan antibiotik yang
tepat
Penanganan secara umum :
a.Penanganan bayi
Semakin kecil bayi dan semakin premature bayi, maka semakin besar
perawatan yang diperlukan, karena kemungkinan terjadi serangan sianosis
lebih besar. Semua perawatan bayi harus dilakukan didalam incubator
b.Pelestarian suhu tubuh
Bayi dengan berat lahir rendah, mempunyai kesulitan dalam mempertahankan
suhu tubuh. Bayi akan berkembang secara memuaskan, asal suhu rectal
dipertahankan antara 35,50 C s/d 370 C.Bayi berat rendah harus diasuh dalam
suatu suhu lingkungan dimana suhu normal tubuhnya dipertahankan dengan
usaha metabolic yang minimal. Bayi berat rendah yang dirawat dalam suatu
tempat tidur terbuka, juga memerlukan pengendalian lingkungan secara
seksama. Suhu perawatan harus diatas 25 0 C, bagi bayi yang berat sekitar
2000 gram, dan sampai 300C untuk bayi dengan berat kurang dari 2000 gram
c.Inkubator
Bayi dengan berat badan lahir rendah, dirawat didalam incubator. Prosedur
perawatan dapat dilakukan melalui “jendela“ atau “lengan baju“. Sebelum
memasukkan bayi kedalam incubator, incubator terlebih dahulu dihangatkan,
sampai sekitar 29,40 C, untuk bayi dengan berat 1,7 kg dan 32,20C untuk bayi
yang lebih kecil. Bayi dirawat dalam keadaan telanjang, hal ini memungkinkan
pernafasan yang adekuat, bayi dapat bergerak tanpa dibatasi pakaian, observasi
terhadap pernafasan lebih mudah.
d.Pemberian oksigen
Ekspansi paru yang buruk merupakan masalah serius bagi bayi preterm BBLR,
akibat tidak adanya alveolo dan surfaktan. Konsentrasi O2yang diberikan
sekitar 30- 35 % dengan menggunakan head box, konsentrasi o2 yang tinggi
dalam masa yang panjangakan menyebabkan kerusakan pada jaringan retina
bayi yang dapat menimbulkan kebutaan
e.Pencegahan infeksi
Bayi preterm dengan berat rendah, mempunyai system imunologi yang kurang
berkembang, ia mempunyai sedikit atau tidak memiliki ketahanan terhadap
infeksi. Untuk mencegah infeksi, perawat harus menggunakan gaun khusus,
cuci tangan sebelum dan sesudah merawat bayi.
f.Pemberian makanan
Pemberian makanan secara dini dianjurkan untuk membantu mencegah
terjadinya hipoglikemia dan hiperbillirubin. ASI merupakan pilihan pertama,
dapat diberikan melalui kateter ( sonde ), terutama pada bayi yang reflek hisap
dan menelannya lemah. Bayi berat lahir rendah secara relative memerlukan
lebih banyak kalori, dibandingkan dengan bayi preterm.
B.KEPERAWATAN
1.PENGKAJIAN
1. Biodata terjadi pada bayi premature yang dalam pertumbuhan di dalam kandungan
terganggu
2. Keluhan utama : menangis lemah,reflek menghisap lemah,bayi kedinginan atau suhu
tubuh rendah
3. Riwayat penyakit sekarang lahir spontan,SC,umur kehamilan antara 24-37
minggu,berat badan kurang atau sama dengan 2500gram,apgar pada 1-5menit,0-3
menunjukkan kegawatan yang parah,4-6 kegawatan sedang,dan 7-10 normal
4. Riwayat penyakit dahulu ibu memiliki riwayat kehamilan premature,kehamilan
ganda,hidramnion
5. Riwayat penyakit keluarga adanya penyakit tertentu yang menyertai
kehamilan,seperti DM,TB Paru,Hipertensi,Kista,Tumor kandungan
6. ADL
a. pola nutrisi : Reflek saking lemah, Volume lambung kurang, daya absorssi
kurang/ lemah sehingga kebutuhan nutrisi terganggu
b. pola istirahat tidur: terganggu oleh karena hipotermia
c. pola personal hygien: Tahap awal tidak di mandikan
d. pola aktivitas : gerakan tangan dan kaki lemas
e. pola eliminasi : Bab yang pertama kali keluar adalah mekonium, produksi urin
rendah
7. pemeriksaan
a. pemeriksaan umum : kesadaran komposmentis, suhu <36,5 , nadi 180 x/mnt,
pada menit1, kemudian menurun sampai 120 – 140 x/mnt, RR 80 x/mnt, pada
menit 1 kemudian menurun sampai 40x/mnt
b. pemeriksaan fisik
1. system sirkulasi atau cardiovaskuler : frekuensi dan irama jantung rata-rata 120
sampai 160 x/mnt, bayi jantung (murmur / gallop ), warna kulit bayi sianosis atau
pucat, pengisian capillary refill ( kurang dari 2-3 detik )
2. system pernafasan : bentuk dada barel atau cembung, pengunaan otot aksesoris,
cuping hidung, interkosal, frekuensi dan keteraturan pernafasan rata-rata antara
40-60 x/mnt, bunyi pernafasan adalah stridor,wheezing atau ronkhi
3. system gastrointestinal : distensi abdomen (lingkar perut bertambah,kulit
mengkilat) peristaltic usus,muntah ( jumlah, warna, konsistensi dan bau )BAB
(jumlah , warna, karakteristik dan bau),refleks menelan dan menghisap yang
lemah.
4. System genitourinalia : abnormalitas genitalia, hipospadia, urin
( jumlah,warna,berat jenis dan PH )
5. System neurologis dan musculoskeletal : gerakan bayi, reflek mooro, menghisap,
menggengam,plantar,posisi atau sikap bayi fleksi , ekstensi,ukuran lingkar kepala
< 33cm, respon pupil, tulang,kartilago telingga belum tumbuh dengan sempurna,
lembut dan lunak
6. System termoregulasi ( suhu ) : suhu kulit dan aksila, suhu lingkungan
7. System kulit : keadaan kulit ( warna, tanda iritasi , tanda lahir,lesi,pemasangan
infuse ),tekstur dan turgor kulit kering,halus dan terkelupas
8. Pemeriksaan fisik : BB sama dengan atau kurang dari 2500gr, PB sama dengan
atau kurang dari 46cm, LK sama dengan atau kurang dari 33cm, LD sama dengan
atau kurang dari 30cm,, keadaan rambut tipis, halus, lanugo pada punggung dan
wajah pada wanita klitoris menonjol sedangkan pada laki-laki skrotum belum
berkembang, tidak mengantung dan testis belu turun, kulit keriput
2.DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Perubahan suhu tubuh b.dimaturitasmassa tubuh terhadap area permukaan,
fungsiginjalyangbelum matur.
5) Tidak efektif pola nafas b.d imaturitas fungsi paru, kelemahan otot pernafasan,
krangnyasurfaktan.
lemahnyaototpernafasan.
8) Peningkatankadarbilirubinb.dbelumsempurnanyafungsihati,proses pemecahan
9) Terjadinyakomplikasisalurancernausushalus(NEC)b.dimaturitas
fungsiinstestinal, hipoperfusiusus.
pengalamandalammerawatbayi,persepsiyangsalahpada orangtuaterhadap
informasiyangdiberikan.
a. Diagnosakeperawatan 1
Data subyektif:-
Data obyektifnya:
Kutismemorata
Klinispucat
Sianosisperifer
Tujuan:perubahansuhutubuhteratasi/tidakterjadisetelahdilakukan tindakan
keperawatan
Kriteria hasil:
0 0
1) Suhu 36 C – 37 C
2) Akralhangat
3) Kutismemoratatidak ada
4) Kulithangat
5) Klinismerah
2) Kajiadanyatanda-tandahipothermiseperti:akraldingin,sianosis perifer,
9) Kolaborasidengandokteruntukprogrammetodekanggurubila kondisisudah
b. Diagnosakeperawatan 2
Data subyektif:
Data obyektifnya:
1) Bayi aktif.
2) Kejangtidak ada.
3) Jiternesstidakada
5) Akral terabahangat
6) Kadarguladarah dalambatasnormal
Intervensikeperawatan:
c. Diagnosakeperawatan 3
Data subyektif:-
Data obyektifnya:
Keadaan umumlemah
PenurunanBBlebihdari 10%
Reflekhisaplemah
Kembung
Residulambung....cc
Bisingusus...
Tujuan:gangguannutrisiteratasi/tidakterjadisetelahdilakukantindakkan keperawatan.
Kriteria hasil:
1) Keadaan umumbaik.
2) BBtidak turun.
4) Kembungtidakada.
5) Residu tidakada.
6) BUbaik.
Intervensikeperawatan:
6)Beripenkespadaorangtuatentang pentingnyapemberianminumsecara
d.Diagnosakeperawatan 4
ginjalyangbelum matur.
Data subyektif:-
Data obyektifnya:
UUBcekung
Matacekung
Mukosamulutkering
Hasil
elektrolit....
Diuresis...
Matasembab
Edema
Tujuan:gangguankeseimbangancairandanelektrolitteratasi/tidakterjadi
Kriteria hasil:
2) UUBdatar.
5) Hasil elektrolitdalambatasnormal.
6) Diuresis2-3 cc/kgBB/jam.
Intervensikeperawatan:
1) Kajitanda-tandagangguankeseimbangancairandanelektrolit,seperti: ubun-
5) Beripenkespadaorangtuatentangtanda-tandagangguankeseimbangan
dehidrasi
6) Kolaborasidengan dokterdalampemeriksaanlaboratoriumelektrolit.Rasional
: mengetahui nilai elektrolityg terkandung dalam darah
e. Diagnosakeperawatan 5
kurangnyasurfaktan.
obyektifnya: Sesak
Sianosis
Retraksi
NCH
Merintih
SpO2
RR
Downscore
Hasil rontgen
Tujuan:tidakefektifnyapolanafasteratasi/tidakterjadisetelahdilakukan tindakkan
keperawatan.
Kriteria hasil:
2.Sianosistidak ada.
3.Retraksitidak ada.
6.SpO2 88%-92 %
8.Down score0
9.Hasilrontgen perbaikan
Intervensikeperawatan:
2) Kajiadanyatanda-tandagangguannafassepertisesak,sianosis,NCH,
4) Lakukanpenilaiangangguanpernafasandenganmenggunakanmetode down
f. Diagnosakeperawatan 6
Gangguanpertukarangasb.dketidakseimbanganperfusiventilasi,lemahnya
ototpernafasan.
Data subyektif:-
Data obyektifnya:
Sesak
Sianosis
RR
NCH
Merintih
Downscorw
HasilAGD
Tujuan:gangguanpertukarangasteratasi/tidakterjadisetelahdilakukan tindakkan
keperawatan.
Kriteria hasil:
1) RR 40-60 x/m.
3) Sianosistidak ada.
4) NCHtidak ada.
5) Retraksitidak ada.
6) Merintih tidak ada.
7) Down score0.
8) HasilAGDdalambatasnormal.
Intervensikeperawatan:
2) Kajiadanyatanda-tandagangguannafassepertisesak,sianosis,NCH,
4) Lakukanpenilaiangangguannafasdenganmenggunakansistemdown score.Rasional
g. Diagnosakeperawatan 7
Infeksib.dimaturitasdayaimunitasbayi,transmisimikroorganismedariibu kebayi.
Data subyektif:-
Data obyektifnya:
Lethargi
Kliniskuning
Suhu....oC
RR
HR
Tangismelengkingataulemah
Reflekhisaplemah
Hasil kulturdarah
CRP
ITRatio
Tangis lemah
keperawatan.
Kriteria hasil:
2) Klinismerah.
3) Tanda-tandavitaldalambatasnormal.
4) Tangisnormal.
7) CRPkurangdari5.
8) ITRatio dalambatasnormal.
Intervensikeperawatan:
7) Beripenkeskepadaorangtuatentanngpentingnyacucitangansebelum
infeksi
8) Libatkan orangtuadalamprosedurcucitangan
sebelummemegangbayi.Rasional : mengikutsertakan orangtua dalam
mencegah terjadinya penyebaran infeksi
h. Diagnosakeperawatan 8
Peningkatankadarbilirubinb.dbelumsempurnanyafungsihati,proses pemecahan
rhesus.
Data subyektif:-
Data obyektifnya:
Kliniskuning
Letarghi
Kadar bilirubin
Riwayat lahir
Reflek hisap
Tujuan:peningkatankadarbilirubinteratasi/tidakterjadisetelahdilakukan
tindakkan keperawatan.
Kriteria hasil:
1) Klinismerah.
2) Bayi aktif.
Intervensikeperawatan:
i. Diagnosakeperawatan 9
Terjadinyakomlikasisalurancernausushalus(NEC)b.dimaturitasfungsi
intestinal, hipoferfusiusus.
Data subyektif:-
Data obyektifnya:
Letarghi
Distensi abdomen
Muntah
Lingkar perut
Reflek hisaplemah
BU
Tujuan:komplikasisalurancernausushalus(NEC)teratasi/tidakterjadi setelah
Kriteria hasil:
1) Bayi aktif.
3) Muntah tidakada.
4) Residu tidakada.
5) LPdalambatasnormal.
8) BUbaik
Intervensi keperawatan:
2) Ukur tanda-tandavital.
Rasional : mengetahui tanda vital
3) Kaji tanda-tandaNEC seperti muntah, kembung, bising usus
lemah.Rasional :mengetahui tanda gangguan pada usus
j. Diagnosakeperawatan 10
Data subyektif:-
Data obyektifnya:
keperawatan.
Kriteria hasil
2) Ekspresiwajah orangtuanampakcemas.
Intervensikeperawatan:
1) Kaji tingkatkecemasan
orangtua.Rasional : mengetahui
seberapa besar cemas orangtua
3) Binahubungan salingpercayadengan
orangtua.Rasional : membina saling percaya
4) Beripenkeskepadaorangtua tentangkondisikesehatan
bayi.Rasional : agar orangtua mengerti kondisi bayi
6) Kolaborasidengandokteruntukmemberikanpenjelasantentangproses
k. Diagnosakeperawatan 11
terhadapinformasiyangdiberikan.
Data subyektif:-
Data obyektifnya:
dilakukantindakkan keperawatan.
Kriteria hasil:
Intervensikeperawatan:
kondisi bayi
5) Kolaborasidengandokteruntukmemberikanpenjelasan tentangproses
D. Evaluasi
Evaluasimerupakan pengukurankeberhasilandarirencana
keperawatandengancaramembandingkanhasilpengukurandengankriteria
evaluasipadatujuanuntukmengetahuiterpenuhinyakebutuhanklienpada
A. PENGKAJIAN
1. Identitas pasien :
a. Nama bayi : By. Ny.P
b. Umur / Tanggal lahir : 3 Hari / 19/5/20
c. No CM : T091382
d. Suku Bangsa : Jawa
e. Alamat : Nogosari rt 07/01 glogong nogosari boyolali
2. Identitas Penanggung Jawab
a. Nama : Tn.j
b. Umur : 40 Tahun
c. Pekerjaan : Swasta
d. SukuBangsa : Jawa
f. Alamat : Nogosari rt 07/01 glogong nogosari boyolali
H. Rencana Keperawatan
1. Observasi tanda-tanda distresnafas
2. Cuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi
3. Kaji reflek hisap dan menelan
4. Beri o2 sesuai advis
5. Lakukan minimal handling
6. Beri diit sesuai advis
I. Perencanaan Perawatan Interdisiplin/Referal
1. Diet dan nutrisi : Tidak Ya
2. Rehabilitasi medik : Tidak Ya
3. Farmasi : Tidak Ya ampicillin 2x100mg,gentamicin
1x10mg,aminofhilin 3x5mg
4. Perawatan luka : Tidak Ya
5. Manajemen nyeri : Tidak Ya
6. Lain-lain : Tidak Ya
B.PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil laboratorium tgl 19/5/20 16.00
Darah rutin;
Hb ; 14,90 gr/dl
Ht ; 41 %
Leukosit ; 21.500 /mm3
Trombosit ; 71.000 /mm3
Hitung jenis ;
Basofil ;0%
Eosinofil ;1%
Batang ;1%
Segmen ; 31 %
Limfosit ; 66 %
Monosite;1%
Gds;32mg/dl l
Gds ulang post bolus d10% jam 16.30
Gds ; 67mg/dl
Gds tgl 20/5/20 jam 09.30
Gds 69 mg/dl
Hasil babygram tgl 20/5/20 (HMD grade 1)
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam bab ini penulis akan membahas mengenai kesenjangan yang ditemukan
antara teori dan kasus yaitu asuhan keperawatan pada by.ny.P dengan BBLR Prematur di
ruang perawatan NICU RS Hermina SOLO. Penulis mencoba membahas dari hasil
asuhan keperawatan yang telah dilakukan dan membandingkan dengan tinjauan teori.
Uraian pembahasan ini di sesuaikan berdasarkan tahap proses keperawatan yang meliputi
pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi keperawatan.
A. Pengkajian
Pada umumnya pengkajian yang ada di teori sama di lapangan hampir sama menggunakan
pengkajian persistem berdasarkan tanda dan gejala bayi BBLR Prematur.
Menurut Ribek dkk. (2011), ada 3 klasifikasi dari berat badan lahir rendah, yakni:
i. Berat badan lahir rendah sedang yaitu bayi lahir dengan berat badan 1501
sampai 2500 gram.
ii. Berat badan lahir sangat rendah yaitu bayi lahir dengan berat badan
kurang dari 1500 gram.
iii. Berat badan lahir sangat rendah sekali yaitu bayi lahir dengan berat badan
kurang dari 1000 gram.
Dan pada kasus pada by ny P tergolong pada BBLR sedang
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang ditemukan pada teori ada 11 diagnosa keperawatan
sedangkan diagnosa keperawatan yang ditemukan pada kasus ada 3 diagnosa. Berikut
diagnosa yang di temukan di teori dan yang tidak ditemukan di kasus adalah :
1.Perubahan suhu tubuh
2.Penurunan kadar gula darah
3.Gangguan keseimbangan dan elektrolit.
5.Gangguan pertukaran gas
6.Peningkatan kadar bilirubin
7.Terjadinya komplikasi saluran cerna
8.cemas ot
9.Kurang pengetahuan ot
C. Perencanaan
Menurut teori kasus langkah-langkah perencanaan meliputi prioritas masalah,
menetapkan tujuan, dan kriteria evaluasi serta menyusun rencana tindakan.Prioritas masalah
pada kasus berbeda dengan teori.Pada kasus masalah yang penulis prioritaskan adalah pola
nafas tidak efektif berhubungan dengan imaturitas paru,di tandai dengan bayi sesak rr 40-
73x/mnt,syanosis,retraksi minimal,nafas on ncpap peep 7,flow 10,fio2 35%,infeksi
berhubungan dengan imaturitas imun.dari hasil pemeriksaan lab leukosit
21.500/mm3,trombosite 71.000/mm3, resti gangguan nutrisi berhubungan dengan reflek
hisap yang lemah dikarenakan pada bayi dengan BBLR prematur yang reflek hisap dan
menelannya lemah relatife memerlukan lebih banyak kalori dibanding dengan bayi
normal.Pada kasus, waktu yang tentukan pada tujuan perencanaan dengan melihat kondisi
pasien sedangkan di teori berdasarkan data yang biasanya didapat pada pasien dengan
premature dan BBLR, sehingga kriteria waktu pada kasus bisa lebih singkat atau lebih
panjang dari teori.Kriteria hasil yang ada di kasus berdasarkan data objektif dan subyektif
sedangkan di teori berdasarkan pada manifestasi klinis penyakit premature dan BBLR.
Rencana tindakan pada kasus berdasarkan 5 aspek perencanaan,yaitu observasi, tinadakan
mandiri, libatkan ortu, penkes ortu dan tindakan kolaborasi.
Pada pelaksanaan semua rencana dapat dilaksanakan sesuai rencana yang telah di
susun dan disesuaikan dengan kondisi klien.Beberapa tindakan yang dilakukan dan respon
klien terhadap setiap tindakan untuk mengatasi diagnosa keperawatan yang ditemukan di
dokumentasikan pada catatan keperawatan.Selain itu juga setiap perawat yang melakukan
dokumentasi dengan mencatat tindakan yang di intervensi, waktu pelaksanaan tindakan dan
menandatangani catatan perawatan yang dilakukan.
D. Implementasi
Pada pelaksanaan rencana dapat dilaksanakan sesuai intervensi yang telah di susun dan
disesuaikan dengan kondisi klien.Beberapa tindakan yang dilakukan dan respon klien
terhadap setiap tindakan untuk mengatasi diagnosa keperawatan yang ditemukan di
dokumentasikan pada catatan keperawatan.Selain itu juga setiap perawat yang melakukan
dokumentasi dengan mencatat tindakan yang di intervensi, waktu pelaksanaan tindakan dan
menandatangani catatan perawatan yang dilakukan.
E. Evaluasi
Setelah melakukan tindakan keperawatan, maka langkah yang terakhir adalah evaluasi
terhadap diagnosa keperawatan yang ditemukan pada klien.Dari 3 diagnosa keperawatan
yang ditemukan pada pasien semua masalah belum teratasi dan tidak terjadi, dan pasien
masih dalam perawatan.